Sal Acca
Sal Acca
E-mail: sibuea.ptr@gmail.com
Abstrak Salacca Liqueur adalah jenis minuman sari buah kuning berupa garam oksalat pada tahun 3500-3100 SM di
yang dibuat dengan cara peragian. Pembuatan Salacca Liqueur tembikar-tembikar kuno yang ada di pegunungna Godin Tepe di
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan gula Iran yang serupa dengan endapan yang terdapat di tangki
terhadap produk liqueur yang dihasilkan. Variasi yang akan pembuatan bir saat ini.
dilakukan dalam proyek ini adalah variasi penambahan gula 0 Keberadaan bir memang sangat populer dan digemari
%, 10%, dan 20% dari sari buah, sedangkan penambahan ragi banyak orang mengingat bahwa bir adalah minuman beralkohol
Saccharomyces cerevisiae sama untuk ketiga variasi yaitu 1,5% dengan kadar alkohol sangat rendah (dibawah 0,1% dan
dari sari buah. Penambahan air dilakukan dengan perbandingan tergolong bir non alkohol). Konteks orang meminum bir pada
sari buah salak: air adalah 1:2. Metode yang digunakan dalam mulanya adalah untuk menyembah dewa-dewa mereka
menguji produk Salacca Liqueur adalah dengan metode uji kemudian berkembang menjadi suatu kebutuhan untuk
organoleptik. Salacca Liqueur terbuat dari 2,5 kg salak Pondoh menghangatkan diri dari udara yang sangat dingin bahkan saat
yang dihaluskan. 1,5 L sari buah salak yang dihasilkan ini bir menjadi salah satu gaya hidup dari banyak negara.
kemudian dituang kedalam 3 erlenmeyer (fermentor) dengan Future trend dari bir di Indonesia adalah dengan
penambahan gula 0 gram, 50 gram, dan 100 gram serta memberikan variasi rasa dari bir yang ada, misalnya dengan
penambahan ragi sebanyak 1,5% ke dalam masing-masing penambahan rempah-rempah asli Indonesia, seperti jahe, kayu
fermentor. Sari buah salak kemudian difermentasi selama 3 manis, cengkeh, dan sebagainya. Penambahan rempah-rempah
hari. Salacca Liqueur dengan penambahan 0 gram gula dan ini akan memberikan cita rasa lokal yang unik dan segar khas
1,5% ragi diperoleh F hitung < F tabel. Salacca Liqueur Indonesia. Variasi bir lain yang memungkinkan untuk
dengan penambahan 50 gram gula dan 1,5% ragi diperoleh F dikembangkan adalah liqueur dengan rasa ataupun aroma
hitung <F tabel. Salacca Liqueur dengan penambahan 100 gram buah, misalnya lemon, salak, apel, durian, dan buah-buah tropis
gula diperoleh F hitung < F tabel. lainnya yang asli dari Indonesia.
Daerah-daerah di Indonesia banyak yang tercatat
Kata kunci Fermentasi, liqueur, salak, etanol, variasi sebagai sentra produksi buah salak, umumnya daerah-daerah itu
gula. memproduksi buah salak yang khas. Daerah-daerah yang
merupakan sentra produksi salak di Indonesia diantaranya
Padangsidempuan (Sumatra Utara), Serang, Sumedang,
I. Pendahuluan Tasikmalaya, Batujajar (Jawa Barat), Magelang, Ambarawa,
Wonosobo, Bayumas, Porworejo, Purbalingga, Banjanegara
Liqueur merupakan minuman hasil fermentasi yang (Jawa Tengah), Sleman (Jogyakarta), Bangkalan, Pasuruan
memiliki rasa manis dengan kadar alkohol rendah. Minuman (Jawa Timur), Karang Asem (Bali), dan Enrekang (Sulawasi
alkohol biasanya dibagi menjadi tiga kelas yaitu bir, anggur, Selatan) (Sudarmadji, S. 1984). Besarnya produksi buah ini
dan spirit dan biasanya mengandung kadar alkohol (ABV) memungkinkan untuk diolah menjadi produk-produk lain
antara 3% sampai dengan 40%. Bir merupakan jenis minuman disamping dijual dalam bentuk segar. Umur simpan buah salak
hasil fermentasi yang paling tua. Menurut Hornsey (1999), bir setelah dipanen cukup singkat yaitu 5-10 hari (Suter, 1988),
pertama kali diciptakan pada tahun 4000 SM oleh bangsa sehingga dicari beberapa alternatif untuk mengawetkannya
Sumerian di Babilonia dan resep pembuatan bir pertama dan seperti mengolah buah salak menjadi manisan, dodol, keripik,
tertua tersebut ditemukan di prasasti tanah liat (clay tablet). salak kering, sari buah dan liqueur.
Lebih lanjut Hornsey menyebutkan hipotesisnya bahwa bir Pengolahan buah salak menjadi liqueur merupakan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi peradaban salah satu alternatif untuk mengawetkan dan
manusia dari gaya hidup nomaden (berpindah-pindah) menjadi menganekaragamkan produk olahan dari buah salak, sehingga
gaya hidup sedentary (menetap). Bahan baku yang berupa dapat menambah variasi produk dari buah salak. Melihat
barley menjadikan manusia pada zaman itu harus menetap dan adanya peluang dan kurangnya pemanfaatan dari buah salak
bercocok tanam untuk menghasikan sari buah tersebut dan ini, maka dicoba membuat liqueur salak dengan ketersediaan
melakukan kultivasi untuk menumbuhkan berbagai macam bahan baku yang ada menjadi suatu produk yang mempunyai
varietas biji. Ketertarikan pada minuman yang disebut bir pada nilai ekonomis.
zaman itu dibuktikan pula oleh penemuan endapan berwarna
Dalam pembuatan liqueur salak tidak memerlukan Wrasiati et al., 2002). Gula yang umum digunakan dalam
proses yang rumit, alat yang digunakan relatif sederhana pembuatan liqueur adalah gula pasir (sukrosa). Pada proses
sehingga tepat apabila pembuatan liqueur salak dijadikan fermentasi gula sukrosa akan dipecah oleh enzim invertase
sebagai usaha yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi monosakarida (glukosa dan fruktosa) yang akhirnya
memberikan keuntungan yang besar. diubah menjadi etanol dan CO2 (Judoamidjojo et al., 1992).
Berdasarkan hal tersebut, maka pada penelitian ini Pada fermentasi buah salak terjadi perubahan pati
dicoba membuat liqueur salak dengan perlakuan jenis dan menjadi glukosa dan glukosa menjadi etanol. Reaksi hidrosis
penambahan gula yang berbeda, dengan tujuan untuk pati berlangsung mengikuti persamaan reaksi berikut :
mengetahui pengaruh jumlah gula yang ditambahkan terhadap (C6H10O5)n + nH2O n(C6H12O6)
karakteristik liqueur salak serta menentukan jenis dan jumlah pati air glukosa
gula tertentu yang dapat menghasilkan liqueur salak dengan Reaksi fermentasi glukosa menjadi etanol berlangsung
karakteristik terbaik dan disukai oleh konsumen. mengikuti persamaan reaksi berikut :
Hasil Pengamatan:
Data hasil uji organoleptik b. Penilain Penalis terhadap aroma Salacca Liqueur
AROMA
a. Penilain Penalis terhadap warna Salacca Liqueur
panelis A B C total
WARNA P1 6 5 4 15
Panelis A B C total
P2 6 5 4 15
P1 4 6 5 15
P3 4 3 5 12
P2 5 4 3 12
P4 2 5 5 12
P3 2 4 4 10
P4 2 4 3 9 P5 4 6 6 16
P5 6 5 6 17 P6 3 4 2 9
P6 2 4 3 9 P7 4 5 4 13
P7 6 5 4 15 P8 2 4 5 11
P8 2 5 4 11 P9 3 5 6 14
P9 5 5 6 16 P10 5 5 4 14
P10 3 4 4 11
jumlah 37 46 42 125 jumlah 39 47 45 131
Tabel 4. Penilaian penalis terhadap aroma Salacca Liqueur.
warna aroma
sumber F tabel sumber F tabel
db JK KT F Hitung db JK KT F Hitung
keseragaman 5% 1% keseragaman 5% 1%
contoh 2 4,066667 2,033333 0,681988 6,94 21,2 contoh 2 3,466667 1,733333 0,372661 10,13 30,82
Panelis 9 26,83333 2,981481 Panelis 9 13,63333 1,514815
Galat/ Galat/
kesalahan 18 15,26667 kesalahan 18 23,86667
Total 29 40,96667 Total 29 40,96667
Tabel 3. Analisis sidik ragam terhadap warna Salacca Liqueur. Tabel 5. Analisis sidik ragam terhadap aroma Salacca Liqueur.
Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan
penambahan gula tidak berpengaruh nyata terhadap perbedaan penambahan gula tidak berpengaruh nyata terhadap perbedaan
warna yang dihasilkan (F hitung < F tabel). aroma yang dihasilkan (F hitung < F tabel).