Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang

mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan media

seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru atau fasilitator dalam

setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru atau fasilitator perlu mempelajari

bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian

tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

Berbicara media belajar sangat banyak ragamnya, mulai dari media Grafis, media

Audio, media proyeksi hingga media lingkungan, media lingkungan akhir-akhir ini

banyak dimanfaatkan tenaga pengajar di sekolah secara khususnya sebagai media

langsung yang dapat di jumpai tanpa harus mengeluarkan pembiayaan yang besar dan

waktu yang lama dalam pembuatannya, misalnya dengan lingkungan sekitar dengan

harapan besar siswa mendapatkan pengajaran yang sesuai .

Bermacam peralatan dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan

ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendegaran untuk menghindari verbalisme

yang masih mungkin terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata. Dalam

usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu, Edgar Dale mengadakan klasifikasi

pengalaman menurut tingkat dari yang paling kongkret ke yang paling abstrak.

Klasifikasi tersebut dikenal dengan nama krucut pengalaman (cone of experience).

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai

bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang

1
terlingkung di suatu daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan lingkungan ini

cukup beragam diantaranya ada istilah circle, area, surroundings, sphere, domain, range,

dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu

yang ada di sekitar atau sekeliling. Dalam literatur lain disebutkan bahwa lingkungan itu

merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di

dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri

dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia.

Media pendidikan sangat penting sekali untuk menunjang pencapaian tujuan

pendidikan. Oemar Hamalik (2004 : 194) dalam teorinya Kembali ke Alam

menunjukan betapa pentingnya pengaruh alam terhadap perkembangan peserta didik.

Menurut Oemar Hamalik (2004: 195) Lingkungan (environment) sebagai dasar

pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan

merupakan faktor belajar yang penting.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan media pembelajaran berbasis lingkungan?

2. Bagaimanakah konfigurasi elektron pada prinsip aufbau?

3. Bagaimana cara pembuatan media pembelajaran dalam materi konfigurasi elektron

pada prinsip aufbau dengan bahan lingkungan?

4. Bagaimana cara penggunaan media pembelajaran berbasis lingkungan dalam materi

konfigurasi elektron pada prinsip aufbau?

5. Apakah Keuntungan dan kelemahan menggunakan bahan lingkungan sebagai media

pembelajaran?

2
C. Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan media pembelajaran berbasis lingkungan

2. Memgetahui konfigurasi elektron pada prinsip aufbau

3. Mengetahui cara pembuatan media pembelajaran dalam materi konfigurasi elektron

pada prinsip aufbau dengan bahan lingkungan

4. Mengetahui cara penggunaan media pembelajaran berbasis lingkungan dalam materi

konfigurasi elektron pada prinsip aufbau

5. Mengetahui Keuntungan dan kelemahan menggunakan bahan lingkungan sebagai

media pembelajaran

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan

untuk keperluan pembelajaran. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat

komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada

penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang

digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari

pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk

mengikuti kegiatan pembelajaran.

Latuheru (1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat,

atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses

interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna

dan berdaya guna. Media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan

siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat

menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan

belajar siswa.

Satu hal yang perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila

penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Secanggih apa pun media tersebut, tidak dapat dikatakan menunjang pembelajaran

apabila keberadaannya menyimpang dari isi dan tujuan pembelajarannya. Media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat

yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahwa

4
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media

pembelajaran pada orientasi pembelajaran akan sangat membantu keaktifan proses

pembelajaran dan menyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain

membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu

siswa mengingkatkan pemahaman, menyajikan data. Belajar pada hakikatnya adalah

suatu interaksi antara individu dan lingkungan.

Menurut Slameto (2003:2) Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa lingkungan sangat penting

pengaruhnya terhadap pemerolehan siswa akan pelajaran yang sedang dipelajarinya.

mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang penting.

Bahan lingkungan atau Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau

tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang

rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak

atau buangan. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil

aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. (Istilah

Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996). Berangkat dari pandangan tersebut

sehingga sampah dapat dirumuskan sebagai bahan sisa dari kehidupan sehari-hari

masyarakat.

5
BAB III

PEMBAHASAN

A. Media pembelajaran berbasis lingkungan

Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan

minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan

berpengaruh secara psikologis kepada siswa (Hamalik, 1986). Jerome Bruner

mengemukakan teirunya yang dikenal dengan pendidikan lingkungan. Menurut teori ini

proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan

kepada anak untuk menemukan sesuatu aturan melalui contoh-contoh yang digamburkan

atau yang menjadi sumbernya.

Lingkungan yang berada disekitar kita dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

Lingkungan meliputi: Masyarakat disekeliling; Lingkungan fisik disekitar, bahan-bahan

yang tersisa atau tidak dipakai, bahan-bahan bekas dan bila diolah dapat dimanfaatkan

sebagai sumber atau alat bantu dalam belajar, serta peristiwa alam dan peristiwa yang

terjadi dalam masyarakat. Jadi, media pembelajaran lingkungan adalah pemahaman

terhadap gejala atau tingkah laku tertentu dari objek atau pengamatan ilmiah terhadap

sesuatu yang ada di sekitar sebagai bahan pengajaran siswa sebelum dan sesudah

menerima materi dari sekolah dengan membawa pengalaman dan penemuan dengan apa

yang mereka temui di lingkungan mereka.

Sebagai guru yang professional tentunya akan melakukan apapun demi

kelancaran dalam proses belajar mengajar. Guru yang professional dituntut harus

memiliki kreatifitas dalam menciptakan media yang ia gunakan untuk mengajar. seperti

halnya yang telah dijelaskan diatas bahwa untuk membantu mempermudah pemanhaman

6
bagi siswa tidak hanya harus menggunakan media pembelajaran yang mengharuskan dan

mendesak untuk mengeluarkan biaya mahal tetapi dengan memanfaatkan barang ramah

lingkungan, barang yang ada di sekitaran kita dan barang yang sudah tidak di pakai

dengan sekereatif ide dan gagasan seorang guru untuk merancangnya maka media

pembelajran yang diinginkan akan dapat digunakan dan di dapatkan dengan mudah.

B. Konfigurasi elektron pada prinsip aufbau

Konfigurasi elektron merupakan distribusi elektron-elektron didalam

orbitalorbital suatu atom. Distribusi elektron didasarkan pada tingkat-tingkat energi dari

orbital. Konfigurasi elektron harus memenuhi berbagai aturan atau prinsip. Subkulit atau

orbital-orbital elektron mempunyai tingkat energi yang berbeda. Tingkat-tingkat energi

dan subkulit elektron dari periode ke-1 sampai ke-7 digambarkan seperti Gambar (a).

Menurut Aufbau, elektron dalam atom sedapat mungkin memiliki energi yang terendah

maka berdasarkan urutan tingkat energi orbital, pengisian konfigurasi elektron dimulai

dari tingkat energi yang paling rendah ke tingkat energi yang tertinggi. Cara pengisian

elektron pada subkulit dapat digambarkan seperti Gambar (b).

7
Urutan subkulit dari energi terendah sampai tertinggi yaitu sebagai berikut.

1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s, 5f, 6d, 7p, 6f, 7d

Contoh:

Konfigurasi elektron dari atom-atom 2He, 3Li, 7N, 11Na, 18Ar, 22Ti, dan 26Fe adalah

sebagai berikut:

Jadi Prinsip Aufbau adalah:

Elektron-elektron dalam suatu atom selalu berusaha menempati subkulit yang

tingkat energinya rendah. Jika subkulit yang tingkat energinya rendah sudah

penuh, baru elektron berikutnya akan mengisi subkulit yang tingkat energinya

lebih tinggi.

C. Cara pembuatan media pembelajaran dalam materi konfigurasi elektron pada

prinsip aufbau dengan bahan lingkungan.

Pada pembuatan media pembelajaran konfigurasi electron pada prinsip aufbau ini

mengguanakan bahan lingkungan seperti:

1. Kardus bekas,

2. HVS bekas,

3. Busa bekas,

8
4. Gunting,

5. Cutter,

6. Lim,

7. Dobble tip,

8. Kertas manila,

9. Spidol, dan

10. Jarum pentul.

Adapun cara pembuatan media pembelajaran konfigurasi electron menurut prinsip

aufbau adalah :

1. Potong kardus membentuk persegi panjang berukuran besar sekitar ukuran 50x35

cm

2. Untuk mempercantik tampilan kardus, gunakan kertas manila untuk melapisi

bagian depan kartus

3. Potong busa bekas berbentuk segi 4 dengan ukuran 5x5cm

4. Lapisi bagian depan busa dengan kertas HVS bekas

5. Tempel potongan busa yang telah di lapisi pada kardus berdasarkan teori aufbau

6. Tuliskan sub kulit menurut teori aufbau

7. Tambahkan anak panah pada sesuai aturan aufbau

8. Tempelkan orbital diatas tulisan sub kulit untuk menempatkan elektron

9. Gunakan jerum pentul sebagai elektron

Gambar media

9
D. Cara penggunaan media pembelajaran berbasis lingkungan dalam materi

konfigurasi elektron pada prinsip aufbau

Media pembelajaran berbasis lingkungan pada materi konfigurasi elektron dengan prinsip

aufbau digunakan untuk menentukan konfigurasi elektron serta menentukan periode dan

golongan.

Misalnya Untuk menentukan konfigurasi elektron dari 11Na maka:

1. Siapkan 11 jarum pentul

2. Isi setiap orbital dengan jarum pentul berdasarkan arah panah

3. Jika 11 jarum pentul tersebut telah habis maka konfigrasi elektron dari 11 Na sudah

dapat ditentukan yaitu 1S2 2S2 2P6 3S1

4. Untuk menentukan periode dan golongan maka dapat dilihat sub kulit terakhir

5. Jarum pentul habis pada sub kulit 3S1 yang berarti periodenya 3 dan golongannya 1A

karena terletak pada sub kulit S.

E. Keuntungan dan kelemahan menggunakan bahan lingkungan sebagai media

pembelajaran

1. Keuntungan

Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan dibandingkan duduk

di kelas selama berjam-jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.

Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan langsung

dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.

Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih factual sehingga

kebenarannya lebih kuat.

10
Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab dapat menggunakan barang-barang

yang berda di lingkungan sekitar.

Biaya tidak mahal, mudah didapat.

2. Kelemahan

Membutuhkan persiapan yang matang, jika kurang persiapan maka proses

pembelajaran tidak efektif.

Adanya anggapan belajar menggunakan barang bekas, memerlukan waktu

yang cukup lama.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Media pembelajaran lingkungan adalah pemahaman terhadap gejala atau tingkah

laku tertentu dari objek atau pengamatan ilmiah terhadap sesuatu yang ada di sekitar

11
sebagai bahan pengajaran siswa sebelum dan sesudah menerima materi dari sekolah

dengan membawa pengalaman dan penemuan dengan apa yang mereka temui di

lingkungan mereka.

Untuk membantu mempermudah pemanhaman bagi siswa tidak hanya harus

menggunakan media pembelajaran yang mengharuskan dan mendesak untuk

mengeluarkan biaya mahal tetapi dengan memanfaatkan barang ramah lingkungan,

barang yang ada di sekitaran kita dan barang yang sudah tidak di pakai dengan sekereatif

ide dan gagasan seorang guru untuk merancangnya maka media pembelajran yang

diinginkan akan dapat digunakan dan di dapatkan dengan mudah.

12

Anda mungkin juga menyukai