1. Porositas
Porositas didefinisikan sebagai perbandingan volume pori-pori (yaitu volume yang
ditempati oleh fluida) terhadap volume total batuan. Ada dua jenis porositas yaitu porositas
antar butir dan porositas rekahan. Pada kenyataannya, porositas didalam suatu sistem
panasbumi sangat bervariasi. Contohnya didalam sistem reservoir rekah alami, porositas
berkisar sedikit lebih besar dari nol, akan tetapi dapat berharga sama dengan satu (1) pada
rekahannya. Pada umumnya porositas rata-rata dari suatu sistem media berpori berharga
antara 5 30%.
Kecepatan aliran darcy atau flux velocity (v) adalah laju alir rata-rata volume flux per
satuan luas penampang di media berpori. Sedangkan kecepatan rata-rata fluida yang melalui
media berpori dikenal sebagai interstitial velocity (u). Hubungan antara kedua parameter
kecepatan tersebut adalah sebagai berikut: Harga flux velocity pada umumnya sekitar 10 -6 m/s.
Besarnya interstitial velocity digunakan untuk kecepatan suatu partikel (partikel kimia penjejak
atau tracer) yang mengalir pada media berpori.
3. Permeabilitas
4. Densitas Batuan
Densitas batuan dari batuan berpori adalah perbandingan antara berat terhadap volume
(rata-rata dari material tersebut). Densitas spesifik adalah perbandingan antara densitas
material tersebut terhadap densitas air pada tekanan dan temperatur yang normal, yaitu kurang
lebih 103 kg/m3.
5. Saturasi
Saturasi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara volume fluida yang mengisi pori
batuan terhadap volume total pori-pori batuan. Total saturasi untuk 3 jenis fluida Sw+So+Sg=1
Jika hanya minyak dan air: Sw+So=1
6.Tekanan Kapiler
Tekanan kapiler pada batuan berpori didefinisikan sebagai perbedaan tekanan antara fluida yang
membasahi batuan dengan fluida yang bersifat tidak membasahi batuan jika di dalam media berpori
tersebut terdapat dua atau lebih fasa fluida yang tidak bercampur dalam kondisi statis.
7.Kompresibilitas
Kompresibilitas (compressibility) adalah kemampuan batuan untuk diberi gaya tekan atau perubahan
bentuk bantuan untuk menerima gaya tekan.
8. WARNA BATUAN
Merupakan sifat fisik yang yang Nampak dari permukaan batuan , yang dapat menjelaskan bagaimana
dan sumber batuan tersebut
1.Warna Tanah
Warna tanah merupakan salah satu sifat yang mudah dilihat dan menunjukkan sifat dari
tanah tersebut. Warna tanah merupakan campuran komponen lain yang terjadi karena
mempengaruhi berbagai faktor atau persenyawaan tunggal. Urutan warna tanah adalah hitam,
coklat, karat, abu-abu, kuning dan putih (Syarief, 1979). Warna tanah penting untuk diketahui karena
berhubungan dengan kandungan bahan organik yang terdapat di dalam tanah tersebut, iklim, drainase
tanah dan juga mineralogi tanah (Thompson dan Troen, 1978).
2.Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dari partikel-partikel atau fraksi- fraksi primer tanah,
yaitu pasir, debu, liat dan lempung atau dilapangan dikenal dengan rasa kekasaran atau
kehalusan dari tanah. Jika beberapa contoh tanah ditetapkan atau dianalisa di laboratorium,
maka hasilnya selalu memperlihatkan bahwa tanah itu mengandung partikel partikel yang
beraneka ragam ukurannya, ada yang berukuran koloid, sangat halus, halus, kasar dan sangat
kasar.
3. Struktur tanah
Struktur tanah adalah penyusunan partikel-partikel tanah primer seperti pasir, debu dan liat
membentuk agregat-agregat, yang satu agregat dengan lainnyadibatasi oleh bidang belah alami
yang lemah. Agregat yang terbentuk secara alami disebut ped, sedangkan bongkah tanah hasil
pengolahan tanah disebut clod
4.Kadar air
Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa air terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh
massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air atau karena keadaan drainase yang kurang baik.
Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan
gravitasi. Pemeriksaan kadar air di lapangan dilakukan pada contoh tanah tak terganggu yang
dikirim ke laboratorium. Dengan membandingkan hasilhasilnya dengan hasil yang diperoleh dari
uji batas plastis dan batas cair, dapat disusun program uji kuat geser tanah. Selain itu, karena
umumnya
tanah lunak berkadar air tinggi, pemeriksaan kadar air berguna untuk meyakinkan kondisi tanah
lunak tersebut. Pemeriksaan kadar air, biasanya merupakan bagian dari uji kuat geser tanah.
5.Berat Spesifik
Harga berat spesifik butiran tanah (bagian padat) sering dibutuhkan dalam bermacam macam
keperluan perhitungan dalam mekanika tanah. Harga-harga itu dapat ditentukan secara
akuran di laboratorium.
6.Konsistensi Tanah
Konsitensi tanah menunjukan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah atau daya adhesi butir-
butir tanah dengan benda lain. Berikut Istilah- istilah yang digunakan untuk
menggambarkan konsistensi tanah :
- Tanah basah : tidak lekat, lekat, tidak platis dan plastis
- Tanah Lembab : mudah lepas, mudah pecah
- Tanah kering : lepas, halus, keras
7. Porositas
Ruang pori total adalah volume dari tanah yang ditempati oleh udara dan air. Persentase
volume ruang pori total disebut porositas. Untuk menentukan porositas,contoh tanah
ditempatkan pada tempat berisi air sehingga jenuh dan kemudian cores ini ditimbang.
Perbedaan berat antara
keadaan jenuh air dan core yang kering oven merupakan volume ruang pori. Untuk 400 cm3
cores yang berisi 200 gr (200 cm3) air pada kondisi jenuh porositas tanahnya akan mencapai
50% (Foth, 1988).
Contoh kasus sifat fisik tanah pasir berlempung Studi Kasus Pertambangan Pasir (Galian C) di Desa
Gumulung Tonggoh, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat)
1.Bulk Density
Metode yang digunakan dalam menganalisis Bulk Density tanah adalah dengan menggunakan metode
gravimetrik yaitu dengan mengukur perbandingan berat kering contoh tanah per unit volume tanah yang
dinyatakan dalam satuan g/cc. Soepardi (1983) menyatakan bahwa butir pasir biasanya berdekatan satu
sama lain sehingga menghasilkan Bulk Density tinggi, di samping itu tanah berpasir rendah kadar bahan
organiknya
Menurut (Hardjowigeno 2007), tanah dengan ruang pori berkurang dan berat tanah setiap
satuan bertambah menyebabkan meningkatnya bobot isi tanah. Tanah dengan bobot yang besar akan
sulit meneruskan air atau sulit ditembus akar tanaman, begitu pula sebaliknya tanah dengan bobot isi
rendah, akar tanaman lebih mudah berkembang.
Pada lokasi penambangan pasir terjadi ketidakstabilan struktur tanah akibat proses
penambangan, terjadi pemadatan tanah akibat penggunaan alat-alat berat dalam proses penambangan
yang menyebabkan pori-pori tanah semakin kecil (ruang pori berkurang) sehingga porositas kecil yang
menyebabkan aerasi tanah tidak baik dan pada akhirnya akan menyulitkan pertumbuhan akar tanaman
oleh karena itulah memiliki nilai Bulk Density yang lebih tinggi.
Berdasarkan hasil uji sidik ragam dan uji Duncan dapat diketahui bahwa antar lokasi penelitian
memiliki perbedaan yang nyata dimana kondisi rataan dan grup uji Duncan pada Bulk Density di lokasi
kebun campuran dan sawah berbeda nyata dengan di lokasi galian C yang menandakan juga bahwa
kegiatan penambangan pasir (galian C) telah mempengaruhi secara nyata terhadap nilai Bulk Density
terlebih lagi jika dibandingkan dengan kebun campuran dan sawah yang tanahnya memiliki vegetasi
penutup lahan yang dapat menghalangi lapisan permukaan tanah dari pukulan dan hempasan air hujan.
Adanya pengolahan tanah dan pemberian bahan pengkondisian tanah (seperti bahan organik, pupuk
organik (pupuk kandang, kompos)) merupakan salah satu cara untuk menurunkan berat volum tanah
(Bulk Density tinggi), sehingga tanah lebih bergumpal dan menjadi longgar. Hal ini seperti dinyatakan
oleh Soegiman (1982), bahwa tanah yang lepas dan bergumpal akan mempunyai berat persatuan
volume (Bulk Density) rendah dan kerapatan massa yang terjadi ditentukan oleh butir-butir tanah padat.
2.porositas
porositas tanah pada lokasi penambangan pasir galian C tergolong jauh lebih rendah dibandingkan
dengan lokasi kebun campuran dan sawah. Hal tersebut membuktikan bahwa kegiatan penambangan
pasir (galian C) telah mengakibatkan porositas tanah pasir yang ada menjadi buruk. Kejadian yang
demikian juga dapat disebabkan oleh berubahnya ukuran pori tanah yang semakin kecil akibat
penggunaan alat-alat berat dalam proses penambangan pasir sehingga tanah menjadi padat. Porositas
tanah dipengaruhi oleh besar kecilnya pori tanah. Selain itu menurut Hardjowigeno (2007), porositas
tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur, ukuran pori dan tekstur tanah. Porositas
tanah tinggi jika bahan organik tinggi. Tanah-tanah dengan struktur remah atau granular mempunyai
porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah yang 37 38 berstruktur pejal. Sedangkan untuk jenis
tanah pada lokasi penelitian tanah pasir pada umumnya memiliki kandungan bahan organik yang rendah
dan tidak memiliki struktur tanah sehingga porositas cenderung buruk. Hal tersebut di atas telah
ditekankan pula oleh Foth (1994), bahwa tanah permukaan yang pasir mempunyai porositas lebih kecil
daripada tanah liat (kebun campuran dan sawah memiliki sedikit kandungan liat). Berarti bahwa tanah
pasir mempunyai volume yang lebih sedikit yang ditempati oleh ruang pori. Air selalu bergerak lebih
cepat melalui tanah pasir daripada tanah liat. Keterangan untuk bukti-bukti yang kelihatannya
bertentangan ini berada pada ukuran pori-pori yang ditemukan pada masing-masing tanah.
3. PERMEBILITAS
Permeabilitas adalah kecepatan laju air dalam medium massa tanah Hardjowigeno (2007), atau menurut
Haridjaja et al (1983), permeabilitas merupakan kecepatan bergeraknya suatu cairan pada suatu media
dalam keadaan jenuh. Sifat ini penting artinya dalam keperluan drainase dan tata air tanah.
Permeabilitas sendiri dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah serta distribusi ukuran pori, stabilitas
agregat, struktur tanah dan kandungan bahan organik. Setelah dianalisa berdasarkan data hasil
penelitian tanah yang dilakukan Tim Kementrian Negara Lingkungan dari tiga lokasi berbeda di desa
Gumulung Tonggoh, kecamatan Astanajapura, kabupaten Cirebon yaitu tanah pada lokasi sawah yang
ditanami padi, tanah pada lokasi kebun campuran, dan tanah pada lokasi bekas tambang pasir dapat
dikatakan bahwa dari ketiga lokasi tersebut memiliki sifat fisik tanah yang berbeda dan dari setiap
karakteristik sifat fisik memiliki rentang batas yang berbeda-beda pula tetapi antara nilai pada keempat
sifat tanah yang dianalisa (bulk density, porositas tanah, pori drainase sangat cepat dan permeabilitas)
saling berkaitan satu sama lain sehingga jika terjadi perubahan nilai dari masing-masing karakteristik sifat
tanah maka akan berpengaruh kepada kestabilan sifat yang lain. Jika nilai Bulk Density meningkat, maka
akan terjadi penurunan pada nilai porositas, nilai pori drainase sangat cepat dan permeabilitas tanahnya
pun ikut menurun. Hal tersebut berlaku pada semua lokasi baik pada tanah sawah, tanah pada kebun
campuran maupun tanah pada lahan paska tambang pasir (galian C). Hasil analisa tanah menunjukan
bahwa tanah pada lokasi kebun campuran memiliki kriteria yang cukup baik untuk pertumbuhan
tanaman terutama jika dilihat dari nilai permeabilitasnya yang tergolong cepat dan berarti mampu untuk
mengalirkan air masuk ke dalam tubuh tanah. Pada lokasi sawah yang baik adalah yang memiliki
permeabilitas tanah yang rendah agar air dapat tergenang akan tetapi untuk permeabilitas pada sawah
44 dalam penelitian ini nilai permeabilitasnya tergolong agak cepat sehingga sedikit kemungkinan sawah
tergenang terlebih lagi jenis tanahnya adalah pasir berlempung (sedikit sekali mengandung liat). Hal
tersebut bersesuaian dengan batasan nilai permeabilitas dalam buku Hardjowigeno 2003. Sedangkan
pada lokasi penambangan pasir, seharusnya untuk tanah dengan jenis tersebut, nilai permeabilitasnya,
porositas, dan pori drainasenya cenderung tinggi, tetapi pada lahan bekas tambang pasir ini justru nilai
permeabilitas, porositas, pori permeabilitasnya rendah dan nilai bulk density yang tinggi. Hal tersebut
dapat terjadi karena pada lokasi paska penambangan pasir (galian C) menaglami pemadatan tanah
akibat penggunaan alat berat serta akibat hilangnya vegetasi penutup lahan. Berdasarkan analisa sidik
ragam dan uji Duncan tersebut, secara umum terlihat bahwa kegiatan penambangan pasir (galian C)
berpengaruh nyata terhadap perubahan sifat fisik tanah di kawasan penambangan pasir (galian C) desa
Gumulung Tonggoh, kecamatan Astanajapura, kabupaten Cirebon, Jawa Barat.