Ts 313905
Ts 313905
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perkerasan
melindungi tanah dasar (subgrade) akibat deformasi besar dari beban kendaraan
yang berulang. Sebab pada dasarnya, kekuatan tanah asli tidak cukup kuat
menahan besarnya beban lalu lintas. Perkerasan disusun dari beberapa lapis
material granuler dan dirancang menurut kebutuhan jalannya. Jalan yang dilalui
kendaraan berat, dirancang lebih tebal dibandingkan jalan yang hanya dilewati
Di Indonesia, tipe perkerasan yang umum digunakan yaitu perkerasan kaku (rigid
sebuah perkerasan akan memiliki kinerja yang baik, bila perancangan dilakukan
(FHWA,2006) :
a. Lapis aus (wearing course) yang memberikan cukup kekesatan, tahanan gesek,
b. Lapis perkerasan terikat atau tersementasi (aspal atau beton) yang memberikan
daya dukung yang cukup, dan sekaligus sebagai penghalang air yang masuk ke
c. Lapis pondasi (base course) dan lapis pondasi bawah (subbase coarse) tak
II-1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
perkerasan, serta pengaruh degradasi yang lain (erosi dan intrusi butiran
halus).
seragam dan merupakan landasan yang stabil bagi lapisan material perkerasan
di atasnya.
e. Sistem drainase yang dapat membuang air dengan cepat dari sistem
lapisan pondasi bawah dan pelat beton, dengan atau tanpa tulangan.
Kelebihan dari tipe perkerasan ini adalah mampu melayani beban lalu
beton hingga kekuatannya tercapai. Selain itu, perkerasan jenis ini relatif
lebih mahal namun sebanding dengan masa layan yang dapat mencapai 20-
40 tahun.
terhadap daya dukung perkerasan. Hal tersebut disebabkan oleh sifat pelat
II-2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
beton yang cukup kaku sehingga dapat menyebarkan beban pada bidang
bawahnya.
3000 kg 3000 kg
Gambar 2.1 Perbedaan Distribusi Beban pada Perkerasan Kaku dan Lentur
(Sumber : www.cement.ca)
Secara umum, perkerasan kaku dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
(dowel) yang berfungsi sebagai alat bantu transfer beban juga dipasang
yang baik pada sambungan merupakan hal yang sangat penting, bila
hal itu tidak tercapai maka akan menggangu kenyamanan lalu lintas
(Hardiyatmo, 2015).
bertulang terdiri dari pelat beton dengan tebal tertentu yang diperkuat
terpisah atau anyaman baja yang dilas (welded steel mats). Fungsi dari
tulangan yaitu untuk mengendalikan retak pada pelat beton dan bukan
II-4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
pelat beton dapat dibuat menerus tanpa sambungan atau dibuat dalam
II-5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
beton yang memiliki kemampuan dalam menginfiltrasi zat cair. Hal ini
Pervious
Concrete
Sub-base
Sub-grade
Geotextile
jenis ini dibuat tanpa tulangan untuk menghindari korosi pada besi akibat
a. Lapis permukaan
II-6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
(Ferguson,2005).
bawah dibuat lebih panjang dari lapis atasnya. Hal ini dimaksudkan
perkerasan.
Pervious Concrete
Sub-base (Aggregate)
Geotextile
Sub-grade
c. Geotekstil (Geotextile)
bukan hanya sebagai stabilisasi dan perbaikan tanah dasar, namun juga
II-7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
untuk stabilisasi tanah dasar juga digunakan untuk meyaring air yang
dukung yang baik. Tanah dasar yang memiliki daya dukung rendah
geotekstil.
perkerasan jalan.
II-8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
tanah yang semakin menipis akibat alih fungsi hutan dan lahan hijau
dari limpasan air yang biasanya tidak terserap oleh tipe perkerasan
lainnya.
d. Mengurangi penguapan
e. Kasat
II-9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
aspal.
menjadi rendah. Dengan nilai kuat tekan yang rendah, maka aplikasi
langsung.
II-10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
rupa agar pasta semen tidak menutupi rongga yang terbentuk. Hal ini
2.3. Beton
Beton merupakan salah satu bahan utama yang digunakan untuk pekerjaan
konstruksi. Secara umum, bahan pembentuk beton ialah agregat, semen, air dan
penggunaannya. Beton merupakan bahan yang tidak kuat dalam menahan gaya
tarik. Besarnya gaya tarik yang dimiliki beton yaitu hanya 10% dari nilai kuat
kuat tariknya. Salah satu alternatif dalam menaikan kuat tarik beton ialah dengan
Selain itu, beton adalah bahan yang sulit diubah jika sudah terbentuk. Dapat
dikatakan bahwa beton tidak memiliki nilai ekonomis yang tinggi sebab hanya
dapat digunakan untuk satu kali pemakaian. Perencanaan yang salah menyebabkan
Untuk dapat menghasilkan beton dengan kualitas yang baik, maka dibutuhkan
II-11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
terletak pada proporsi agregat halus dalam campuran beton. Beton berpori
Beton
Konvensional Beton Berpori
Gambar 2.6 Perbedaan Fisik antara Beton Konvensional dan Beton Berpori
(Sumber : www.abcpolymerindustries.com)
Secara fisik, beton berpori memiliki tekstur yang lebih kasar dibandingkan
halus tidak mengisi celah di antara agregat kasar, yang seharusnya berlaku
Rongga yang terdapat padat beton berpori mengakibatkan beton jenis ini
memiliki nilai kuat tekan yang lebih kecil dibandingkan dengan beton
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
digunakan untuk jenis konstursi yang tidak memerlukan nilai kuat tekan
yang tinggi.
Beton serat dapat didefinisikan sebagai beton yang terbuat dari semen
agregat halus dan kasar, air, dan diperkuat dengan serat (Hannant, 1978).
berupa serat metal, serat polymeric, serat mineral dan serat alam.
yang dikombinasikan dengan serat, memiliki nilai kuat tekan, kuat lentur
merupakan alternatif bahan perkerasan yang tepat karena sifatnya yang ramah
masuk ke dalam tanah dalam waktu yang relatif singkat, sehingga menghindari
terjadinya genangan air yang diakibatkan oleh sistem drainase yang buruk.
II-13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
pedestrian. Hal ini dikarenakan kinerja statis dan mekanis pada beton berpori tidak
perkerasan kaku permeabel untuk jalan raya masih pada tahap penelitian.
pada perkerasan jalan raya dengan kelas jalan rendah sampai sedang.
Cement Treated Base merupakan bahan lapis pondasi yang digunakan pada
perkerasan lentur (flexible pavement). CTB terletak di antara tanah dasar dan
lapisan perkerasan, yang berfungsi untuk menahan gaya vertikal dari beban yang
dan juga sebagai peresap air untuk diteruskan ke lapisan tanah dasar.
II-14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Selain digunakan sebagai lapis konstruksi pondasi bawah (sub-base course) dan
pondasi atas (base course), CTB umum digunakan sebagai perkerasan tanpa lapis
permukaan yang tidak memerlukan nilai kuat tekan yang tinggi. Hal ini
Berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga Revisi 3 (2010), gradasi agregat yang
Dalam penelitian ini, gradasi agregat menggunakan gradasi CTB - kelas A. Dasar
pertimbangan pemilihan gradasi ditinjau dari sifat CTB yang mampu meresapkan
air dan dapat diaplikasikan sebagai perkerasan kaku yang tidak memiliki
Material penyusun beton pori berserat tidak jauh berbeda dengan beton
konvensional. Beton pori berserat tersusun atas agregat, semen, air, bahan tambah
II-15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
rongga atau pori, maka pada campurannya tidak menggunakan agregat halus atau
pasir. Meskipun digunakan, yaitu hanya pada proporsi yang sangat sedikit.
2.6.1. Agregat
pecah, terak dapur tinggi dan mineral. Dalam pekerjaan struktur beton,
meliputi kadar air, kadar lumpur, berat isi, berat jenis dan penyerapan
agregat, analisis saringan dan juga uji ketahanan aus untuk agregat kasar.
Misalnya saja pasir dan kerikil yang memiliki dimensi yang kecil,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Agregat berat, merupakan jenis agregat dengan berat jenis > 2,9.
II-17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
perencanaan beton ringan. Berat jenis yang dimiliki yaitu < 2,0
dan menghasilkan bobot beton < 1.800 kg/m3. Kuat tekan yang
lumpur.
antara lain :
II-18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
kurang baik.
tinggi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
dengan bentuk yang seragam atau hampir sama. Dari ke tiga jenis
2.6.2. Semen
dalam dua jenis, yaitu semen hidrolik dan semen non-hidrolik. Perbedaan
mendasar antara kedua jenis semen ini ialah kemampuan reaksi pada
tempat tertentu, yang mana pada semen hidrolik reaksi pengerasan semen
masih dapat terjadi meski berada di dalam air, sementara untuk jenis non-
II-21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
menyatukan agregat kasar dan agregat halus menjadi satu kesatuan yang
kuat setelah semen bereaksi dengan air. Jenis semen yang digunakan pada
penelitian ini adalah semen tipe PPC (Portland Pozzolan Cement), yang
cement), yaitu jenis semen yang memiliki kadar C3S atau C3A
sulfat disini adalah garam sulfat yang larut. Misalnya, air laut,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
rendah.
dan bahan dasarnya mahal. Oleh karena itu, harga semen putih
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
pilar dengan ukuran besar. Panas hidrasi yang agak rendah dapat
Jenis III, semen portland dengan kekuatan awal tinggi (high early
Jenis IV, semen portland dengan panas hidrasi rendah (low heat
II-24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
tekan pada umur 1 hari sebesar 225 kg/cm dan pada umur 7 hari
2.6.3. Air
Seluruh material penyusun beton harus dalam kualitas yang baik begitupun
dengan air. Kualitas air sebagai bahan campuran beton, harus sesuai
II-25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
a. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari
b. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton
c. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton,
Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji yang
dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus
kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang dapat diminum.
II-26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Semen), maka semakin rendah mutu kekuatan beton. Namun, hal ini tidak
FAS (Faktor Air Semen) diartikan sebagai rasio atau perbandingan antara
Faktor air semen pada beton berpori berkisar 0,36 sampai dengan 0,46
sedangkan nilai faktor air semen optimum sekitar 0,40. Perkiraan faktor air
semen tidak dapat terlalu besar karena jika faktor air semen terlalu besar
maka pasta semen akan terlalu encer sehingga pada waktu pemadatan
aggregat. Sedangkan jika faktor air semen terlalu rendah maka pasta
Sementara menurut ACI 522R-10, persentase faktor air semen yang paling
baik dicapai oleh beton berpori ialah pada 0,26 sampai dengan 0,45.
II-27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
yang stabil dan lapisan yang cukup merata pada agregat. Persentase rongga
yang terbentuk menurut ACI 522R-10 ialah 15% sampai dengan 35%.
campuran.
Chemical admixture biasanya berupa zat kimia yang dapat langsung larut
II-28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Jenis bahan tambah tipe ini dapat mempercepat proses pengikatan dan
Jenis bahan tambah yang bukan saja dapat mengurangi penggunaan air
Jenis bahan tambah yang bukan saja dapat mengurangi penggunaan air
II-29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Bahan tambah jenis ini yaitu bahan tambah yang dipergunakan untuk
atau lebih.
adukan beton dengan konsistensi tertentu sebanyak 12% atau lebih, dan
dapat larut dan tercampur rata. Secara umum, yang termasuk ke dalam
Merupakan bahan tambah yang berasal dari sisa hasil pembakaran batu
bara dengan gradasi seragam dan sangat halus. Fly ash sering
pozzolanic.
b. Kerak (slag)
Merupakan bahan tambah yang berasal dari sisa hasil pemurnian besi
II-30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
c. Silica Fume
Yaitu bahan tambah yang berasal dari sisa hasil produksi silicon metal
2.6.5. Serat
(tarik diagonal) balok beton atau mortar. Selain itu, penggunaaan serat
yang dihasilkan.
Serat yang cukup panjang akan menghasilkan kuat tarik yang lebih baik
II-31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
saling mengikat satu sama lain. Berbeda dengan serat berukuran pendek
yang akan mengalami kerusakan awal yaitu hancurnya ikatan antar semen
dan serat.
Serat yang digunakan untuk campuran beton, terbagi atas empat jenis, di
agregat kasar. Contoh serat metal ialah serat besi dan serat stainless
steel.
b. Serat polymeric, yaitu serat yang dihasilkan dari proses kimia. Serat ini
c. Serat mineral, tersusun dari serat kaca (fiberglass). Serat kaca berasal
dari kaca cair yang ditarik hingga berdiameter 0,005 mm 0,01 mm.
Bahan dasar serat kaca yang digunakan pada campuran beton adalah
d. Serat alam, merupakan serat yang berasal dari tumbuhan dan hewan.
Bagian hewan yang dapat dimanfaatkan sebagai serat adalah bulu, kulit
campuran beton ialah serat bambu, serat nanas, ijuk dan serat sabut
II-32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
elastisitasnya tinggi.
b. Volume, panjang serat dan diameter serat yang digunakan harus dalam
proporsi yang tepat. Tidak terlalu panjang atau pendek dan juga tidak
c. Serat yang digunakan dapat terikat secara baik satu sama lain.
d. Kualitas yang dimilki oleh serat. Hal ini dapat dipengaruhi oleh sumber
atau asal serat, yaitu cuaca dan kondisi tanah yang dipakai untuk
Mekanisme kerja serat dalam memperbaiki sifat beton dibagi dalam dua
lebih efektif bila diletakkan berjajar dan seragam, tidak tumpang tindih.
memperkirakan kuat tarik dan kuat lentur beton dengan asumsi bahan
pertama.
dipilihlah serat alam untuk penelitian ini. Serat alam yang digunakan untuk
II-33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
campuran beton berpori adalah serat sabut kelapa yang lolos saringan
sebesar 0%, 1%, 2% dan 3% dari total kebutuhan semen dalam campuran.
Menurut Hannant (1978), serabut kelapa terdiri dari dua bagian yaitu
sel-sel serat dan sel-sel non serat atau debu yang sering disebut pith.
mengandung 525 gram serat (75% dari sabut) dan 175 gram gabus
diameter 0,1-1,5 mm. Mutu serat sabut kelapa ditentukan oleh warna,
persentase kotoran, kadar air dan proporsi bobot serat panjang dan
serat pendek. Berat jenis serat sabut kelapa adalah 0,587286241 g/cm3
dan memiliki tegangan tarik rata-rata 3,46 MPa, regangan 0,36% serta
II-34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
a. Persiapan Bahan
kelapa.
b. Pelunakan Sabut
II-35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
c. Pemisahan Serat
yang pemisah antara bagian yang kasar dan halus pada serat.
manual.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui sifat dan perilaku beton
faktor air semen maupun kadar bahan tambah atau admixture. Hasil penelitian
evaluasi hasil dari pembuatan beton pori berserat sehingga tercapai hasil yang
direncanakan.
II-36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
admixture berupa fly ash dengan kadar 20% dari berat semen. Adapun
rincian komposisi campuran beton berpori pada setiap benda uji adalah
sebagai berikut :
Proporsi campuran di atas adalah untuk satu kali proses pengadukan yang
Benda uji yang digunakan untuk tes kuat tekan adalah sebanyak 12 buah
II-37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Berikut adalah nilai rata-rata hasil uji kuat tekan dan permeabilitas dari ke
a. Semakin besar nilai kuat tekan dari beton berpori maka kemampuan
resapan air dari beton tersebut cenderung akan semakin rendah. Hal ini
disebabkan oleh semakin tinggi nilai kuat tekan dari beton, maka
rongga udara pada beton tersebut akan semakin kecil dan menjadikan
beton lebih padat dengan ikatan antar agregat yang semakin besar.
ini jika ditinjau dari nilai kuat tekan. Terlihat juga bahwa tingginya
nilai kuat tekan sudah mulai unggul sejak beton berumur 7 hari dan 14
hari.
II-38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Nilai Kuat Tekan pada Aplikasi Sidewalk, peneliti merancang tiga variasi
campuran beton berpori dengan admixture abu sekam, fly ash dan air
entraining.
Persentase bahan tambah pada setiap campuran yaitu sebanyak 10%, 15%
dan 20% dari berat semen untuk bahan admixture abu sekam dan fly ash,
serta sebanyak 1%, 2% dan 3% dari berat air untuk bahan admixture air
II-39
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Tabel 2.4 Komposisi Campuran Beton Bepori dengan Variasi Jenis dan
Persentase Admixture
Tanpa
- 13,5 3,3 1,1
admixture
10% 13,5 2,97 1,3
1% 13,5 3,3 1
Air
2% 13,5 3,3 1
entraining
3% 13,5 3,3 1
(Sumber : Olah data penelitian Frandy Ferdian,2012)
agregat untuk seluruh komposisi yaitu sebanyak 13,5 kg, yang mana
2-3 cm, 40% agregat dengan ukuran butir 1-2 cm dan sisanya adalah
Benda uji beton berpori dibuat sebanyak 18 buah untuk pengujian kuat
tekan pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Sementara untuk pengujian
II-40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
benda uji dengan campuran admixture abu sekam 10%, 2 buah benda uji
dengan campuran admixture fly ash 10%, dan 2 buah benda uji dengan
berikut :
124,21 -3
10% 29,11 90,44 7166 x 10
Berdasarkan hasil nilai kuat tekan dan permeabilitas dari beberapa sampel
II-41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
admixture.
tekan yang besar belum tentu memiliki nilai porositas yang baik.
Semakin besar nilai kuat tekan dari beton berpori maka kemampuan
resapan air dari beton berpori cenderung akan semakin rendah. Nilai
ash 10%.
Penelitian yang dilakukan oleh Bagus Hartanto Putra menjadi acuan bagi
terhadap empat komposisi yang berbeda dan dibuat ke dalam 3 buah benda
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
berpori dengan rencana nilai kuat tekan untuk perkerasan sidewalk, jalan
lokal, area parkir terbuka dan area taman perumahan. Adapun komposisi
material yang dibutuhkan untuk membuat 3 buah benda uji untuk setiap
Komposisi II 13,3 3 1 1%
Tes kuat tekan beton pada uji pendahuluan dilakukan pada umur 7 hari.
sebesar 58,67 kg/cm2 pada umur 7 hari dan perkiraan kuat tekan pada umur
tekannya dapat meningkat. Dalam hal ini, peneliti menggunakan dua jenis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
tabel berikut :
yaitu jumlah yang digunakan untuk setiap pengujian kuat tekan beton
berpori pada umur tertentu. Tes kuat tekan beton berpori pada penelitian
lanjutan dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu pada umur beton 7, 14, 21 dan 28
hari. Sehingga jumlah benda uji yang dibutuhkan untuk pengujian kuat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Penentuan komposisi benda uji diseleksi berdasakan nilai kuat tekan rata-
rata tertinggi dari 5 komposisi campuran pada uji lanjutan. Nilai rata-rata
dari pengujian kuat tekan beton berpori dan permeabilitas, disajikan pada
Dari hasil nilai rata-rata uji kuat tekan dan permeabilitas, maka dapat
membuat ikatan antar pasta semen dan agregat menjadi lebih kuat,
sehingga nilai kuat tekan beton semakin meningkat. Hasil nilai kuat
beton berpori.
II-45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
II-46
http://digilib.mercubuana.ac.id/