MANAJEMEN PERUBAHAN
Makalah Peran Pekerja Dalam Proses Perubahan Perusahaan
DISUSUN OLEH :
MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
2015
Pertama-tama kami ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
diselesaikannya makalah ini. Penyusunan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Perubahan. Di dalam makalah ini, kami mencoba untuk menjelaskan dan
mendeskripsikan secara lengkap mengenai Peran Pekerja dalam Proses Perubahan
Perusahaan, yang tertuang dalam 6 jurnal internasional. Makalah ini juga kami tambahkan
beberapa gambar pendukung serta tabel untuk memperjelas pembahasan. Kami harap dengan
adanya makalah ini, pembaca mendapatkan informasi dan pengetahuan lebih mengenai peran
dari pekerja dalam melakukan perubahan di perusahaan.
Jika ada salah kata dalam penulisan makalah ini baik disengaja maupun tidak
disengaja, kami mohon maaf, karena kami telah berusaha semaksimal mungkin dan tentunya
makalah ini jauh dari kata sempurna.
Penulis
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
1.2 Memahami & Mengatasi Sinisme Pekerja Terhadap Proses Perubahan Perusahaan....................7
1.3 Mengatasi Pengunduran Diri Pekerja Selama Proses Perubahan Perusahaan : Peran Penilaian
Ancaman............................................................................................................................................9
1.3.1 Antesenden akan Penilaian oleh Pekerja terhadap Ancaman yang Berkaitan dengan
Perubahan.........................................................................................................................................9
1.7. Dampak dari Rekan Kerja terhadap Pribadi dalam Pengambilan Tugas...................................19
KATA PENUTUP...............................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................23
1.2 Memahami & Mengatasi Sinisme Pekerja Terhadap Proses Perubahan Perusahaan
Sepuluh langkah diatas diharapkan mampu membantu para pemimpin proses perubahan
untuk mengurangi sinisme pekerja yang timbul dalam suatu perusahaan.
Ketika proses perubahan menjadi strategi yang penting bagi perusahaan untuk dapat
bertahan dan berkembang, perusahaan perlu untuk lebih mengerti reaksi negatif dari para
pekerja terhadap proses perubahan demi mengelola hasil yang lebih efektif. Salah satu cara
perusahaan untuk lebih memahami reaksi para pekerja yaitu dengan memahami penilaian
terhadap ancaman.
1.3.1 Antesenden akan Penilaian oleh Pekerja terhadap Ancaman yang Berkaitan
dengan Perubahan
Walaupun jarang, penelitian akan penilaian terhadap ancaman perusahaan yang telah
ada mengungkapkan bahwa penilaian terhadap ancaman berhubungan dengan efektif dan
reaksi perilaku pekerja. Oleh karena itu kami menentukan hubungan terhadap penilaian akan
ancaman dengan berbagai bentuk dari pengeluaran pekerja yakni: niat untuk keluar,
pengunduran sukarela, ketidakhadiran.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu pelaksanaan proses
perubahan dengan lancar dan sukses, termasuk didalamnya untuk meminimalkan tentangan
dan sinisme pekerja terhadap proses perubahan yang berlangsung, serta mengurangi jumlah
pengunduran diri pekerja. Salah satu hal yang dapat berperan dalam membantu kelancaran
pelaksanaan proses perubahan yaitu dengan adanya agen perubahan dalam perusahaan.
Salah satu masalah dari bisnis adalah, para karyawan mereka bekerja hanya setengah
dari potensi (tidak maksimal). Manajemen perubahan menjembatani gap antara yang sedang
terjadi dan kemungkinan apa yang bisa terjadi. Proses tradisional untuk membentuk
perubahan organisasi adalah dengan cara menggali dan menemukan akan penyebab masalah,
misalnya seperti memperkerjakan para ahli atau menetapkan peran lebih kepada para leader
dalam perusahaan.
Pada kenyataanya di dalam perusahaan sudah ada karyawan yang melakukan sesuatu
secara radikal (positif) , para karyawan ini disebut sources of changes. Tugas dari leader,
manager adalah untuk menemukan dan membawa positif deviance (penyimpangan positif)
ini ke dalam arus utama dalam perusahaan. Kuncinya adalah untuk melibatkan anggota yang
ingin Anda ubah dalam proses penemuan, membuat mereka menjadi para agen perubahan
yang menyampaikan dan melakukan perubahan.
Jery menawarkan untuk melakukan penelitian apakah ada yang bisa dia dan istrinya
Mobique lakukan tanpa harus mengeluarkan dana yang sangat banyak. Sternin tidak
memakai solusi konvensional karena solusi itu hanya tentang: sistim sanitasi yang buruk,
ketidakpedulian, pola distribusi makanan, kemiskinan, dan buruknya akses terhadap air
bersih. Sementara ribuan bahkan jutaan anak tidak dapat menunggu sampai masalah tersebut
bisa diatasi. Akhirnya Sternin dan istrinya memutuskan untuk memperkuat penyimpangan
positif.
Positive Deviance Model (PD) adalah merupakan salah satu pendekatan yang terbukti
sukses dalam menyelesaikan masalah yang timbul dalam masyarakat, sehingga
memungkinkan ratusan masyarakat dapat mengidentifikasikan pemecahan permasalahan itu
sendiri. Pendekatan Postive Deviance (PD) dapat dilakukan jika terdapat Penyimpang Positif
didalamnya. Penyimpang Positif adalah Individu-indvidu yang memiliki cara yang unik/tidak
biasa yang terbukti sukses dalam mengatasi permasalahannya walaupun memiliki sumber
daya dan resiko yang sama.
Hal ini menyadarkan kita semua bahwa untuk mendapatkan solusi dari permasalahan
ini kita tidak perlu mencarinya jauh-jauh, ibarat pepatah mengatakan Gajah dielupuk mata
tidak tampak sedangkan semut diseberang lautan tampak artinya sebenarnya kita punya
jawaban yang besar didepan mata kita, hanya saja kita tidak membuka mata kita lebar-lebar.
inilah kekuatan dari Positive Deviance (PD) bahwa kita dapat memecahkan permasalahan
pada saat ini juga.
Pola Pikir, Kepercayaan serta Perubahan Perilaku merupakan 3 Konsep penting dalam
Postitive Deviance (PD) untuk melalui 6 Tahap dalam perbaikan gizi balita. 6 tahap tersebut
adalah :
1. Define, definisikan masalah dan tentukan apa hasil yang diinginkan. Pada hal ini,
Masalahnya adalah angka malnutirsi di suatu lingkungan mencapai 80%, maka hasli
yang diinginkan adalah Angka malnutirsi di suatu lingkungan berubah hingga 0%
2. Determine, tentukan apakah ada orang-orang dari komunitas mereka yang telah
menunjukkan prilaku yang diharapkan atau menyimpang (deviants) dari individu
yang lain. Misalnya, ada anak dari keluarga miskin yang gizinya baik, sementara
mereka berasal dari tempat yang sama dan menggunakan sumber yang sama
4. Design, rancang dan susun strategi yang membuat orang lain mengadopsi perilaku
baru tersebut. Misalnya, membuat program gizi dan peserta diwajibkan membawa
food contributions berupa makanan penyimpang dan mempraktekkannya secara
aktif. Atau ada strategi lain yang bersumber kepada kebiasaan lokal yang bisa
mendukung pengadopsian prilaku penyimpang yang sehat tadi.
5. Discern, amati tingkat efektivitas intervensi melalui pengawasan dan monitoring yang
dilakukan secara ketat. Misalnya, mengukur status gizi anak-anak yang ikut program
gizi dengan penimbangan dan dampaknya kepada anak-anak sepanjang waktu. Tidak
hanya dari Balita yang sedang dalam program namun amati juga tingkat kepedulian
anggota masyarakat lain terhadap peningkatan gizi anak, karena ini juga merupakan
peningkatan kapasitas masyarakat terhadap kesehatan terutama gizi anak.
Perubahan memang sulit, terutama dalam sebuah organisasi berskala besar. Sejumlah
penelitian telah menunjukkan bahwa karyawan cenderung naluriah untuk menentang adanya
perubahan. Ini menjadikan tantangan bagi para agen perubahan yang ada di perusahaan, di
samping itu juga banyak para agen perusahaan yang sudah melakukan perubahan besar/kecil
di perusahaan tempat mereka berada
Ada beberapa faktor keberhasilan agen perubahan di dalam perusahaan, yaitu personal
network mereka dan hubungan mereka dengan rekan kerja mereka. Keberhasilan agen
perubahan di perusahaan akan lebih tinggi jika dalam situasi berikut :
1. Menjadi sentral dalam jaringan informal dari suatu organisasi memiliki keuntungan
yang jelas, terlepas dari posisi mereka dalam hirarki formal.
3. Dekat dengan karyawan yang netral (tidak berpihak ke sisi manapun), dan aware
terhadap perubahan.
Jaringan Bridging = Anda mendapatkan akses ke informasi baru dan pengetahuan, bukannya
mendengar hal yang sama berulang-ulang. Anda mengontrol kapan dan bagaimana Anda
menyampaikan informasi bersama. Dan anda dapat menyesuaikan pesan Anda untuk orang
yang berbeda dalam jaringan karena mereka tidak mungkin untuk berbicara satu sama lain.
Jenis jaringan yang lebih baik untuk menerapkan perubahan? Jawabannya adalah
favorit seorang akademisi yaitu tergantung. Hal ini tergantung pada seberapa banyak
perubahan menyebabkan organisasi untuk menyimpang dari norma-norma kelembagaan atau
cara-cara tradisional menyelesaikan pekerjaan.
Sebuah jaringan kohesif bekerja dengan baik ketika perubahan itu tidak terlalu
berbeda (divergent). Kebanyakan orang yang berada di jaringan seorang agen perubahan akan
percaya niat/tujuan nya. Mereka yang sulit untuk diyakinkan akan ditekan oleh orang lain
dalam jaringan untuk bekerja sama dan mungkin akan menyerah karena perubahan itu tidak
terlalu mengganggu. Tapi untuk transformasi/perubahan drastis, jaringan bridging bekerja
lebih baik, karena penentang yang tidak berhubungan cenderung untuk membentuk koalisi;
dan kedua, karena agen perubahan dapat menyampaikan framing pesan dan waktu ke setiap
kontaknya secara berbeda (bisa disesuaikan cara penyampaiannya ke setiap individu).
Menjaga Relasi Golongan Yang Tidak Berpihak dan Mewaspadai Golongan Yang
Menolak
Kita tidak bisa membantah bahwa di setiap perusahaan pasti ada karyawan yang
tergolong ke endorser (memihak perubahan), fence-sitters (yang netral tidak berpihak) dan
resisters (yang menolak perubahan). Dari ketiga golongan ini, yang mempunyai dampak ke
perubahan yang besar adalah para fence-sitters, karena dengan merubah pandangan mereka
menjadi mendukung suatu perubahan tertentu, mereka akan bersemangat mengajak karyawan
yang lainnya untuk menyetujuinya. Berbeda dengan para endorser mereka yang setuju
cendrung untuk pasif tidak mencoba menarik orang lain, kemudian para golongan yang
menolak dapat memberikan dampak yang kecil pada perubahaan.
TMX yang terjadi didalam sebuah organisasi dapat berpengaruh pada kepuasan kerja,
prestasi pekerja dan komitmen pekerja terhadap pekerjaan mereka.TMX yang bersifat positif
bisa membuat individu juga mengalami perubahan kearah yang positif. Saat seorang individu
merasa puas terhadap kelompok kerjanya dan menjalin hubungan dengan anggota kelompok
dengan harmonis maka individu tersebut akan cenderung akan proaktif seperti apa yang
individu rasakan didalam kelompok.
Kolektivisme Fisiologis
Diskusi
Pengambilan keputusan merupakan salah satu tindakan proaktif yang membantu
seseorang untuk mencapai perubahan dan inovasi pada tempat kerja mereka. Studi ini
ditujukan untuk mempelajari satu aspek dalam organisasi yang tidak terperhatikan dalam
dampaknya pada tindakan proaktif, kualitas hubungan antar rekan kerja. Secara keseluruhan
kami menemukan bahwa kualitas social Exchange yang lebih tinggi dengan anggota dari
kelompok kerja, merasa didukung oleh rekan kerja, dan menghargai sense of collectivism
akan meningkatkan kecenderungan bahwa individu akan melakukan tindakan ambil tugas
dalam organisasi mereka.
Hasil kami menambahkan suatu dimensi baru terhadap perilaku proaktif sebelumnya,
kualitas dan dukungan dari rekan kerja seseorang. Kesimpulannya, kami menyarankan
kualitas pertukaran dan dukungan dari rekan kerja akan menyemangati individu untuk
berusaha membawa perubahan konstruktif dalam kerjanya.
Kesimpulan
Pada suatu perusahaan, dalam pelaksanaan proses perubahan ada baiknya apabila para
pemimpin perusahaan selalu memperhatikan kepentingan seluruh level pekerja. Penyampaian
suatu perubahan sebaiknya dilakukan secara bertahap dan tidak mendadak dengan
penyampaian informasi yang lengkap dan jelas kepada seluruh pekerja. Akan lebih lagi
apabila dalam proses perumusan perubahan perusahaan, para pemimpin terlebih dahulu
memberikan informasi dan melakukan survei mengenai tanggapan para pekerja terhadap
perubahan tersebut, menerima pendapat dan masukan dari para pekerja sehingga dapat
mengurangi kemungkinan adanya tentangan dan sinisme dari pekerja.
Ketika suatu proses perubahan dilakukan, para pemimpin pelaksana perubahan harus
mampu bersikap terbuka terhadap kritik, pendapat, saran, dan masukan dari para pekerja. Dan
dalam pelaksanaannya, pemimpin harus mampu mengantisipasi adanya tentangan dan
sinisme dari pekerja, yang tidak dapat dipungkiri pasti ada di dalam suatu perusahaan. Untuk
ini, pemimpin perubahan akan sangat terbantu apabila mampu menganalisa kondisi jaringan
sosial di dalam pekerja perusahaan, mencoba mendekatkan diri kepada seluruh level pekerja
sehingga kepercayaan pekerja kepada pemimpin akan meningkat. Bekerja sama dengan
pekerja yang memiliki pengaruh di dalam jaringan sosial pekerja perusahaan (agent of
change) dapat menjadi salah satu langkah yang baik untuk melancarkan proses perubahan
tersebut. Dengan adanya kepercayaan terhadap kualitas pemimpin, hubungan antara
pemimpin dengan seluruh level pekerja yang baik, serta dibantu dengan adanya peran agent
of change dalam perusahaan maka besar kemungkinan proses perubahan yang terjadi akan
dapat berjalan lancar dengan hasil yang sukses.
3. Journal The Network Secrets of Great Change Agents - 2010 Harvard Business Review -
by Julie Battilana and Tiziana Casciaro
4. Journal Your Companys Secret Change Agents 2006 Harvard Business Review - by
Richard Tanner Pascale and Jerry Sternin