Pokok bahasan : Tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas pada ibu hamil
ok bahasan : Hal-hal yang perlu diketahui dan dilakukan untuk mencegah tanda
bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas pada ibu hamil
Peserta : Ibu-ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Rumbai Pesisir
Waktu : + 40 menit
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL
B. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
C. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Power point
2. Leaflet
E. PENGORGANISASIAN
1. Penanggung Jawab : Kelompok IV Praktik Profesi Keperawatan Maternitas PSIK UR
2. Presentator : Rosnia Safitri, S.Kep
3. Moderator : Nurul Hidayah, S.Kep
4. Fasilitator : - Famelia Yurintika, S.Kep
- Erni Kartika, S.Kep
- Muhammad Azhari, S. Kep
5. Observer : - Sada Ulina Sembiring, S.Kep
- Siti Aisah, S.Kep
6. Dokumentasi : Sarah Anastasia, S.Kep
F.
Mo
M
Pre
SETTING TEMPAT
P
P
Pr
Ob
F
D
Pr
P
Keterangan:
Pre : Presentator F : Fasilitator Pr : Preseptor
Mo : Moderator Ob : Observer P : Peserta
M : Media D : Dokumentasi
G. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegaiatan Peserta
1 5 menit Pembukaan:
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Perkenalan Mahasiswa 2. Memperhatikan
3. Perkenalan preseptor 3. Memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan 4. Memperhatikan
5. Menjelaskan kontrak 5. Memperhatikan
waktu
2 20 menit Penyampaian materi :
1. Menjelaskan definisi tanda
1. Mendengarkan
bahaya kehamilan,
2. Mendengarkan
persalinan, dan nifas pada
3. Mendengarkan
ibu hamil 4. Mendengarkan
2. Menjelaskan tanda bahaya
kehamilan, persalinan, dan
nifas pada ibu hamil
3. Menjelaskan
penatalaksanaan tanda
bahaya kehamilan,
persalinan, dan nifas bagi
ibu hamil
4. Menjelaskan deteksi dini
tanda bahaya kehamilan,
persalinan, dan nifas pada
ibu hamil
3 10 menit Penutup :
1. Memberi kesempatan
1. Memperhatikan
untuk bertanya 2. Memperhatikan
2. Menjawab pertanyaan
3. Menjawab
yang diajukan 4. Memperhatikan
3. Menanyakan kembali
5. Memperhatikan
kepada klien tentang apa
6. Menjawab salam
yang telah dijelaskan
4. Memberikan reinforcement
positif atas jawaban peserta
5. Menyimpulkan dan
menutup diskusi
6. Mengucapkan salam.
H. URAIAN TUGAS
1. Penanggung jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
2. Presentator
a. Menyampaikan penyuluhan pada peserta
b. Menjawab pertanyaan peserta
c. Menyimpulkan materi penyuluhan
3. Moderator
a. Membuka acara
b. Memperkenalkan diri dan anggota kelompok serta preseptor
c. Menyampaikan tujuan
d. Menutup acara
4. Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat absensi penyuluhan
5. Observer
a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
6. Dokumentasi
a. Mendokumentasikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan
I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Peserta dan mahasiswa menghadiri penyuluhan.
b. Tempat, media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana.
2. Evaluasi proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
b. Peserta yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
c. Peserta yang hadir berperan aktif selama kegiatan berlangsung .
3. Evaluasi hasil
a. Perwakilan peserta mampu menjelaskan definisi tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas
pada ibu hamil
b. Perwakilan peserta mampu menjelaskan 5 dari 9 tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas
pada ibu hamil
c. Perwakilan peserta mampu menjelaskan 5 dari 9 penatalaksanaan tanda bahaya kehamilan,
persalinan, dan nifas bagi ibu hamil
d. Perwakilan peserta mampu menjelaskan deteksi dini tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan
nifas pada ibu hamil
Lampiran
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
TANDA BAHAYA KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN NIFAS PADA IBU HAMIL
4. Puting Lecet
Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui. Perasaan sakit ini akan
berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan putting susu ibu benar, perasaan nyeri
akan segera hilang. Putting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar dan akan menjadi
lecet. Umumnya menyusui akan menyakitkan dan kadang-kadang mengeluarkan darah. Putting
susu lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh
thrush (candidates) atau dermatitis. (Sulistiawati, 2009)
5. Depresi masa nifas (depresi postpartum)
Depresi masa nifas adalah keadaan yang amat serius. Hal ini disebabkan oleh
kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum kelahiran anaknya ini. Ibu yang tidak
mengurus dirinya sendiri, seorang ibu cepat murung, mudah marah-marah (Eny, 2009). Ibu juga
mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya (baby blues). Ada kalanya ibu
mengalami parasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya. Keadaan ini disebut baby blues,
yang disebabkan oleh perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil sehingga sulit menerima
kehadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan respon alami terhadap rasa lelah yang
dirasakan, selain itu juga karena perubahan fisik dan emosional selama beberapa bulan
kehamilan (Eny, 2009).
D. Akibat Tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Pada Ibu Hamil
Akibat tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas pada ibu hamil dan janin, antara
lain (Djamilus, 2008):
Akibat bagi Ibu hamil anatara lain:
1. Kekurangan cadangan zat besi.
2. Tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas berat dapat menyebabkan persalinan prematur
(persalinan sebelum waktunya).
3. Tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas dapat menyebabkan kelemahan otot rahim.
4. Tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas menurunkan daya tahan ibu sehingga mudah
terjadi infeksi. Infeksi dapat terjadi kapan saja, terutama pada saat dan sesudah persalinan.
5. Keguguran.
6. Proses persalinan lama.
7. Perdarahan setelah persalinan.
8. Kematian ibu.
Akibat bagi janin anatara lain:
1. Pertumbuhan janin terhambat.
2. Bayi lahir prematur.
3. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
4. Bayi cacat bawaan.
5. Kematian janin dalam kandungan.
E. Penatalaksanaan tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas pada ibu hamil
Penatalaksanaan dan pencegahan yang umum dilakukan adalah dengan pemberian
suplemen zat besi sedikitnya 1 tablet selama 90 hari berturut-turut selama masa kehamilan.
Pemeriksaan kadar Hb semua ibu hamil dilakukan pada kunjungan ANC pertama dan pada
minggu ke-28. Apabila ditemukan ibu hamil dengan tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan
nifas berikan tablet Fe 2-3 kali 1 tablet perhari dan disarankan untuk tetap minum tablet zat besi
sampai 4-6 bulan setelah persalinan.
Pada ibu hamil trimester 3 dengan tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas perlu
diberi zat besi dan asam folat secara IM dan disarankan untuk bersalin di rumah sakit.
Pencegahan juga bisa dilakukan secara mandiri dengan mengkonsumsi makanan yang
mengandung gizi seimbang (4 sehat 5 sempurna) dan memperbanyak konsumsi makanan-
makanan yang kaya akan zat besi seperti hati ayam (disarankan hati ayam kampung) ataupun
sapi, sayur bayam dan juga buah-buahan (disarankan hati hewan, sayur dan buah organik).
Dengan mengkonsumsi semua makanan tersebut, zat besi yang sangat diperlukan oleh sel-sel
darah merah dapat terpenuhi secara maksimal dan dapat terhindar dari. Periksakan sedini
mungkin apabila terdapat tanda-tanda tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas, agar
langkah-langkah antisipasi bisa segera dilakukan (Rianti & Resmisari, 2009).
8) Kejang
Penanganan umum:
a) Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk mengurangi
kemungkinan aspirasi secret, muntahan, atau darah
b) Bebaskan jalan nafas
c) Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur
d) Lakukan pengawasan ketat (Saifuddin, 2002)
9) Demam tinggi
Penanganan umum:
a) Istirahat baring
b) Minum banyak
c) Kompres untuk menurunkan suhu (Saiffudin, 2002).
F. Pencegahan Tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan, dan Nifas pada Ibu Hamil
Adapun cara mencegah tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas pada ibu hamil
adalah sebagai berikut:
Cara mencegah tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas pada ibu hamil:
a. Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran warna hijau, kacang
kacangan, protein hewani, terutama hati.
b. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk, tomat, mangga dan lainlain
yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi.
Suplemen zat besi memang diperlukan untuk kondisi tertentu, wanita hamil dan tanda
bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas berat misalnya. Manfaat zat besi selama kehamilan
bukan untuk meningkatkan atau menjaga konsentrasi hemoglobin ibu, atau untuk mencegah
kekurangan zat besi pada ibu. Ibu yang mengalami kekurangan zat besi pada awal kehamilan dan
tidak mendapatkan suplemen memerlukan sekitar 2 tahun untuk mengisi kembali simpanan zat
besi dari sumber-sumber makanan sehingga suplemen zat besi direkomendasikan sebagai dasar
yang rutin (Bobak, 2005).
Menurut Saspriyana (2010) penderita tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas ringan
sebaliknya tidak menggunakan suplemen zat besi. Lebih cepat bila mengupayakan perbaikan
menu makanan. Zat besi yang berasal dari makanan terbagi dua, yaitu zat besi heme, terdapat
dalam makanan-makanan yang berasal dari sumber hewani dan zat besi non-heme, terdapat di
makanan nabati (padi-padian, sayur mayur dan kacang-kacangan). Zat besi heme dapat diserap
oleh tubuh dua kali lipat daripada besi non-heme. Jika makanan yang kita konsumsi lebih banyak
mengandung zat besi heme dan vitamin C (ascorbic acid) yang akan meningkatkan penyerapan
zat besi.
Sebaiknya mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti telur, susu,
hati, ikan, daging, kacang-kacangan (tahu, oncom, kedelai, kacang hijau, sayuran berwarna hijau,
sayuran berwarna hijau tua (kangkung, bayam) dan buah-buahan (jeruk, jambu biji dan pisang).
Selain itu tambahkan substansi yang memudahkan penyerapan zat besi seperti vitamin C, air
jeruk, daging ayam dan ikan. Sebaliknya substansi penghambat penyerapan zat besi seperti teh
dan kopi harus dihindari.
Anjuran untuk tidak minum teh langsung setelah makan berkaitan dengan kandungan asam
fitat (phytic acid), polifenol (seperti: tanin) dan kafein di dalam teh yang dapat menghambat
(inhibitor) penyerapan zat besi dari makanan di dalam saluran cerna. Akibatnya, zat besi tersebut
tidak dapat diserap oleh tubuh dengan maksimal (dihambat hingga 80%). Hal ini akan bisa
menyebabkan tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas karena kekurangan zat besi. Jika
makanan yang kita konsumsi lebih banyak mengandung zat besi heme dan vitamin C (ascorbic
acid) yang akan meningkatkan penyerapan zat besi, maka hambatan penyerapan dari teh masih
dapat teratasi (Purbakuncara, 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Djamilus, Herlina, (2008). Faktor risiko kejadian tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Bogor. Diperoleh pada tanggal 19 Agustus 2015 dari:
http://www. motekar.tk/topik/pengkajian-tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas-pada-Ibu
hamil.html.
Huliana, M. (2001). Panduan menjalani kehamilan sehat. Jakarta: Puspa Swara
Kusmiyati. (2008). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya. 139-40.
Prawirohardjo, S. (2001). Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka
Purbakuncara. (2014). Bahaya minum teh sehabis makan. Diperoleh tanggal 19 Agustus 2015 dari
http://purbakuncara.com/bahaya-minum-teh-sehabis-makan/.
Rianti, S. P., & Resmisari. (2009). Buku saku obstetri dan ginekologi. Edisi 9. Jakarta: EGC.
Saifuddin, A.B, (2002). Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.N14-6
Saifudin, A. B. (2002). Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka.
Saspriyana. (2010). Tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas ibu hamil, mengapa harus
dicegah. Diperoleh pada tanggal 19 Agustus 2015 dari:
http://dokterkade.wordpress.com/2010/03/24/tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas-
dalam-kehamilan-mengapa-harus-dicegah-2/