TENTANG
KEBIJAKAN ASESMEN PASIEN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
dr. SOERATNO GEMOLONG
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.
SOERATNO GEMOLONG TENTANG KEBIJAKAN ASESMEN
PASIEN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOERATNO
GEMOLONG.
KESATU : Kebijakan Pasien Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeratno
Gemolong sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini.
KEDUA : Dalam melaksanakan kegiatan tersebut sesuai diktum KESATU
bertanggungjawab kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
dr. Soeratno Gemolong.
KETIGA : Semua biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya
Keputusan Direktur ini dibebankan pada Anggaran dan Belanja
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeratno Gemolong.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan
ini akan diadakan perbaikan atau pembetulan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di : Sragen
Pada Tanggal : 2017
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
dr. SOERATNO GEMOLONG
KEBIJAKAN ASESMEN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOERATNO GEMOLONG
1. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan harus dilakukan asesmen awal dan berfokus
untuk mendapatkan informasi, menganalisis, membuat rencana pelayanan. Isi format
mengacu pada Permenkes 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis.
2. Asesmen awal rawat inap dan rawat jalan di dokumentasi pada catatan rekam
medis pasien.
3. Penyelesaian kelengkapan asesmen medis dan keperawatan setelah pasien
diterima :
a. Berdasarkan tempat layanan :
1) Poliklinik dalam waktu 2 jam
2) IGD dalam waktu 1 jam
3) Rawat Inap 24 Jam
b. Berdasarkan jenis/setting layanan :
1) Asesmen Nyeri dalam waktu 1 jam
2) Asesmen Risiko Jatuh dalam waktu 24 jam
3) Asesmen Nutrisi dalam waktu 24 jam
c. Asesmen awal emergency dengan triase berdasarkan Australasian Triage Scale
1) ATS 1 waktu tunggu maksimal immediate dengan label merah
2) ATS 2 waktu tunggu maksimal 10 menit dengan label kuning
3) ATS 3 waktu tunggu maksimal 30 menit dengan label kuning
4) ATS 4 waktu tunggu maksimal 60 menit dengan label hijau
5) ATS 5 waktu tunggu maksimal 120 menit dengan label hijau
6) Meninggal dengan label hitam
4. Semua pasien baik rawat inap dan rawat jalan harus dilakukan minimal asesmen
oleh dokter, staf keperawatan, nutrisionis, apoteker, fisioterapi.
5. Pasien gawat darurat dilakukan asesmen awal medis dan keperawatan
berdasarkan kebutuhan dan kondisinya.
6. Pada pasien gawat darurat bila tidak ada waktu untuk mencatat hasil asesmen
maka dibuat catatan ringkas diagnose pra bedah.
7. Pasien rawat jalan dilakukan asesmen awal medis dan keperawatan.
8. Pasien rawat inap dilakukan asesmen awal rawat inap meliputi riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik, asesmen psikologis dan asesmen ekonomi sesuai
kebutuhannya.
9. Asesmen pra bedah ditetapkan sebelum tindakan pembedahan.
10. Pasien sebelum operasi dilakukan asesmen medis.
11. Asesmen medis pasien bedah dicatat sebelum operasi.
12. Kebutuhan medis dan keperawatan ditetapkan berdasarkan hasil asesmen awal.
13. Pelaksanaan asesmen medis oleh dokter.
14. Pelaksanaan asesmen keperawatan oleh perawat.
15. Semua pasien dilakukan asesmen nutrisi dan asesmen risiko jatuh.
16. Asesmen awal nutrisi dilakukan oleh staf keperawatan.
17. Pelaksanaan asesmen nutrisi lanjut oleh nutrisionis berdasarkan asesmen awal.
Apabila pada asesmen awal tidak didapatkan gangguan nutrisi maka reasesmen
nutrisionis dilakukan setelah pasien dirawat selama 7 hari.
18. Setiap pasien rawat inap dengan diit khusus mendapatkan asuhan nutrisi dan
bilda diperlukan konseling gizi akan diusulkan kepada dokter yang merawat.
19. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan dilakukan asesmen nyeri pada saat
asesmen awal dan dilakukan asesmen ulang sesuai ketentuan panduan ulang
asesmen nyeri.
20. Pasien yang teridentifikasi rasa sakit pada asesmen awal dilakukan asesmen
lebih mendalam sesuai dengan umur pasien dan pengukuran intensitas dan
kualitas nyeri seperti karakter, kekerapan / frekuensi, lokasi dan lamanya.
21. Penatalaksanaan nyeri dan asesmen ulang sesuai panduan nyeri, khusus
pasien inpartu manajemen dilakukan secara konservatif.
22. Asesmen awal medis dilakukan sebelum pasien rawat inap atau sebelum
tindakan pada rawat jalan tidak boleh lebih dari 30 hari atau riwayat medis harus
diperbaharui dan pemeriksaan fisik telah diulangi.
23. Untuk asesmen kurang dari 30 hari bila ada perubahan kondisi yang signifikan
harus dicatat.
24. Hasil asesmen dicatat dalam rekam medis untuk memudahkan asemen ulang
dan tindak lanjutnya.
25. Semua pasien neonatus, wanita dalam proses melahirkan, ginekologi, Psikiatri,
terminal, rahabilitasi medik, geriatri dilakukan asesmen khusus.
26. Asemen khusus yang dilakukan didalam rumah sakti dilengkapi dan dicatat
dalam rekam medis pasien.
27. Bila pasien teridentifikasi kebutuhan tambahan asesmen khusus, pasien dirujuk
didalam atau keluar rumah sakit.
28. Pasien yang akan meninggal dan keluarganya asesmen dan asesmen ulan
sesuai kondisi, kondisi pasien diobservasi lebih intensif paling lama 30 menit
sekali atau setiap ada perubahan kondisi.
29. Ada proses identifikasi pasien yang rencana pemulangannya kritis (Discharge).
30. Rencana pemulangan kritis bagi pasien kritis dimulai segera setelah diterima
sebagai pasien rawat inap.
31. Asesmen ulang dilakukan pada pasien untuk menentukan respon terhadap
pengobatan.
32. Asesmen ulang sebagai dasar perencanaan Pengobatan lanjutan atau
pemulangan.
33. Asesmen ulang keperawatan dilakukan setiap pergantian shift jaga dengan
memperhatikan kondisi pasien dan bila terjadi perubahan yang signifikan,
rencana asuhan, kebutuhan individual.
34. Dokter melakukan asesmen ulang sekurang-kurangnya setiap hari termasuk
akhir minggu,selama fase akut dari perawatan dan pengobatannya.
35. Pada pasien non akut dengan kasus orthopedi pelaksanaan asesmen ulang
medis sesuai kondisi, untuk dokter memungkinkan dokter bisa kurang dari sekali
sehari dan paling lama 2 x 24 jam dan pasien rehabilitasi medik asesmen ulang
medis memungkinkan dokter bisa kurang dari sekali sehari dan paling lama 6 x
24 jam.
36. Asesmen ulang nutrisi dilakukan oleh Nutrisionis dengan perincian :
a. Bila hasil asesmen ulang nutrisi risiko rendah ulangi skrining setiap 7 hari.
b. Bila hasil asesmen ulang nutrisi risiko menengah : monitoring asupan selama
3 hari, jika tidak ada peningkatan, lanjutkan pengkajian dan ulangi skrining
setiap 7 hari.
c. Bila hasil asesmen ulang nutrisi risiko tinggi : bekerjasama dengan Tim
Dukungan Gizi/Panitia Asuhan Nutrisi, upayakan peningkatan asuapn gizi
dan memberikan makanan sesuai dengan daya terima pasien, monitoring
asupan makanan setiap hari, ulangi skrining setiap 7 hari.
37. Asesmen ulang farmasi dilakukan pada semua pasien intensif (ICU, PICU) dan
pasien dengan komplikasi.
38. Asemen ulang fisioterapi dilakukan pada semua pasien yang dikonsulkan ke
bagian Rehabilitasi Medik.
39. Pelaksanaan asesmen ulang didokumentasikan dalam rekam pasien.
40. Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan diintegritasikan.
41. Para pemberi asuhan pasien bertanggungjawab atas pelayanan pasien
diikutsertakan dalam proses, dokter sebagai Dokter Penanggung Jawab Pasien
(DPJP).
42. Pelaksanaan pencatatan pada catat perkembangan pasien terintegrasi (CPPT)
43. Penyimpanan hasil asesmen pada tempat berstandar dan mudah di akses.
44. Kebutuhan pasien disusun skala prioritasnya berdasarkan hasil asesmen.
45. Pasien dan keluarga diberi informasi tentang hasil dari proses asesmen,
diagnosis, rencana pelayanan dan pengobatan dan diikutsertakan dalam
keputusan tentang prioritas kebutuhan.