Anda di halaman 1dari 10

Hukum Ohm

"Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah
penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan
kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai
resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan
kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar,
namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan
sejarah." (http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Ohm)

Jika sebuah penghantar atau resistansi atau hantaran dilewati oleh sebuah
arus maka pada kedua ujung penghantar tersebut akan muncul beda potensial,
atau Hukum Ohm menyatakan bahwa tegangan melintasi berbagai jenis bahan
penghantar adalah berbanding lurus dengan arus yang mengalir melalui bahan
tersebut.

Secara matematis hukum Ohm dapat dituliskan sebagai berikut :

V=I*R

V = tegangan (Volt)

I = arus (Ampere)

R = resistansi (Ohm)

Dari persamaan tersebut dapat dinyatakan bahwa untuk resistansi yang tetap,
bila tegangan diperbesar maka akan diperoleh arus yang besar pula. Apabila
resistansi diperbesar untuk tegangan yang sama maka akan diperoleh arus
yang lebih kecil. Dengan kata lain, arus sebanding dengan tegangan dan
berbanding terbalik dengan resistansi.

Tiga kuantitas yaitu arus, tegangan dan resistor didefinisikan dengan rangkaian
sederhana seperti pada Gambar 1. Perhatikan Gambar 1, bahwa pada sumber
tegangan arus mengalir dari terminal negatif ke terminal positif dan jatuh
potensial pada R arus mengalir dari terminal positif ke terminal negatif.
Gambar rangkaian dasar
http://kuliah-elektroteknik.blogspot.co.id/2013/05/hukum-ohm.html

Hukum Ohm
Dalam teknik listrik banyak sekali yang harus di perhatikan salah satunya adalah
hukum-hukum tentang listrik di antaranya adalah hokum ohm , untuk itu dalam makalah ini
akan di jelaskan ,agar dalam pengukuran arus listrik tidak terjadi kesalahan .
HUKUM OHM () adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan
kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila
nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang
dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis
penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah.
Secara Matematis, Hukum Ohm dapat diPersamaankan menjadi persamaan seperti dibawah ini
:
V=IxR
I=V/R
R=V/I
Dimana: :
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm ())

Dimana I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam
satuanAmpere, V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam
satuan volt, dan R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu
penghantar dalam satuan ohm.Hukum ini dicetuskan oleh Georg Simon Ohm, seorang
fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang
berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827.
Dalam mengukut arus, hambatan , dan sebagainya sudah ada alat untuk mengukur, tapi
dalam pengunaan lat harus ada dasar teori dan praktek untuk mendapatkan hasil atau
mengetahui besarnya arus dalam konstruksi listrik.
Maka dari itu mahasiswa di berikan mata kuliah teknik dasar listrik agar mahasiswa
tidak asal memasukan data pengukuran karena dalam alat pengukuran yang sudah ada yaitu
multimeter nilai yang sudah tertera pada saat mengukur bukanlah nilai sebenarnya karena
hasil pengukuran alat tersebut belum diketahui arus sebenarnya.
Untuk itu dalam pengukuran arus,tegangan ,dan hambatan harus menggunakan
sistematis dengan menggunakan hokum Ohm
Dalam aplikasinya, Kita dapat menggunakan Teori Hukum Ohm dalam Rangkaian Elektronika
untuk memperkecilkan Arus listrik, Memperkecil Tegangan dan juga dapat memperoleh Nilai
Hambatan (Resistansi) yang kita inginkan.
Hal yang perlu diingat dalam perhitungan Persamaan Hukum Ohm, satuan unit yang dipakai
adalah Volt, Ampere dan Ohm. Jika kita menggunakan unit lainnya seperti milivolt, kilovolt,
miliampere, megaohm ataupun kiloohm, maka kita perlu melakukan konversi ke unit Volt,
Ampere dan Ohm terlebih dahulu untuk mempermudahkan perhitungan dan juga untuk
mendapatkan hasil yang benar.

2. Contoh Kasus dalam Praktikum Hukum Ohm


Gejala kelistrikan ditimbulkan oleh aliran muatan listrik antara dua titik. Semua alat listrik
yang setiap hari kita gunakan merupakan susunan komponen-komponen listrik yang
membentuk jalur tertutup yang disebut
Dalam pengukuran kelistrikan dapat d hitung secara sistematis

V=RI
R merupakan faktor pembanding yang besarnya tetap untuk suatu penghantar (pada
suhu tertentu). Faktor pembanding ini dinamakan hambatan suatu penghantar.

Dalam suatu hambatan juga di pengaruhi factor-faktor


u Panjang kawat penghantar ( l )
Semakin panjang kawat semakin besar besar pula nilai hambatannya.
u Luas penampang kawat penghantar (A)
Semakin besar penampang penghantar, semakin kecil nilai hambatannya.
u Hambat jenis kawat penghantar ( )
Semakin besar hambat jenis penghantar, semakin besar nilai hambatannya.
Perhitungan secara sistematis

Kita telah mengenal tiga besaran dalam listrik dinamik, yakni kuat arus listrik, tegangan, dan
hambatan, atau I, V, dan R. dan seorang penemu telah mePersamaankan yaitu George Simon
Ohm (1789-1854) mePersamaankan hubungan antara kuat arus listrik (I), hambatan (R) dan
beda potensial (V) yang kemudian dikenal dengan hukum Ohm yang penurunannya sebagai
berikut :
pandanglah sebuah kawat konduktor dengan panjang l dan luas penampang A

Karena berbentuk silinder volume dari dV adalah :

karena dl adalah jarak yang ditempuh elektron dengan kecepatan Vd dengan waktu 1 detik
maka :

3. Menghitung Arus Listrik (I)

I. Persamaan yang dapat kita gunakan untuk menghitung Arus Listrik adalah I = V/
R
Contoh Kasus :
Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan Output Tegangan 10V,
kemudian atur Nilai Potensiometer ke 10 Ohm. Berapakah nilai Arus Listrik (I) ?
Masukan nilai Tegangan yaitu 10V dan Nilai Resistansi dari Potensiometer yaitu 10
Ohm ke dalam Persamaan Hukum Ohm seperti dibawah ini :
I=V/R
I = 10 / 10
I = 1 Ampere
Maka hasilnya adalah 1 Ampere.

II. Menghitung Tegangan (V)


Persamaan yang akan kita gunakan untuk menghitung Tegangan atau Beda Potensial
adalah V = I x R.Contoh Kasus :
Atur nilai resistansi atau hambatan (R) Potensiometer ke 500 Ohm, kemudian atur
DC Generator (Power supply) hingga mendapatkan Arus Listrik (I) 10mA.
Berapakah Tegangannya (V) ?
Konversikan dulu unit Arus Listrik (I) yang masih satu miliAmpere menjadi satuan
unit Ampere yaitu : 10mA = 0.01 Ampere. Masukan nilai Resistansi Potensiometer
500 Ohm dan nilai Arus Listrik 0.01 Ampere ke Persamaan Hukum Ohm seperti
dibawah ini :
V=IxR
V = 0.01 x 500
V = 5 Volt
Maka nilainya adalah 5Volt.

Menghitung Resistansi / Hambatan (R)


III. Persamaan yang akan kita gunakan untuk menghitung Nilai Resistansi adalah R
=V/I
Contoh Kasus :
Jika di nilai Tegangan di Voltmeter (V) adalah 12V dan nilai Arus Listrik (I) di
Amperemeter adalah 0.5A. Berapakah nilai Resistansi pada Potensiometer ?
Masukan nilai Tegangan 12V dan Arus Listrik 0.5A kedalam Persamaan Ohm
seperti dibawah ini :
R=V/I
R = 12 /0.5
R = 24 Ohm
Maka nilai Resistansinya adalah 24 Ohm
http://e-learningaprillajuwitautama.blogspot.co.id/2015/06/hukum-ohm.html
1. Besarnya arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya beda potensial (Tegangan).
Untuk sementara tegangan dan beda potensial dianggap sama walau sebenarnya kedua secara
konsep berbeda. Secara matematika di tuliskan I V atau V I, Untuk menghilangkan
kesebandingan ini maka perlu ditambahkan sebuah konstanta yang kemudian di kenal dengan
Hambatan (R) sehingga persamaannya menjadi V = I.R. Dimana V adalah tegangan (volt), I adalah
kuat arus (A) dan R adalah hambatan (Ohm).

2. Perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan konstan yang
disebut hambatan listrik. Secara matematika di tuliskan V/I = R atau dituliskan V = I.R.

Keduanya menghasilkan persamaan yang sama, tinggal anda menyukai dan menyakini yang mana
silakan pilih saja karena keduanya benar dan ada buku literaturnya.

Fungsi utama hukum Ohm adalah digunakan untuk mengetahui hubungan tegangan dan kuat arus
serta dapat digunakan untuk menentukan suatu hambatan beban listrik tanpa menggunakan
Ohmmeter. Kesimpulan akhir hukum Ohm adalah semakin besar sumber tegangan maka semakin
besar arus yang dihasilkan. Kemudian konsep yang sering salah pada siswa adalah hambatan listrik
dipengaruhi oleh besar tegangan dan arus listrik. Konsep ini salah, besar kecilnya hambatan listrik
tidak dipengaruhi olehbesar tegangan dan arus listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang penampang,
luas penampang dan jenis bahan.
Hukum Ohm

Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui
sebuah penghantarselalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan
kepadanya.Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila
nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan
kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun
istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah.

Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:

V=IR

Dimana :

I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere.
V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt.
R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam satuan ohm.

Hukum ini dicetuskan oleh George Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada
tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated
Mathematically pada tahun1827.

Adapun bunyi hukum dari hukum ohm menjelaskan bahwa :

"Kuat arus listrik dalam satu hambatan R sebanding dengan beda potensial antar ujung-ujung
hambatan R pada temperatur konstan (tetap)."

Pengertian Hambatan, Arus, Tegangan

Hambatan
Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik
(misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik dapat dirumuskan sebagai
berikut:
R = V/I

Dimana :
V = tegangan
I = arus

Satuan SI untuk Hambatan adalah Ohm (R).

Arus
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Muatan listrik bisa
mengalir melalui penghantar listrik, seperti kabel dan lainnya.

I = Q/T

Satuan SI untuk arus listrik adalah ampere (A).

Tegangan
Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik
dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial sebuah
medan listrik untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada
perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi
atau ekstra tinggi.

V= I .R

Satuan SI untuk Tegangan adalah volt (V).

Penerapan Hukum Ohm dalam Kehidupan Sehari-


hari

Dalam kehidupan sehari-hari ada banyak jenis contoh penerapan hukum ohm, salahsatunya Bola
Lampu rumah yang dapat menyala karena diberi tegangan (v) sehingga listrik teraliri ke filamen dan
lampu dapat menyala.

Tegangan Komponen listrik seperti lampu haruslah disesuaikan dengan tegangan yang dibutuhkan
pada lamputersebut. Jika lampu 220 V diberi tegangan 110 V, filamen lampu akan dialiri oleh arus
yang lebih kecil dari seharusnya sehingga lampu 220 V tersebut menyaka dengan redup. Sebaliknya
jika lampu 110 V diberi tegangan 200 V, filamen lampu akan dialiri oleh arus yang terlalu besar dari
yang seharusnya sehingga lampu 110 V filamennya terbakar.Jadi intinya kita harus paham, jika kita
mempunyai alat elektronik, kita harus memperhatikan tegangan yg ada di rumah kita dengan alat
elektronik tersebut.

Anda mungkin juga menyukai