Anda di halaman 1dari 4

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat Indonesia) memulai perjalanan

bisnisnya sebagai Bank Syariah pertama di Indonesia pada 1 November 1991 atau 24
Rabius Tsani 1412 H. Pendirian Bank Muamalat Indonesia digagas oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan
pengusaha muslim yang kemudian mendapat dukungan dari Pemerintah Republik
Indonesia. Sejak resmi beroperasi pada 1 Mei 1992 atau 27 Syawal 1412 H, Bank
Muamalat Indonesia terus berinovasi dan mengeluarkan produkproduk keuangan
syariah seperti Asuransi Syariah (Asuransi Takaful), Dana Pensiun Lembaga
Keuangan Muamalat (DPLK Muamalat) dan multifinance syariah (Al-Ijarah
Indonesia Finance) yang seluruhnya menjadi terobosan di Indonesia. Selain itu produk
Bank yaitu Shar-e yang diluncurkan pada tahun 2004 juga merupakan tabungan instan
pertama di Indonesia. Produk Shar-e Gold Debit Visa yang diluncurkan pada tahun
2011 tersebut mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI)
sebagai Kartu Debit Syariah dengan teknologi chip pertama di Indonesia serta layanan
e-channel seperti internet banking, mobile banking, ATM, dan cash management.
Seluruh produk-produk tersebut menjadi pionir produk syariah di Indonesia dan
menjadi tonggak sejarah penting di industri perbankan syariah.

Pada 27 Oktober 1994, Bank Muamalat Indonesia mendapatkan izin sebagai Bank
Devisa dan terdaftar sebagai perusahaan publik yang tidak listing di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Pada tahun 2003, Bank dengan percaya diri melakukan Penawaran
Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)
sebanyak 5 (lima) kali dan merupakan lembaga perbankan pertama di Indonesia yang
mengeluarkan Sukuk Subordinasi Mudharabah. Aksi korporasi tersebut semakin
menegaskan posisi Bank Muamalat Indonesia di peta industri perbankan Indonesia.

Seiring kapasitas Bank yang semakin diakui, Bank semakin melebarkan sayap dengan
terus menambah jaringan kantor cabangnya di seluruh Indonesia. Pada tahun 2009,
Bank mendapatkan izin untuk membuka kantor cabang di Kuala Lumpur, Malaysia
dan menjadi bank pertama di Indonesia serta satu-satunya yang mewujudkan ekspansi
bisnis di Malaysia. Hingga saat ini, Bank telah memiliki 325 kantor layanan termasuk
1 (satu) kantor cabang di Malaysia. Operasional Bank juga didukung oleh jaringan
layanan yang luas berupa 710 unit ATM Muamalat, 120.000 jaringan ATM Bersama
dan ATM Prima, serta lebih dari 11.000 jaringan ATM di Malaysia melalui Malaysia
Electronic Payment (MEPS).

Menginjak usianya yang ke-20 pada tahun 2012, Bank Muamalat Indonesia
melakukan rebranding pada logo Bank untuk semakin meningkatkan awareness
terhadap image sebagai Bank syariah Islami, Modern dan Profesional. Bank pun terus
mewujudkan berbagai pencapaian serta prestasi yang diakui baik secara nasional
maupun internasional. Hingga saat ini, Bank beroperasi bersama beberapa entitas
anaknya dalam memberikan layanan terbaik yaitu Al-Ijarah Indonesia Finance (ALIF)
yang memberikan layanan pembiayaan syariah, (DPLK Muamalat) yang memberikan
layanan dana pensiun melalui Dana Pensiun Lembaga Keuangan, dan Baitulmaal
Muamalat yang memberikan layanan untuk menyalurkan dana Zakat, Infakdan
Sedekah (ZIS).

Sejak tahun 2015, Bank Muamalat Indonesia bermetamorfosa untuk menjadi entitas
yang semakin baik dan meraih pertumbuhan jangka panjang. Dengan strategi bisnis
yang terarah Bank Muamalat Indonesia akan terus melaju mewujudkan visi menjadi
The Best Islamic Bank and Top 10 Bank in Indonesia with Strong Regional
Presence.

VISI

The Best Islamic Bank and Top 10 Bank in Indonesia with Strong Regional
Presence

Misi

Membangun lembaga keuangan syariah yang unggul dan berkesinambungan dengan


penekanan pada semangat kewirausahaan berdasarkan prinsip kehati-hatian,
keunggulan sumber daya manusia yang islami dan professional serta orientasi
investasi yang inovatif, untuk memaksimalkan nilai kepada seluruh pemangku
kepentingan.

MURABAHAH Akad jual beli dimana harga dan keuntungan disepakati antara penjual dan pembeli.
Jenis dan Jumlah barang dijelaskan dengan rinci. Barang diserahkan setelah akad jual beli dan
pembayaran bisa dilakukan secara mengangsur/cicilan atau sekaligus.

SALAM Jual beli dengan cara pemesanan, di mana pembeli memberikan uang terlebih dahulu
terhadap barang yang telah disebutkan spesifikasinya, dan barang dikirim kemudian, Salam biasanya
dipergunakan untuk produk-produk pertanian jangka pendek. Dalam hal ini lembaga keuangan
bertindak sebagai pembeli produk dan memberikan uangnya lebih dulu sedangkan para nasabah
menggunakannya sebagai modal untuk mengelola pertaniannya.

ISTISHNA Jual beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang berdasarkan persyaratan
serta kriteria tertentu, sedangkan pola pembayaran dapat dilakukan sesuai dengan kesepakatan (dapat
dilakukan di depan atau pada saat pengiriman barang). MUDHARABAH Akad yang dilakukan
antara pemilik modal (shahibul mal) dengan pengelola (mudharib) dimana nisbah bagi hasil
disepakati di awal, sedangkan kerugian ditanggung oleh pemilik modal.

MUDHARABAH MUQAYYADAH Akad yang dilakukan antara pemilik modal untuk usaha yang
ditentukan oleh pemilik modal (shahibul mal) dengan pengelola (mudharib), dimana nisbah bagi
hasil disepakati di awal untuk dibagi bersama, sedangkan kerugian ditanggung oleh pemilik modal.
Dalam terminologi perbankan syariah ini lazim disebut Special Investment.

MUSYARAKAH Akad antara dua pemilik modal atau lebih untuk menyatukan modalnya pada
usaha tertentu, sedangkan pelaksananya bisa ditunjuk salah satu dari mereka. Akad ini diterapkan
pada usaha/proyek yang sebagiannya dibiayai oleh lembaga keuangan sedangkan selebihnya dibiayai
oleh nasabah.

MUSYARAKAH MUTANAQISAH Akad antara dua pihak atau lebih yang berserikat atau
berkongsi terhadap suatu barang dimana salah satu pihak kemudian membeli bagian pihak lainnya
secara bertahap. Akad ini diterapkan pada pembiayaan proyek yang dibiayai oleh lembaga keuangan
dengan nasabah atau lembaga keuangan lainnya dimana bagian lembaga keuangan secara bertahap
dibeli oleh pihak lainnya dengan cara mencicil. Akad ini juga terjadi pada mudharabah yang modal
pokoknya dicicil, sedangkan usaha itu berjalan terus dengan modal yang tetap.

WADIAH Akad yang terjadi antara dua pihak, dimana pihak pertama menitipkan suatu barang
kepada pihak kedua. Lembaga keuangan menerapkan akad ini pada rekening giro.

WAKALAH Akad perwakilan antara satu pihak kepada yang lain. Wakalah biasanya diterapkan
untuk pembuatan Letter of Credit, atas pembelian barang di luar negeri (L/C Import) atau penerusan
permintaan.

IJARAH Akad sewa menyewa barang antara kedua belah pihak, untuk memperoleh manfaat atas
barang yang disewa. Akad sewa yang terjadi antara lembaga keuangan (pemilik barang) dengan
nasabah (penyewa) dengan cicilan sewa yang sudah termasuk cicilan pokok harga barang sehingga
pada akhir masa perjanjian penyewa dapat membeli barang tersebut dengan sisa harga yang kecil
atau diberikan saja oleh bank. Karena itu biasanya Ijarah ini dinamai dengan al Ijarah waliqtina atau
al Ijarah alMuntahia Bittamliik.
KAFALAH Akad jaminan satu pihak kepada pihak lain. Dalam lembaga keuangan biasanya
digunakan untuk membuat garansi atas suatu proyek (performance bond), partisipasi dalam tender
(tender bond) atau pembayaran lebih dulu (advance payment bond).

HAWALAH Akad pemindahan utang/piutang suatu pihak kepada pihak yang lain. Dalam lembaga
keuangan hawalah diterapkan pada fasilitas tambahan kepada nasabah pembiayaan yang ingin
menjual produknya kepada pembeli dengan jaminan pembayaran dari pembeli tersebut dalam bentuk
giro mundur. Ini lazim disebut Post Dated Check. Namun disesuaikan dengan prinsip-prinsip
Syariah.

RAHN Akad menggadaikan barang dari satu pihak kepada pihak yang lain, dengan uang sebagai
gantinya. Akad ini digunakan sebagai akad tambahan pada pembiayaan yang berisiko dan
memerlukan jaminan tambahan. Lembaga keuangan tidak menarik manfaat apapun kecuali biaya
pemeliharaan atau keamanan barang tersebut.

QARD Pembiayaan kepada nasabah untuk dana talangan segera dalam jangka waktu yang relatif
pendek, dan dana tersebut akan dikembalikan secepatnya sejumlah uang yang digunakannya. Dalam
transaksi ini, nasabah hanya mengembalikan pokok.

Anda mungkin juga menyukai