Anda di halaman 1dari 4

IMPLIKASI KARAKTERISTIK PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN

1. Menerapakan Konsep Link and Match Pada Pendidikan Kejuruan.


Konsep link and match adalah konsep keterkaitan dan kesepadanan antara
pendidikan dengan dunia kerja. Ada keterkaitan antara pemasok tenaga kerja dengan
penggunanya. Hail ini sesuai dengan karakteristik pertama PTK yaitu pendidikan
untuk memepersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja. Dengan adanya
hubungan timbal balik membuat PTK dapat menyusun kurikulum sesuai dengan
kebutuhan kerja. Contoh nyata konsep link and match adalah dengan program
magang.
2. Perubahan Dari Pendekatan Supply Driven Menjadi Demand Driven.
Supply driven adalah penyelenggaraan dalam pendidikan kejuruan, mulai
dari kegiatan perencanaan, penyusunan program pendidikan ( kurikulum ),
pelaksanaan, dan evaluasinya dilakukan oleh sepihak. Dengan adanya kebijakan link
and match, terjadi perubahan dari pendekatan supply driven menjadi demand driven.
Demand driven yaitu mengharapkan justru pihak dunia usaha, dunia industri,
dunia kerja yang seharusnya lebih berperan menentukan, mendorong, dan
menggerakkan pendidikan kejuruan, karena mereka adalah pihak yang lebih
berkepentingan dari sudut kebutuhan dunia kerja. Sebagai contoh, dalam
penyusunanan program pendidikan (kurikulum), dunia kerja ikut menentukan standar
kompetensi yang harus dicapai setiap tamatan SMK, karena mereka yang lebih tahu
kebutuhan dunia kerja. Hal ini sesuai dengan karakteristik PTK yaitu Pendidikan
didasarkan kebutuhan dunia kerja Demand Driven
3. Perubahan Dari Pendidikan Berbasis Sekolah ( School Based Program )
Menjadi Sistem Berbasis Ganda (Dual Based Program ).
Sesuai program link and match supaya program pendidikan tidak dilakukan di
satu tempat saja sehingga muncul dual base program ( sistem berbasis ganda ) yang
mengharapkan supaya program pensisikan kejuruan dilakukan /dilaksanakan di dua
tempat. Sebagian program pendidikan dilaksanakan disekolah, yaitu praktik dasar dan
teori dilaksanakan di sekolah , sebagian lainnya dilaksanakan di dunia kerja, yaitu
keterampilan produktif yang diperoleh melalui learning by doing. Pendidikan yang
dilakukan didunia kerja akan memberikan pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai
dunia kerja yang tidak mungkin atau sulit di dapat di sekolah.
4. Perubahan Dari Model Pengajaran Yang Mengajarkan Mata Pelajaran ke
Model Pengajaran Berbasis Kompetensi.
Sistem yang sebelumnya hanya menuntun masing-masing guru mengajarkan
muatan mata pelajaran seperti yang tercantum pada kurikulum, tanpa kepedulian
terhadap kompetensi atau kemampuan yang harus dicapai oleh siswa. Kemudian
berubah menjadi pengajaran berbasis kompetensi, bermaksud menuntun proses
pengajaran secara langsung berorientasi pada kompetensi atau satuan-satuan
kemampuan. Sebagai contoh pada kurikulum kejuruan dari model yang berbentuk
silabus (berisi uraian mata pelajaran yang harus diajarkan) kedalam kemasan
berbentuk paket-paket kompetensi.

5. Perubahan Dari Program Dasar Yang Sempit Narrrow Based Ke Program


Yang Mendasar Kuat Dan Luas (Broad Based)

Program pendidikan lama pada smk(kurikulum 1984 dan kurikulum 1994


menganut pola penjurusan bidang keahlian yang sempit dan perilaku pengajaran
pada tingkat 1 pada umunya masih diperesepsi sehingga guru yang kurang bermutu
ditugaskan mengajar di tingkat 1,kebijakan link and match nemuntut adanya
pembaruan ,mengarah kepada pembentukan dasar ynag mendasar ,kuat dan lebih
kuat.sistem baru ini berwawasan sumber daya manusia ,berwawasan mutu dan
keunggulan menganut prinsip ,tidak mungkin membentuk sumberdaya manusia yang
berkualitas tanpa pembentukan dasar/pondasi yang kuat.jika pada tingkat 1 siswa
dibiarkan berkembang tanpa kepedulian kepada disiplin dan mutu,maka untuk
membentuk sumber daya manusia menjadi berkualitas perlu dibekali bekal dasar yang
berfungsi untuk membentuk keunggulan ,sekaligus bekal beradaptasi terhadap
perkembangan iptek,matematika,ipa ,bahasa inggris dan komputer.berdasarkan
pengalaman di negara maju perkembangan iptek telah menimbulkan terjadinya
perubahan di dunia kerja,misalnya pekerjaan tertentu yang telah di ambil alih oleh
robot.oleh karena itu sistem baru harus memberi dasar yang lebih kuat dan
mendasar,sehingga memungkinkan seorang tamatan smk memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan diri terhadap kemungkinan terjadinya perubahan pekerjaan.
6. Perubahan Sistem Pendidikan Formal Ke Sistem Yang Lebih Luwes Dan
Menganut Prinsip Multi Entry, Multy Exit

Pendidikan formal telah mengiring pendidikan menengah kejuruan pada format


pendidikan umum,diantara lain yaitu adanya batasan usia pesrta didik,mengikuti
sistem caturwulan,mengikuti sistem penjadwalan klasikal,mengikuti kalender dan
libur yang sama dengan sekolah umum.Sejalan dengan perubahan suplly driven
demand ,dari school based program ke dual based program,dari program pengajaran
mata pelajaran menjadi program berbasis kompetensi,maka diperlukan adanya
keluwesan yang memungkinkan pelaksanaan praktik industri dan menerapkan prinsip
multy entry dan multi exit.prinsip ini memungkinkan siswa smk yang telah memiliki
kemampuan tertentu dari program pengajaran berbasis kompetensi akan mendapatkan
kesempatan kerja di dunia kerja .maka dari itu siswa dimungkinkan akan
meninggalkan sekolahnya,namun apabila siswa tersebut ingin kembali bersekolah
maka sekolah harus membuka diri untuk menerima kembali siswa tersebut.bahkan
dapat menghargai keahlian dan pengalamn yang diperoleh siswa selama di dunia
kerja.maka dari itu sistem program berbasis ganda juga memerlukan pengaturan
praktek kerja industri sesuai dengan aturan kerja yang berlaku di industri dan tidak
sam dengan kalender belajar disekolah.

7. Menggunakan System Yang Mengakui Keahlian Yang Telah Di Dapat


Sebelumnya (Recognition Of Prior Learning)
Kenyataan emprik, membuktika bahwa pengalaman kerja dapat membentuk
kemampuan untuk mengerjakan suatu hal (kompetensi) individu tersebut. Pada
sisitem lama hanya mengakui dari hasil pendidikan yang di peroleh saja. Secara
relaistis adalah lulusan SMK harus dibekali pengalaman kerja sebagai bekal, untuk ini
SMK perlu menyiapkan instrument dan kemampuan menguji kompetensi seseorang
dan dengan cara apapun kompetensi itu di dapatkan.

8. Menggunakan Sisitem Baru Yang Mengintegrasikan Pendidikan Dan Pelatihan


Kejuruan Secara Terpadu.
Kenyataan di dunia kerja pemberian penghargaan sesuai dengan kompetensi dan
produktifitas tanpa melihat darimana kompentensi itu diperoleh darimana, sehingga
jadi pembatas akan menutup peluang seseorang yang dari proses pelatihan untuk
melanjutkan pendidikannya.
Program-program baru berbasis paket kopetensi kejuruan akan memudahkan untuk
mendapat pengakuan atau penghargaan. Sehingga akan tercipta akulturasi antara
program pelatihan kejuruan dan program pendidikan kejuruan. Sehingga SMK
menggunakan kopetensi yang terstandar.

9. Perubahan dari sistem terminal ke sistem yang berkelanjutan


Membuat lulusan SMK mampu berkopetensi dan siap bekerja sesuai kebutuhan
industry, selain itu pendidikan SMK juga harus memberi peluang untuk dapat
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
10. Perubahan Dari Manajemen Terpusat Ke Pola Manajemen Mandiri
(Desentralisasi ).
Perubahan pola manajemen mandiri dimaksudkan memberi peluang kepada
provinsiuntuk menentukan kebijakan operasional , asal mengacu pada kebijakan
nasional. Supaya memberi peluang bagi para pelaksana di lapangan berimprovisasi
dan melakukan inovasi.

Anda mungkin juga menyukai