Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu bahwa bumi, air, dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
Definisi Perkebunan menurut Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 18 Tahun 2004 tentang
Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau
media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa
hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta
manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.
Dari pengertian perkebunan menurut undang-undang perkebunan dapat kita artikan bahwa
tanaman perkebunan yang akan ditanam oleh masyarakat harus disesuaikan dengan jenis tanah
dan ekosistim alaminya serta menggunakan bantuan teknologi. Harusnya depertemen
perkebunan melakukan kajian yang serius dituangkan kedalam peta yang dibuku melalui hasil
riset dilapangan, kemudian riset ini menjadi acuan tata ruang perkebuanan diwilayah indonesia.
Mandat Undang-undang no. 41 tahun 1999 berdasarkan fungsi hutan terdiri dari:
1.Hutan konservasi
2.Hutan lindung
3.Hutan produksi
Pemerintah dapat menetapkan kawasan hutan tertentu untuk tujuan khusus, Penetapan kawasan
hutan dengan tujuan khusus, diperlukan untuk kepentingan umum seperti:
Kawasan hutan dengan tujuan khusus tidak mengubah fungsi pokok kawasan hutan.
1.Pemanfaatan kawasan
Proses atau Tahapan Pembangunan Hutan Tanaman Industri HTI (UU No. 41/1999)
1.Lahan HTI merupakan Kawasan hutan yang tidak produktif serta tidak dibebani izin
2.Persiapan Lahan
3.Persemaian
4.Penanaman
5.Pemeliharaan
6.Pemanenan
7.Pemasaran.
Keputusan Mentri Kehutanan Nomor: 70/Kpts-II/95 tentang pengaturan tata ruang hutan
tanaman industri, Penataan ruang HTI bertujuan untuk mengatur penggunaan suatu unit areal
HTI sesuai dengan peruntukannya, yaitu untuk :
d. Kawasan Lindung 10 %
e. Sarana Prasarana 5 %
Sudah ada kepastian hukumnya untuk perusahaan HTI tidak boleh lagi menebang (memanen)
kayu hutan alam di areal konsesi HTI-nya, seperti yang terdapat dalam SK.101/Menhut-II/2004,
tertanggal 24 Maret 2004 (perbaikan/perubahan dari SK Menhut No. 162/Kpts-II/2003, tanggal
21 Mei 2003).Lebih lanjut, dalam SK.101/2004, Bab III Deliniasi Areal HPHT, Pasal 4
disebutkan:
Melihat dari proses ataupun tahapan dalam pembangunan hutan tanaman industri (HTI), jika kita
Menelaah tentang Status kayu hutan alam yang berada di areal konsesi Perusahaan HTI,
ternyata tidak ada dasar hukumnya yang menyatakan bahwa kayu hutan alam yang berada di
areal perusahaan HTI tersebut dapat dimiliki secara otomatis oleh perusahaan HTI, secara
hukum, jika tidak ada dasar hukum atas status kepemilikan Kayu hutan alam yang berada pada
areal perusahaan HTI tentunya mengacu pada undang-undang negara republik indonesia tahun
1945 pasal 33 ayat 3. Kayu alam yang berada pada areal perusahaan HTI adalah milik negara
indonesia, maka hampir semua perusahaan HTI yang ada di Indonesia bisa dikatakan merampok
kayu hutan alam dari tangan negara indonesia, Akibatnya negara telah dirugikan.