Grand Case
Grand Case
1
TINJAUAN PUSTAKA
gejaja mood yang menojol dalam episode penyakit yang sama, baik
secara simultan atau secara bergantian dalam beberapa hari. Gejala yang khas
bersamaan
2
penurunan fungsi kognitif yang meliputi fungsi memori dan atensi lebih
Gejala klinis
Gejala klinis yang terdapat pada kasus ini dibagi menjadi dua kategori tersebut ;
Waham
Depresi
Disinteraksi social
Kemunduran mental
3
Afek datar
Kurang motivasi
Anhedonia
mana pasien dapat dipercaya dan kemampuan ntuk melaporkan keadaannya secara
akurat. Hal ini mencakup perkiraan kesan psikiater terhadap kejujuran atau
obat tertentu secara aktif atau mengenai keadaan yang menurut pasien dapat
GAF SCALE
menilai derajat kemampuan seseorang (overall level) yang sudah diakui secara
luas. Dengan skala GAF ini kita dapat mengukur derajat kemampuan fungsi
sosial, pekerjaan dan psikologik. Maka dengan skala itu kita dapat mengetahui: 1)
angka tertinggi yang dapat dicapai oleh seseorang penderita dalam waktu tertentu
dan 2) angka terendah dari seseorang yang tidak mempunyai disfungsi (angka
4
Aksis V adalah skala penilaian global terhadap fungsi yang sering disebut
Fungsi berupa skala dengan 100 poin dengan 100 mencerminkan tingkat
Aksis V
100-91 gejala tidak ada, fungsi max, tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi
90-81 gejala min, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalh harian biasa
80-71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social
70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
30-21 disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu
5
Diagnosa Gangguan Skizoafektif
definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat
yang bersamaan (simultaneuosly) atau dalam beberapa hari yang satu sesudah
yang lain, dalam episode penyakit yang sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi
dari ini, episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun
Pedoman Diagnosis
Kategori ini digunakan baik untuk episode skizofrenia tipe manik yang
Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tidak
memuncak.
Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih baik lagi
Tatalaksana
1. Rawat Inap
stabilitas pengobatan, utnuk keamanan pasien karena adanya ide bunuh diri atau
6
pembunuhan, serta untuk perilaku yang sangat kacau atau tidak pada tempatnya,
dan papan. Rawat inapa juga dapat mengurangi stress pasien dan membantunya
2. Terapi biologis
terhadap gejalan positif seperti waham, halusinasi. Obat ini memiliki kekurangan
dua utama yakni hanya persentase kecil pasien (kemungkinan 25%) yang cukup
membantu untuk dapat memulihkan fungsi mental secara bermakna, dan yang
mengganggu dan serius yaitu akatisia dan gejala lir-parkinsonian berupa rigiditas
dan tremor.
Obat ini juga menghasilkan efek simpang neurologis dan endokrinologis yang
lebih sedikit serta lebih efektif dalam menangani gejala negative skizofrenia,
7
3. Terapi Elektrokonvulsif (Terapi ECT)
4. Terapi psikososial
rawat inap.
Prognosis
8
I. IDENTITAS
KETERANGAN PRIBADI PASIEN
Nama (inisial) : Ny. LS panggilan: Ia
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat & tanggal lahir/ Umur : Padang, 01 Juni 1979
Status perkawinan : Belum kawin
Kewarganegaraan : Indonesia
Suku bangsa : Minangkabau
Negeri Asal : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Pengangguran
Alamat & Telepon : Jalan Manggis X No. 90, RT 01
RW 12 Kel. Kuranji, Kec. Kuranji,
Padang 25157
9
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Keterangan/ anamnesis di bawah ini diperoleh dari (lingkari angka di bawah ini )
1. Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 31 Maret 2017 di Bangsal Jiwa
RSUP Dr.M. Djamil Padang.
2. Alloanamnesis dengan : Ibu kandung pasien (Ny. S, 67 tahun, Pensiunan
PNS RS M. Djamil, Tamat SMA, Jalan Manggis X No. 90, RT 01 RW 12
Kel. Kuranji, Kec. Kuranji, Padang 25157, 08136340XXXX) pada tanggal
01 April 2017 di Bangsal Jiwa RSUP Dr. M. Djamil Padang.
1. Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan (lingkari pada huruf
yang sesuai)
a. Sendiri
b. Keluarga
c. Polisi
d. Jaksa/ Hakim
e. Dan lain-lain
2. Sebab Utama
Pasien marah-marah dan mengamuk sambil melambai-lambaikan pakaian
dalam pada tetangga didalam rumah serta menyalahkan tetangga sejak 1
minggu sebelum masuk rumah sakit.
10
pasien untuk mendapatkan Anggi berkurang setelah pasien merasa ada wanita
lain yang ingin merebut Anggi. Pasien bercerita jika perempuan bercadar
disebelah rumahnya memiliki adik perempuan yang juga menyukai dan
berusaha merebut Anggi, pasien merasa perempuan bercadar dan adiknya
tersebut mencoba menghalang-halangi pasien dengan Anggi untuk bertemu
dengan cara setiap kali pasien akan keluar untuk bertemu Anggi, pasien selalu
melihat perempuan bercadar menutup tirai bambu yang membuat pasien tidak
bisa bertemu Anggi. Semenjak itu pasien selalu berpikiran buruk tentang
perempuan bercadar, pasien juga mendengar bisikan-bisikan yang mengatakan
bahwa perempuan bercadar memang berniat jahat pada pasien. Bisikan-bisikan
yang didengar pasien, membuat pasien makin curiga dan benci dengan
perempuan bercadar. Menurut keterangan ibu pasien, perempuan bercadar
adalah tetangga yang baik dan tidak pernah memiliki masalah dengan tetangga
sekitar termasuk pasien.
Dua minggu sebelum masuk rumah sakit, didalam rumah perempuan
bercadar terdapat ular dan perempuan bercadar tersebut meminta tolong pada
keluarga pasien untuk membantu agar ular tersebut dapat dikeluarkan dari
dalam rumah. Hal itu dibenarkan oleh ibu pasien. Namun, pasien merasa
kedatangan perempuan bercadar kerumah pasien untuk meminta tolong adalah
untuk memfitnah dan menuduh pasien bahwa pasien lah yang sudah
memasukan ular tersebut kedalam rumahnya.
Setelah kejadian tersebut, pasien juga pernah berkunjung kerumah
perempuan bercadar dengan tujuan untuk berdiskusi masalah agama. Belum
sempat untuk memasuki rumah, perempuan bercadar meminta untuk pasien
menunggu di depan rumah dan akan kembali setelah mengurus pekerjaan di
dapur. Namun, setelah beberapa lama perempuan bercadar tidak kunjung
datang dan pasienpun pulang ke rumah. Sesampainya dirumah, pasien marah-
marah dan berbicara sendiri tentang kekesalannya.
Keesokan harinya, perempuan bercadar meminta maaf kepada pasien
karena kemarin tidak sempat menepati janjinya untuk menemui pasien yang
sudah menunggu di depan rumah. Pasien merasa bahwa perempuan bercadar
minta maaf bukan karena tidak menepati janji melainkan atas tuduhan dan
fitnah kepada pasien yang telah memasukkan ular kedalam rumah perempuan
bercadar. Tentang perilaku perempuan bercadar yang dirasa menzalimi pasien
dengan cara memperolok pasien mengaji dan berdoa serta memanfaatkan
pasien. Pasien mengaku dirinya mendengar perkataan perempuan bercadar
yang menghina, mencaci dan mengatakan jika pasien adalah kafir. Semenjak
itu pasien selalu menggerutu sendiri dan merasa sakit hati dengan perempuan
bercadar karena perempuan bercadar iri dan dengki kepada pasien karena
pasien sudah dijodohkan dengan Anggi sedangkan perempuan bercadar ingin
adiknya juga bersama dengan Anggi.
11
Empat hari sebelum masuk rumah sakit pasien selalu mondar-mandir
didalam rumah dan bicara sendiri dengan perkataan seperti memarahi
seseorang, pasien juga susah tidur. Ibu pasien mencoba menenangkan dan
memberikan pengertian kepada pasien, namun hal itu membuat pasien semakin
marah dan menganggap ibunya memihak serta ikut memarahi pasien karena
keadaan tersebut sehingga pasien bertengkar dengan ibunya. Pasien pun keluar
rumah dengan mebawa-bawa pakaian dalamnya. Setelah itu, pasien melambai-
lambaikan pakaian dalamnya tersebut dan merasa pakaian dalamnya bagus.
Melihat hal tersebut ibunya membawa pasien masuk kedalam rumah dan
memarahinya, karena sudah tidak sanggup melihat perilaku pasien yang
semakin aneh kemudian pasien dibawa ke rumah sakit.
12
Setelah dirawat (tidak ingat berapa lama) di bagian Psikiatri,
akhirnya pasien dipulangkan dan anjuran kontrol rutin ke poli jiwa.
Tahun 2017
Semenjak pasien bertemu dengan Anggi, ibu pasien
mengaku jika pasien menyukai Anggi. Dan mulai curiga dengan
perempuan bercadar. Ibu pasien menuturkan, selain pada
perempuan bercadar pasien juga sering marah dan menyalahkan
orang lain yang sebenarnya tidak ada masalah apa-apa dengan
pasien. Satu minggu sebelum masuk rumah sakit pasien mengamuk
dan ibu pasien merasa tidak sanggup lagi untuk merawat dan
menenangkan pasien, dan akhirnya membawa pasien ke rumah
sakit.
13
b. Riwayat Gangguan Medis
Pasien memiliki riwayat spondilitis pada usia 12 tahun, keadaan
tersebut menyebabkan penonjolan pada punggung pasien, ibu pasien
membawa pasien ke bagian bedah RSUP Dr. M. Djamil, pasien
direncanakan operasi namun menolak, akhirnya pasien disarankan untuk
memakai korset. Pada usia 15 tahun pasien dirawat di RSUP Dr. M.
Djamil karena mengalami penurunan kesadaran dan pasien sadar setelah
satu minggu rawatan.
6. Riwayat keluarga
a) Identitas orang tua/ penganti
IDENTITAS Orang tua/ Pengganti Keterangan
Bapak Ibu
Kewarganegaraa Indonesia Indonesia
n Minangkabau Minangkabau
Suku bangsa Islam Islam
Agama Tamat SMA Tamat SMA
Pendidikan Pensiun PNS Dr,
Pekerjaan M. Djamil
Almarhum 67 tahun
Umur Jalan Manggis X
Alamat No. 90, RT 01
RW 12 Kel.
Kuranji, Kec.
Kuranji, Padang
Akrab Akrab
Hubungan Biasa Biasa
pasien* Kurang Kurang
Tak peduli Tak peduli
:- :-
Dan lain-lain
`Ket : * coret yang tidak perlu
14
( + ), Penjudi ( - ), Peminum ( - ), Pecemas ( - ), Penyedih ( - ),
Perfeksionis ( - ), Dramatisasi ( - ), Pencuriga ( - ), Pencemburu ( - ),
Egois ( - ), Penakut ( - ), Tak bertanggung jawab ( - ).
c) Saudara
Jumlah bersaudara 3 orang dan pasien anak ke 2
d) Urutan bersaudara dan cantumkan usianya dalam tanda kurung untuk pasien
sendiri lingkari nomornya.*
1. Lk/ pr (40 tahun) 2. Lk/ pr (37 tahun) 3.Lk/ pr(35 tahun)
4. Lk/ pr ( ) 5. Lk/ pr ( ) 6. Lk/ pr ( )
7. Lk/ pr ( ) 8. Lk/ pr ( ) 9. Lk/ pr ( )
15
f) Orang lain yang tinggal di rumah pasien dengan gambaran sikap dan tingkah
laku dan bagaimana pasien dengan mereka.*
No Hubungan dengan pasien Gambaran sikap dan Kualitas
tingkah laku hubungan (akrab/
biasa,/kurang/tak
peduli)
Ket:
untuk e) dan f) hanya diisi bila informan benar-benar mengetahuinya.
Skema Pedegree
( tiga generasi)
: perempuan, : laki-laki, :yang sakit, : meninggal
16
h) Riwayat tempat tinggal yang pernah didiami pasien:
No Rumah tempat Keadaan rumah
tinggal Tenang Cocok Nyaman Tidak nyaman
1. Rumah orang Pasien merasa nyaman dan cocok, tidak ada masalah
tua
2. Rumah Pasien merasa nyaman dan cocok.
kontrakan
i) Dan lain-lain
Gambaran seluruh faktor-faktor dan mental yang bersangkut paut dengan
perkembangan kejiwaan pasien selama masa sebelum sakit (premorbid) yang
meliputi :
17
d) Toilet training
Umur : 3 tahun
Sikap orang tua : (memaksa/ menghargai/ membiarkan/........)
Perasaan anak untuk toilet training ini: biasa
g) Masa Sekolah
i) Riwayat Pekerjaan
Usia mulai berkerja ( - ), kepuasan kerja ( - ), pindah-pindah kerja ( - ),
pekerjaan yang pernah dilakukan staff notaris Indra Jaya
18
Konflik dalam pekerjaan: ( - ), konflik dengan atasan, konflik dengan
bawahan ( - ), konflik dengan kelompok ( - ).
Keadaan ekonomi*: baik, sedang, kurang (menurut pasien)
19
l) Perihal anak-anak pasien meliputi:
No Sex Umur Pendidikan Sikap & Kesehatan Sikap pada
perilaku anak
Fisik Mental
20
preokupasi dengan fantasi tentang sukses, kekuasaan dan
kecantikan ( - ), ekshibisionisme ( - ), membutuhkan perhatian dan
pujian yang terus menerus ( - ), hubungan interpersonal yang
eksploitatif ( - ), merasa marah, malu, terhina dan rendah diri bila
dikritik ( - ) dan lain-lain.
Dissosial Tidak peduli dengan perasaan orang lain( - ), sikap yang amat
tidak bertanggung jawab dan berlangsung terus menerus ( - ),
tidak mampu mengalami rasa bersalah dan menarik manfaat dari
pengalaman ( - ), tidak peduli pada norma-norma, peraturan dan
kewajiban sosial ( - ), tidak mampu memelihara suatu hubungan
agar berlangsung lama ( - ), iritabilitas ( - ), agresivitas ( - ),
impulsif ( - ), sering berbohong ( - ), sangat cendrung
menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi yang
masuk akal, untuk perilaku yang membuat pasien konflik dengan
masyarakat ( - )
Ambang Pola hubungan interpersonal yang mendalam dan tidak stabil ( - ),
kurangnya pengendaian terhadap kemarahan ( - ), gangguan
identitas ( - ), afek yang tidak mantap ( - ) tidak tahan untuk
berada sendirian ( - ), tindakan mencederai diri sendiri ( - ), rasa
bosan kronik ( - ), dan lain-lain
Menghindar Perasaan tegang dan takut yang pervasif ( - ), merasa dirinya
tidak mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain ( -
), kengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa
yakin disukai ( - ), preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan
penolkan dalam situasi social ( - ), menghindari aktivitas sosial
atau pkerjaan yang banyak melibatkan kontak interpersonal
karena takut dikritik, tidak didukung atau ditolak.
Anankastik Perasaan ragu-ragu yang hati-hati yang berlebihan ( - ),
preokupasi pada hal-hal yang rinci (details), peraturan, daftar,
urutan, organisasi dan jadwal ( - ), perfeksionisme ( - ), ketelitian
yang berlebihan ( - ), kaku dan keras kepala ( - ), pengabdian
yang berlebihan terhadap pekerjaan sehingga menyampingkan
kesenangan dan nilai-nilai hubungan interpersonal ( - ),
pemaksaan yang berlebihan agar orang lain mengikuti persis
caranya mengerjakan sesuatu ( - ), keterpakuan yang berlebihan
pada kebiasaan sosial ( - ) dan lain-lain.
Dependen Mengalami kesulitan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa
nasehat dan masukan dari orang lain ( - ), membutuhkan orang
lain untuk mengambil tanggung jawab pada banyak hal dalam
hidupnya
( - ), perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian,
karena ketakutan yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan
21
mengurus diri sendiri ( - ), takut ditinggalkan oleh orang yang
dekat dengannya
(- )
9. Pernah suicide ( - )
Pasien tidak ada riwayat pernah ditangkap oleh polisi, riwayat tindak
kejahatan, sikap melawan terhadap hukum, riwayat tindak kekerasan, dan
riwayat skorsing.
22
11. Riwayat agama
Pasien beragama Islam dan taat menjalankan ibadah, rajin melaksanakan
sholat, dan membaca Al-Quran.
23
GRAFIK PERJALANAN PENYAKIT 1994 - 2017
SKEMA PERJALANAN PENYAKIT
24
III. STATUS INTERNUS
Sistem Respiratorik :
Inspeksi : simetris kiri = kanan (statis dan dinamis)
25
Tanda-tanda efek samping piramidal :
Tremor tangan : tidak ada
Akatisia : tidak ada
Bradikinesia : tidak ada
Cara berjalan : normogait
Keseimbangan : tidak terganggu
Rigiditas : tidak ada
Tonus : eutonus
Kekuatan motorik :
V. STATUS MENTAL
A. Keadaan Umum
2. Penampilan
26
Ekhopraksia ( - ), katalepsi ( - ), luapan katatonik ( - ), stupor katatonik (
- ), rigiditas katatonik ( - ), posturing katatonik ( - ), cerea flexibilitas ( -
), negativisme ( - ), katapleksi ( - ), stereotipik ( - ), mannerisme ( - ),
otomatisme ( - ), otomatisme perintah ( - ), mutisme ( - ), agitasi
psikomotor ( - ), hiperaktivitas/ hiperkinesis ( + ), tik ( - ),
somnabulisme ( - ), akathisia ( - ), kompulsi ( - ).., ataksia,
hipoaktivitas ( - ), mimikri ( - ), agresi ( - ), acting out ( - ), abulia ( - ),
tremor ( - ), ataksia ( - ), chorea ( - ), distonia ( - ), bradikinesia ( - ),
rigiditas otot ( - ), diskinesia ( - ), convulsi ( - ), seizure ( - ), piromania (
- ), vagabondage ( - ).
27
C. Emosi
Hidup emosi*: stabilitas (stabil/ tidak), pengendalian (adekuat/tidak
adekuat), echt/unecht, dalam/dangkal, skala diffrensiasi (sempit/luas), arus
emosi (biasa/lambat/cepat).
1. Afek
Afek appropriate ( - ), afek inappropriate ( + ), afek tumpul ( - ), afek
yang terbatas ( - ), afek datar ( - ), afek yang labil ( - ).
2. Mood
Mood disforik ( - ), mood eutimik ( - ), mood yang meluap-luap
(expansive mood) ( - ), mood yang iritabel ( + ), mood yang labil (swing
mood) ( - ), mood meninggi (elevated mood) ( + ), euforia ( - ), ectasy (
- ), depresi ( - ), anhedonia ( - ), dukacita ( - ), aleksitimia ( - ), ide
bunuh diri ( - ), elasi ( -), hipomania ( - ), mania ( - ), melankolia ( - ),
La belle indifference ( - ).
3. Emosi lainnya
Ansietas ( - ), free floating anxiety ( - ), ketakutan ( - ), agitasi ( - ),
tension (ketegangan) ( - ), panic ( - ), apati ( - ), ambivalensi ( + ),
abreaksional ( - ), rasa malu ( - ), rasa berdosa ( - ), control impuls ( - ).
28
+ ), derailment ( - ), flight of ideas ( + ), clang association ( - ), blocking
( - ), glossolalia ( - ).
E. Persepsi
Halusinasi
Halusinasi hipnagogik ( - ), halusinasi hipnopompik ( - ), halusinasi
auditorik ( + ), halusinasi visual ( + ), halusinasi olfaktorik ( + ),
halusinasi gustatorik ( - ), halusinasi taktil ( + ), halusinasi somatik ( -
), halusinasi liliput ( - ), halusinasi sejalan dengan mood ( - ), halusinasi
yang tidak sejalan dengan mood ( - ), halusinosis ( - ), sinestesia ( - ),
halusinasi perintah (command halusination) (-), trailing phenomenon ( - ).
Ilusi ( - )
Depersonalisasi ( - ), derealisasi ( - )
29
5. Pikiran abstrak : baik/ terganggu
6. Kemunduran intelek : (Ada/ tidak), Retardasi mental ( - ), demensia ( - ),
pseudodemensia ( - ).
H. Dicriminative Insight*
Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada orang/ hal lain)
I. Discriminative Judgement :
Judgment tes : tidak terganggu
Judgment sosial : tidak terganggu
30
IX. Formulasi Diagnosis
X. Diagnosis Multiaksial
31
XI. Daftar Masalah
Organobiologik : penurunan kesadaran et causa tifus
XII. Penatalaksanaan
A. Farmakoterapi
Risperidon 2x2mg
Lorazepam 1x2mg
Lithium Carbonate 2x200mg
B. Psikoterapi
1. Kepada pasien
Psikoterapi supportif
Berempati pada pasien. Memahami keadaan pasien, mengidentifikasi
faktor pencetus, serta membantu memecahkan permasalahan secara
terarah.
Psikoedukasi
Memberikan pengetahuan kepada pasien tentang gangguan yang
dialaminya. Diharapkan pasien dapat secara efektif mengenali gejala,
penyebab, dan terapi yang dibutuhkan untuk menghindari kekambuhan
atau hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Kepada keluarga : Psikoedukasi mengenai
Penyakit yang diderita pasien
Dukungan sosial dan perhatian dari keluarga kepada pasien
Awasi terapi dan kepatuhan minum obat pasien
PROGNOSIS
Penilaian Baik Buruk
Onset Remaja
Relaps Ada
Dukungan Ada
keluarga
32
Pernikahan Belum menikah
Keadaan ekonomi Menengah
Kepatuhan minum Patuh
obat
Faktor pencetus Tidak jelas
Genetik Tidak ada
Penyakit lain/ Tidak ada
gangguan lain
33
banyak dicintai oleh laki-laki. Pasien mengalami ambivalensi, pasien
mengatakan tidak mau dijodohkan dengan Anggi, namun pasien juga
mengaku jika dia menyukai Anggi. Pasien mengalami perubahan mood
menjadi iritabel dan afek yang innapropriate. Berdasarkan anamnesis gejala
dan perjalanan penyakit pasien maka diagnosis pada aksis I yaitu skizofrenia
paranoid (F20.0).
Berdasarkan anamnesis riwayat penyakit medis, pada tahun 1994 pasien
pernah mengalami penurunan kesadaran akibat tifus. Setelah penurunan
kesadaran tersebut pasien mengalami perubahan perilaku, perasaan dan
pikiran. Berdasarkan anamnesis gejala dan perjalanan penyakit pasien maka
diagnosis banding pada aksis I yaitu gangguan waham organik (F06.2).
Dari riwayat kepribadian pasien, tidak didapatkan ciri pribadi karena
pasien telah mengalami gangguan jiwa sejak usia 15 tahun. Axis II tidak ada
diagnosis.
Pada pasien ini ditemukan kondisi medis umum yang tidak bermakna,
sehingga aksis III pada pasien ini adalah tidak ada diagnosis. Pada pasien ini
didapatkan masalah utama yang menyebabkan perubahan perilaku pada
pasien adalah masalah lingkungan sosial sehingga pada aksis IV,
diagnosisnya adalah masalah berkaitan dengan lingkungan sosial.
Pada aksis V, pasien memiliki gejala sedang dan disabilitas sedang,
sehingga berdasarkan penilaian GAF (Global Assessment of Functional
Scale) saat ini pasien berada pada nilai 60-51.
Pada pasien diberikan terapi risperidon sebagai anti-psikotik, digunakan
untuk mengontrol gejala psikosis yang muncul pada pasien seperti adanya
waham dan halusinasi. Risperidon merupakan anti-psikotik atipikal golongan
benzisoxazole, bekerja pada SSP terhadap dopamine D2 reseptor dan
serotonin dopamine antagonis. Risperidon memiliki efek esktrapiramidal
minimal. Lorazepam diberikan sebagai obat yang dapat memberikan efek
sedasi pada pasien, merupakan derivat benzodiazepine yang menghasilkan
efek terapi dengan cara pengikatan spesifik terhadap reseptor GABA. Pasien
juga diberikan lithium carbonate sebagai mood stabilizer. Obat ini berguna
untuk mempertahankan stabilitas suasana perasaan, terutama mencegah
34
timbulnya kondisi manik. Efek antimanik dari litium disebabkan
kemampuannya mengurangi dopamin receptor supersencitivity,
meningkatkan aktivitas kolinergik muskarinik dan menghambat cAMP.
Psikoterapi dan psikoedukasi perlu diberikan kepada pasien maupun
keluarga. Tujuannya adalah agar pasien dan keluarga lebih memahami
tentang penyakit yang dialami, sehingga pasien memiliki kesadaran untuk
melaksanakan anjuran terapi sesuai instruksi dokter. Peran keluarga juga
sangat penting untuk mendukung pengobatan yang dilakukan pasien. Selain
itu juga agar keluarga dapat memahami kondisi pasien sehingga lebih
memperhatikan setiap hal yang dapat mempengaruhi
35
Lampiran 1. Kutipan wawancara psikiatri
36
Lai suko akak dijodohan Anggi tidur sama bunda tu
ko? nyo, padahal wak ndak
nampak ndak taraso do.
Anak ketek ko kan polos
nyo ceplas ceplos. Si Anggi
ko nyo elok, kalo si Robi
nyo kasa nyo lampangnyo
kapalo acok mukul, si Robi
yang terima kasih cinta
(menyanyi lagu terima
kasih cinta)
Sia lo si Robi ko lai? Mantan suami akak, lah Erotomania (+)
bacarai. Nyo di Balimbiang
tu dulu. Anak banyak
kamba, bantuak anak
macan anak kuciang.
Tahun bara akak manikah Ndak tahu do, ndak
jo si Robi tu? nampak dek akak do. Kecek
uda, akak baanak samo si
Robi ko.
Tu manga perempuan Inyo ndak suko akak
bercadar tu lai kak? batamu jo Anggi do, nyo
tutuik nyo samo tirai dari
bambu tu ha bia kakak
ndak bisa caliak si Anggi.
Baa kok ditutuik nyo? Yo soalnyo nyo tu punyo Waham kebesaran (+)
adiak padusi, ka nyo
jodohannyo adiaknyo samo
si Anggi tu. Nyo iri samo
kakak, banyak kelebihan
kakak. Nyo fitnah nyo akak
masuakan ular ka dalam
rumahnyo
37
Dari ma akak tahu nyo Yo tau kakak, taraso dek
mamfitnah? kakak. Soalnyo nyo minta
maaf waktu tu Ia maaf umi
Ia, umi salah samo Ia kan
berarti nyo manuduah tu
nyo minta maaf dek
mamfitnah
Sehari-hari kakak baa Mancuci baju, manyapu.
dirumah? Tapi ndak ado kalua rumah,
ndak bisa akak kalua, nyo
ngontrol kakak dalam
rumah tu.
Mengontrol baa Ndak buliah akak kalua
makasuiknyo kak? rasonyo ditahan se dalam
rumah tu. Harus izin kalau
kalua. Pernah kak kalua
rumah nampak kakak
bayangan hitam tu ngajak
kakak, tu kak takuik Waham dikendalikan (+)
diperkosa, karna nyo taraso Halusinasi visual (+)
maajak kakak. Halusinasi auditorik (+)
Kakak pernah danga suaro Ado, gilo gilo gilo gilo ... Halusinasi taktil (+)
yang mambisiak-bisiakan tu cek nyo. Selain tu ado
ditalingo kakak yang lo raso tangan ko dipacik
wujudnyo ndak ado? pacik, digenggam. Si Robi
tu mungkinnyo.
Sabalun masuak RS pernah Ndak ado do, biaso se nyo.
kak maraso sadiah atau Cuman akak sakit hati acok
sanang yang berlebihan? samo urang.
Kini hari apo ko kak? Kamis, iyo tu? Orientasi waktu baik
Tahun bara kak? 2017
Bulan apo kak? Bulan 3
Dima wak kini ko kak? Di RSUP Dr. M. Djamil Orientasi tempat baik
38
bagian jiwa
Sia yang maantaan kakak Amak Orientasi personal baik
ka siko patang tu kak?
Baa kok diantaanyyo Iyo kakak nio menenangkan
kasiko? diri disiko
Dek apo tu kak? Dek ngamuak samo
perempuan bercadar tu
Okelah kak, ado yang ka Ha iyo iyo ndak ado do
akak tanyoan ka kami?
Oke kak, kami pulang dulu Oh iyo makasih yo
yo kak
39
Lampiran 2. Tulisan dan gambar pasien
40
Lampiran 3 foto rumah pasien
41