Anda di halaman 1dari 41

LBM 1 MODUL PENGLIHATAN

STEP 1

Visus 6/6 : pemeriksaaan tajam penglihatan, menununjukkan kemmpuan jarak baca


penderita 6 atas, 6 bawah kemampuan pembaca pada orang normal.

Ortoforia : kedudukan bola mata dimana kedudukan bola mata, kerja otot luar mata
seimbang sehingga memngkinkan kerja mata maksimal.jarang terjadi dan
tergeser 3-5 derajat bidang horizontal dan 2-3 derajat bidang vertikal.

STEP 7

1. Bagaimana anatomi dan histologi mata?


ANATOMI
Organon visuum

Oculus Organon oculi assesoria

Kelenjar lakrimal
Bulbus oculi Nervus opticus

Konjunctiva
Selubung Isi
Palpebra

Humor aquosus Musculi oculi


Tunica fibrosa
Sclera
Lensa crystalina
Cornea

Tunica vasculosa Corpus vitreum


Choroid
Corpus ciliare
Iris

Tunica nervosa
Stratum pigmenti
Retina
Rongga orbita adalah rongga yang berisi bola mata dan terdapat 7 tulang yang
membentuk dinding orbita :
a. Lakrimal e. Maksila
b. Ethmoid f. Palatinum
c. Sfenoid g. Zygomatikum
d. Frontal
Berbentuk piramid, terletak pada kedua sisi rongga hidung. Dinding lateral orbita
membentuk sudut 45o dengan dinding medial
Dinding orbita terdiri atas tulang :
a. Atap atau superior : os. Frontal
b. Lateral : os. Frontal, os. Zygomatikum, ala magna os. Sfenoid
c. Inferior : os. Zygomatikum, os. Maksila, os. Palatina
d. Nasal : os. Maksila, os. Lakrimal, os ethmoid

Antara atap dan dinding lateral terdapat fissura orbitalis superior ( dibatasi oeh corpus dan
kedua ala ossis sfnoidalis )
Fissura orbitalis superior menghubungkan orbita dengan fossa cranii media.
FISSURA ORBITALIS SUPERIOR dilalui oleh:
- N.Oculomotorius
- N. Trochlearis
- N. Abduscens
- N. Opthalmius
- N. Frontalis
- N. Lacrimalis
- N. Nasociliaris
- Vasa opthalmica, a. Lacrimalis

Antara dasar orbita dan dinding lateral terdapat fissura orbitalis inferior.
FISSURA ORBITALIS INFERIOR dilalui oleh:
- N. Maxillaris
- N. Zygomaticus
- Vasa infra orbitalis
- Serabut-serabut ganlion sfenopalatinum
- Ilmu Penyakit Mata. Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, Sp. M. FKUI
A. Palpebra
Secara anatomis dibagi 4 lapisan :
a. Lapisan epidermal :
b. Lapisan muskular :
m. Levator palpebra
m. Orbikularis okuli
m. Mulleri
m. Riolani
c. Lapisan tarsal : jaringan ikat padat sbg kerangka palpebra. Pada tarsus ada
Gld.Meibom dng produksi sebum. Fungsi :
Memberi bentuk palpebra
Origo & insertio otot
Memberi kekuatan pada palpebra
d. Lapisan konjungtiva

Otot kelopak mata


a) M.orbicularis oculi
i) Inervasi: n.Fasialis
ii) Fungsi: menutup mata
b) M.levator palpebra
i) Inervasi: N.occulomotorius
ii) Fungsi: membuka mata
c) M.tarsalis mulleri
i) Inervasi syaraf simpatis
ii) Fungsi: pertahankan palpebra buka

Adapun fungsi palpebra, yaitu :


- Melindungi bola mata terhadap trauma dari luar yang bersifat fisik atau kimiawi
- Memberi jalan masuk sinar ke dalam bola mata yang dibutuhkan untuk penglihatan
- Pembasahan dan pelicinan seluruuh permukaan bola amta terjadi karena pemerataan
air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup kelopak
mata
- Kedipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang terdapat pada permukaan
bola mata
Ilmu Penyakir Mata. Perhimpunan dokter spesialis mata indonesia. Edisi 2. Sagung Seto
B. Konjungtiva
Terdiri dari 3 bagian :
Konjungtiva tarsal : menutupi tarsus
Konjungtiva bulbi : menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di bawahnya
Konjungtiva fornises atau forniks : peralihan dari konjungtiva tarsal dan bulbi
Ilmu Penyakit Mata. Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, Sp. M. FKUI

Sklera dan episklera


Merupakan lanjutan kornea, membentuk dinding bola mata bagian belakang.
Berupa jaringan ikat padat, disusun oleh kolagen.
Tempat perlekatan dari khoroid
Normal berwarna putih padat
Peradangan disebut episkleritis dan skleritis
(Buku Oftalmologi Umum, Vaugan)
Kornea
Merupakan lanjutan dari sklera, ikut membentuk bola mata
Merupakan bagian dari media refrakta (diperiksa dgn fundus reflek)
Bersifat transparan dan avaskuler
Diinervasi oleh N V (Trigeminus), merupakan organ yang paling banyak mempunyai
serabut syaraf sensibel terutama bagian sentralnya sehingga sentuhan sedikit pada kornea
akan dirasakan sangat sakit.
Kornea memiliki 5 lapisan yaitu :
1. Epitel
2. Membrana Bowman
3. Stroma
4. Membrana Descemeth
5. Endothel
Kekeruhan kornea dapat disebabkan oleh
a. Infiltrat (mis pada keratitis)
b. Sikatrik kornea
c. Nebula, makula, leukoma
Pembuluh darah baru di kornea disebut Pannus. Disebabkan oleh radang kronis di kornea
dimana kornea berusaha menyembuhkan sendiri dengan membentuk pembuluh darah
baru untuk membawa nutrisi dan bhn pertahanan tubuh.
Atlas Anatomi Sobbotta, dan Fisiologi kedokteran ganong

Korpus vitreum
Sebagai media refrakta
Bila kekeruhan sedikit akan melihat benda hitam melayang (floaters). Penyebabnya
biasanya uveitis posterior.
Bila keruh sekali penglihatan akan kabur, mis. Karena perdarahan atau uveitis posterior.
Buku Oftalmologi Umum, Vaugan

Pupil
Fungsi pupil :
Mengatur jumlah sinar yang masuk ke mata
Meningkatkan ketajaman fokus
Mengurangi aberasi sferis dan kromatis
Buku Oftalmologi Umum, Vaugan

Lensa
Sebagai media refrakta (harus jernih)
Bersifat avasculer
Terbungkus capsul elastis
Metabolisme diambil dari humor aquos
Alat penggantung zonula zinii,melekat pada corpus ciliare yg mengandung otot ciliare
untuk akomodasi
Akomodasi: untuk melihat dekat
Otot ciliaris kontraksi, permukaan lensa depan mencembung, kekuatan optis ,bayangan
dekat terfokus
t.a 3 proses
a. Konvergensi
b. Konstriksi pupil
c. Pencembungan lensa
Buku Oftalmologi Umum, Vaugan

Retina
Tempat reseptor cahaya
Reseptor di retina terdiri atas sel conus dan sel bacilus
Sel conus bersifat photopic:
Untuk adaptasi terang, melihat sentral dan warna
Sel bacilus bersifat scotopic:
Untuk adaptasi gelap dan penglihatan samping
Pemeriksaan retina, dengan ophthalmoscop, pupil dilebarkan lebih dahulu
Cari pembuluh darah, kemudian diurutkan ke papil N.II, kemudian dicari makula. Dinilai
seluruh retina
Buku Oftalmologi Umum, Vaugan

Humor Aquous
Humor Aquos terdapat di Camera Oculi Anterior ( COA )
Dihasilkan oleh korpus siliaris, dikumpulkan di COP, mengalir lewat celah antara lensa
dan iris (pupil) ke COA, keluar lewat trabekulum terus ke kanalis Schlemm.
Pemeriksaan COA, yang dinilai :
o Kedalamannya (dg focal ilumination)
o Kejernihannya (melihat Tyndal effect)
Fungsi
Sebagai media refrakta. Bila keruh penglihatan kabur
Suplai nutrisi lensa dan kornea
Penentu tekanan bola mata
Bila tekanan bola mata naik disebut Glaukoma
Buku Oftalmologi Umum, Vaugan

Aparatus lakrimalis : orbita dan palpebra


Terdiri atas :
Pars glandula lakrimalis Bag.yang produksi air mata
Pars ekskretorius Bag yang menampung air mata dan mengalirkan ke hidung
Glandula sekretorius assesorius : Gld.Krause, gld Wolfring, sel goblet
Persarafan :
N.trigeminus sensoris
N.simpatis lwt gln.cervicale
N.fascialis parasimpatis
Glandula lakrimalis, terdiri atas :
Pars orbitalis
Pars palpebralis
Pars sekretorius : saluran sekresi duktuli lakrimalis 6-12 buah bermuara di forniks
superior sebelah lateral. Bisa tertutup oleh proses sikatrik akibat :
Trakhoma
Trauma kimia
Steven Johnson syndroma
Akibatnya produksi air mata berkurang/tidak ada sehingga menyebabkan keratitis sicca
Mekanisme pengaliran air mata :
Diproduksi gld.lakrimalis dikumpulkan di forniks superior
Diratakan ke bola mata dengan cara berkedip
Kemudian masuk ke pars ekretorius melalui pungtum
Pars ekskretorius
Terdiri atas :
Pungtum lakrimalis
Kanalikuli lakrimalis
Sakus lakrimalis
Duktus lakrimalis
Meatus lakrimalis (ada valvula Hasner)
Mekanisme pengaliran air mata
Gerakan berkedip
Gerakan peristaltik
Gaya berat (gravitasi)
Gaya kapiler
Gaya pompa (dari lig.canthi)
Tersumbat nrocos epifora
LAKRIMA
Adalah organ tubuh yang secara reflektoris memproduksi air mata
Fungsi air mata:
sebagai cairan pelindung terhadap kekeringan dan
sebagai antibakterial karena mengandung enzim lisozim
sebagai pelicin pada waktu berkedip
Air mata terdiri dari 3 lapis :
Mukus : dihasilkan oleh sel goblet konjungtiva
Cair : dihasilkan oleh gld.Lakrima
Berminyak : dihasilkan oleh gld.Meibom
Atlas Anatomi Sobbotta, dan Fisiologi kedokteran ganong
Mata adalah organ indera yang sangat khusus bagi penglihatan dan fotoresepsi. Setiap
bola mata dikelilingi oleh 3 lap yg berbeda. Lapisan luar adalah sclera, di bagian dalam
sclera terdapat lapisan berpigmen padat yang disebut koroid. Lapisan paling dalam mata
adalah retina. Di atas mata terdapat kelenjar lakrimalis yg sec tetap menghasilkan air mata.
Secret lakrimal mengandung mukosa, garam, dan enzim anti bakteri lisozim. Fungsinya
untuk membasahi, melindungi, melumasi dan membersihkan permukaan mata.
Humour aquous yg terdapat di dlm COP dan COA membasuh kornea dan lensa yang
avaskuler dan memasok nutrient dan oksigen ke struktur struktur ini. Ruang vitreus di
belakang lensa mengandung masa mirip gelatin yg disebut ruang vitreum.
Retina bersifat fotosensitif dan mengandung 3 neuron : fotoreseptif yaitu sel batang ( sangat
sensitive terhadap cahaya, terutama cahaya lemah yaitu pd malam hari) dan sel kerucut (yg
tidak sensitive pd cahaya lemah dan berespon baik pd cahaya terang), sel ganglion, sel
bipolar.
Kelenjar lakrimalis

Kelenjar asini
Bentuk dan ukuran bervariasi, mirip jenis serosa tapi lumennya besar. Ada yang menampakkan
kantung2 tak teratur dengan sel di dalamnya. Sel2 asinar lebih silindris daripada piramidal
mengandung granul sekresi dan tetes lipid besar dan terpulas lemah.
Duktus eksekretorius intralobular
Saluran yang terletak di dalam sebuah lobus dan diantara kantung2 asini. Duktus intralobular
yang kecil dilapisi epitel selapis kuboid atau silindris. Duktus intralobular yang lebih besar terdiri
dari dua lapis sel silindris rendah atau epitel bertingkat semu.
Duktus interlobular
Saluran yang terletak diantara lobus dan diantara kantung2 asini. Terdiri dari dua lapis sel
silindris rendah atau epitel bertingkat semu.
Sel mioepitel : mengelilingi tiap2 asini
Kornea
Epitel anterior
Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan tanpa papil.
Membran limitans anterior (membran BOWMAN)
Di bawah epitel kornea berasal dari stroma kornea di bawahnya.
Stroma kornea (substansia propria)
Membentuk badan kornea terdiri atas serat kolagen paralel yang membentuk lamela tipis dan
lapisan2 fibroblas gepeng bercabang yaitu keratosit diantara serat kolagen.
Membran limitans posterior (membran DESCEMENT)
Membran basal yang berada di posterior dari stroma kornea.
Endotel
Menutupi permukaan posterior kornea tersusun dari epitel kuboid rendah.
Retina, koroid, dan sklera
Dinding bola mata terdiri atas sclera, koroid, dan retina. Retina mengandung sel sel
reseptor fotosensitif. Di antara berkas kolagen terdapat anyaman serat elastin halus. Fibroblast
gepeng atau memanjang terdapat di seluruh sclera dan melanosit terdapat di lap paling dalam
Lapisan koroid dan retina
Koroid di bagi atas beberapa lapis : lamina suprakoroid, lap vaskuler, lap koriokapiler dan
membrane limitans transparan atau membran vitrea.
Lamina suprakoroid terdiri atas lamella serat serat kolagen halus, anyaman serat elastin
luas, fibroblast, dan banyak melanosit besar.
Lapisan vaskuler mengandung banyak pembuluh darah berukuran sedang dan besar.
Lapisan koriokapiler mengandung anyaman kapiler dengan lumen besar di dalam stroma serat
kolagen dan elastin halus.
Membrane vitrea bersebalahan dengan sel sel pigmen.
Di sebelah sel sel pigmen terdapat lap fotosensitif yg terdiri dari sel batang langsing
dan sel kerucut yg lebih tebal. Kedua sel ini terdapat di sebelah membrane limitan eksterna yg
dibentuk oleh cabang cabang sel neuroglia, yaitu sel sel muller.
Sumber : Atlas Histologi.
2. Bagaimana fisiologi mata?

Jaras penglihatan :
Retinamll nervus opticus,di kiasma optikum semua serabut dari bagian nasal retina
menyeberangi garis tengah,tempat mereka bergabung dgn serabut2 yang berasal dari bagian
temporal retina mata yang lain shg terbentuk traktus optikus nucleus genikulatum lateral
dorsalis serabut genikulokalkarina berjalan melalui radiasi optika ( traktus
genikulokalkarina) korteks penglihatan primer yang terletak di area kalkarina lobus
oksipitalis.
Selain itu serabut2 penglihatan melalui tempat2 lain di otak ;

- Dari traktus optikus menuju nucleus suprakiasmatik di hipotalamus,mungkin


untuk pengaturan irama sirkadian.

- Ke nuclei pretektalis,untuk mendatangkan gerakan reflek mata agar mata dapat


difokuskan kearah objek yang penting dan untuk mengaktifkan reflex pupil
terhadap cahaya,
- Ke kolikulus superior,untuk pengaturan arah gerakan cepat kedua mata
- Menuju nucleus genikulatum lateral ventralis pada thalamus dan kemudian ke
daerah basal otak sekitarnya,diduga untuk membantu mengendalikan beberapa
fungsi sikap tubuh.
Sumber : Fisiologi Kedokteran, Guyton N Hall, ed. 11.

3. Bagaimana mekanisme melihat?

http://www.kellogg.umich.edu/theeyeshaveit/anatomy/visual-pathway.html
http://drugline.org/medic/term/optic-nerve-pathways/
Buku Ajar Diagnostik Fisik, By Mark H. Swartz

Proses visual dimulai saat cahaya memasuki mata, terfokus pada retina dan menghasilkan
sebuah bayangan yang kecil dan terbalik. Ketika dilatasi maksimal, pupil dapat dilalui cahaya
sebanyak lima kali lebih banyak dibandingkan ketika sedang konstriksi maksimal. Diameter
pupil ini sendiri diatur oleh dua elemen kontraktil pada iris yaitu papillary constrictor yang
terdiri dari otot-otot sirkuler dan papillary dilator yang terdiri dari sel-sel epitelial kontraktil
yang telah termodifikasi. Sel-sel tersebut dikenal juga sebagai myoepithelial cells (Saladin,
2006).
Jika sistem saraf simpatis teraktivasi, sel-sel ini berkontraksi dan melebarkan pupil sehingga
lebih banyak cahaya dapat memasuki mata. Kontraksi dan dilatasi pupil terjadi pada kondisi
dimana intensitas cahaya berubah dan ketika kita memindahkan arah pandangan kita ke
benda atau objek yang dekat atau jauh. Pada tahap selanjutnya, setelah cahaya memasuki
mata, pembentukan bayangan pada retina bergantung pada kemampuan refraksi mata
(Saladin, 2006).
Beberapa media refraksi mata yaitu kornea (n=1.38), aqueous humour (n=1.33), dan lensa
(n=1.40). Kornea merefraksi cahaya lebih banyak dibandingkan lensa. Lensa hanya berfungsi
untuk menajamkan bayangan yang ditangkap saat mata terfokus pada benda yang dekat dan
jauh. Setelah cahaya mengalami refraksi, melewati pupil dan mencapai retina, tahap terakhir
dalam proses visual adalah perubahan energi cahaya menjadi aksi potensial yang dapat
diteruskan ke korteks serebri. Proses perubahan ini terjadi pada retina (Saladin, 2006).
Retina memiliki dua komponen utama yakni pigmented retina dan sensory retina.
Pada pigmented retina, terdapat selapis sel-sel yang berisi pigmen melanin yang
bersama-sama dengan pigmen pada koroid membentuk suatu matriks hitam yang
mempertajam penglihatan dengan mengurangi penyebaran cahaya dan mengisolasi
fotoreseptor-fotoreseptor yang ada.

Pada sensory retina, terdapat tiga lapis neuron yaitu lapisan fotoreseptor, bipolar dan
ganglionic. Badan sel dari setiap neuron ini dipisahkan oleh plexiform layer dimana
neuron dari berbagai lapisan bersatu. Lapisan pleksiform luar berada diantara lapisan
sel bipolar dan ganglionic sedangkan lapisan pleksiformis dalam terletak diantara
lapisan sel bipolar dan ganglionic (Seeley, 2006).
Setelah aksi potensial dibentuk pada lapisan sensori retina, sinyal yang terbentuk
akan diteruskan ke nervus optikus, optic chiasm, optic tract, lateral geniculate
dari thalamus, superior colliculi, dan korteks serebri (Seeley, 2006).

4. Jelaskan interpretasi visus 6/6, tidak buta warna, ortoforia -, tidak ada
perdangan(jenis)?

5. Bagaimna mata bisa bergerak dan macam-macamnya?

6.
Nama otot Origo Insersio Persarafan Fungsi

Otot-otot ekstrinsik bola mata

m. rectus Annulus Permukaan n. oculomotoris Mengangkat


superior tendineus pada superior bola (III) cornea ke atas
dinding mata tepat dan medial
posterior orbita posterior
terhadap taut
corneo-scleral

m. rectus Annulus Permukaan n. oculomotoris Menurunkan


inferior tendineus inferior bola (III) cornea ke
communis pada mata tepat bawah dan
dinding posterior medial
posterior orbita terhadap taut
corneo-scleral

m. rectus Annulus Permukaan n. oculomotoris Memutar bola


medialis tendineus medial bola (III) mata sehingga
communis pada mata tepat cornea
dinding posterior menghadap ke
posterior orbita terhadap taut medial
corneo-scleral

m. rectus Annulus Permukaan n. abduscens Memutar bola


lateralis tendineus lateral bola (VI) mata sehingga
communis pada mata tepat cornea
dinding posterior menghadap ke
posterior orbita terhadap taut lateral
corneo-scleral

m. obliqus Dinding Melalui n. trochlearis Memutar bola


superior posterior orbita trochlea dan (IV) mata sehingga
dilekatkan pada cornea
permukaan menghadap ke
superior bola bawah dan
mata, dibawah lateral
m. rectus
superior

m. obliqus Dasar orbita Permukaan n. oculomotoris Memutar bola


inferior lateral bola (III) mata sehingga
mata, profunda cornea
terhadap m. menghadap ke
rectus lateralis atas dan lateral

Otot-otot intrinsic bola mata

m. sphincter Parasimpatis Konstriksi pupil


pupillae melalui n.
oculomotoris

m. dilator Simpatis Dilatasi pupil


pupillae

m. cilliaris Parasimpatis Mengatus


melalui n. bentuk lensa;
pada akomodasi
oculomotoris membuat lensa
lebih bulat

Otot-otot palpebra

m. orbicularis
oculi

m. levator Belakang orbita Permukaan Otot lurik oleh Mengangkat


palpebrae anterior dan n. oculomotoris, palpebra
superioris pinggir atas otot polos oleh superior
tarsus superior saraf simpatis

Sumber : Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran, Richard S. Snell, ed.6.


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21449/4/Chapter%20II.pdf
7. Mengapa mata tidak kering dan tidak ada debu di matanya?
Aparatus lakrimalis dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem sekresi dan sistem
ekskresi air mata. Berikut adalah gambar anatomi dari sistem lakrimalis (Wagner,
2006).
Permukaan mata dijaga tetap lembab oleh kelenjar lakrimalis. Sekresi basal air
mata perhari diperkirakan berjumlah 0,75-1,1 gram dan cenderung menurun seiring
dengan pertambahan usia. Volume terbesar air mata dihasilkan oleh kelenjar air mata
utama yang terletak di fossa lakrimalis pada kuadran temporal di atas orbita.
Kelenjar yang berbentuk seperti buah kenari ini terletak didalam palpebra superior.
Setiap kelenjar ini dibagi oleh kornu lateral aponeurosis levator menjadi lobus orbita
yang lebih besar dan lobus palpebra yang lebih kecil. Setiap lobus memiliki saluran
pembuangannya tersendiri yang terdiri dari tiga sampai dua belas duktus yang
bermuara di forniks konjungtiva superior. Sekresi dari kelenjar ini dapat dipicu
oleh emosi atau iritasi fisik dan menyebabkan air mata mengalir berlimpah
melewati tepian palpebra (epiphora). Persarafan pada kelenjar utama berasal
nukleus lakrimalis pons melalui nervus intermedius dan menempuh jalur kompleks
dari cabang maksilaris nervus trigeminus. Kelenjar lakrimal tambahan, walaupun
hanya sepersepuluh dari massa utama, mempunya peranan penting. Kelenjar Krause
dan Wolfring identik dengan kelenjar utama yang menghasilkan cairan serosa namun
tidak memiliki sistem saluran. Kelenjar-kelenjar ini terletak di dalam konjungtiva,
terutama forniks superior. Sel goblet uniseluler yang tersebar di konjungtiva
menghasilkan glikoprotein dalam bentuk musin. Modifikasi kelenjar sebasea Meibom
dan Zeis di tepian palpebra memberi substansi lipid pada air mata. Kelenjar Moll
adalah modifikasi kelenjar keringat yang juga ikut membentuk film prekorneal
(Sullivan, 1996 dan Kanski, 2003).
Sistem ekskresi terdiri atas punkta, kanalikuli, sakus lakrimalis, dan duktus
nasolakrimalis. Setiap berkedip, palpebra menutup mirip dengan risleting mulai di
lateral, menyebarkan air mata secara merata di atas kornea, dan menyalurkannya ke
dalam sistem ekskresi pada aspek medial palpebra. Setiap kali mengedip, muskulus
orbicularis okuli akan menekan ampula sehingga memendekkan kanalikuli horizontal.
Dalam keadaan normal, air mata dihasilkan sesuai dengan kecepatan penguapannya,
dan itulah sebabnya hanya sedikit yang sampai ke sistem ekskresi. Bila memenuhi
sakus konjungtiva, air mata akan masuk ke punkta sebagian karena hisapan kapiler.
Dengan menutup mata, bagian khusus orbikularis pre-tarsal yang mengelilingi ampula
mengencang untuk mencegahnya keluar. Secara bersamaan, palpebra ditarik ke arah
krista lakrimalis posterior, dan traksi fascia mengelilingi sakus lakrimalis berakibat
memendeknya kanalikulus dan menimbulkan tekanan negatif pada sakus. Kerja
pompa dinamik mengalirkan air mata ke dalam sakus, yang kemudian masuk melalui
duktus nasolakrimalis karena pengaruh gaya berat dan elastisitas jaringan ke
dalam meatus inferior hidung. Lipatan-lipatan mirip-katup dari epitel pelapis sakus
cenderung menghambat aliran balik air mata dan udara. Yang paling berkembang di
antara lipatan ini adalah katup Hasner di ujung distal duktus nasolakrimalis
(Sullivan, 1996). Berikut adalah ilustrasi dari sistem ekskresi air mata yang
berhubungan dengan fungsi gabungan dari muskulus orbikularis okuli dan sistem
lakrimal inferior (Wagner, 2006).

8. Bagaimana menjaga penglihatannya tetap baik?


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21533/4/Chapter%20II.pdf

9. Bagaimana pemeriksaan visus?


10. Bagaimna untuk menentukan mata normal dan pemeriksaanya(visus, buta warna,
refleks pupil)?

a. Pemeriksaan visus
Pemeriksaan visus dilakukan dengan membaca kartu Snellen pada jarak 6 meter. Masing-
masing mata diperiksa secara terpisah, diikuti dengan pemeriksaan menggunakan pinhole
untuk menyingkirkan kelainan visus akibat gangguan refraksi. Penilaian diukur dari
barisan terkecil yang masih dapat dibaca oleh pasien dengan benar, dengan nilai normal visus
adalah 6/6. Apabila pasien hanya bisa membedakan gerakan tangan pemeriksa maka visusnya
adalah 1/300, sedangkan apabila pasien hanya dapat membedakan kesan gelap terang
(cahaya) maka visusnya 1/.

b. Pemeriksaan refleks pupil


Pemeriksaan refleks pupil atau refleks cahaya terdiri dari reaksi cahaya langsung dan tidak
langsung (konsensual).
o Refleks cahya langsung / Reflek pupil direk maksudnya adalah mengecilnya pupil
(miosis) pada mata yang disinari cahaya.
o Refleks cahaya tidak langsung atau konsensual / Reflek pupil indirek adalah
mengecilnya pupil pada mata yang tidak disinari cahaya.

c. Test Buta Warna


Kartu ishihara adalah adalah kartu dengan titik2 berwarna yg kecerahannya dan bayangannya
membentuk angka, huruf atau yg lainnya. Kartu ini digunakan untuk menguji daya pisah
warna mata penderita yang diuji atas kemungkinan adanya buta warna. Pada pemeriksaan
pasien diminta melihat dan mengenali tanda gambar yang diperlihatkan dalam waktu 10
detik.

Sumber : Ilmu Penyakit Mata, Seri Catatan Kuliah, FK Undip


11. Media Refrakta, sistem lacrimalis, dan aquous humor

Kornea
Kornea (Latin cornum=seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang
tembus cahaya. Kornea merupakan lapisan jaringan yang menutupi bola mata sebelah depan
dan terdiri atas 5 lapis, yaitu:
1. Epitel
Tebalnya 50 m, terdiri atas 5 lapis selepitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih;
satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.

Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke depan menjadi lapis
sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat berikatan
erat dengan sel basal di sampingnya dan sel poligonal di depannya melalui desmosom dan
makula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air, eliktrolit, dan glukosa yang
merupakan barrier.

Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi gangguan
akan mengakibatkan erosi rekuren.

Epitel berasal dari ektoderm permukaan

2. Membran Bowman
Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang tersusun
tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.

Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi

3. Stroma
Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan lainnya, pada
permukaan terlihat anyaman yang teratur sadangkan dibagian perifer serat kolagen ini
bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang
sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblas terletak
di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen
dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.

4. Membran Descement
Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea dihasilkan sel
endotel dan merupakan membran basalnya
Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40 m.
5. Endotel
Berasal dari mesotelium, berlapis satu,bentuk heksagonal, besar 20-40 m. Endotel melekat
pada membran descement melalui hemi desmosom dan zonula okluden
(H. Sidarta Ilyas, 2004).
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf
nasosiliar, saraf V. saraf siliar longus berjalan supra koroid, masuk ke dalam stroma kornea,
menembus membran Boeman melepaskan selubung Schwannya. Seluruh lapis epitel
dipersarafi samapai kepada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbus Krause untuk
sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah
limbus terjadi dalam waktu 3 bulan (H. Sidarta Ilyas, 2004).

Trauma atau panyakkit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa endotel
terganggu sehingga dekompresi endotel dan terjadi edema kornea. Endotel tidak mempunya
daya regenerasi (H. Sidarta Ilyas, 2004).
Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di sebelah
depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri
pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea (H. Sidarta Ilyas, 2004).
2.2.2. Aqueous Humor (Cairan Mata)
Aqueous humor mengandung zat-zat gizi untuk kornea dan lensa, keduanya tidak memiliki
pasokan darah. Adanya pembuluh darah di kedua struktur ini akan mengganggu lewatnya
cahaya ke fotoreseptor. Aqueous humor dibentuk dengan kecepatan 5 ml/hari oleh jaringan
kapiler di dalam korpus siliaris, turunan khusus lapisan koroid di sebelah anterior. Cairan ini
mengalir ke suatu saluran di tepi kornea dan akhirnya masuk ke darah. Jika aqueous humor
tidak dikeluarkan sama cepatnya dengan pembentukannya (sebagai contoh, karena sumbatan
pada saluran keluar), kelebihan cairan akan tertimbun di rongga anterior dan menyebabkan
peningkatan tekanan intraokuler (di dalam mata). Keadaan ini dikenal sebagai glaukoma.
Kelebihan aqueous humor akan mendorong lensa ke belakang ke dalam vitreous humor, yang
kemudian terdorong menekan lapisan saraf dalam retina. Penekanan ini menyebabkan
kerusakan retina dan saraf optikus yang dapat menimbulkan kebutaan jika tidak diatasi
(Lauralee Sherwood, 1996).
2.2.3. Lensa

Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam bola mata dan
bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris dan terdiri dari zat tembus
cahaya (transparan) berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat
terjadinya akomodasi (H. Sidarta Ilyas, 2004).

Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata belakang. Lensa
akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. Epitel
lensa akan membentuk serat lensa terus-menerus sehingga mengakibatkan memadatnya serat
lensa di bagian sentral lensa sehingga membentuk nukleus lensa. Bagian sentral lensa
merupakan serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat lensa yang tertua di dalam
kapsul lensa. Di dalam lensa dapat dibedakan nukleus embrional, fetal dan dewasa. Di bagian
luar nukleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda dan disebut sebagai korteks lensa.
Korteks yang terletak di sebelah depan nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior,
sedangkan dibelakangnya korteks posterior. Nukleus lensa mempunyai konsistensi lebih
keras dibanding korteks lensa yang lebih muda. Di bagian perifer kapsul lensa terdapat
zonula Zinn yang menggantungkan lensa di seluruh ekuatornya pada badan siliar (H. Sidarta
Ilyas, 2004).
Secara fisiologis lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu:
Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk menjadi
cembung

Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan,

Terletak ditempatnya, yaitu berada antara posterior chamber dan vitreous body dan berada
di sumbu mata.

(H. Sidarta Ilyas, 2004).


Keadaan patologik lensa ini dapat berupa:
Tidak kenyal pada orang dewasa yang mengakibatkan presbiopia,

Keruh atau apa yang disebut katarak,

Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi

(H. Sidarta Ilyas, 2004).


Lensa orang dewasa dalam perjalanan hidupnya akan menjadi bertambah besar dan berat (H.
Sidarta Ilyas, 2004).

2.2.4. Badan Vitreous (Badan Kaca)


Badan vitreous menempati daerah mata di balakang lensa. Struktur ini merupakan gel
transparan yang terdiri atas air (lebih kurang 99%), sedikit kolagen, dan molekul asam
hialuronat yang sangat terhidrasi. Badan vitreous mengandung sangat sedikit sel yang
menyintesis kolagen dan asam hialuronat (Luiz Carlos Junqueira, 2003). Peranannya mengisi
ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. Kebeningan badan vitreous disebabkan
tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya
kekeruhanbadan vitreous akan memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan
oftalmoskopi (H. Sidarta Ilyas, 2004).
Vitreous humor penting untuk mempertahankan bentuk bola mata yang sferis (Lauralee
Sherwood, 1996).
Gambar 2.1 Struktur trabecular meshwork.
Sumber: Shields, 2001 dalam Simmons et al, 2007-2008.
Kanalis Schlemm merupakan lapisan endotelium tidak berpori dan lapisan tipis jaringan ikat.
Pada bagian dalam dinding kanalis terdapat vakuola-vakuola berukuran besar, yang diduga
bertanggung jawab terhadap pembentukan gradient tekanan intraokuli (Cibis et al, 2007-
2008).
Aqueous humor akan dialirkan dari kanalis Schlemm ke vena episklera untuk selanjutnya
dialirkan ke vena siliaris anterior dan vena opthalmikus superior. Selain itu, aqueous humor
juga akan dialirkan ke vena konjungtival, kemudian ke vena palpebralis dan vena angularis
yang akhirnya menuju ke vena ophtalmikus superior atau vena fasialis. Pada akhirnya,
aqueous humor akan bermuara ke sinus kavernosus (Solomon, 2002).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3443/1/09E01859.pdf

Anda mungkin juga menyukai