Anda di halaman 1dari 7

Tersedia secara online Jurnal P endidikan:

http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/ Teori , Penelitian, dan Pengembangan


EISSN: 2502-471X Volume: 2 Nomor: 8 Bulan Agustus Tahun 2017
DOAJ-SHERPA/RoMEO-Google Scholar-IPI Halaman: 10431049

PERBANDINGAN IMPLEMENTASI MODEL


PROBLEM BASED LEARNING DAN DIRECT
INSTRUCTION DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN JARINGAN DASAR KELAS X
Agnes Andani Rais1 , Hary Suswanto2
1
Teknik Elektro-Fakultas Teknik Universitas Negeri M alang
2
Teknik Elektro-Fakultas Teknik Universitas Negeri M alang

INFO ARTIKEL ABS TRAK


Riwayat Artikel: Abstra ct: This research aims at (1) discovering the comp arison between p re-test and
p ost-test results on exp eriment class using p roblem based learnin g; (2) discoverin g the
Diterima: 01-7-2017 result of p ost -test on exp eriment class using p roblem based learn in g and control clas s
Disetujui: 20-8-2017
using direct instruction; (3) discov erin g the comp arison of learnin g motivation of
students between p roblem based learnin g method and direct instruction. The data
analy sis emp loy ed was t -test and single p ath of anav a test. The result of the research
Kata kunci: indicates that p roblem based learn in g is higher than direct instruction on certain
materials for instance network addressing p rotocol and network hardware.
problem based learning;
direct instruction;
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk (1) men getahui p erbandin gan hasil pretest dan
student motivation;
posttest p ada kelas eksp erimen d en gan mod el p embelajar an problem based learning; (2)
learning outcome;
men getahui p erbandin gan hasil posttest p ada kelas eksp erimen dengan mod el
basic network;
p embelajar an problem based learning dan kelas kontrol den gan model p embelajaran
motivasi siswa;
direct instruction; (3) men getahui p erbandin gan motivasi b elajar antara siswa y ang
hasil belajar;
men ggunakan mod el p embelajaran problem based learning dan direct instruction.
jaringan dasar
Analisis data y ang digunakan untuk mengu ji hip otesis adalah uji-t dan uji anava satu
jalur. Hasil p enelitian menunjukk an model p embelajaran problem based learning lebih
unggul diband in g d irect instruction p ada materi tertentu, sep erti p rotokol p engalamatan
jaringan dan p erangkat keras jaringan.
Alamat Korespondensi:
Agnes Andani Rais
Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Negeri M alang
Jalan Semarang 5 M alang
E-mail: agnesandani5@gmail.com

Pendidikan merupakan hal penting dan berka itan langs ung dengan aspek kehidupan manus ia s ebagai ma khlu k individu dan
ma khlu k s os ial. Pendidikan a kan me mba wa perubahan s ikap, perila ku dan nila i-n ila i pada individu, ke lo mpok, dan mas yarakat .
Melalui pendidikan diharapkan n egara dapat ma ju dan berke mbang s es uai dengan kema juan da n tuntutan za man. Di s amp ing
itu, pendidikan juga d ituntut maju dan berke mbang s ejalan dengan perke mbangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karen a
itu, pemerintah s elalu mengupayakan peningkatan kualitas pendidikan baik s ecara konvens ional maupun inovatif.
Adanya pendidikan maka mas yarakat Indones ia dapat berp ikir ma ju dala m menghadapi tantangan za man yang terus
berubah s ecara dinamis . Dala m pendidikan tentu tidak lepas dari pros es pembelajaran. A ktivitas dala m pros es pembelajara n
bukan hanya s is wa yang aktif bela jar, tetapi d i la in piha k guru juga harus mengorganis as i s uat u kondis i yang dapat
mengakt ifkan s is wa dala m bela jar. Me laks anakan kegiatan pe mbela jaran guru atau pendidik merupakan s alah s atu kunci uta ma
dala m us aha peningkatan mutu, kualitas pendidikan, dan keberhas ilan s is wa. Guru s ebagai pendidik d ituntut s emakin berperan
dala m me mpe rs iapkan dan me mbenahi diri untuk dapat men jadi guru yang berkualitas , me miliki ko mpetens i, inovatif, dan
antis ipas i terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam e ra industrialis as i s ekarang ini. Sela in itu, guru harus
memberikan motivas i kepada s is wa.
Pada dunia pendidikan, terutama di SMK progra m Keahlian Te knik Ko mputer Jaringan, pengetahuan tentang jaringan
das ar s eperti protokol pengalamatan jaringan dan perangkat keras jaringan harus dikuas ai dengan ba ik untuk mendukung materi
yang lain, s ebab protokol pengala matan ja ringan dan perangkat ke ras jaringan merupakan materi yang mendas ar dala m jaringan.
Sela in dapat mendukung materi yang la in protokol pengala matan ja ringan dan perangkat ke ras jaringan dapat mendukung s is wa

1043
1044 Jurnal Pendidikan, Vol. 2, No. 8, Bln Agus tus , Thn 2017, Hal 10431049
Rais, Suswanto, Perbandingan Implementasi Model 1044

s aat me mas uki dunia kerja. Setelah d ila kukan obs ervas i ke s ekolah, diketahui bahwa pe mbela jaran yang dilakukan d i s ekola h s
elama ini menggunakan model pembelajaran direct instruction (pembelajaran konvens ional).
Sanjaya dan Wina (2007:299) mengungkapkan bahwa model pe mbe laja ran direct instruction (pembela jaran
konvens ional) merupakan bentuk dari pendekatan pembela jaran yang berorientas i kepada guru (teacher centered), dikatakan
demikian karena dala m pe mbelaja ran in i guru me megang peran yang s angat dominan. Da la m model pe mbela jaran direct
instruction guru me megang kendali penuh dan kurang me mberikan kes e mpatan kepada s is wa dala m hal penemuan kons ep
maupun pemecahan mas alah. Ha l ters ebut mengakibatkan penerimaan s is wa terhadap materi poko k jari ngan das ar mas ih
terkes an s ulit. Adanya kendala t ers ebut men jadi fa ktor yang me mengaruhi motivas i dan has il bela jar ja ringan das ar. Oleh s ebab
itu, diperlukan s uatu tindakan untuk me mperbaiki pros es pembelaja ran dan diharapkan terjadinya peningkat an motivas i dan
has il bela jar s is wa pada mata pe laja ran ja ringan das ar. Oleh ka rena itu, dibutuhkan upaya-upaya agar pros es pembelaja ran yang
terjadi bis a berja lan s es uai dengan yang diharapkan, s alah s atu cara yang digagas kan adalah dengan menerapkan model
pembela jaran problem based learning yang akan diberikan pada s aat s is wa mela kukan pros es pembelajaran di ke las . Model
pembela jaran ini diharapkan me mbuat pros es pembelajaran menjadi leb ih menarik dan hidup, s ehingga s is wa akan lebih
antus ias untuk mengikuti pelajaran.
Model pembe lajaran problem based learning dipilih dan dilakukan dengan harapan agar dapat meningkat kan has il
belajar s is wa. Sudjana dan Nana (2013:22) menje las kan bahwa has il be laja r merupakan ke ma mpuan -ke ma mpuan yang dimiliki s
is wa s etelah pengalaman bela jarnya. Has il bela jar ters ebut dicapai s etelah me la lui pros es dan kegiatan, s ehingga has il bela jar s
angat erat hubungannya dengan motivas i bela jar s is wa. Uno (2014:23) men jelas kan bahwa motivas i bela jar merupaka n
dorongan internal dan eks ternal pada pes erta didik yang s edang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku.
Berdas arkan latar be lakang ters ebut, ma ka penelit i me la kukan penelitian untuk mengetahui perbedaan penerapan
model problem based learning dan direct instruction dalam meningkatkan motivas i dan has il be laja r s is wa pada mata pela jara n
jaringan das ar kelas X d i SMK Negeri 6 Ma lang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya perbedaan yang s ignifika n
berupa has il be laja r pretest dan posttest pada kelas eks perimen yang menggunakan model pe mbela jaran problem based learning
pada kompetens i jaringan das ar kelas X di SMK Negeri 6 Ma lang , mengetahui adanya perbedaan yang s ignifikan berupa has il
belajar posttest pada ke las eks perimen yang menggunakan model pe mbelaja ran problem based learning dan ke las kontrol yang
menggunakan model direct instruction pada kompetens i jaringan dasar kelas X di SM K Negeri 6 Ma lang , mengetahui adanya
perbedaan yang s ignifikan terhadap motivas i be laja r s is wa menggunakan model pe mbe laja ran problem based learning dan
model direct instruction pada kompetens i jaringan das ar kelas X di SMK Negeri 6 Malang .
Berdas arkan tujuan penelitian di atas , hipotes is tindakan dalam penelitian ini adalah Ha1 = Mengetahui adanya
perbedaan yang s ignifikan berupa has il belajar pretes t dan posttest pada kelas eks perimen yang menggunakan model
pembela jaran problem based learning pada kompetens i jaringan das ar kelas X di SM K Negeri 6 Malang, Ha2 = Mengetahui
adanya perbedaan yang s ignifikan berupa has il belajar posttest pada kelas eks perimen yang menggunakan model pembela jara n
problem based learning dan ke las kontrol yang menggunakan model direct instruction pada ko mpetens i ja ringan das ar kelas X
di SM K Negeri 6 Ma lang , Ha3 = Mengetahui adanya perbedaan yang s ignifikan terhadap motivas i bela jar s is wa menggunakan
model pe mbelaja ran problem based learning dan model direct instruction pada kompetens i jaringan das ar kelas X d i SM K
Negeri 6 Malang.
Has il dari penelitian in i d iharapkan dapat digunakan s ebagai mas ukan yang bermanfaat b agi beberapa piha k. Pertama,
bagi s is wa d iharapkan dengan adanya penelitian in i s is wa lebih te rmotivas i untuk te rus aktif da la m mengikuti keg iatan
pembela jaran di kelas dan dapat meningkatkan has il belaja rnya. Kedua, bagi s ekolah s ebagai umpan balik untuk meningkatka n
motivas i dan has il belajar s is wa dala m pe mbela jaran, meningkatkan kua litas atau mutu s ekolah mela lui peningkatan partis ipasi
dan kinerja guru. Ketiga, bagi guru s ebagai mas ukan bahwa pembelajaran problem based learning efektif dala m meningkatka n
motivas i dan has il belajar s is wa s ehingga dapat me mbantu dalam pros es peningkatan has il belajar. Keempat, bagi peneliti has il
penelitian in i dapat digunakan s ebagai bahan acuan dan pertimba ngan untuk me laku kan penelit ian s elanjutnya dengan tema
yang s ejenis .

METODE
Penelit ian ini menggunakan metode penelitian eks perimen. Rancangan penelitian in i menggunakan des ain quasi
experimental design dengan pola nonequivalent control group design (pretest-posttest yang tidak ekuivalen). Da la m penelitia n
ini, baik kelo mpok eks perimen maupun kontrol dibandingkan, mes kipun ke lo mpok ters ebut dipilih dan ditetapkan tanpa me la lui
random. Da la m penelitian eks perimen, kelas eks perimen dan ke las kontrol a kan diatur s ecara intens if s ehingga kedua variabel
me mpunyai ka rakteris tik yang s ama atau mendekati s a ma. Yang me mbedakan dari kedua kelas adalah bahwa ke las eks perime n
diberi perlakuan tertentu, s edangkan kelas kontrol diberikan perlakuan s eperti keadaan bia s anya.
Variabel yang ada dala m penelit ian ini ada lah v ariabe l bebas me rupakan variabe l yang me mengaruhi atau yang
men jadi s ebab perubahannya atau timbulnya va riabel terikat (Sugiyono, 2013: 61). Va riabel bebas dala m penelitian in i adala h
model problem based learning dan model direct instruction, variabel terikat merupakan variabe l yang dipeng aruhi atau yang
men jadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013: 61). Variabel terikat dala m penelit ian ini adalah motivas i dan
has il belajar pada mata pelajaran jaringan das ar.
1045 Jurnal Pendidikan, Vol. 2, No. 8, Bln Agus tus , Thn 2017, Hal 10431049
Rais, Suswanto, Perbandingan Implementasi Model 1045

Populas i dan s ampel dala m penelitian ini adalah p opulas i merupakan kes eluruh an s ubjek penelitian (Arikunto,
2013:130). Populas i dala m penelit ian ini ada lah s is wa kelas X Progra m Keahlian Tekn ik Jaringan Komputer di SMK Negeri 6
Malang, s ampel yang digunakan dalam penelit ian ini ke las X T KJ 1 yang dijadikan s ebagai kelas kontrol yang menggunakan
model pe mbelaja ran direct instruction dan kelas X T KJ 2 dijadikan s ebagai kelas eks perimen yang menggunakan model
pembelajaran problem based learning.
Ins trumen penelit ian yang digunakan adalah s ilabus , RPP, bahan ajar, media, s oal, dan angket mot ivas i. Sebelu m
ins trumen digunakan untuk pros es pembelajaran, dilaku kan validas i terleb ih dahulu kepada tiga ahli materi (Validator 1,
Validator 2, dan Va lidator 3) yang terdiri atas dua dos en tetap PNS Jurus an Teknik Ele ktro Univers itas Negeri Malang dan
s eorang guru TKJ d i SM KN 6 Ma lang . Untuk mengetahui pers entas e tingkat kevalidan s oal yang telah dibuat, digunakan ru mu s :
jumlah
jumlah skor
skor penilai
maksimum
(% ) = 100 %

Keterangan:
Vs x = validas i is i

Kriteria untuk validas i s oal tercantu m pada Tabe l 1. Be rdas arkan has il uji validas i, d idapatkan nila i dari mas ing -
mas ing ahli dengan kriteria validitas is i s angat tinggi .

Tabel 1. Kriteria Validas i Is i


Kriteria Validitas Isi Nilai
81%100% Sangat Tinggi
61%80% Tinggi
41% 60% Cukup
21%40% Rendah
0%20% Sangat Rendah

(Sumber: Arikunto, 2013:75)

Selanjutnya dilakukan u ji coba ke las kec il (ke las yang telah menerima matapela jaran yang akan digunakan) untuk
mengetahui ke layakan dari s oal yang dibuat. Pada uji ini, s oal diu ji cobakan pada ke las XI TKJ 1. Dan untuk mengetahui
tingkat kevalidan dari tiap butir s oalnya digunakan korelas i product moment dengan rumus :

(Sumber: Arikunto, 2013:87)

Keterangan:
rxy = Koefis ien korelas i antara variabel x dengan variabel y
N = Jumlah s ubjek penelitian/res ponden
x = Skor butir s oal
y = jumlah total

Pengujian taraf validas i tiap butir s oal dibandingkan dalam tabel r product moment pada tafar s ignifikan 0,05. Soal
dikatakan valid apabila rhitung rtabel pada taraf s ignifikan 0,05 . Soa l dikatakan tidak va lid apabila rhitung rtabel pada taraf s
ignifikan 0,05. Berdas arkan ru mus perhitungan di atas , didapatkan s oal valid s eju mlah 25 s oal yang me wakili s emua indikator.
Untuk mengetahui derajat kons istens i dan kes tabilan data yang dihas ilkan (u ji reliabilitas soal) digunakan rumus Alpha
Crounbach. Has il uji re liabilitas ters ebut me miliki kriteria penila ian s eperti pada Tabe l 2. Indeks kes ukaran d iklarifikas ika n s
ebagaimana tabel 3.

2

r11 = ( ) (1 )
1 2

(Sumber: Arikunto, 2013:122)


1046 Jurnal Pendidikan, Vol. 2, No. 8, Bln Agus tus , Thn 2017, Hal 10431049
Rais, Suswanto, Perbandingan Implementasi Model 1046

Keterangan:
r11 = reliabilitas ins trumen
K = banyaknya butir pertanyaan/pernyataan
2 = jumlah varians butir 2
2 = varians total

Tabel 2. Kriteria uji reliabilitas


Kriteria Uji Reliabilitas Klasifikasi
0,000,20 reliabilitas sangat rendah
0,210,40 reliabilitas rendah
0,410,60 reliabilitas cukup
0,610,80 reliabilitas tinggi
0,811,00 reliabilitas sangat tinggi

(Sumber: Arikunto, 2013:89)

Berdas arkan u ji reliabilitas di atas didapatkan nila i s ebes ar 0,931 yang menunjukkan bahw a s oal yang dibuat me miliki
tingkat reliabilitas yang s angat tinggi. Untuk mengetahui tingkat kes ukaran dari tiap butir s oal digunakan rumus :

=

(Sumber: Arikunto, 2013:223)

Keterangan:
P = indeks kes ukaran
B = banyaknya s is wa yang menjawab s oal dengan benar
Js = jumlah s eluruh pes erta tes

Tabel 3. Kriteria Indeks Kes ukaran


Kriteria Tingkatan untuk menilai
0,00 0,30 Sukar
0,31 0,70 Sedang
0,71 1,00 M udah

(Sumber: Arikunto, 2013:225)

Berdas arkan kriteria pada tabel di atas , didapatkan 7 s oal dengan kriteria mudah, 13 s oal dengan kriteria s edang, dan 5 s
oal dengan kriteria s ukar. Se lain uji t ingkat kes ukaran s oal, dila kukan pula uji daya pembeda untuk mengetahui tingkat ke
ma mpuan s is wa da la m mengerja kan s oal, baik s is wa yang berke ma mpuan tinggi maupun s is wa yang berke ma mpuan rendah.
Rumus yang digunakan adalah:

= =

Keterangan:
D = daya pembeda

BA = banyaknya jawaban benar dari kelas atas


BB = banyaknya jawaban benar dari kelas bawah
JA = banyaknya pes erta kelas atas
JB = banyaknya pes erta kelas bawah
PA = propors i pes erta kelompok atas yang menjawab benar
PB = propors i pes erta kelompok bawah yang menjawab benar

Kriteria indeks daya pemb eda s oal tercantum pada Tabel 4. Be rdas arkan uji d i atas didapatkan 5 s oal dengan kriteria
cukup, 8 s oal dengan kriteria baik, dan 13 s oal dengan kriteria baik s ekali.
1047 Jurnal Pendidikan, Vol. 2, No. 8, Bln Agus tus , Thn 2017, Hal 10431049
Rais, Suswanto, Perbandingan Implementasi Model 1047

Tabel 4. Kriteria Daya Beda Butir Soal


Daya Beda Butir S oal Kriteria
0,000,20 jelek
0,21 0,40 cukup
0,410,70 baik
0,711,00 baik
sekali
(Sumber: Arikunto, 2013:232)

Dala m penelit ian ini data yang dikumpulkan adalah data ke ma mpuan awal s is wa (pretest) pada kelas eks perimen dan
kelas kontrol, data ke ma mpuan akhir s is wa (posttest) pada kelas eks perimen dan ke las kontrol, dan penilaian pada ranah s ikap
dan ranah ketera mp ilan. Dari data has il yang terku mpul dilaku kan analis is data menggunakan uji pras yarat a nalis is (uji
norma litas dan uji ho mogenitas ) untuk mengetahui apakah data terdis tribus i normal dan bernila i ho mogeny atau tidak.
Selanjutnya data nilai ters ebut diuji menggunakan uji kes amaan dua rata -rata. Sete lah uji ters ebut dilakukan, ma ka dilanjutka n
dengan uji hipotes is menggunakan uji T dan uji anava s atu jalur.
Uji normalitas dilaku kan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh terd is tribus i normal atau tidak. Data yang diuji
norma litas nya adalah data dari nila i pretest. Uji s tatis tik yang digunakan yaitu sk ewness dan kurtosis dengan menggunakan
SPSS 21 dengan kriteria s ebagai berikut. Pe rtama, jika nila i has il bagi antara sk ewness dengan standar error sk ewness dan nilai
has il bagi antara k utorsis dengan standar error k urtosis menghas ilkan n ilai yang berada diantara rentang +2 dan -2, maka dapat
dikatakan bahwa d is tribus i data adalah norma l. Kedua, jika nila i has il bagi antara sk ewness dengan standar error sk ewness dan
nila i has il bagi antara k utorsis dengan standar error k urtosis menghas ilkan nila i yang tidak berada diantara rentang +2 dan -2,
maka dapat dikatakan bahwa dis tribus i data adalah normal.
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varian dari kedua s a mpel s ama atau s ampel yang diperoleh
homogen. Data yang diu ji adalah nila i pretest dengan menggunakan uji F dengan kriteria (1) jika probabilitas > 0,05 ma ka H 0
diterima dan (2) jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditola k. Uji kes a maan dua rata-rata digunakan untuk me mbukt ika n
ke ma mpuan awal pada kedua s ampel s a ma. Uji kes amaan dua rata -rata dih itung menggunakan uji Independent Sample Test
dengan bantuan SPSS 21. Dengan kriteria (1) jika s ignifikans i > 0,05 maka H0 d iterima dan (2) jika s ignifikans i < 0,05 ma ka H 0
ditolak.
Uji hipotes is dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan has il bela jar s ebelum dan s
es udah diberikan perla kuan, untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan has il be laja r antar a kelas yang menggunakan model
problem based learning dan direct instruction, dan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan motivas i belajar s is wa antara
kelas yang menggunakan model problem based learning dan direct instruction. Uji hipotes is dilakukan s etelah uji pras yarat
dimana dala m uji hipotes is ini menggunakan uji T untuk hipotes is pertama dan kedua, dan uji anava s atu jalur untuk h ipotes is n
ketiga. Dengan kriteria pengambilan (1) J ika s ignifikans i > 0,05 ma ka H0 diterima dan (2) J ika s ignifikans i < 0,05 ma ka H 0
ditolak.

HASIL
Berdas arkan nila i pretest diketahui bahwa nilai rata-rata dari ke las eks perimen 61.00 dengan nila i maks imu m 72 dan
nila i min imu m 44. Sedangkan n ila i rata-rata da ri ke las kontrol s ebes ar 57.22 dengan nilai ma ks imu m 72 dan nilai minimu m 40.
Dari data ters ebut dilaku kan uji norma lit as dan homogenitas . Didapatkan has il u ji norma litas s ebes ar -0,190 (sk ewness) dan -
0,105 (k urtosis) pada kelas kontrol X T KJ 1 dan -0.493 (sk ewness) dan -1,213 (k urtosis) pada kelas e ks perimen X TKJ 2. Has il
ters ebut terlihat ra is o sk ewness dan k urtosis pada kis aran +2 s a mpai -2 s ehingga bis a dis impulkan bahwa da ta terdis tribusi s
ecara norma l. Uji ho mogenitas yang menggunakan uji F dengan equal variances assumed adalah 3.021 dengan probabilita s
0,087. Karena probabilitas F hitung lebih bes ar dari 0,05 ma ka data nila i pretes t dari kedua kelas dinyatakan homogen. Setelah
data dinyatakan terdis tribus i norma l dan ho mogen. Dilaku kan uji kes amaan dua rata -rata pada nilai pretest untuk mengetahui
apakah kedua s ampel me miliki pengetahuan yang s ama. Be rdas arkan uji t ers ebut didapatkan has il dengan equivalen variances
assumed adalah 1.700 dengan nilai probabilitas 0,094, dengan kata lain 0,094 > 0,05 maka dapat dis impulkan bahwa H 0
diterima.
Has il analis is dari has il bela jar s is wa dipero leh dari n ila i s ikap, nilai peng etahuan, dan nila i ketera mp ilan. Be rdas arkan
data nilai s ikap didapatkan rata-rata 90,0 dengan nilai ma ks imu m 100 dan min imu m 75 pada ke las kontrol, s edangkan pada
kelas eks perimen didapatkan rata-rata 89,5 dengan nilai ma ks imu m 100 dan minimu m 75. Has il a na lis is pada ranah
pengetahuan didapatkan rata-rata 82 dengan nilai ma ks imu m 92 dan minimu m 79 pada kelas kontrol, s edangkan pada kelas
eks perimen didapatkan rata-rata 86 dengan nila i maks imu m 94 dan min imu m 81. Untuk has il analis is pada ranah keteramp ila n
didapatkan rata-rata 90 dengan nila i maks imu m 95 dan min imu m 80 pada ke las kontrol, s edangkan pada kelas eks perime n
didapatkan rata-rata 87 dengan nilai maks imum 93 dan minimum 80.
Selanjutnya uji hipotes is dila kukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh dari kedua model
pembela jaran yang telah diterap kan menggunakan uji T dan uji anava s atu jalur. Dan d idapatkan has il s ebagai berikut: (1)
Berdas arkan u ji paired sample t-Test d idapatkan nilai t h itung s ebes ar 14.054 dengan probabillitas 0,000. Untuk uji dua s is i,
1048 Jurnal Pendidikan, Vol. 2, No. 8, Bln Agus tus , Thn 2017, Hal 10431049
Rais, Suswanto, Perbandingan Implementasi Model 1048

angka probabilitas adalah 0,000/ 2=0. Karena 0 <0,025 maka H 0 ditolak, dan dapat dis impulkan bahwa nila i tes sebelum dan s
es udah perlakuan adalah berbeda (tidak s ama ); (2) Berdas arkan u ji independent sample t-Test didapatkan nila i t hitung posttest s
ebes ar 6.342 dengan nilai probabilitas 0,000. Karena 0,000 < 0,05 a rtinya rata -rata populas i nilai posttest kelas X T KJ 1 t idak
identik (t idak s ama ) dengan nilai posttest kelas X TKJ 2; (3) Berdas arkan uji anava s atu jalur didapatkan nilai df dari ke la s s
ebes ar 1 dengan s ignifikans i 0,000. Karena 0,000 < 0,05 maka H a d iterima. Dapat d is impulkan bahwa terdapat perbedaan yang s
ignifikan terhadap motivas i belajar s is wa menggu nakan model problem based learning dan direct instruction.

PEMBAHASAN
Perbandingan Has il Pretest dan Posttest Pada Kelas Eks perimen
Berdas arkan data dari has il pretest dan posttest, rata-rata has il posttest lebih t inggi d ibandingkan dengan rata -rata has il
pretest, hal ini dibukt ikan dari has il analis is dimana rata -rata has il pretest 61.00 dan rata-rata has il posttest 86.64. Untuk
mengetahui s eberapa s ignifikans i perbedaan has il belaja r pretest dan posttest dila kukan uji efis iens i (paired sample t-Test). Dari
uji ters ebut didapatkan nilai s ignifikans i (2-tailed) s ebes ar 0,000 yang berarti dapat dis impulkan bahwa ada perbedaan has il
belajar berupa pretest dan posttest yang s ignifikan pada ke las eks perimen yang menggunakan model problem based learning.
Adanya peningkatan has il bela jar yang s ignifikan dikarena kan model problem based learning dapat menciptakan s is wa yang
aktif, mandiri, dan percaya diri da la m pe mecahan mas alah yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Handayani (2009)
men jelas kan bahwa model pe mbela jaran problem based learning adalah model pe mbela jaran dengan pendekatan pengajaran
yang menggunakan mas alah dunia nyata s ebagai s uatu konteks bagi s is wa untuk belaja r tentang cara berfikir krit is dan
keterampilan pemecahan mas alah s erta untuk memperoleh pengetahuan dan kons ep yang es ens ial dari materi pelajaran.
Perbandingan Has il Posttest pada Kelas Eks perimen dan Kelas Kontrol
Berdas arkan data dari has il bela jar rata-rata pada kelas kontrol s ebes ar 73,47 leb ih rendah dari kelas eks perimen yang
mendapat rata-rata s ebes ar 86.64. Se lain dari nilai rata-rata hal ters ebut juga dibuktikan dari ana lis is s ecara statis tik yang
dila kukan dua tahap. Tahap pertama menghas ilkan n ila i probabilitas diatas 0,05 ya itu 0,01 7. Ha l ini dibukt ikan bahwa varia n
nila i posttest kelas eks perimen dan ke las kontrol adalah identik. Analis is tahap kedua menghas ilkan nila i probabilitas dibawah
0,05 ya itu 0,000. Ha l in i me mbu ktikan rata-rata populas i nila i posttest kelas X TKJ 2 t idak identik (t idak s a ma) dengan varian
populas i nilai posttest kelas X TKJ 1. Adanya peningkatan has il belaja r yang s ignifikan d ika renakan penggunaan model
problem based learning , hal ini s es uai dengan temuan penelitian Izzaty (2008) yang menyatakan bahwa problem based learning
me rupakan s trategi pendidikan yang mendorong s is wa untuk mengenal cara bela jar dan bekerjas ama dala m ke lo mpok untuk
mencari penyeles aian mas alah -mas alah dunia nyata.
Perbandingan Motivas i Belajar Sis wa Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan
Model Direct Instruction
Berdas arkan data dari mot ivas i belaja r kedua ke las , rata -rata mot ivas i belaja r ke las eks perimen yang menggunakan
model pe mbela jaran problem based learning lebih tinggi dibanding dengan rata -rata motivas i bela jar pada kelas kontrol yang
menggunakan model pe mbela jaran direct instruction. Ha l in i terbukt i dari has il analis is dimana rata -rata mot ivas i bela jar s is wa
kelas e ks perimen s ebes ar 80,73 dan rata-rata motivas i be laja r s is wa ke las kontrol adalah 71.53. Setelah d ila kukan u ji anava s atu
jalur diketahui nila i s ignifikans i 0,000 yang berarti dapat dis impulkan bahwa ada perbedaan yang s ignifikan terhadap motivas i
belajar s is wa menggunakan model pe mbe laja ran problem based learning dengan model pembela jaran direct ins truction.
Adanya perbedaan motivas i bela jar dikarenakan pada ke las eks perimen yang menggunakan model pe mbe laja ran problem based
learning menggunakan model yang dapat men imbulkan motivas i bela jar s is wa. Ha l te rs ebut s esuai dengan pendapat Kurinas ih ,
dkk (2014:75) problem based learning (PBL) adalah s ebuah model pe mbe laja ran yang menyajikan mas alah kon teks tual s
ehingga merangs ang pes erta didik untuk belaja r. Sedangkan pada kelo mpok yang menggunakan model pe mbela jaran direct
instruction, s is wa hanya duduk mendengarkan dan men gerjakan tugas s ehingga s is wa lebih cepat meras a bos an dalam belajar.

SIMPULAN
Berdas arkan has il penelitian dan analis is data yang dilaku kan maka dapat dia mbil kes impulan s ebagai berikut.
Pertama, ada perbedaan has il bela jar yang s ignifikan berupa pretest dan posttest pada kelas eks perimen yang menggunakan
model pe mbela jaran problem based learning pada ko mpetens i jaringan das ar ke las X d i SMK Negeri 6 Malang . Kedua, ad a
perbedaan has il bela jar yang s ignifikan berupa posttest pada kelas eks perimen yang menggunakan model problem based
learning dan kelas kontrol yang menggunakan model direct instruction pada kompetens i jaringan das ar kelas X d i SMK Negeri
6 Ma lang. Ketiga, ada perbedaan yang s ignifikan terhadap motivas i bela jar s is wa menggunakan model pe mbe lajaran problem
based learning dan model direct instruction pada kompetens i jaringan das ar kelas X di SMK Negeri 6 Malang .
Has il bela jar s is wa yang diterapkan model pemb e laja ran problem based learning terbukti meningkat. Oleh karena itu ,
model pembe laja ran in i dapat diterapkan pada mata pela jaran produktif ket ika a kan me mbahas tentang protokol pengalamatan
jaringan dan perangkat keras jaringan. T idak s e mua materi s es uai dengan model pe mbela jaran problem based learning s ehingga
guru harus bis a memilih materi yang dapat diterapkan s es uai dengan karakteris tik model pembelajaran ini.
1049 Jurnal Pendidikan, Vol. 2, No. 8, Bln Agus tus , Thn 2017, Hal 10431049
Rais, Suswanto, Perbandingan Implementasi Model 1049

DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidik an . Jakarta: Bumi Aks ara.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendek atan Prak tik . Jakarta: Rineka Cipta.
Handayani, S. 2009. Penerapan Model Pe mbe laja ran Berbas is Mas alah (Proble m Bas ed Lea rning) dan Pe mbe la jaran Kooperatif
Tipe J igs aw untuk Meningkatkan Aktiv itas Be laja r, Has il Be la jar, dan Res pon Bela jar s is wa pada Mata Pe laja ran Ekonomi
di SMAN 2 Malang. Jurnal Pendidik an Ek onomi.
Izzaty, dkk. 2008. Perk embangan Peserta Didik . Yogyakarta: UNY Pres s .
Kurinas ih, I., & Berlin Sani. 2014. Suk ses Implementasi Kurik ulum 2013. Kata Pena.
Sanjaya, W . 2007. Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidik an). Jakarta: Prenada Media Group.
Sudjana, N. 2013. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algens indo .
Sugiyono. 2013. Statistik a untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Uno, H. B. 2014. Teori Motivasi dan Penguk urannya . Jakarta: PT Bumi Aks ara.

Anda mungkin juga menyukai