Dimana :
D = diameter awal benda kerja (mm)
n = putaran spindle (rpm)
b. Penguliran
[(.)2 + 2 ]
= (m/menit)
1000
Dimana :
P = jarak pitch (mm)
Dimana :
D = diameter benda kerja awal
D = diameter benda kerja setelah pemakanan
Dimana :
L = panjang pembubutan
i = jumlah pemotongan = t/t
b. Penguliran
[(. )2 + 2 ]
=
1000
[(3,14.25)2 + 32 ]105
=
1000
6171,25.105
=
1000
= 0,80 /
Mulai
Benda kerja
Nyalakan
mesin No
Pembubutan
Pengambilan data
Matikan mesin
yes
Nyalakan
mesin
Penguliran
Pengambilan data
Matikan mesin
No
Yes
Poros bertingkat
dan berulir
Selesai
2. Penguliran
Do : 21 mm
d : 20 mm
L : 50 mm
nt : 105 rpm
na : 115 rpm
Pitch (M) : 3 mm
Depth of cut : 0.25 mm
k : 157 kg/mm2
1 : 75 %
2 : 90 %
Pengambilan Data
Jenis Mesin : Bubut
Type : C6323 A1
Daya (P) : 3 4.5 KW
Bahan yang Digunakan
Nama Bahan : Baja Esser
Koefisien Bahan (k) : 157 kg/mm2
Konstanta Eksponen (m) : 0.75
PEMBUBUTAN II
L D D s nt na t t
No
(mm) (mm) (mm) (mm/rev) (rpm) (rpm) (mm) (detik)
1 80 23 22 0.1 260 269 0.5 237.5
2 80 22 21 0.1 260 269 0.5 236
Tabel 1.2 Pembubutan II
PENGULIRAN
L Pt Pa nt na t t
No
(mm) (mm/gang) (mm/gang) (rpm) (rpm) (mm) (detik)
1 50 3 3 105 115 0.25 8.4
2 50 3 3 105 115 0.25 8.9
Tabel 1.3 Penguliran
Dimana :
D = diameter awal benda kerja (mm)
n = putaran spindle (rpm)
b. Penguliran
[(.)2 + 2 ]
= (m/menit)
1000
Dimana :
P = jarak pitch (mm)
Dimana :
L = panjang pembubutan
i = jumlah pemotongan = t/t
b. Penguliran
[(. )2 + 2 ]
=
1000
[(3,14.25)2 + 32 ]115
=
1000
6171,25.115
=
1000
= 0,84 /
Penguliran
Permasalahan
1. Hasil penguliran kasar
Solusi
1. Mengurangi feed motion pada saat proses penguliran.
1. Base
Base adalah bagian dasar yang menopang mesin secara keseluruhan.
dimana :
n = jumlah stroke per menit
L = panjang stroke (mm)
m = perbandingan kecepatan langkah kerja dengan langkah balik
Dimana :
L = langkah benda kerja
2. Gaya Aksial ( Pz )
Pz = k. t. sm (kg)
= 157 . 0,3 . 0,160,75
= 11,915 kg
= 0,0715 kW
Start
Menyiapkan bahan
Mesin dihidupkan
Proses penyekrapan
Pengambilan data
No
Dimensi sudah sesuai
Yes
End
2. Data proses
No t (mm) t (sekon) Langkah (stroke)
1. 0,3 35,4 26
2. 0,3 44,4 31
3. 0,3 37 33
4. 0,3 29,8 31
5. 0,3 33 32
S 1,5 179,6 153
Tabel 2.1 Data Proses
Keterangan :
Data diambil sebanyak 5 kali dengan besar depth of cut (t)yang
sama dan dilanjutkan dengan perhitungan data oleh masing-masing
kelompok.
Waktu (t) dikonversikan dalam menit
Jumlah langkah (stroke) dirata-rata
dimana :
n = jumlah stroke per menit
L = panjang stroke (mm)
m = perbandingan kecepatan langkah kerja dengan langkah balik
v = 20,744 m/menit
3. Gaya Aksial ( Pz )
Pz = k. t. sm (kg)
Pz = 157 . 0,3 . 2,650,75
Pz = 97,82 kg
Nc = 0,124 kW
3.7. Pembahasan
Dari perhitungan yang telah dilakukan baik secara teoritis maupun
aktual terdapat perbedaan pada nilai akhir perhitungan dikarenakan adanya
perubahan data dari secara teoritis dengan data aktual pada saat praktikum.
Berikut adalah beberapa perbedaan yang terjadi :
. (1+)
v = 1000
Dari rumusan tersebut nilai daya mesin (Nc) dipengaruhi dengan nilai
kecepatan pemotongan (v) dan gaya aksial (Pz) dimana nilai kecepatan
pemotongan (v) dan gaya aksial (Pz) semakin besar maka nilai daya mesin
(Nc) juga semakin besar. Begitu juga sebaliknya jika kecepatan pemotongan
(v) dan gaya aksial (Pz) nilainya semakin kecil maka daya mesin (Nc) juga
semakin kecil. Dari perhitungan yang telah dilakukan dapat dilihat nilai Nc
aktual lebih besar dari nilai Nc teoritis karena nilai Pz dan v aktual lebih besar
dari teoritisnya.
Solusi :
1. Operator harus lebih teliti saat dimana harus mematikan mesin pada bagian
yang telah ditandai agar penyekrapan dapat dilakukan hasilnya miring karena
3.9.2. Saran
1. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya praktikan memahami
dengan baik langkah pengerjaan benda kerja pada mesin sekrap.
2. Praktikan sebaiknya lebih teliti saat memayikan mesin sekrap agar
hasil akhir penyekrapan tidak miring.
3. Ptak tika sebaiknya memperhatikan dan mengutamakan K3 pada saat
praktikum berlangsung.