Anda di halaman 1dari 20

LBM 1 MODUL PENGLIHATAN

STEP 1

Visus 6/6 : pemeriksaaan tajam penglihatan, menununjukkan kemmpuan jarak baca


penderita 6 atas, 6 bawah kemampuan pembaca pada orang normal.

Ortoforia : kedudukan bola mata dimana kedudukan bola mata, kerja otot luar mata
seimbang sehingga memngkinkan kerja mata maksimal.jarang terjadi dan
tergeser 3-5 derajat bidang horizontal dan 2-3 derajat bidang vertikal.

STEP 2

1. Bagaimana anatomi dan histologi mata?


2. Bagaimana fisiologi mata?
3. Bagaimna untuk menentukan mata normal dan pemeriksaanya(visus, buta warna,
refleks pupil)?
4. Bagaimana menjaga penglihatannya tetap baik?
5. Bagaimana pemeriksaan visus?
6. Jelaskan interpretasi visus 6/6, tidak buta warna, ortoforia -, tidak ada
perdangan(jenis)?
7. Bagaimana mekanisme melihat?
8. Apa saja macam macam gerakan bola mata?
9. Bagaimna mata bisa bergerak?
10. Mengapa mata tidak kering dan tidak ada debu di matanya?

STEP 3

1. Bagaimana anatomi dan histologi mata?

Histologi

Mata adalah organ indera yang sangat khusus bagi penglihatan dan fotoresepsi. Setiap
bola mata dikelilingi oleh 3 lap yg berbeda. Lapisan luar adalah sclera, di bagian dalam
sclera terdapat lapisan berpigmen padat yang disebut koroid. Lapisan paling dalam mata
adalah retina. Di atas mata terdapat kelenjar lakrimalis yg sec tetap menghasilkan air
mata. Secret lakrimal mengandung mukosa, garam, dan enzim anti bakteri lisozim.
Fungsinya untuk membasahi, melindungi, melumasi dan membersihkan permukaan mata.

Humour aquous yg terdapat di dlm COP dan COA membasuh kornea dan lensa yang
avaskuler dan memasok nutrient dan oksigen ke struktur struktur ini. Ruang vitreus di
belakang lensa mengandung masa mirip gelatin yg disebut ruang vitreum.

Retina bersifat fotosensitif dan mengandung 3 neuron : fotoreseptif yaitu sel batang (
sangat sensitive terhadap cahaya, terutama cahaya lemah yaitu pd malam hari) dan sel
kerucut (yg tidak sensitive pd cahaya lemah dan berespon baik pd cahaya terang), sel
ganglion, sel bipolar.

Kelenjar lakrimalis
Kelenjar asini

Bentuk dan ukuran bervariasi, mirip jenis serosa tapi lumennya besar. Ada yang
menampakkan kantung2 tak teratur dengan sel di dalamnya. Sel2 asinar lebih silindris
daripada piramidal mengandung granul sekresi dan tetes lipid besar dan terpulas lemah.

Duktus eksekretorius intralobular

Saluran yang terletak di dalam sebuah lobus dan diantara kantung2 asini. Duktus
intralobular yang kecil dilapisi epitel selapis kuboid atau silindris. Duktus intralobular yang
lebih besar terdiri dari dua lapis sel silindris rendah atau epitel bertingkat semu.

Duktus interlobular

Saluran yang terletak diantara lobus dan diantara kantung2 asini. Terdiri dari dua lapis sel
silindris rendah atau epitel bertingkat semu.

Sel mioepitel : mengelilingi tiap2 asini

Kornea

Epitel anterior

Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan tanpa papil.

Membran limitans anterior (membran BOWMAN)


Di bawah epitel kornea berasal dari stroma kornea di bawahnya.

Stroma kornea (substansia propria)

Membentuk badan kornea terdiri atas serat kolagen paralel yang membentuk lamela tipis
dan lapisan2 fibroblas gepeng bercabang yaitu keratosit diantara serat kolagen.

Membran limitans posterior (membran DESCEMENT)

Membran basal yang berada di posterior dari stroma kornea.

Endotel

Menutupi permukaan posterior kornea tersusun dari epitel kuboid rendah.

Retina, koroid, dan sklera

Dinding bola mata terdiri atas sclera, koroid, dan retina. Retina mengandung sel
sel reseptor fotosensitif. Di antara berkas kolagen terdapat anyaman serat elastin halus.
Fibroblast gepeng atau memanjang terdapat di seluruh sclera dan melanosit terdapat di
lap paling dalam

Lapisan koroid dan retina

Koroid di bagi atas beberapa lapis : lamina suprakoroid, lap vaskuler, lap koriokapiler dan
membrane limitans transparan atau membran vitrea.

Lamina suprakoroid terdiri atas lamella serat serat kolagen halus, anyaman serat
elastin luas, fibroblast, dan banyak melanosit besar.

Lapisan vaskuler mengandung banyak pembuluh darah berukuran sedang dan besar.

Lapisan koriokapiler mengandung anyaman kapiler dengan lumen besar di dalam


stroma serat kolagen dan elastin halus.

Membrane vitrea bersebalahan dengan sel sel pigmen.

Di sebelah sel sel pigmen terdapat lap fotosensitif yg terdiri dari sel batang
langsing dan sel kerucut yg lebih tebal. Kedua sel ini terdapat di sebelah membrane
limitan eksterna yg dibentuk oleh cabang cabang sel neuroglia, yaitu sel sel muller.
Sumber : Atlas Histologi.

FISIOLOGI

Jaras penglihatan :

Retinamll nervus opticus,di kiasma optikum semua serabut dari bagian nasal
retina menyeberangi garis tengah,tempat mereka bergabung dgn serabut2 yang berasal
dari bagian temporal retina mata yang lain shg terbentuk traktus optikus nucleus
genikulatum lateral dorsalis serabut genikulokalkarina berjalan melalui radiasi optika (
traktus genikulokalkarina) korteks penglihatan primer yang terletak di area kalkarina
lobus oksipitalis.

Selain itu serabut2 penglihatan melalui tempat2 lain di otak ;

- Dari traktus optikus menuju nucleus suprakiasmatik di hipotalamus,mungkin


untuk pengaturan irama sirkadian.

- Ke nuclei pretektalis,untuk mendatangkan gerakan reflek mata agar mata


dapat difokuskan kearah objek yang penting dan untuk mengaktifkan reflex
pupil terhadap cahaya,

- Ke kolikulus superior,untuk pengaturan arah gerakan cepat kedua mata

- Menuju nucleus genikulatum lateral ventralis pada thalamus dan kemudian ke


daerah basal otak sekitarnya,diduga untuk membantu mengendalikan
beberapa fungsi sikap tubuh.

Sumber : Fisiologi Kedokteran, Guyton N Hall, ed. 11.

FISIOLOGI MELIHAT WARNA

Sinar/ cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri dari paket-paket
energi mirip partikel yg dinamai foton berjalan dlm bentuk gelombang.

Cahaya tampak sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik total.

Masing-masing jenis sinar, memiliki panjang gelombang dan amplitudo (tinggi gelombang)
yang berbeda-beda dipersepsikan oleh mata sebagai sensasi warna (beda jenis sinar,
beda persepsi).
FOTORESEPTOR

Di salah satu bagian dalam sel fotoreseptor (rods&cones) terdapat banyak molekul
fotopigmen sangat peka terhadap rangsangan cahaya.

Pada sel batang fotopigmen jenis Rodopsin menyerap semua gelombang cahaya
tampak sel batang tidak dapat membedakan warna

Pada sel kerucut berespon secara selektif terhadap berbagai panjang gelombang cahaya.
Secara selektif (menyerap gelombang tertentu) bisa membedakan warna 3 jenis (sel
kerucut merah, hijau, dan biru)

Sel kerucut paling banyak terdapat di fovea centralis dan makula lutea ketajaman melihat
berbagai jenis warna >>

BUTA WARNA

Kondisi dimana seseorang tidak memiliki sel-sel kerucut jenis tertentu. persepsi warna
berbeda.

Fisiologi Manusia, Sherwood.

2. Bagaimana fisiologi mata?

i. Sclera

1. Bersama kornea merupakan pembungkus dan pelindung isi


bola mata

ii. Kornea

1. Merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup


bola mata di sebelah depan

iii. Uvea

1. Iris mengatur secara otomatis masuknya sinar ke dalam


bola mata

2. Badan siliar menghasilkan humor aquosus

3. Koroid member nutrisi pada retina dan bagian mata


lainnya

iv. Pupil

1. Mengecil untuk mencegah aberasi kromatis pada akomodasi


dan untuk memperdalam focus seperti pada kamera foto
yang diafragmanya dikecilkan

v. Lensa mata

1. Berperan penting dalam akomodasi

vi. Retina

1. Menerima rangsangan cahaya

Sumber : Ilmu Penyakit Mata, Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, SpM, FKUI : 2002

sistem lakrimalis terdiri dari sistem sekresi dan sistem ekskresi.


Sistem sekresi terdiri dari komponen yang memproduksi air mata (tear film),
yaitu kelenjar lakrimalis utama, kelenjar lakrimalis asesorius (kelenjar Krause
dan Wolfring), kelenjar Meibom, dan sel Goblet conjunctiva. Sedangkan
sistem ekskresi akan mengalirkan hasil sekresi kelenjar-kelenjar tersebut
masuk ke rongga hidung melalui meatus nasi inferior. Untuk mencegah aliran
balik udara maupun lendir dari hidung masuk kedalam saluran lakrimalis,
maka mukosa saluran lakrimalis membentuk lipatan yang berfungsi sebagai
katup (katup Hasner).

Sistem ekskresi terdiri dari :

a. Pungtum lakrimalis (superior dan inferior)


b. Kanalikuli lakrimalis (superior dan inferior)
c. Sakus lakrimalis
d. Duktus nasolakrimalis

Mekanisme menangis bisa disebabkan oleh karena emosi dan bisa juga karena
iritasi.
EMOSI
Rangsangan emosi Hipotalamus N.7 (n.fascialis) Aparatus Lacrimal
IRITASI
RangsanganIritasi N.5 N.7 Aparatus lacrimalis

Perjalanan Air Mata:


Aparatus lakrimal(lateral) Mengeluarkan air mataDuctuli ekskretori
Pungtum lakrimalis Kanalikuli Lakrimalis Saccus Lakrimalis Ductus
Nasolacrimalis Meatus nasal tepatnya di conca nasalis inferior
Tear film terdiri dari 3 komponen, yaitu :

Lipid, lapisan paling superficial yang dihasilkan oleh kelenjar Meibom


yang terdapat di palpebra superior dan inferior. Tebal lapisan ini 0,1
um
Akuos, lapisan tengah (paling tebal) yang dihasilkan oleh kelenjar
Lakrimalis utama dan kelenjar lakrimalis asesorius (kelenjar Krause
dan Wolfring). Tebal lapisan ini 7 um. Selain air sebagai komponen
utama, juga terdiri dari elektrolit, glukosa, oksigen, protein (termesuk
imunoglobulin A), enzim dan komponen lainnya.
Mucin, lapisan paling profunda yang dihasilkan oleh sel Goblet
conjunctiva. Tebal lapisan ini 0,02 0,05 um. Selain dihasilkan oleh
sel Goblet, mucin juga diproduksi oleh epitel permukaan conjunctiva
dan kornea yang disebut dengan N-linked mucin. Sedangkan mucin
yang dihasilkan oleh sel Goblet disebut dengan O-linked mucin.

Tear film mempunyai fungsi utama untuk :

a. Melapisi dan melumasi permukaan kornea (sebagai sistem


optik)

b. Membersihkan debris dari permukaan bola mata


c. Suplai oksigen dan nutrisi untuk epitel kornea
d. Mengandung faktor pertumbuhan dan antibakteri

3. Bagaimana mekanisme melihat?


Di mata ada fotoreseptordi retinasebelum di oroses dibiaskan dari
corneaaquous humorlensa(akomodasi)corpus vitreum
Lapisan retina
- Saraf optic
- Sel ganglion
- Sel amacrine
- Sel bipolar
- Sel horizontal
- Sel kons dan batang berperan fotoreseptor.
- Sel batang
- Sel epitel
Retina dibagi 2 fovea centralis(konuswarna) dan perifer(batang dan
conusremang-remang)ganglion sel p(ke warna) dan sel m(kontras dan
pergerakan cahaya di retina)saraf optikimpuls dijalarkan laginyilang di
chiasma opticum setelah melewati tractus opticusdi proses melihat di nucleus
Geniculatum lateral di lobus parietal dan temporalselain itu ke nucleus
pretectalisrefleks leher, membrancoliculus cranialispupil(m.ciliarisnya
kontraksi)
Warna di retina ada sel kerucut dan batang
Bisa lihat warna putih krena ke tiga reseptor di kerucut jumlahnya sama banyak

4. Jelaskan interpretasi visus 6/6, tidak buta warna, ortoforia -, tidak ada
perdangan(jenis)?
Visus 6/6 = pemeriksaaan tajam penglihatan, menununjukkan kemmpuan jarak baca
penderita 6 atas, 6 bawah kemampuan pembaca pada orang normal.
Melihat gambar huruf nominator 6 m, denominator dilihat dari jarak yang ada
dikartunya.rumus d/D(kemampuan sesungguhnya)
Buta warnaada 3 trichomat dibagi 3 trichomat anomali(ada gangguan di satu
pigmen umunya susah membedakan warna merah dan hijau), trichomat
protonanomali(gangguan warnna merah), trichomat deutronomali (lebih banyak
gangguan warna hijau. keadaan pasien mpunyai 3 pigmen kerucut yang mengatur
fungsi penglihatan, dicromat(mempunyai 2 pigmen kerucut mengaalami gangguan
dalam membedakan warna) ada 3(ptononatiapaling sering ditemukan di warna
meah hijau),deutronatiakekuranagn pigmen hijau,tritanatiasulit membedakan
warna merah ke kuning),monocromat(mempunyai satu pigmen kerucut) sering
mengeluh fotopobia, tajam penglihatan kurang.
5. Bagaimna mata bisa bergerak dan macam-macamnya?

Otot-otot yang berperan dalam menggerakkan bola mata


Nama otot Origo Insersio Persarafan Fungsi

Otot-otot ekstrinsik bola mata

m. rectus Annulus Permukaan n. oculomotoris Mengangkat


superior tendineus pada superior bola (III) cornea ke atas
dinding mata tepat dan medial
posterior orbita posterior
terhadap taut
corneo-scleral

m. rectus Annulus Permukaan n. oculomotoris Menurunkan


inferior tendineus inferior bola (III) cornea ke
communis pada mata tepat bawah dan
dinding posterior medial
posterior orbita terhadap taut
corneo-scleral

m. rectus Annulus Permukaan n. oculomotoris Memutar bola


medialis tendineus medial bola (III) mata sehingga
communis pada mata tepat cornea
dinding posterior menghadap ke
posterior orbita terhadap taut medial
corneo-scleral

m. rectus Annulus Permukaan n. abduscens Memutar bola


lateralis tendineus lateral bola (VI) mata sehingga
communis pada mata tepat cornea
dinding posterior menghadap ke
posterior orbita terhadap taut lateral
corneo-scleral

m. obliqus Dinding Melalui n. trochlearis Memutar bola


superior posterior orbita trochlea dan (IV) mata sehingga
dilekatkan pada cornea
permukaan menghadap ke
superior bola bawah dan
mata, dibawah lateral
m. rectus
superior

m. obliqus Dasar orbita Permukaan n. oculomotoris Memutar bola


inferior lateral bola (III) mata sehingga
mata, profunda cornea
terhadap m. menghadap ke
rectus lateralis atas dan lateral

Otot-otot intrinsic bola mata

m. sphincter Parasimpatis Konstriksi pupil


pupillae melalui n.
oculomotoris

m. dilator Simpatis Dilatasi pupil


pupillae

m. cilliaris Parasimpatis Mengatus


melalui n. bentuk lensa;
oculomotoris pada akomodasi
membuat lensa
lebih bulat

Otot-otot palpebra

m. orbicularis
oculi

m. levator Belakang orbita Permukaan Otot lurik oleh Mengangkat


palpebrae anterior dan n. oculomotoris, palpebra
superioris pinggir atas otot polos oleh superior
tarsus superior saraf simpatis

Sumber : Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran, Richard S. Snell, ed.6.

6. Mengapa mata tidak kering dan tidak ada debu di matanya?


7. Bagaimana menjaga penglihatannya tetap baik?
8. Bagaimana pemeriksaan visus?
9. Bagaimna untuk menentukan mata normal dan pemeriksaanya(visus, buta warna,
refleks pupil)?

1) Tes Fisiologis Mata


Tajam Penglihatan

DEWASA
Untuk menilai kekuatan resolusi mata. Menggunakan kartu Snellen, yang
terdiri dari baris-baris huruf yang ukurannya semakin kecil. Tiap baris diberi nomor
dengan jarak dalam meter dan lebar tiap huruf membentuk sudut 1 menit dengan mata.
Tajam penglihatan dicatat sebagai jarak baca (misal 6 meter) pada nomor baris, dari huruf
terkecil yang dilihat. Jika jarak baca ini adalah garis 6 meter, maka tajam penglihatan
adalah 6/6. Penglihatan diperiksa dengan kacamata bila pasien menggunakan kacamata,
namun tes pinhole akan mengoreksi kelainan refraksi sedang.

ANAK

Anak yang masih sangat kecil diamati untuk mengetahui apakah mereka
dapat mengikuti objek

2) Lapang Pandang
Tes Konfrontasi

Satu mata ditutup dan pemeriksa duduk diseberangnya, menutup matanya


pada sisi yang sama. Satu objek kemudian digerakkan dalam lapang pandang mulai dari
perifer menuju ke pusat. Pasien diminta mengatakan kapan ia pertama kali melihat objek
tersebut.

Perimeter

Lapang pandang kinetic di mana pasien menunjukkan saat ia pertama kali


melihat cahaya dengan ukuran dan tingkat kecerahan tertentu yang digerakkan dari
perifer.

Lapang pandang static di mana pasien menunjukkan saat ia pertama kali


melihat cahaya stasioner pada tingkat kecerahan yang bertambah.

Sumber : Lecture Note Oftalmologi, Bruce James cs, ed 9

Pemeriksaan

Periksa mata dari bagian yg superfisial ke profunda agar tidak ada bagian yang
terlewatkan :

Visus

Supercilia warna, bersih / tidak, mudah rontok / tidak

Palpebra edem, hematom, benjolan, menutup dengan rapat / tidak,


membuka dengan lebar / tidak

Silia normal, tumbuh ke dalam ( trichiasis ) / keluar

Konjungtiva

Kornea
a. Pemeriksaan visus

Pemeriksaan visus dilakukan dengan membaca kartu Snellen pada jarak 6 meter. Masing-
masing mata diperiksa secara terpisah, diikuti dengan pemeriksaan menggunakan pinhole
untuk menyingkirkan kelainan visus akibat gangguan refraksi. Penilaian diukur dari
barisan terkecil yang masih dapat dibaca oleh pasien dengan benar, dengan nilai normal
visus adalah 6/6. Apabila pasien hanya bisa membedakan gerakan tangan pemeriksa
maka visusnya adalah 1/300, sedangkan apabila pasien hanya dapat membedakan kesan
gelap terang (cahaya) maka visusnya 1/.

b. Pemeriksaan refleks pupil

Pemeriksaan refleks pupil atau refleks cahaya terdiri dari reaksi cahaya langsung dan tidak
langsung (konsensual).

o Refleks cahya langsung / Reflek pupil direk maksudnya adalah mengecilnya


pupil (miosis) pada mata yang disinari cahaya.

o Refleks cahaya tidak langsung atau konsensual / Reflek pupil indirek adalah
mengecilnya pupil pada mata yang tidak disinari cahaya.
c. Pemeriksaan Placido Test / Keratoskop Plasido

Sumber cahaya dari belakang penderita, keratoskop plasido dihadapkan pada penderita
dan pemeriksa mengintip dari lubang yang ada di tengah keratoskop plasido maka akan
tampak gambar yang hampir sama dengan plasido dipermukaan kornea.

Gambaran konsentris permukaannya normal

Gambaran bergelombang edem kornea

Gambaran terputus putus infiltrat defek kornea, misalnya ulcuskornea

Gambaran tidak konsentris permukaan kornea tidak rata

Mata kanan pemeriksa harus melihat mata kanan yang diperiksa karena kalau tidak,
hidung keduanya akan bersentuhan.

d. Test Buta Warna

Kartu ishihara adalah adalah kartu dengan titik2 berwarna yg kecerahannya dan
bayangannya membentuk angka, huruf atau yg lainnya. Kartu ini digunakan untuk
menguji daya pisah warna mata penderita yang diuji atas kemungkinan adanya buta
warna. Pada pemeriksaan pasien diminta melihat dan mengenali tanda gambar yang
diperlihatkan dalam waktu 10 detik.
e. Pemeriksaan lapang pandang

Pemeriksaan lapang pandang bertujuan untuk memeriksa batas perifer penglihatan, yaitu
batas dimana benda dapat dilihat bila mata difiksasi pada satu titik. Lapang pandang yang
normal mempunyai bentuk tertentu dan tidak sama ke semua jurusan, misalnya ke lateral
kita dapat melihat 90 100o dari titik fiksasi, ke medial 60o, ke atas 50 60o dan ke
bawah 60 75o. Terdapat dua jenis pemeriksaan lapang pandang yaitu pemeriksaan
secara kasar (tes konfrontasi) dan pemeriksaan yang lebih teliti dengan menggunakan
kampimeter atau perimeter.

Konfrontasi

Apabila tidak ada alat khusus untuk pemeriksaan lapang pandangan, dilakukan uji
konfrontasi untuk mengetahui secara kasar adanya defek pada lapang pandangan. Pasien
duduk berhadapan dengan pemeriksa, muka menghadap muka pada jarak 60 cm. Pasien
diminta menutup mata kirinya dengan telapak tangan kiri dan melihat dengan mata
kanannya ke arah mata kiri perneriksa. Benda obyek dipegang sejauh mungkin ke samping
di tengah-tengah jarak pasien-pemeriksa dan pelan-pelan digerakkan ke arah sumbu
penglihatan dan penderita diminta untuk memberitahu apabila mulai melihat benda
obyek. Hal ini diulangi pada interval 30-45 derajat hingga mengelilingi 360 derajat perifer.

Pemeriksaan Kampimetri

Pemetaan lapang pandangan untuk daerah sentral atau parasentral dilakukan dengan
menggunakan layar hitam yang disebut tangent screen Bjerrum. Pasien duduk dua meter
dari layar dan satu mata berfiksasi pada titik tengahnya. Obyek digeser pelan-pelan dari
tepi ke arah titik tengah dan penderita diminta memberitahu pada saat benda mulai
terlihat. Prosedur ini diulangi hingga mengelilingi 360 derajat.

Pemeriksaan Perimetri

Perimeter adalah alat berbentuk setengah bola dengan jari-jari 30 cm. Mata penderita
berada pada titik pusat bola clan berfiksasi pada bagian sentral parabola perimeter.
Obyek digeser pelan-pelan dari tepi ke arah titik sentral. Dicari batas-batas pada seluruh
lapangan pada saat obyek mulai terlihat. Luas lapang pandangan yang normal adalah 90
derajat temporal, 70 derajat inferior, 60 derajat nasal, 50 derajat superior.

f. Pemeriksaan funduskopi

Pemeriksaan funduskopi di bidang neurologi bertujuan untuk menilai keadaan fundus


okuli terutama retina dan papil nervus optikus. Pemeriksaan dilakukan dengan
menggunakan alat berupa oftalmoskop. Papil normal berbentuk lonjong, warna jingga
muda, di bagian temporal sedikit pucat, batas dengan sekitarnya tegas, hanya di bagian
nasal agak kabur. Selain itu juga terdapat lekukan fisiologis. Pembuluh darah muncul di
bagian tengah, bercabang keatas. Jalannya arteri agak lurus, sedangkan vena berkelok-
kelok. Perbandingan besar vena : arteri adalah 5:4 sampai 3:2.

(Http://yayanakhyar.wordpress.com)

g. Pemeriksaan Tekanan Bola Mata

Pengukuran tekanan bola mata yang paling sederhana adalah dengan menggunakan dua
jari telunjuk yang menekan secara bergantian bagian atas palpebra superior dan
merasakan tegangan bola mata. Dengan pengalaman seorang dokter dapat merasakan
tekanan bola mata yang biasanya dinyatakan dalam N (Normal), N+ 1, N+2, N+3 untuk
tekanan yang lebih tinggi dibanding normal serta N-1, N-2, N-3 untuk tekanan bola mata
yang rendah. Pengukuran tekanan bola mata dengan menggunakan alat dapat dilakukan
dengan tonometer.

Tonometer Schiotz:

Dilakukan inclentasi (penekanan) terhadap permukaan kornea. Dengan beban tertentu


akan terjadi kecekungan pada kornea dan akan terlihat perubahan pada skala Schiotz.
Makin rendah tekanan bola mata maka skala yang terlihat akan lebih besar dan berlaku
sebaliknya. Angka skala yang clitunjuk dilihat nilainya di dalam tabel untuk konversi nilai
tekanan dalam mmHg.

Kelemahan penggunaan Tonometer Schiotz adalah mengabaikan faktor kekakuan sklera


(scleral rigidity). Pemeriksaan dengan menggunakan alat ini perlu dilakukan dengan hati-
hati karena dapat menyebabkan lecetnya kornea yang mengakibatkan keratitis.

Tonometer Aplanasi :

Dilakukan dengan menggunakan alat Tonometer yang dikaitkan dengan Slitlamp.


Pengukuran tekanan bola mata di sini tidak dipengaruhi oleh faktor kekakuan sklera.

Dengan perkembangan teknologi saat ini digunakan Tonometer non kontak dengan
prinsip kerja hembusan udara pada permukaan kornea yang langsung dapat diketahui
hasil pengukuran tekanan bola mata dalam mmHg.

h. Pemeriksaan Kelenjar Lakrimalis

Uji produksi tes Schirmer

Dng strip kertas saring dipasang pada konjungtiva, normal 5 menit basah semua

Uji saluran :

Tes flourescein

o Mata ditetes flourescein 2%. Normal flourescein masuk ke hidung

Tes anel

o Pungtum ditusuk jarum tumpul disemprot air, akan terasa masuk


hidung (pada bayi terlihat reflek menelan)

i. Tindal Efek / Oblique Illumination

Yaitu fenomena dimana terjadi pantulan2 cahaya oleh radang pada partikel2 COA.

Tindal ( + ) garis yang menghubungkan fokus kornea dan fokus iris, artinya da
kekeruhan di COA
Tindal ( - ) ada fokus sinar pada kornea dan di iris, tanpa ada gars yang
menghubungkannya

j. Fundus Reflek untuk memeriksa keadaan media refrakta

Sumber cahaya dari kanan belakang pendrita, sinar dipenulkan ke dalam bola mata
melelui pupil ( yang sudah di lebarkan ) lalu pemeriksa mengintip pantulan sinar dari
dalam mata melelui lubang yang ada di tengah cermin.

Funduds reflek normal warnanya merah cemerlang. Kalau terjadi kekeruhan pada media
refrakta ( misal HA ) maka akan tampak bintik kehtaman / warna hitam dengan
latarbelakang merah.

Sumber : Ilmu Penyakit Mata, Seri Catatan Kuliah, FK Undip

10. Media Refrakta, sistem lacrimalis, dan aquous humor


Humor aquous dihasilkan oleh badan siliar, kemudian mengisi bilik mata belakang
(COP), mengalir ke bilik mata depan (COA), melewati celah antara iris lensa, dan
pupil, meninggalkan COA lewat sudut COA, ke kanalis schelem kemudian ke saluran
kolektor dan bermuara ke pembuluh darah vena episklera. Pada sudut COA terdapat
anyaman trabekel yang halus yang bertindak sebagai penyaring dan dalam keadaan
tertentu anyaman ini dapat menghambat aliran humor aqueous, sehingga terjadi
peninggian tekanan bola mata. Bila tekanan bola mata yang tinggi menetap maka
terjadi gloukoma. Anyaman trabekel adalah suatu anyaman disudut COA yang terdiri
dari sisa sisa dari sklera, badan siliar, iris dan kornea yang berupa tali tali halus
dengan lubang lubang yang dapat dilalui oleh humor aquous.
Kira kira 20 sampai 25 persen dari humor aquous meninggalkan COA melalui
uveoskleral ke supra koroid dan berakhir pada vena di badan siliar.
Aliran humor aquous ini dipengaruhi oleh tekanan bola mata, tekanan vena episkleral
dan viskositas humor aquous. Tugas dari aquos humor adalah membentuk bola mata,
memberi nutrisi pada lensa dan kornea, mengatur tekanan bola mata.
Komposisi humor aquous berbeda dari plasma karena lebih jernih, kadar protein lebih
rendah. Komposisi humor aquous akan berubah seperti plasma bila keadaan dibilik
depan mengalami perubahan, misalnya ada radang di COA post operasi intraokuler,
sehingga humor aquous mengandung lebih banyak sel dan protein.
Gangguan dinamika aquous humor terjadi pada :
1. Pembentuka aquous humor yang berlebih, keadaan ini jarang.
2. Hambatan pada pengaliran humor aquous dari COP ke COA karena adanya blok
pupil.
3. Hambatan aliran humor aquous dari COA ke kanal schlemm yang terjadi di
trabekel, atau didepan trabekel misalnya adanya sudut sempit, membran didepan
trabekel.
4. Hambatan pembuangannya misalnya hambatan pada kanalis schlemm, saluran
kolektor atau uveosklerar walaupun jarang.

Humor akuos berperan sebagai pembawa zat makanan dan oksigen untuk organ di dalam
mata yang tidak berpembuluh darah yaitu lensa dan kornea, disamping itu juga berguna
untuk mengangkut zat buangan hasil metabolisme pada kedua organ tersebut. Adanya
cairan tersebut akan mempertahankan bentuk mata dan menimbulkan tekanan dalam bola
mata/tekanan intra okuler. Tekanan intraokuler inilah yang berperan dalam terjadinya
glaukoma sehingga menimbulkan kerusakan pada saraf optik. Humor akuos diproduksi oleh
badan silier, masuk ke dalam bilik mata belakang kemudian mengalir ke bilik mata depan
melalui pupil. Setelah sampai ke bilik mata depan humor akuos akan meninggalkan bola
mata melalui suatu bangunan yang disebut trabekulum yang terletak di sudut iridokornea.
Keseimbangan antara produksi dan pengeluaran/ pembuangan humor akuos inilah yang
menentukan jumlah humor akuos di dalam bola mata.

Anda mungkin juga menyukai