Anda di halaman 1dari 265

Penyajian Pokok-Pokok Hasil

Riset Kesehatan Dasar 2013

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan


Kementerian Kesehatan RI
Riskesdas 2013: Pengertian

Riset berbasis masyarakat untuk


menyediakan informasi indikator
pembangunan kesehatan dengan
menggunakan sampel rumah tangga yang
mewakili wilayah nasional, provinsi,
kabupaten/kota
Manfaat Riskesdas

DATA ANALISIS/
RISKESDAS INPUT
LAPORAN KEBIJAKAN
(Public Domain)

IMPLEMENTASI
EVALUASI PERENCANAAN
PROGRAM
Persyaratan

Output
Input Proses
Dampak

BERBASIS BUKTI
Pertanyaan Riskesdas 2013*)
1. Bagaimanakah pencapaian status kesehatan
masyarakat di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten
tahun 2013?
2. Apa dan bagaimana karakteristik yang melatarbelakangi
status kesehatan masyarakat di tingkat nasional, provinsi,
dan kab/kota?
3. Apakah telah terjadi perubahan masalah kesehatan
spesifik di setiap provinsi, dan kabupaten/kota?
4. Faktor apa yang menyebabkan terjadinya perubahan
masalah kesehatan?
5. Bagaimana korelasi antar faktor terhadap status kesehatan?

*) 1,2, 3 dijawab tahun 2013; 4 dan 5 dijawab tahun 2014


5
Metodologi
Disain dan Lokasi
Potong lintang menggunakan kerangka sampel
Blok Sensus (BS) dari BPS
Populasi sampel adalah rumah tangga di
Indonesia, dari 25 Bangunan sensus di BS
terpilih untuk mendapatkan 25 rumah tangga
(RT)
Seluruh provinsi dan kabupaten/kota tercakup
(33 Provinsi, 497 kab/kota)

6
Sampel Riskesdas 2013
(oleh BPS)
Kabupaten Validasi
Kabupaten - 12.000 BS
penyajian sampai domain
kabupaten/kota.

Provinsi - 3000 BS
penyajian sampai domain
VALIDASI
provinsi.

Nasional 1000 BS
penyajian level nasional

Validasi - 150 BS
Provinsi Nasional
7
KERANGKA SAMPEL
Kerangka sampel pemilihan tahap pertama adalah daftar
primary sampling unit (PSU) dalam master sampel.
PSU adalah gabungan dari beberapa blok sensus
Jumlah PSU dalam master sampel adalah 30000 PSU
PSU juga dilengkapi informasi jumlah dan daftar
nama kepala rumah tangga, alamat, tingkat
pendidikan KRT berdasarkan klasifikasi wilayah
urban/rural.
Kerangka sampel pemilihan tahap kedua adalah seluruh
bangunan sensus yang di dalamnya terdapat rumah
tangga biasa (tidak termasuk institutional household).
Bangunan sensus terpilih dan rumah tangga biasa dalam
bangunan sensus terpilih terlebih dahulu dilakukan
pengecekan keberadaan & pemutakhiran.
DESAIN SAMPLING (1)

Modul IPKM (Untuk estimasi kabupaten/kota)


Metode Sampling: Sampling empat tahap berstrata
Tahap pertama, memilih sejumlah psu dari psu terpilih secara
sistematik pada setiap kab/kota sesuai alokasi domain.
Tahap kedua, dari PSU terpilih, dipilih 2 blok sensus secara pps
dengan size jumlah rumah tangga sesuai alokasi domain.
Selanjutnya dipilih secara acak satu blok untuk Riskesdas dan satu
blok sensus untuk Susenas.
Tahap ketiga, dari setiap blok sensus terpilih Riskesdas, dipilih 25
bangunan sensus secara sistematik berdasarkan data bangunan
sensus hasil SP2010-C1.
Tahap keempat, dari setiap bangunan sensus terpilih dipilih satu
rumah tangga biasa secara acak, setelah terlebih dahulu
mengidentifikasi rumah tangga yang sekarang tinggal di bangunan
sensus tsb (dimutakhirkan).
DESAIN SAMPLING (2)

Modul untuk estimasi provinsi


Metode Sampling: Sampling tiga tahap berstrata,
subsampel dari estimasi kab/kota.
Tahap pertama, memilih sejumlah BS secara sistematik
dari BS terpilih estimasi kab/kota sesuai alokasi domain
kab/kota.
Tahap Kedua, dari setiap blok sensus sampel, dipilih 25
bangunan sensus secara sistematik berdasarkan data
hasil SP2010-C1.
Tahap Ketiga, dari setiap bangunan sensus terpilih
provinsi, rumah tangga sampel adalah sama dengan
rumah tangga modul IPKM (estimasi Kab)
DESAIN SAMPLING (3)
Modul Biomedis (untuk estimasi nasional)
Metode Sampling: Sampling dua tahap berstrata, subsampel dari
estimasi provinsi.

Tahap 1: Memilih 250 kabupaten/kota secara probability proportional


to size with replacement (pps wr). Dari hasil penarikan sampel,
jumlah realisasi sampel yang efektif (effective sample size) sebanyak
177 kabupaten/kota.
Tahap 2: Dari setiap kabupaten/kota terpilih, dilakukan pemilihan blok
sensus secara systematic sampling dari daftar blok sensus sampel
Riskesdas Modul untuk estimasi provinsi.

Rumah tangga yang menjadi sampel dalam Riskesdas Modul Biomedis


adalah sama dengan rumah tangga yang terpilih pada Modul IPKM dlm
blok sensus sampel Modul Biomedis.
Response Rate*):
RISKESDAS 2013
33 Provinsi, 497 Kabupaten/Kota

12.000 11.986 Blok Sensus (BS) 99,9%

300.000 Bangunan Sensus


294.959 Rumah/dwelling293.125 (99.4%)
rumah dengan 1 KK; 0.6 % rumah dengan 2 KK+

294.959 Rumah Tangga (RT) (98,3%) mencakup


1.027.763 anggota rumah tangga (ART)(93%)
*) Lihat pada penjelasan umum 12
Riskesdas 2007 vs 2013
2007 2013
Sampel RT 280 ribu 295 ribu
Representasi Kab, prov, nasional Kab, prov, nasional
Sampel BS 18000 12000
Jml BS 1000 (Kota dan
971 (perkotaan)
biomedis Desa)
Pemilihan Terpisah dengan
Sama BS susenas
Sampel BS BS Susenas
Jumlah Ruta
16 25
per BS
Lengkap: Perilaku, Gizi, PM, Lengkap: sama
Data yg
PTM, disabilitas, Biomedis, ada penambahan
dikumpulkan
Gizi, sanitasi, KIA dan pengurangan
Biomedis lengkap lengkap
Data yang dikumpulkan (wawancara),
Riskesdas 2013
TOPIK UNIT SAMPEL: RT & ART (Kabupaten)

AKSES DAN PELAYANAN KESEHATAN RT

FARMASI & PELAYANAN KES. TRADISIONAL RT

GANGGUAN JIWA BERAT DALAM KELUARGA RT

KESEHATAN LINGKUNGAN RT

PEMUKIMAN DAN EKONOMI RT

PENYAKIT MENULAR ART (SEMUA UMUR)

PENYAKIT TIDAK MENULAR ART (SEMUA UMUR,


15 + TH, 30 +)

14sudah
Data yang dikumpulkan (wawancara),
Riskesdas 2013
TOPIK UNIT SAMPEL: RT & ART (Kabupaten)

CEDERA ART (SEMUA UMUR)

KESEHATAN GIGI DAN MULUT ART (SEMUA UMUR)

DISABILITAS/KETIDAKMAMPUAN ART (15 + TH)

KESEHATAN JIWA ART (15 + TH)

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU ART (10+ TH)

PEMBIAYAAN KESEHATAN ART (SEMUA UMUR)

KESEHATAN REPRODUKSI ART (10-54 TAHUN)

KESEHATAN ANAK & IMUNISASI ART (0-5 TH, PRP. 0-11 TH)

15
Data pengukuran dan
pemeriksaan yang dikumpulkan,
Riskesdas 2013
TOPIK UNIT SAMPEL: RT & ART (Kabupaten)

BERAT BADAN ART (SEMUA UMUR)

TINGGI BADAN/PANJANG BADAN ART (SEMUA UMUR)

LINGKAR PERUT ART (15+ TH, KECUALI HAMIL)

LINGKAR LENGAN ATAS ART (PRP. 15-49 TH, TERMASUK HAMIL

TEKANAN DARAH ART (15 + TH)

16
Data pengukuran/pemeriksaan yang
dikumpulkan, Riskesdas 2013
TOPIK UNIT SAMPEL: RT & ART Keterwakilan

KESEHATAN INDERA ART (SEMUA UMUR,


Kabupaten
PENGLIHATAN VISUS 6+ TH

KESEHATAN INDERA
ART (2+ TH) Kabupaten
PENDENGARAN

STATUS GIGI PERMANEN ART (12+ TH) Provinsi

SAMPEL DARAH ART (1 + TH) Nasional

ART (ANAK 6-12 TH,


SAMPEL URIN Nasional
WUS 15-49 TH)

SAMPEL AIR RT (3 RT/BS BIOMEDIS) Nasional

SAMPEL GARAM BERIODIUM RT (SEMUA) Kabupaten

SAMPEL GARAM TITRASI RT (SEMUA) Nasional


17
Proses: Riskesdas
Persiapan 2012 Pelaksanaan 2013

Pertemuan: Pencanangan Manajemen


BPS, klinisi, Sosialisasi data, analisis,
universitas Pelatihan lab, laporan
Uji coba Enumerator: Diseminasi hasil
Protokol 10.000 ; nasional, prov,
Riskesdas PJT Prov/Kab kab/kota
Etik 525 Translasi hasil
Sosialisasi Manajemen kebijakan
Recruitment logistik & (2014)
tenaga keuangan Analisis lanjut
(2014)
Jumlah sampel riskesdas 2013
yang dianalisis menurut
kelompok umur & jenis kelamin
Sampel Balita
Laki-laki Perempuan Laki +
Anak Balita
N % N % Perempuan
0 - 5 bulan 3.801 51,3 3.613 48,7 7.414
6 -11 bulan 3.818 50,6 3.724 49,4 7.542
12 -23 bulan 8.086 50,6 7.891 49,4 15.977
24 - 35 bulan 8.043 50,7 7.831 49,3 15.874
36 - 47 bulan 9.009 51,5 8.484 48,5 17.493
48 - 59 bulan 9.470 51,6 8.896 48,4 18.361
Total 42.227 51,1 40.439 48,9 82.666
Sampel Umur 5-18 tahun
Anak Usia Laki-laki Perempuan
Laki+Perempuan
Sekolah (tahun) N % N %
5 10.618 52.3 9.699 47.7 20.317
6 11.679 52.5 10.556 47.5 22.235
7 11.315 52.7 10.171 47.3 21.486
8 11.457 51.4 10.842 48.6 22.299
9 12.088 51.4 11.416 48.6 23.504
10 12.164 51.8 11.328 48.2 23.492
11 11.451 52.1 10.542 47.9 21.993
12 12.144 51.5 11.454 48.5 23.598
13 12.211 51.6 11.465 48.4 23.676
14 10.232 50.7 9.936 49.3 20.168
15 9.898 50.7 9.611 49.3 19.509
16 9.487 50.8 9.197 49.2 18.684
17 9.317 51.2 8.899 48.8 18.216
18 8.450 51.9 7.845 48.1 16.295
Total 152.511 51.6 142.961 48.4 295.472
Sampel Umur 19 (Tahun)
Usia Dewasa Laki-laki Perempuan
Laki+Perempuan
(tahun) N % N %
19 7.122 52,7 6.396 473 13.518
20-24 31.796 50,6 31.082 49.4 62.878
25-29 29.497 45,5 35.402 54.5 64.899
30-34 35.303 45,2 42.723 54.8 78.026
35-39 36.807 46,2 42.924 53.8 79.731
40-44 38.811 48,0 42.107 52.0 80.918
45-49 33.626 48,0 36.370 52.0 69.996
50-54 30.452 49,9 30.549 50.1 61.001
55-59 23.504 49,5 23.965 50.5 47.469
60-64 17.406 50,6 17.000 49.4 34.406
65-69 10.400 47,8 11.358 52.2 21.758
70-74 8.418 47,9 9.173 52.1 17.591
75+ 7.529 43,2 9.905 56.8 17.434
Total 310.671 47,8 338.954 52.2 649.625
Sampling Garam, Urine dan Air
untuk Status Iodium
Sampel Responden

Tes cepat di lokasi Semua RT sampel Kabupaten


(294.959 RT) /Kota
Garam
Titrasi iodium di 25.000 RT Nasional
laboratorium
Pemeriksaan Ekskresi WUS 1549 th Nasional
iodium dalam urin (18.000 sampel)
Urin (EIU) di laboratorium Anak 612 th
(8.000 sampel)
Air Pemeriksaan iodium air 3000 sampel RT Nasional
di laboratorium
Sampling Pemeriksaan Specimen Darah

92.000 Target Hb Malaria Glukosa K.Klinis

46.428 44.731 38.136 35.609

Link Kesmas
56.719 Bersedia Serum 46.953
47.746 40.250
Glukosa K. Klinis
39,202 39.377
50.912 Datang ke Lab 15 thn

Hb Malaria
49,931 Diperiksa 46.394
48.404
1 thn
Outline Presentasi Hasil
Kerangka konsep

Lingkungan

Perilaku
Status
kesehatan
Pelayanan
kesehatan

Kecacatan
Proses pemodelan
pengembangan Kuintil Indeks
Kepemilikan Riskesdas 2013
untuk menjadi alternatif kuintil indeks
Pengeluaran Rumah tangga sebagai
proxy status ekonomi
Indeks Kesejahteraan Rumah Tangga

Tingkat Kesejahteraan RT

Status Sosial Ekonomi

Penghasilan Pendapatan
Kepemilikan
per bulan per bulan
barang
Kuintil Indeks Kepemilikan, 2013
Pengeluaran
RT

Susenas
2010 PCA: indeks dg 9
variabel Susenas
2010
Kepemilikan
Barang

Riskesdas PCA: indeks dg 12


2013 variabel Riskesdas
2013

Kuintil Indeks
Kepemilikan
Distribusi Kuintil Indeks Kepemilikan
berdasarkan Tempat Tinggal, 2013
Terbawah Menengah Bawah
Distribusi Kuintil
Menengah Menengah Atas
Teratas

15% 32,1
20% 29,7
26,9 27,1

22,1 21,3
19%

15,2
24%
11,6
9,5

22%
4,4

Terbawah
Menengah Bawah
Menengah
Menengah Atas Perkotaan Perdesaan
Teratas
Persentase Rumah Tangga Memanfaatkan
Pelayanan Kesehatan Gratis menurut
Kuintil Indeks Kepemilikan, 2013

37,1
32,3

26,7

20,0

14,3

Terbawah Menengah Bawah Menengah Menengah Atas Teratas


Persentase Rumah Tangga Penerima
Beras Miskin menurut Kuintil, 2013

80,3
75,5

62,9

41,9

19,5

Terbawah Menengah Bawah Menengah Menengah Atas Teratas


Status Kesehatan
Berat Lahir dan
Panjang Badan Lahir
Proporsi Berat Badan Lahir:
2010-2013*)
100,0%

82,5% 85,0%
80,0%

60,0%

40,0%

20,0%
11,1% 10,2%
6,4% 4,8%
0,0%
<= 2.500 gr >2500 - 3999 gr > 4.000 gr
2010 2013

*) Berdasarkan 52,6% sampel balita yang punya catatan


10,0
15,0
20,0
25,0

0,0
5,0
Sulteng
Papua
NTT
Kalbar
Kalteng
Gorontalo
Sulsel
NTB
Sulbar
Malut
Maluku
Jatim

10,2
Kaltim
Jabar
menurut Provinsi

Pabar
11,1

2010
Indonesia
Kalsel
Bengkulu

2013
Jateng
Banten
Sultra
Proporsi BBLR: 2010-2013

Babel
DIY
Sumsel
Kep.Riau
DKI
Bali
Aceh
Riau
Jambi
Lampung
Sulut
Sumbar
Sumut
Proporsi Panjang Badan Lahir:
2013*)
100,0

80,0 76,4

60,0

40,0

20,2
20,0
3,3
0,0
<48 cm 48 - 52 cm > 52 cm
*) Berdasarkan 45% sampel balita yang punya catatan
0,0
5,0
10,0
15,0
25,0
35,0

20,0
NTT

30,0 28,7
DIY
Sulteng
Babel
Sulut
Papua
2013*)

Jateng
Sumsel
Kalbar
Sulsel
Malut
Lampung
Kalteng
Jambi
Banten
Jabar
Indonesia
20,2

Sulbar
DKI

*) Berdasarkan 45% sampel balita yang punya catatan


Sumut
Pabar
NTB
Sultra
Kaltim
Kep.Riau
Jatim
Riau
Sumbar
Gorontalo
Proporsi Bayi Lahir Pendek (<48 cm),

Kalsel
Aceh
Maluku
Bengkulu
Bali
9,6
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
Maluku

0,8
Bengkulu
Aceh
Sultra
Kalsel
Sumbar
Gorontalo
Malut
Pabar
Kalteng
Riau
<48 cm, 2013

Jambi
Sulut
Kep.Riau
Bali
Lampung
Jabar
Sumut
Banten
Indonesia

*) Berdasarkan 45% sampel balita yang punya catatan


4,3

Babel
Sulsel
Sulbar
DKI
NTB
Kaltim
<2500 gr & Panjang Badan Lahir

Sumsel
Proporsi Anak dengan Berat Badan

NTT
Jatim
Kalbar
Jateng
DIY
Sulteng
Papua
7,6
Proporsi Kecacatan pada Anak 24-59
bulan, 2010-203
0,6
0,53

0,5

0,4

0,3
0,17

0,17
0,15

0,14

0,2

0,13
0,12
0,09

0,08

0,08

0,08

0,07
0,1

0
Minimal satu Tuna netra Tuna wicara Down Tuna daksa Bibir sumbing Tuna rungu
jenis cacat syndrome

2010 2013
Status Gizi
Kecenderungan Nasional: 2007-2013
Proporsi Gizi Kurang & Pendek*) pada Balita
25,0 25,0

20,0 20,0 18,8 18,5 19,2


18,0 18,0
17,1

15,0 13,9 15,0


13,0 13,0

10,0 10,0

5,4 5,7
4,9
5,0 5,0

0,0 0,0
Gizi Buruk Gizi Kurang Sangat Pendek Pendek

BB/U TB/U

2007 2010 2013 2007 2010 2013

*) Gizi Buruk (BB/U<-3SD), Gizi Kurang (BB/U<-3SD-2SD)


Sangat pendek (TB/U<-3SD), Pendek (TB/U <-3SD-2SD)
Kecenderungan Nasional: 2007-2013
Proporsi Kurus & Gemuk*) pada Balita
25,0 25,0

20,0 20,0

15,0 15,0 14,0


12,2 11,9

10,0 10,0
7,4 7,3 6,8
6,2 6,0
5,3
5,0 5,0

0,0 0,0
Sangat Kurus Kurus Gemuk

2007 2010 2013 2007 2010 2013

*) Sangat kurus (BB/TB<-3SD), Kurus (BB/TB <-3SD-2SD)


Gemuk (BB/TB>2SD)
Proporsi balita 0-59 bulan menurut
Status Gizi (TB/U & BB/TB) 2007-2013

3,9 4,8 5,1


100,0

80,0 45,9 49,1 48,6

60,0
11,4
11,1 9,6
40,0 7,4 6,8
7,6

20,0 29,1 25,3 27,4

2,3 2,1 2,5


0,0
2007 2010 2013

Pendek-kurus Pendek-Normal Pendek-Gemuk


Normal-kurus Normal-normal Normal-gemuk
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0
40,0
Bali
DKI
Babel
Kep.Riau
Jabar
DIY
Sulut
Kaltim
Banten
Jateng
Sumsel
Bengkulu
Lampung
Jatim

2007
Indonesia
Jambi
18,4
19,6

Sumbar

2010
Papua
Sumut

2013
Riau
Proporsi Balita Gizi Kurang

Kalteng
Sultra
Sulteng
Malut
Sulsel
NTB
Gorontalo
Aceh
Kecenderungan Provinsi: 2007-2013

Kalbar
Kalsel
Maluku
Sulbar
Pabar
NTT
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
70,0

60,0
Kep.Riau
DIY
DKI
Kaltim
Babel
Bali
Banten
Sulut
Jabar
Jatim
Sumsel
Jateng
Riau
Indonesia

2007
37.2

Jambi 36,8
Kalbar
Gorontalo

2010
Sumbar
Proporsi Balita Pendek

Bengkulu

2013
Papua
Maluku
Sulsel
Malut
Sulteng
Kalteng
Aceh
Sumut
Sultra
Kecenderungan Provinsi: 2007-2013

Lampung
Kalsel
Pabar
NTB
Sulbar
NTT
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
Bali
Sulteng
DIY
Sulut
DKI
Babel
Sulbar
Jabar
Sulsel
Jateng
Jatim
Sultra
Kaltim
Gorontalo

2007
Lampung
NTB
Proporsi Balita Kurus

Indonesia
13,6

2010
12,1

Malut
Kep.Riau
Kalteng

2013
Sumsel
Sumbar
Kalsel
Jambi
Banten
Papua
Bengkulu
Sumut
Kecenderungan Provinsi: 2007-2013

Pabar
NTT
Riau
Aceh
Maluku
Kalbar
Proporsi Balita Gizi Kurang, Pendek, Kurus,
Gemuk*) menurut Umur & Jenis kelamin, 2013
Laki-laki Perempuan
50,0 50,0

43,0
41,2

40,9
45,0 45,0

39,9
39,4

38,7
37,8

36,1
40,0 40,0

35,0 35,0
29,8
27,6

27,3
30,0 30,0

24,4
23,0

22,9
22,5

22,4
22,3

21,6

21,6
21,4
25,0 25,0
19,3
16,4

16,4
16,0

15,6
20,0 20,0
15,3

15,0
14,6

12,7
12,5

12,2

12,1
11,5

11,4
11,4

11,1

11,0

11,0
10,9
10,9

15,0 15,0

10,5
10,4
10,0

10,0
10,0

10,0
9,9

9,6
10,0 10,0

5,0 5,0

0,0 0,0
0-5 bl 6-11 bl 12-23 bl 24-35 bl 36-47 bl 48-59 bl 0-5 bl 6-11 bl 12-23 bl 24-35 bl 36-47 bl 48-59 bl

Gizi Kurang Pendek Kurus Gemuk Gizi Kurang Pendek Kurus Gemuk

*) Gizi Kurang (BB/U), Pendek (TB/U), Kurus (BB/TB<-2SD; Gemuk (BB/TB)>2SD


Proporsi Anak Pendek Umur 5-18 tahun
menurut Jenis Kelamin, 2013
50,0

45,0

40,2

38,9
37,7

37,4
36,7
35,8

36,5
40,0

35,9
34,9
35,1

34,1
33,7

32,8
32,3
30,7
35,0
30,8

29,7
29,0

27,8
27,5

28,1
27,7

27,6

26,2
26,0
30,0
25,5

25,1

23,3
25,0

20,0

15,0

10,0

5,0

0,0
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Laki-laki Perempuan
Rata-rata Tinggi Badan Anak Umur 5-18 tahun
dibanding Rujukan (WHO 2007) : 2007-2013

Laki-laki Perempuan
190,0 190,0

180,0
Beda 12,5 cm 180,0

170,0 170,0 Beda 9,8 cm


Rata2 Tinggi Badan (cm)

Rata2 Tinggi Badan (cm)


160,0 160,0

150,0 150,0

140,0 140,0

130,0 130,0

120,0 120,0
110,0 110,0
100,0 100,0
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Umur (tahun) Umur (tahun)

Rujukan 2007 2010 2013 Reference 2007 2010 2013


Rata-rata Tinggi Badan Anak Umur 5-18 tahun
dibanding Rujukan (WHO 2007) menurut
Tempat tinggal, 2013
Laki-laki Perempuan
190,0 190,0

180,0 180,0
Rata-rata Tinggi Badan (cm)

170,0 170,0

Rata2 Tinggi Badan (cm)


160,0 160,0

150,0 150,0

140,0 140,0

130,0 Kota & Desa, 130,0


beda 2,7 cm Kota & Desa,
120,0 120,0
beda 1,7 cm
110,0 110,0

100,0 100,0
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Umur (Tahun) Umur (tahun)

Reference Kota Desa Rujukan Kota Desa


0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
NTT
NTB
Lampung
Sulbar
Sumsel
Kalbar
Sumbar
Sulsel
Jateng
Bengkulu
Jambi
Kalteng
Kalsel
Sultra

2007
Jabar
Banten
Maluku

2010
Indonesia
19,7

Aceh
13,9
Laki-laki >18 tahun

Riau

2013
Sulteng
Babel
Umur >18 tahun: 2007-2013

Jatim
DIY
Malut
Gorontalo
Proporsi Laki-laki Obese (IMT>25)

Kep.Riau
Sumut
Pabar
Bali
Kaltim
Papua
DKI
Sulut
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
NTT
Lampung
Kalbar
NTB
Sumsel
Sulbar
Sultra
Jambi
Kalteng
Bali
Papua
Jateng
Sumbar
Maluku

2007
Banten
Kalsel
Bengkulu

2010
DIY
Sulsel

2013
Riau
Perempuan >18 tahun

32,9

Indonesia
14,8

Jatim
Umur >18 tahun: 2007-2013

Jabar
Aceh
Pabar
Sumut
Sulteng
Kep.Riau
Proporsi Perempuan Obese (IMT>25)

Malut
DKI
Babel
Kaltim
Gorontalo
Sulut
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
NTT
Lampung
Kalbar
Jambi
Kalteng
NTB
Sumsel
Sulbar
Bengkulu
Jateng
Kalsel
Banten
Aceh
Sultra
Jabar

2007
Indonesia
Jatim
18,8
26,6

Bali

2013
Riau
DIY
Sulteng
Maluku
Malut
Kep.Riau
Sumbar
Sumut
Sulsel
Proporsi Obesitas Sentral: 2007-2013

Pabar
(Lingkar Perut: Lk>90 cm, Prp>80cm)

Kaltim
Babel
Papua
Gorontalo
Sulut
DKI
Proporsi Penduduk Dewasa >18 Tahun
berdasarkan Komposit TB dan IMT,
2007-2013

100,0 10,3 12,2 15,4


90,0
80,0
38,4 37,7
70,0 36,8

60,0
6,9 6,9
50,0 6,3
8,8 9,6
40,0 10,9

30,0
30,0 28,2 25,9
20,0
10,0 5,6 5,3 4,8
0,0
2007 2010 2013
Pendek-kurus Pendek-Normal Pendek-Gemuk Normal-kurus Normal-normal Normal-gemuk
Proporsi Wanita Usia Subur Risiko Kurang
Energi Kronis (KEK)*) : 2007 & 2013

2007 2013

46,6
50,0 50,0

38,5
40,0 40,0
31,3
30,9

30,6
30,1
30,0 30,0
23,8

21,4
20,9

20,7
19,3
18,2

17,6
17,3
16,1

20,0 20,0

13,6
13,1

12,7

12,6

11,8
11,3

10,7
10,3
10,2

8,9

8,1
7,9

10,0 10,0
5,6

0,0 0,0
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 15-19 20-24 25=29 30-34 35-39 40-44 45-49

Hamil Tidak Hamil Hamil Tidak Hamil

*) Risiko KEK jika Lingkar lengan atas (LILA)<23,5 cm


Penyakit Menular
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
Jambi
Riau
Malut
Lampung
Kalbar
Kep.Riau
Sumut
Sumsel
Bengkulu
Sulbar
Sultra
Bali

*) Kejadian ISPA sebulan terakhir


Kaltim
Gorontalo
DIY

2007
Babel
Sulteng
Sulut

2013
Jabar
Sulsel
Maluku
Kalteng
Indonesia
25,0

24,0

DKI
Sumbar
Banten
Pabar
Jateng
Kecenderungan Period Prevalence ISPA

Kalsel
Jatim
NTB
Semua Umur*) menurut Provinsi, 2007-2013

Aceh
Papua
NTT
Incidence & Period Prevalence Diare
Semua Umur, 2013*)
16,0

12,0
7,0
3,5
8,0

4,0

0,0

Gorontalo
DIY

Jateng

Jatim
Indonesia
Riau
Kalbar
Jambi

Bengkulu
Pabar

Sultra

Sulbar
Kep.Riau

Sumsel

Aceh

Papua
Malut

Kaltim

Maluku

NTT
Kalteng

Sulut

Sumut
Kalsel

Jabar

Sulteng

Sulsel
Lampung

Babel

Bali

Banten
Sumbar

DKI
NTB
Insidence Period Prevalence

*) Insidence kejadian diare 2 minggu terakhir


Period Prevalence kejadian diare sebulan terakhir
12,0
16,0

0,0
4,0
8,0
Kaltim

3,3
Kep.Riau
Lampung
Babel
Jambi
Sulut
Kalbar
Malut
Sumsel
Bali
DIY
Provinsi, 2013

Riau
Kalteng
Kalsel
Pabar
Gorontalo
Sultra
Bengkulu
Jateng
Jatim
Maluku
NTB
NTT
Indonesia
6,7

Sumut
Sulteng
Sumbar
Sulbar
Jabar
Incidence Diare pada Balita menurut

Banten
Sulsel
DKI
Papua
Aceh
10,2
Kecenderungan Period Prevalence
Diare*) menurut Provinsi, 2007-2013
30,0

25,0

20,0

15,0
9,0
10,0
3,5
5,0

0,0
Kep.Riau

Indonesia
Kaltim

Sultra
Kalteng

Maluku

Sulteng
Lampung

Kalsel

Jabar

Aceh

Sulsel
Babel

Kalbar

Banten

Sumbar

Jatim

Sulbar
Bali

Jambi

Jateng

DIY
Bengkulu

Sumut

Gorontalo

Sulut
Pabar

DKI
NTB
Sumsel

Papua
Riau

NTT
Malut

2007 2013

*) Waktu pelaksanaan survei riskesdas 2007 tidak bersamaan,


2013 serentak pada bulan Mei-Juni
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
Riau
Sumsel
Kalbar
Bali
Lampung
Bengkulu
Kep.Riau
Sumbar
Sumut
Babel
Kaltim
Jambi
Gorontalo
Banten
Kalsel

*) Kejadian pneumonia sebulan terakhir


2007
Kalteng
Jatim
Malut

2013
Maluku
Indonesia
2,7

2,1

Aceh
NTB
Pabar
DIY
Sultra
Jabar
Sulbar
Jateng
Sulut
DKI
Sulteng
semua Umur*) menurut Provinsi, 2007-2013

Sulsel
Kecenderungan Period Prevalence Pneumonia

Papua
NTT
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
Kaltim

6,6
Lampung
Riau
Bali
Bengkulu
Jambi
Sumbar
Gorontalo
Sumsel
Sumut
Pabar
Kalbar
Jatim
Jabar
Indonesia
18,5

Malut
Jateng
Banten
DKI
NTB
Papua
Kep.Riau
Sulut
Balita menurut Provinsi, 2013

Kalsel
DIY
Maluku
Sultra
Sulteng
Sulsel
Kalteng
Sulbar
Period Prevalence Pneumonia per 1000

Babel
Aceh
NTT
38,5
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0
Riau
Lampung
Kep.Riau
Bali
Kaltim
Sumsel
Jambi
Sumut
Sumbar
Kalbar
DIY
Banten
Kalteng
Jateng
Jabar

Insidence
Jatim
Gorontalo
menurut Provinsi, 2013

Sultra
1,9

Indonesia
6,0

DKI
Prevalence Bengkulu
Aceh
Babel
Sulut
Kalsel
Incidence dan Prevalence Malaria

Sulbar
NTB
Sulsel
Malut
Maluku
Sulteng
Pabar
NTT
Papua
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0

0,0
5,0
Riau
Lampung
Kep.Riau
Bali
Kaltim
Sumsel
Jambi
Sumut
Sumbar
Kalbar

*) Kejadian malaria 1bulan


DIY
Banten
Kalteng
Jateng
Provinsi 2007-2013

Jabar

2007
Jatim
Gorontalo
1,9

Sultra

2013
Indonesia
2,9

DKI
Bengkulu
Aceh
Babel
Sulut
Kalsel
Sulbar
NTB
Sulsel
Malut
Maluku
Sulteng
Pabar
Kecenderungan Insiden Malaria*) menurut

NTT
Papua
0,0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
1,2
Bali
Riau
Lampung
Jambi
Bengkulu
Sultra
Kep.Riau
Sumsel
Malut
Kalbar
Sumut
Kaltim
Sulteng
Jatim
Sumbar
Kalteng

2007
Maluku
Sulbar

2013
DIY
Sulsel
NTB
Babel

*) 12 bulan terakhir berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan


Kalsel
NTT
Aceh
Sulut
Jateng
Umur menurut Provinsi 2007-2013

0,4

Indonesia
0,4

Pabar
Banten
Kecenderungan Prevalensi TB*) semua

Gorontalo
DKI
Papua
Jabar
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
Kaltim
Banten
Bali
Jambi
Riau
Sumsel
Lampung
DKI
Kalbar
Babel
Jateng
Kep.Riau
DIY
Bengkulu
Jatim
Pabar

2007
Jabar
Gorontalo
0,6
1,2

Indonesia

2013
Sulbar
Sumbar
Kalsel
Sumut

*) 12 bulan terakhir berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan


Kalteng
Malut
NTB
Aceh
Sulut
Sultra
Maluku
Kecenderungan Prevalensi Hepatitis*)

Sulteng
Sulsel
Papua
NTT
semua Umur menurut Provinsi, 2007-2103
Penyakit Tidak Menular
10,0

0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
Lampung
Riau
Bengkulu
Sumut
Jambi
Sumsel
Sumbar
Kalbar
Pabar
Kep. Riau
Banten
Aceh
Kaltim
Babel
Jateng
Indonesia
4,5

Sulut
Jabar
Malut
Jatim
NTB
DKI
Sultra
Maluku
Gorontalo
Wawancara menurut Provinsi, 2013

Kalteng
Sulbar
Papua
Bali
Kalsel
Prevalensi Asma Semua Umur berdasarkan

Sulsel
DIY
NTT
Sulteng
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
12,0
Lampung
Jambi
Kep. Riau
Riau
Bengkulu
Pabar
Banten
DKI
Kaltim
Sumsel
Sumbar
DIY
Jateng
Bali
Kalbar
Babel
Jatim
Sumut
Indonesia
3,7

Jabar
Sulut
Aceh
Kalteng
Maluku
Sultra
Wawancara menurut Provinsi, 2013

Kalsel
Gorontalo
Malut
NTB
Papua
Sulbar
Sulsel
Sulteng
Prevalensi PPOK Umur >30 tahun berdasarkan

NTT
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
Gorontalo
NTB
Pabar
Riau
Sumsel
Lampung
Kalteng
Kalbar
Sumut
Jabar
Banten
Provinsi, 2013

NTT
Sulteng
Maluku
Sultra
Sulbar
Papua
Babel
Malut
Aceh
Indonesia
1,4

Jambi
Kep. Riau
Jatim
Kalsel
Sulut
*) Prevalensi kanker untuk semua umur berdasarkan diagnosis dokter

Sumbar
Kaltim
Sulsel
Prevalensi Kanker per 1000*) menurut

Bengkulu
DKI
Bali
Jateng
DIY
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
Lampung
Bengkulu
Kalbar
Riau
Jambi
Pabar
Sumsel
NTB
Kep,Riau
Bali
Banten
Kalteng
Sumbar
Jateng
Sultra

2007
Jabar
Kalsel
Sulbar

2013
Maluku
Indonesia
2,1

Malut
1,1

Sumut
Papua
Babel
menurut Provinsi, 2007-2013

Jatim
Aceh
Kecenderungan Prevalensi DM*)

Kaltim
Gorontalo
DKI
DIY
NTT
Sulsel
Sulut
Sulteng
*) Diabetes Melitus (DM) responden 15+ berdasarkan wawancara menurut diagnosis dokter dan gejala
0,0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
Kalbar
Sumsel
Riau
Lampung
Kalteng
Kalsel
Maluku
Bengkulu
Malut
NTB
Provinsi, 2013

Kep.Riau
Pabar
Papua
Jambi
Sulbar
Sultra
Aceh
Sumbar
Kaltim
Sumut
Sulteng
Gorontalo
Babel
Banten
Bali
Prevalensi Hyperthyroid > 15 tahun

NTT
Indonesia
0,4
berdasarkan diagnosis dokter menurut

Sulut
Jateng
Jabar
Sulsel
Jatim
DKI
DIY
0,0
4,0
8,0
12,0
20,0

16,0
Papua
Pabar
Riau
Sumut
NTB
Maluku
Sumsel
Malut
Jambi
Lampung

*) Diagnosis Nakes dan obat


NTT
Sultra
Sumbar
Bengkulu
Kalbar
Banten
Kep. Riau
Bali
Jateng
9,5

7,6

Indonesia
Sulbar
Aceh
Babel
DKI
Kaltim
Sulsel
Jabar
Wawancara*) menurut Provinsi, 2007 - 2013

Kalteng
Jatim
Gorontalo
Kecenderungan Prevalensi Hipertensi berdasarkan

Sulteng
DIY
Kalsel
Sulut
Prevalensi Hipertensi berdasarkan
Pengukuran 2007-2013*)
50,0

40,0 31,7

30,0

20,0 25,8

10,0

0,0
Papua

Kaltim
Aceh

Kalteng

Sulsel

Sulteng

Jabar

Kalsel
Banten

Maluku

Jatim
NTB

Lampung

Jateng
Sumbar

Babel
Bali

DIY
Indonesia

Sulut
Bengkulu
Pabar

Sultra

Sumsel

Gorontalo
DKI

Sulbar

Jambi

Kalbar
Riau
Malut

NTT

Sumut
Kep. Riau

2007 2013

*) Batas ambang systole 140 mmHg, diastole 90mmHg:


Perubahan Prevalensi diasumsikan karena beda alat ukur 2007 (IA2)discontinue, 2013 (IA1);
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
Riau
Lampung
Jambi
Bengkulu
Sumsel
Kalbar
Banten
Kaltim
Sumut
Kep. Riau
Sumbar
Babel

*) PJK : Penyakit Jantung Koroner


Pabar
DIY
Jatim
Bali
Papua
Jateng
Indonesia
1,5

DKI
Jabar
Kalteng
Prevalensi PJK*) umur 15 tahun

Sulut
Maluku
Malut
Sultra
Gorontalo
NTB
Kalsel
Aceh
Sulbar
berdasarkan Wawancara menurut Provinsi, 2013

Sulsel
Sulteng
NTT
0,0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
Jambi
Babel
Lampung
Bengkulu
Kaltim
Banten
Kalbar
Riau
Sultra
Sumsel
Gorontalo
Malut
Kalteng
NTB
Pabar
Bali
Sumut
DKI
menurut Provinsi, 2013

Indonesia
0,3

Jatim
Kep.Riau
Jateng
Sulbar
Jabar
Kalsel
Sumbar
Aceh
DIY
Maluku
Prevalensi Gagal Jantung > 15 tahun

Sulut
Papua
Sulsel
Sulteng
NTT
0,0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
DKI
Kep.Riau
Babel
Sumsel
NTB
Riau
Kaltim
Kalbar
Papua
Kalsel
Banten
Sumut
Pabar
Bali
Sulbar
Maluku
Bengkulu
Jambi
Malut
Sumbar
Sultra
Indonesia
0,2

Kalteng
Prevalensi Gagal Ginjal Kronis > 15 tahun

Jateng
Sulsel
DIY
Jatim
NTT
Lampung
Jabar
berdasarkan Diagnosis Dokter menurut Provinsi, 2013

Sulut
Gorontalo
Aceh
Sulteng
0,0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
1,2
1,4
Babel
Sulbar
Riau
Sumsel
NTB
Sumut
Pabar
Kep.Riau
Jambi
Kalteng
Bengkulu
Sumbar
Kalsel
Banten
Kaltim
Papua
Kalbar
Malut
Lampung
Maluku
Sultra
Sulsel
Sulut
DKI
Indonesia
0,6

Gorontalo
Diagnosis Dokter menurut Provinsi, 2013

Jatim
NTT
Bali
Jabar
Prevalensi Batu Ginjal > 15 tahun berdasarkan

Sulteng
Jateng
Aceh
DIY
0,0
9,0
18,0
27,0
36,0
45,0
Riau
Kepri
Jambi
Pabar
Sumsel
Kaltim
Bengkulu
Malut
Gorontalo
Babel
Maluku
Lampung
Sulut
Sumut
Banten

*) menurut diagnosis Tenaga Kesehatan


Sultra
Sumbar
DKI
Kalteng
Kalbar
Sulbar
DI Y
NTB
30,3

Indonesia
Aceh
24,7

Jateng
Kalsel
Papua
Sulteng
Kecenderungan prevalensi Rematik*)

Jatim
Sulsel
Bali
Jabar
15 tahun menurut Provinsi, 2007 - 2013

NTT
0,0
4,0
8,0
12,0
20,0

16,0
Riau
Jambi
Lampung
Pabar
Sumsel
Kalbar
Kep.Riau
Maluku
Sultra
Bali
Papua
Bengkulu
Banten
NTB
Kaltim

2007
Sumut
Aceh
Malut

2013
Jabar
Indonesia
12,1

8,3

NTT
Kalteng
Sumbar
Jateng
Gorontalo
Kalsel
Kecenderungan Prevalensi Stroke

Babel
DKI
Sulut
*) Ditentukan menurut jawaban responden yang pernah didiagnosis oleh nakes dan gejala

Sulbar
Jatim
per 1000*) menurut Provinsi 2007-2013

Sulteng
DIY
Sulsel
Kesehatan Mata dan Telinga
Prevalensi Kebutaan*) Penduduk Umur
6 Tahun menurut Provinsi 2007-2013

*) Tanpa/Dengan Koreksi Optimal


Prevalensi Pemakaian Kaca Mata/
Lensa kontak, Severe Low Vision, & Kebutaan
menurut Kelompok Umur, 2013
16,0

14,0 12,7 13,90


11,6
12,0
9,5
10,0 9,7

7,60 8,40
8,0

6,0
4,1

4,0 2,9 2,8 3,00


3,50

2,0 1,0 1,00


0,03 0,07 0,10 1,10
0,0 0,03
0,01 0,06 0,13 0,30 0,30

6-14 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65-74 75+

Pakai Kacamata/Lensa Kontak Severe Low vision Kebutaan


Prevalensi Pemakaian Kaca Mata/
Lensa kontak, Severe Low Vision, & Kebutaan
menurut Pendidikan, 2013
20,0

15,9
16,0

12,0

8,0 7,0

3,6 4,0
4,0 2,9
2,3 2,2
1,7
1,1 1,2
0,5 0,4 0,4 0,1 0,3 0,1 0,3 0,1
0,0
Tidak sekolah Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat PT

Pakai Kacamata/Lensa Kontak Severe Low vision Kebutaan


Prevalensi Pemakaian Kaca Mata/
Lensa Kontak, Severe Low Vision, & Kebutaan
menurut Tempat Tinggal, 2013
10,0

8,0
6,6

6,0

4,0
2,6

2,0
1,1
0,8
0,4 0,5
0,0
Pakai Kacamata/Lensa Kontak Severe Low vision Kebutaan

Perkotaan Perdesaan
Prevalensi Pemakaian Kaca Mata/
Lensa Kontak, Severe Low Vision, & Kebutaan
menurut Kuintil Indeks Kepemilikan, 2013
10,0
9,2

8,0

6,0 5,5

4,0 3,5

2,2
2,0 1,4 1,4 1,4
1,0
0,7 0,6 0,6 0,5
0,4 0,3 0,2
0,0
Terbawah Menengah bawah Menengah Menengah atas Teratas

Pakai Kacamata/Lensa Kontak Severe Low vision Kebutaan


0,0
5,0
15,0
20,0
25,0
30,0

10,0
DKI
Banten
Lampung
Sumsel
Kalteng
Pabar
Kep.Riau
Sumut
Jambi
Kalbar
Jabar
Pterygium

Riau
Kaltim
Jateng
Sultra
Sumbar
NTT
8,3

Indonesia
5,5

Bengkulu
Kekeruhan Kornea

Kalsel
Papua
Aceh
Gorontalo
Babel
Sulbar
Jatim
Sulut
Sulsel
Prevalensi Pterygium & Kekeruhan Kornea

Sulteng
DIY
Malut
NTB
Penduduk Semua Umur menurut Provinsi, 2013

Maluku
Bali
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
4,0
DKI
Sulbar
Sumut
Kep. Riau
Pabar
Sumsel
Lampung
Jabar
Riau
Gorontalo
Jatim
Bengkulu
Kaltim
Banten
DIY
Papua
INDONESIA
1,8

Sultra
Sumbar
Maluku
Babel
Kalsel
Kalbar
NTB
Umur menurut Provinsi, 2013

NTT
Kalteng
Jateng
Sulsel
Sulteng
Prevalensi Katarak Penduduk semua

Malut
Aceh
Bali
Jambi
Sulut
20,0
40,0
60,0
80,0

0,0
100,0
Bengkulu
Sulbar
Malut
Kalteng
Maluku
Sulteng
Lampung
Gorontalo
Banten
Kaltim
DIY

Tidak tahu kalau katarak


Sumsel
Kalbar
Jateng
Bali
Sulsel
DKI
Jatim
Sultra
Sumbar
Babel
Tidak mampu membiayai Papua
INDONESIA
4,5
11,9
51,9

Riau
NTT
Pabar
Kalsel
Tiga Alasan Utama Terbanyak Penduduk

Kep. Riau
Jabar
Takut Operasi

Aceh
Sumut
Belum Operasi Katarak menurut Provinsi, 2013

Sulut
NTB
Jambi
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
4,0
DKI
Banten
Babel
Kep.Riau
Pabar
NTB
Bengkulu
Bali
Kalteng
Riau

*) Sesuai tes Konversasi


Kalsel
Kalbar
Aceh
Sumbar
Jambi
Kaltim
Sulut
Sulteng
Sultra
Gorontalo
Jabar
Maluku
Sumut
Papua
Indonesia
2,6

DIY
Sulbar
Jatim
Malut
Prevalensi Gangguan Pendengaran*)

Sumsel
Sulsel
Umur 5 tahun menurut Provinsi, 2013

Jateng
Lampung
NTT
Prevalensi Gangguan Pendengaran
menurut Kelompok Umur, 2013
Prevalensi Gangguan Pendengaran
menurut Karakteristik, 2013

10,0

8,0
8,0

6,0

4,1
4,0 3,2 2,9 3,4 3,3 3,4
2,6
2,2 1,9 1,6
2,0 1,3 1,1 1,2 1,6
1,0

0,0
0,00
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
Kaltim
Babel
Banten
Sumut
Kalbar
Sulbar
Aceh
DKI

*) Sesuai tes Konversasi


Bali
Sumsel
Kep.Riau
Jabar
Kalteng
Sulteng
Lampung
Papua
Bengkulu
Malut
menurut Provinsi, 2013

Indonesia
0,09

Sumbar
Jambi
NTB
Pabar
Jateng
NTT
Kalsel
Sulut
Sulsel
Sultra
Prevalensi Ketulian*) Umur 5 tahun

Riau
DIY
Jatim
Gorontalo
Maluku
Prevalensi Ketulian menurut Kelompok Umur
dan Pendidikan, 2013
Kesehatan Jiwa
Per 1000

0,0
0,5
1,5
2,5
3,0

2,0
Kalbar

1,0 0,7
Sulut
Lampung
Riau
Kalteng
Jambi
Sumut
Banten
Sumsel
DKI

*) psikosis/skizofrenia : semua umur


Sultra
Papua
Kep.Riau
Kaltim
Kalsel
Sulbar
Gorontalo
NTT
Pabar
Jabar
Maluku
Indonesia
1,7

Malut
Bengkulu
Sulteng
Sumbar
NTB
Prevalensi Gangguan Jiwa Berat*), 2013

Babel
Jatim
Jateng
Bali
Sulsel
Aceh
DIY
2,7
Proporsi RT dengan ART Mengalami Gangguan
Jiwa Berat yang Pernah Dipasung*) menurut
Tempat Tinggal, 2013
20,0
18,2

16,0
14,3

12,0
10,7

8,0

4,0

0,0
Kota Desa Indonesia

*) Keterangan tambahan lihat Penjelasan umum


Prevalensi Gangguan Mental Emosional*)
Umur 15+ tahun menurut Provinsi, 2013
14,0

12,0 11,6

10,0

8,0
6,0
6,0

4,0

2,0 1,2

0,0
Kep.Riau

Indonesia
Babel
Kalteng
Kaltim
Sultra

Kalsel

Jabar
Sulsel
Sulteng
Lampung

Maluku

Aceh
Kalbar
Jambi

Sumbar

Sulbar
Bali

Jateng

Banten

Jatim

DIY
Bengkulu

Papua

Sumut

Gorontalo

Sulut

NTT
Pabar

Malut
DKI

NTB
Sumsel
Riau

*) berdasarkan Self Reporting Questionnaire-20, dengan Nilai Batas Pisah (Cut off Point) 6
Prevalensi Gangguan Mental Emosional*)
Umur 15+ tahun menurut Provinsi,
2007 & 2013
25,0

20,0

15,0 11,6

10,0

5,0
6,0
0,0

Sulsel
Kalsel
Kaltim

Banten

Jabar
Kep.Riau

Kalteng

Papua

Aceh

Sulteng
Lampung

Bengkulu

Jateng

Maluku

Babel

Jatim
Sumbar
Bali

Gorontalo
Sumsel

Sulut

Indonesia

DIY
Sultra

NTB
Jambi

Kalbar
Pabar

Riau

Malut
DKI

Sulbar

NTT
Sumut

2007 2013

*) Lihat catatan perbedaan prevalensi 2007 dan 2013 pada Penjelasan Umum
Disabilitas
Proporsi Disabilitas menurut Domain
Kehidupan, 2013
Tidak Sangat
N0 DISABILITAS
Ada Ringan Sedang Berat Berat

I Domain Kognisi

Mempelajari/mengerjakan hal-hal
90.4% 4.9% 2.6% 1.6% 0.4%
baru
Memusatkan pikiran selama 10
90,9% 5,1% 2,5% 1,1% 0,3%
menit
Masalah kesehatan
90,1% 5,5% 3,0% 1,1% 0,3%
mempengaruhi emosi
II Domain Mobilitas
Berdiri dalam waktu lama, misal
88,9% 5,3% 3,1% 2,2% 0,5%
30 menit
Berjalan jauh, misal 1 kilometer 88,5% 4,6% 2,9% 2,9% 1,0%
Proporsi Disabilitas menurut Domain
Kehidupan, 2013

Tidak Sangat
III Domain Perawatan diri Ada
Ringan Sedang Berat
Berat

Membersihkan seluruh
94,1% 4,1% 1,1% 0,5% 0,2%
tubuhnya/mandi
Mengenakan pakaian 94,5% 3,9% 1,0% 0,4% 0,2%
Domain Mempertahankan
IV
Persahabatan
Berinteraksi/bergaul dengan
orang yang belum dikenal 92,9% 4,6% 1,7% 0,6% 0,2%
sebelumnya
Memelihara persahabatan 93,3% 4,5% 1,5% 0,5% 0,2%
Proporsi Disabilitas menurut Domain
Kehidupan, 2013
Tidak Sangat
V Domain Kegiatan Sehari-hari Ada
RinganSedang Berat
Berat

Mengerjakan pekerjaan rumah


90,1% 5,3% 2,8% 1,5% 0,4%
tangga sebagai ART

Mengerjakan pekerjaan sehari-


91,9% 4,7% 1,9% 1,0% 0,4%
hari

VI Domain Partisipasi

Berperan serta dalam kegiatan


91,3% 4,8% 2,2% 1,2% 0,4%
kemasyarakatan
Kecenderungan Disabilitas di Indonesia
menurut Komponen 2007 dan 2013*)
14,0
Ket: Komponen disabilitas
12,0 11,6 !. Sulit mengenakan pakaian
2.Sulit membersihkan tubuh
10,0
9,2 3.Sulit memelihara persahabatan
8,8
8,2 4. Sulit bergaul dgn orang yg belum dikenal
8,0
6,9 5. Sulit mengerjakan pekerjaan sehari hari
6,6 6,8 6,8
6,0 5,8 6. Sulit berperan serta dlm kegiatan kemasyarakatan
5,4 5,2
4,6 7.Sulit memusatkan pikiran selama 10 menit
4,0 2,8
2,5 3,9 3,9 4,4 8.Besar masalah kesehatan yg mempengaruhi emosi
3,3
2,0 2,2 2,5 9. Sulit mengerjakan kegiatan rumah tangga
1,8
1,6
10. Sulit untuk berdiri dalam waktu lama
0,0
11.Sulit berjalan jarak jauh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis Disabilitas

2007 2013

*)Dibandingkan komponen yang sama antara WHODAS 2 RKD 2013


dan Washington Group RKD 2007
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
Pabar
Lampung
Banten
Jambi
Bengkulu
Kalbar
Kep.Raiu
Papua
Kaltim
Kalteng
DKI
Sumsel
Maluku
Riau
Sumut
Sulut
Babel

*) 2013 menggunakan WHODAS dengan 12 item


Jateng
Bali
Indonesia
11,0

Malut
Prevalensi Disabilitas Penduduk

DIY
Jatim
Jabar
Aceh
15 tahun menurut Provinsi, 2013*)

Sultra
Sumbar
Sulabr
Kalsel
NTB
Gorontalo
NTT
Sulteng
Sulsel
100,0

0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
Perkotaan
Perdesaan

Laki-laki
Perempuan

15-24 tahun
25-34 tahun
35-44 tahun
45-54 tahun
55-64 tahun
65-74 tahun
75+ tahun

Tidak sekolah
Tidak Tamat SD

*) 2013 menggunakan WHODAS dengan 12 item


Tamat SD
Tamat SLTP
Tamat SLTA
menurut Karakteristik*), 2013

Tamat D1-D3/PT

Tidak berkerja
Petani/Nelayan/Buruh
Wiraswasta
Pegawai
Lainnya

terbawah
Prevalensi Disabilitas Penduduk 15 tahun

menegah bawah
menengah
menegah atas
teratas
Skor disabilitas Riskesdas 2013 Versus
Populasi Rujukan WHO di beberapa Negara

100,0

90,0

80,0
Percentil

70,0

60,0

50,0

40,0
0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0
Skor WHODAS 2

Indonesian population percentile WHODAS population percentile

*) Status free disability penduduk Indonesia lebih baik dari populasi rujukan WHO
83 versus 50 percentil
100,0

0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
Perkotaan
Perdesaa

Laki-laki
Perempuan

15-24 tahun
25-34 tahun
35-44 tahun
45-54 tahun
55-64 tahun
65-74 tahun
75+ tahun

Tidak berkerja
Karakteristik, 2013

Pegawai
Wiraswasta
Petani/Nelayan/Buruh
Lainnya

Tidak sekolah
Tidak Tamat SD
Tamat SD
Tamat SLTP
Tamat SLTA
Rerata Skor Disabilitas menurut

Tamat D1-D3/PT

Terbawah
Menengah bawah
Menengah
Menengah atas
Teratas
INDONESIA
25,2
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
DIY
DKI
Papua
Pabar
Jabar
Banten
Babel
Kalbar
Kep Riau
Jatim
Kalsel
Malut
Bali
Provinsi, 2013

INDONESIA
25,2

Sulut
Sulbar
Jambi
Maluku
Jateng
Kalteng
Kaltim
Riau
Sulteng
Lampung
Sumsel
NTT
Aceh
Sulut
Sulsel
Rerata Skor Disabilitas menurut

Sultra
Sumbar
Bengkulu
NTB
Gorontalo
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
12,0
14,0
16,0
Perkotaan
Perdesaan

Laki-laki
Perempuan

15-24 tahun
25-34 tahun
35-44 tahun
45-54 tahun
55-64 tahun
65-74 tahun
75+ tahun

Tidak berkerja
Pegawai
Wiraswasta
Petani/Nelayan/Buruh
Lainnya

Tidak sekolah
Tidak Tamat SD
Tamat SD
Tamat SLTP
Tamat SLTA
Tamat D1-D3/PT
Rerata Hari Produktif Hilang karena

Terbawah
Menengah bawah
Disabilitas menurut Karakteristik, 2013

Menengah
Menengah atas
Teratas
INDONESIA
6,7
0,0
4,0
8,0
12,0
16,0
20,0
Papua
Malut
Sumsel
Sultra
Banten
Riau
Kaltim
Gorontalo
Jabar
Jambi
Pabar
Sulsel
NTB
Kalteng
Aceh
DKI
Sulteng
Kalsel
Maluku
Kalbar
Babel
NTT
INDONESIA
6,7

Sulut
Bengkulu
Kep Riau
Sulut
Disabilitas menurut Provinsi, 2013

Sumbar
Rerata Hari Produktif Hilang karena

Sulbar
Lampung
Jatim
Jateng
DIY
Bali
Jumlah Hari Produktif Hilang*) karena
Disabilitas menurut Karakteristik, 2013
250.000.000

195.166.215
200.000.000

150.000.000

100.000.000

50.000.000

Petani/Nelayan/Buruh
Laki-laki

Menengah atas
Perkotaan

Wiraswasta
Perdesaan

Perempuan

Tidak sekolah

Tamat D1-D3/PT

Teratas
75+ tahun

Tidak Tamat SD

INDONESIA
15-24 tahun
25-34 tahun
35-44 tahun
45-54 tahun
55-64 tahun
65-74 tahun

Lainnya
Tidak berkerja
Pegawai

Tamat SD

Menengah bawah
Tamat SLTP

Terbawah
Tamat SLTA

Menengah
*) Jumlah hari produktif hilang: jumlah hari tidak mampu melakukan kegiatan rutin
secara optimal rerata hari produktif hilang X jumlah penduduk dengan disabilitas.
**) Maksimal hari produktif dalam 1 bulan = 30 hari X 175 jt penduduk
Jumlah Hari Produktif Hilang*) karena
Disabilitas menurut Provinsi, 2013
45.000.000
40.000.000
35.000.000
30.000.000
25.000.000
20.000.000
15.000.000
10.000.000
5.000.000
0
Kaltim

Sumsel
Maluku

Kalteng

Sulteng
Kalsel

Aceh

Sumbar

Sulsel
Babel

Jateng
Jabar
Jatim
Banten

Lampung
Gorontalo

Sulut

DIY

Bali
Bengkulu

Sulbar

Jambi
Sultra

Kalbar
Papua
Pabar

NTB
Kep Riau

Riau

NTT
DKI
Sumut
Malut

*) Jumlah hari produktif hilang: jumlah hari tidak mampu melakukan kegiatan rutin
secara optimal rerata hari produktif hilang X jumlah penduduk dengan disabilitas.
**) Maksimal hari produktif dalam 1 bulan = 30 hari X 175 jt penduduk
Cedera
0,0
4,0
8,0
12,0
16,0
Jambi 4,5
Sumsel
Lampung
Kalbar
Riau
Sumbar
Bengkulu
Kep.Riau
Malut
Maluku
Sulbar
Sumut
Aceh
Papua
Jateng
Pabar
Babel
Kalteng
Indonesia 8,2
Sulut
Jabar
Bali
Kaltim
Umur menurut Provinsi, 2013

Sulteng
NTB
Banten
Gorontalo
Prevalensi Cedera Penduduk Semua

Jatim
Kalsel
DKI
Sultra
NTT
DIY
Sulsel 12,8
12,0
16,0
20,0

0,0
4,0
8,0
<1 1,9
1-4 8,2
5-14 9,7
15-24 11,7
25-34 7,3
35-44 6,6
45-54 6,4
55-64 6,6
65-74 6,9
75+ 8,5

Laki-laki 10,1
Perempuan 6,4

Tidak sekolah 8,6


Tidak tamat SD/MI 8,8
Tamat SD/MI 7,9
Tamat SLTP/MTS 9,1
Karakteristik, 2013

Tamat SLTA/MA 8,3


Tamat Diploma / Perguruan 6,2

Tidak Bekerja 8,4


Pegawai 8,4
Wiraswasta 7,8
Petani/nelayan/buruh 8
Prevalensi Cedera menurut

Lainnya 8,2

Perkotaan 8,7
Perdesaan 7,8

Terbawah 8,3
Menengah bawah 8,4
Menengah 8,4
Menengah atas 8,7
Teratas 7,5
0,0
4,0
8,0
12,0
16,0
Jambi
Sumsel
Lampung
Kalbar
Riau
Sumbar
Bengkulu
Kep.Riau
Malut
Maluku
Sulbar
Sumut
Aceh
Papua
Jateng

2007
Pabar
Babel
Kalteng

2013
Indonesia
8,2

7,5

Sulut
Jabar
Bali
Kaltim
menurut Provinsi 2007 - 2013

Sulteng
NTB
Banten
Kecenderungan Prevalensi Cedera

Gorontalo
Jatim
Kalsel
DKI
Sultra
NTT
DIY
Sulsel
Proporsi Penyebab Cedera, 2013
60,0

50,0
40,9 40,6
40,0

30,0

20,0

10,0 7,3 7,1


2,5 0,7 0,5 0,4 0,02
0,0
40,0
80,0

20,0
60,0

0,0
100,0
Papua
NTT
Pabar
Maluku
Malut
Sumut
Kaltim
Kalteng
Jabar
Sultra
Lampung
Jatim
Riau
INDONESIA
25,9
47,7

Sulbar

2007
Jateng
Bali

*) Transportasi darat = sepeda motor + darat lain


DIY

2013
Kalbar
Sulsel
DKI
Sulut
Gorontalo
NTB
Kalsel
Kecenderungan Proporsi Cedera

Banten
Akibat Transportasi Darat,*) 2013

Jambi
Sulteng
Kepri
Sumbar
Babel
Aceh
Sumsel
Bengkulu
Proporsi Jenis Cedera*), 2013
80,0
70,9

60,0

40,0
27,5
23,2
20,0
5,8
1,8 0,6 0,4 0,3
0,0

*) Satu orang bisa lebih dari 1 jenis cedera (multiple injuries)


Proporsi Tempat Cedera, 2013
50,0

42,8

40,0
36,5

30,0

20,0

10,0 6,9
5,4
3,5 2,3 1,8 0,8
0,0
Jalan raya Rumah Area Sekolah Area Area umum Area Lainnya
pertanian olahraga industri
Status Gigi
Proporsi Penduduk semua umur bermasalah
Gigi & Mulut, mendapat perawatan, &
EMD*), 2013
8.1%
31,1 (EMD)
68,9

25,9
Dirawat
Tidak dirawat
74,1

Bermasalah Tidak bermasalah

*) EMD = Effective Medical Demand:


menggambarkan kemampuan atau keterjangkauan untuk mendapat
pelayanan dari tenaga medis gigi
Kecenderungan Prevalensi Penduduk
Bermasalah Gigi & Mulut 12 bulan Terakhir
menurut Provinsi, 2007-2013
50,0

40,0

25,9
30,0

20,0
23,2
10,0

0,0
Kalbar

Sulbar
Jambi

Jateng

Jatim

DIY
Bengkulu

Indonesia
Papua
Sumut

Maluku

Gorontalo
Pabar

Sultra
Sumsel

Kep.Riau

Kaltim
Kalteng

Sulteng
Kalsel
Sulsel
Lampung
Riau

Malut
NTT

Jabar

Aceh
Sumbar
Babel

Banten
Bali

NTB

DKI

Sulut
2007 2013

*) Data diperoleh dengan cara wawancara responden pada semua umur


0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
Sulteng
Malut
Kalteng
Kalsel
Sulbar
Maluku
Sulut
Sumut
NTT
Gorontalo
Kalbar
Sulsel
Sumsel
Jatim
Babel

2007
Jateng
Bengkulu
Indonesia
31,1

2013
DKI
29,7

Sultra
menurut Provinsi, 2007-2013

DIY
Kep.Riau
Banten
Riau
Lampung
Jabar
Proporsi Penduduk Bermasalah Gigi &

Pabar
NTB
Sumbar
Papua
Jambi
Kaltim
Mulut yang Menerima Perawatan/Pengobatan

Bali
Aceh
Proporsi Effective Medical Demand *)
menurut Provinsi, 2007-2013
20,0

16,0

12,0

8,1
8,0

6,9
4,0

0,0
Lampung

Bengkulu

Kaltim
Kalteng

Sulteng

Kep.Riau
Pabar

Aceh
Maluku

Kalsel

Jabar

Sulsel
Babel

Sumbar
Banten

Jatim

DKI

Bali

DIY
Jateng

Indonesia
Sulut

Gorontalo
Malut

Sultra

NTB
Kalbar

Papua

Sulbar
Sumsel

Jambi
Riau

NTT
Sumut

2007 2013

Effective Medical Demand menggambarkan kemampuan atau keterjangkauan untuk


mendapat pelayanan dari tenaga medis gigi
Kecenderungan Indeks DMF-T*)
menurut Provinsi, 2007-2013
10,0

8,0
5,4
6,0

4,0
4,5
2,0

0,0

Indonesia

Kep.Riau
Sultra

Kaltim
Aceh

Kalteng

Sulteng
Jabar

Maluku

Jambi
Lampung

Sulbar

Sulsel
Kalbar
Kalsel
Banten

Sumbar

Jatim
Bali

Jateng

Babel
DIY
Papua

Bengkulu
Sumut
Pabar

NTB

Gorontalo

Sulut
DKI

Sumsel
Malut

NTT

Riau

2007 2013

*) DMF-T adalah penjumlahan komponen D-T, M-T dan D-T , yang


menunjukkan kerusakan gigi yg dialami penduduk umur 12 tahun
Kesehatan Lingkungan
Proporsi RT yang Akses ke Sumber
Air Minum Improved*) menurut Provinsi, 2013
100,0

80,0
66,8

60,0

40,0

20,0

0,0

Jatim
Bengkulu

Jateng
Indonesia

Gorontalo
Sulbar

Kalbar

Sultra
Papua

Jambi

Sumsel
Kaltim

Riau

NTT
Aceh
Kalteng

Kalsel

Sumut

Sulsel

Jabar

Sulteng

Maluku

Malut
Babel

Papbar

Banten

Lampung
Kepri

Sumbar

Sulut

DI Yogkrt
Bali
DKI Jkt

NTB
*)JMP WHO Unicef 2006
Air ledeng/PDAM, sumur bor/pompa, sumur gali terlindung, mata air terlindung, penampungan air
hujan, air kemasan (HANYA JIKA sumber air utk keperluan RT lainnya improved)
0,0
100,0

20,0
40,0
60,0
80,0
Kepri
Kaltim
Babel
Riau
Papua
Aceh
Kalteng
Sumbar
2007 - 2013

Kalsel
Papbar
Sumut
Jambi
Sulsel
Sulut

2007
DKI Jkt
Banten
Jabar

2010
Sumsel
Sulbar

2013
Bengkulu
Sulteng
66,8

Indonesia
62,0

Kalbar
Maluku
NTT
Gorontalo
Lampung
Air Minum Improved *) menurut Provinsi,

NTB
Sultra
Kecenderungan RT yang Akses ke Sumber

Malut
Jateng
Jatim
DI Yogkrt
Bali
Proporsi RT menurut ART yang
Mengambil Air, 2013
1,1 1,0

38,4

59,5

Dewasa P Dewasa L Anak P Anak L


Kecenderungan RT yang Memiliki Akses ke
Fasilitas Sanitasi Improved*) 2007-2013
100,0

80,0
59,8

60,0

40,0

20,0
40,3

0,0
Papua

Jatim

Jateng
Sultra

Indonesia

DIY
Gorontalo

Bengkulu

Kaltim
Sulbar

Pabar
Kalbar

Sumsel
Jambi

Riau

Kep.Riau
NTT

Kalteng
Sulteng

Kalsel
Sulsel

Jabar
Aceh
Maluku

Malut
NTB

Lampung

Sumut
Banten
Sumbar

Babel
Bali
Sulut

DKI
2007 2010 2013

JMP WHO Unicef 2006:


*)

Fasilitas sendiri, sarana jamban leher angsa dan atau plengsengan, pembuangan akhir tinja di tangki septik
Proporsi RT yang Akses terhadap Sanitasi
Improved menurut Karakteristik, 2013

100,0 100,0 93,6


85,5
80,0 80,0
72,5
69,3

60,0 60,0
46,9

40,0 40,0
30,1

20,0 20,0

1,5
0,0 0,0
Kota Desa
Proporsi RT menurut Pengelolaan
Sampah, 2013
100,0

80,0

60,0
50,1

40,0

24,9
20,0
10,4 9,7
3,9
0,9
0,0
Diangkut Ditimbun Kompos Dibakar Kali/parit/laut Sembarangan
100,0

0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
DKI

5,3
Malut
Maluku
Kepri
Kaltim
NTB
Bali
Sulsel
Papua
Papbar
Kalsel
Sultra
Kalteng
Sulbar
Banten
Sulut
Jabar
Babel
Sumsel
Indonesia
50,1

Sulteng
DIY
Bengkulu
Dibakar menurut Provinsi, 2013

NTT
Jatim
Jateng
Jambi
Sumut
Sumbar
Kalbar
Proporsi RT dengan Pengelolaan Sampah

Riau
Lampung
Aceh
Gorontalo
79,5
100,0

0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
NTT

8,5
Malut
Kep.Riau
Sulut
Banten
Pabar
Lampung
Aceh
Riau
Sulbar
Papua
Bali
NTB
Jabar
Jateng
Sultra
Jambi
Kalteng
Maluku
Sumut
Sumbar
Indonesia
20,2

Bengkulu
Jatim
DKI
DIY
Sumsel
Proporsi RT dengan Penggunaan/Penyimpanan

Babel
Sulsel
Kalbar
Kaltim
Sulteng
Gorontalo
Kalsel
Pestisida/Insektisida/Pupuk Kimia menurut Provinsi, 2013

57,6
Proporsi RT berdasarkan Penggunaan
Bahan Bakar*) menurut Provinsi, 2013
100,0

80,0 35,9

60,0

40,0
64,1
20,0

0,0
Papbar

Banten
Sulteng

Kalteng
Sumbar

Kalsel

Aceh

Sulsel

Kaltim
Jabar
Maluku

Lampung
Babel

Jatim

Jateng

Kepri
DIY

Bali
Sultra

Gorontalo
Sulut
Sulbar

Bengkulu

Indonesia
Papua

NTB
NTT

Jambi

Riau

Kalbar

Sumsel
Malut

Sumut

DKI
Aman Tdk aman

*) Bahan bakar aman: Tidak berpotensi menimbulkan pencemaran (Listrik, gas)


Bahan bakar tidak aman: berpotensi menimbulkan pencemaraan (minyak tanah ,arang, kayu bakar)
Pemukiman dan Ekonomi
100,0

0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
Papua
NTT
DKI
Gorontalo
Maluku
NTB
Pabar
Sulut
Sulbar
Sumsel
Bali
Sulteng
Sumbar
Sultra
Provinsi, 2007-2013

Sumut
Kalbar

2007
Jabar
Aceh
Kep.Riau
Kalteng
Kalsel

2013
Indonesia
Riau
Bengkulu
Banten
Malut
Kaltim
Kecenderungan Persentase RT dengan

Sulsel
Jatim
Kepadatan Hunian 8 m2/orang menurut

Jambi
Babel
Lampung
DIY
Jateng
Persentase RT menurut Kondisi Ruang
Tidur, Ruang Masak, dan Ruang
Keluarga, 2013

92,4 92,4
85,6
77,8 78,5 78,5
69,8 69,7 68,9

47,9 49,8 47,8


42,1 42,3 40,2

Ruangan tidur Ruangan masak/dapur Ruangan keluarga

Terpisah Bersih Jendela dibuka tiap hari Ventilasi cukup Pencahayaan Cukup
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0

0,0
NTT
Jateng
Jatim
2013
Papua
Lampung
Malut
Maluku
Indonesia
Aceh 87,4
Sulut
93,1

DIY
Sumsel
NTB
Sulteng
Sulbar

2007
Banten
Gorontalo
Bengkulu
Jabar

2013
Sultra
Jambi
Sumut
Bali
Pabar
Sulsel
Riau
Sumbar
Kalsel
Kecenderungan Persentase RT dengan

Kalteng
Kaltim
Kalbar
DKI
Lantai Bukan Tanah menurut Provinsi, 2007-

Babel
Kep.Riau
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0

0,0
Papua
NTT
Maluku
Gorontalo
Malut
Sulteng
Pabar
Sulbar
Kalbar
Sultra
Kalteng
Provinsi, 2013

Sumbar
Sulsel
Bengkulu
Riau
Jambi
Sumut
NTB
Indonesia
97,4

Aceh
Sumsel
Kaltim
Penerangan Listrik menurut

Kep.Riau
Lampung
Persentase RT dengan Sumber

Kalsel
Babel
Sulut
Bali
Jatim
Jateng
DKI
Jabar
Banten
DIY
20,0
40,0
60,0
80,0

0,0
100,0
Kalsel
Kalteng
Papua
Kaltim
NTT
Sulbar
Sulsel

Seng
Sultra
Aceh
Sulteng
Sumsel
Riau
Kalbar

Bambu
Jambi
Pabar
Sumut
Gorontalo
Sulut
Bengkulu
Kep.Riau
Maluku
Indonesia
0,6

69,6
23,3

Malut

Kayu/papan/triplek
Sumbar
Lampung
Babel
Jateng
Terluas Rumah menurut Provinsi, 2013

NTB
Jabar
Persentase RT berdasarkan Jenis Dinding

Jatim
Tembok

Banten
DIY
DKI
Bali
Persentase RT menurut Jenis
Plafon/Langit-langit Terluas, 2013
50,0

40,6
40,0

30,0
26,3

20,0
14

10,0 8,9
6,6
3,6

0,0
Tidak ada Kayu/tripleks Asbes/GRC Anyaman Gypsum Beton
board bambu
Persentase RT menurut Penggunaan
Fasilitas Buang Air Besar, 2007-2013

76,2
69,7
58,9

24,8
15,8 12,9
12,1
8,3 6,7 6,2
4,2 4,2

Milik sendiri Milik bersama Umum Tidak ada

2007 2010 2013


Kecenderungan Persentase RT
menurut Pembuangan Akhir Tinja,
2010-2013

66
59,3

16,4 13,9
11,7
8,6
2,9 4 4,3 4,4 4 2,7 1,5 0,4

Tangki septik SPAL Kolam/ Sungai/ Lubang tanah Pantai/ kebun Lainnya
sawah danau/laut

2010 2013
Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku
100,0

0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
Papua
Sulbar
Aceh
Sulteng
NTB
Sumbar
Kalteng
Kalsel
Kalbar
Sumsel
Jatim
Maluku
NTT
Provinsi, 2007-2013

Gorontalo
Sultra

2007
Bengkulu
Jambi
Indonesia

2013

*) Perilaku benar dalam BAB bila BAB di jamban


82,6

Jateng
71,1

Sulsel
Pabar
Banten
Malut
Lampung
Sumut
Riau
Babel
yang Berperilaku Benar BAB *) menurut

Jabar
Kecenderungan Proporsi ART 10 tahun

Sulut
Bali
Kaltim
Kep.Riau
DIY
DKI
Kecenderungan Proporsi ART 10 tahun yang
Berperilaku Benar Cuci Tangan*) menurut
Provinsi, 2007-2013
100,0

80,0

60,0 47,0

40,0

20,0
23,2
0,0

Kep.Riau
Indonesia

Babel
Kaltim
Sulteng

Kalteng
Sultra
Kalsel

Aceh

Jabar
Lampung

Maluku

Sulsel
Sumbar

Jatim
Banten
Jateng
DIY

Bali
Bengkulu

NTT
NTB

Pabar

Gorontalo
Sulut
Papua

Jambi

Sumsel

DKI

Kalbar
Sulbar
Riau
Sumut

Malut
2007 2013

*) bila cuci tangan pakai sabun sebelum menyiapkan makanan, setiapkali tangan kotor (memegang uang, binatang dan
berkebun), setelah buang air besar, setelah menceboki bayi/anak, dan setelah menggunakan pestisida/insektisida, sebelum
menyusui bayi. sebelum makan, dan setelah memegang unggas/binatang
Proporsi penduduk 10 tahun dengan
Perilaku Menyikat Gigi Setiap Hari menurut
Provinsi, 2007-2013
100,0
94,2

90,0
91,1
80,0

70,0

60,0

50,0

40,0

2007 2013
Proporsi penduduk 10 tahun Perilaku
Menyikat Gigi dengan Benar*) menurut
Provinsi, 2007-2013
50,0

40,0

30,0

20,0

10,0 5,4

0,0 2,3

2007 2013

*) Menyikat gigi dengan benar jika melakukan setiap hari,


setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
100,0

0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
Bali
Kalsel
DIY
Sulsel
Jambi
Sulbar
Sultra
Kaltim
Jateng
DKI
Jatim
Papua
Kalteng
Riau

2007
Kep.Riau
Kalbar
menurut Provinsi 2007-2013

Babel

2010
Indonesia
34,7
36,3

Sulut
34,2

Bengkulu

2013
Sumsel
Lampung
Banten
Sumbar
Sulteng
Sumut
Jabar
Kecenderungan Proporsi Penduduk 15 tahun
yang Mengkonsumsi Tembakau Hisap & Kunyah

NTB
Gorontalo
Aceh
Maluku
Pabar
Malut
NTT
Kecenderungan Proporsi Hisap &
Tembakau berdasarkan Jenis Kelamin dari
Survei GATS 2011 & Riskesdas 2013
Hisap Kunyah

100,0 100,0

80,0 80,0
67,0 64,9
60,0 60,0

40,0 40,0

20,0 20,0

2,7 3,9 2,7 4,8


2,1 1,5
0,0 0,0
Laki-laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

GATS 2011 Riskesdas 2013 GATS 2011 Riskesdas 2013

Catatan: GATS : Global Adult Tobacco Survey


0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0
Kep. Riau

2,0
Lampung
Kalsel
Jambi
Jabar
Banten
Jateng
Jatim
Kaltim
Sulsel
Sulbar
DIY
Riau
Babel
Sulut
Gorontalo
Sultra
Bengkulu
Indonesia
4,1

Sumsel
Sulteng
Bali
Proporsi Mengunyah Tembakau

Sumbar
NTB
Kalbar
Kalteng
Sumut
Maluku
Aceh
Papua
Malut
Pabar
Penduduk 10 tahun menurut Provinsi, 2013

NTT
29,8
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
10 - 14 1,4
15 - 19 18,3
20 - 24 34,0
25 - 29 34,8
30 - 34 38,5
35 - 39 37,4
40 - 44 36,4
45 -49 36,9
50 -54 36,8
55 -59 35,3
60 -64 32,4
65 + 26,7

Laki-laki 56,7
Perempuan 1,9

Tidak sekolah 23,4


Tidak Tamat SD 21,5
Tamat SD 29,7
Tamat SLTP 31,4
Tamat SLTA 35,2
Tamat D1-D3/PT 24,5

Tidak berkerja 9,9


Pegawai 41,0
Wiraswasta 46,3
Petani/Nelayan/Buruh 51,3
Lainnya 38,3
Proporsi Merokok Saat ini Penduduk

Terbawah 32,3
10 tahun menurut Karakteristik, 2013

Menengah Bawah 32,1


Menengah 30,6
Menengah Atas 28,6
Teratas 24,3
10,0
15,0
20,0
25,0

0,0
5,0
DIY
Jateng
NTT
Jabar
Jatim
NTB
DKI
Maluku
Bali
Lampung
INDONESIA
Banten 12,3
Malut
Gorontalo
Papbar
Papua
Sulut
Sumsel
Sulteng
Bengkulu
Sultra
Sulbar
Jambi
Sulsel
Kalbar
Sumut
Rerata Jumlah Batang Rokok yang Dihisap

Kalteng
Kep. Riau
Aceh
Kaltim
Sumabr
Riau
Kalsel
Babel
per Hari Penduduk 10 tahun menurut Provinsi, 2013
10,0
15,0
20,0
25,0

0,0
5,0
10 - 14 7,7
15 - 19 9,6
20 - 24 11,5
25 - 29 12,2
30 - 34 12,9
35 - 39 13,0
40 - 44 13,0
45 -49 13,0
50 -54 12,8
55 -59 12,4
60 -64 11,7
65 + 10,3
Karakteristik, 2013

Laki-laki 12,4
Perempuan 8,2

Tidak sekolah 11,5


Tidak Tamat SD 12,0
Tamat SD 12,0
Tamat SLTP 12,3
Tamat SLTA 12,7
Tamat D1-D3/PT 12,9

Perkotaan 12,1
Perdesaan 12,4
perhari Populasi 10 tahun menurut

Tidak berkerja 10,7


Pegawai 12,5
Wiraswasta 13,3
Rerata Jumlah batang rokok yang dihisap

Petani/Nelayan/Buruh 12,2
Lainnya 12,7

Terbawah 12,0
Menengah Bawah 11,8
Menengah 11,9
Menengah Atas 12,4
Teratas 13,5
Proporsi Aktivitas Fisik Penduduk
10 tahun, 2013
100,0

80,0

60,0
45,9
40,0
28,0 26,1
20,0

0,0
AKTIFITAS FISIK BERAT AKTIFITAS FISIK SEDANG AKTIFITAS FISIK RINGAN
20,0
40,0
60,0
80,0

0,0
100,0
Bali 14,2
Kalsel
Babel
Jateng
DIY
Jatim
Banten
Sumut
Lampung
Kalteng
Jabar
INDONESIA 26,1
Sumsel
Sulteng
Sulbar
NTT
Sumbar
Bengkulu
Riau
Sulsel
Jambi
Sulut
Malut
Gorontalo
Kalbar
10 tahun menurut Provinsi, 2013

Kep. Riau
NTB
Kaltim
Maluku
Proporsi Aktivitas Fisik Kurang Penduduk

Aceh
Sultra
Pabar
Papua
DKI 44,2
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
10 - 14 49,6
15 - 19 35,4
20 - 24 26,1
25 - 29 19,8
30 - 34 16,9
35 - 39 15,7
40 - 44 15,6
45 -49 16,5
50 -54 18,3
55 -59 21,5
60 -64 26,1
65 + 42,7

Laki-laki 26,3
Perempuan 25,8

Tidak sekolah 32,9


Tidak Tamat SD 33,0
Tamat SD 23,2
Tamat SLTP 23,9
Tamat SLTA 24,8
Tamat D1-D3/PT 28,2

Perkotaan 28,2
Perdesaan 23,9

Tidak berkerja 35,9


Pegawai 23,3
Wiraswasta 18,3
Petani/Nelayan/Buruh 13,4
Lainnya 19,1
10 tahun menurut Karakteristik, 2013
Proporsi Aktivitas Fisik Kurang Penduduk

Terbawah 23,8
Menengah Bawah 23,6
Menengah 24,2
Menengah Atas 27,0
Teratas 30,8
Proporsi Aktivitas Sedentari*) Penduduk
10 tahun menurut jumlah jam/hari, 2013
60,0

50,0

42,0
40,0
33,9

30,0
24,1

20,0

10,0

0,0
<3 jam/hari 3-6 jam /hari >6 jam/hari

*) Lihat penjelasan Umum, definisi cut off points


20,0
30,0
40,0
50,0

10,0

0,0
NTT

3,5
Sultra
Kalbar
Pabar
Papua
Aceh
Lampung
DKI
Kalteng
Bengkulu
NTB
Sumut
Jambi
DIY
Sulsel
Sumsel
Kep. Riau
Sulut
Kaltim
Kalsel
Sulbar
Jateng
Banten
Indonesia
24,1

Babel
Maluku
Bali
Sumbar
Sulteng
Gorontalo
Proporsi Aktivitas Sedentari > 6 jam/hari

Jabar
Jatim
Malut
Riau
Penduduk 10 tahun menurut Provinsi, 2013

39,1
Proporsi Penduduk 10 tahun yang
mengkonsumsi Makanan berisiko, 2013
Kafein Selain Kopi 5,6

Kopi 29,3

Bumbu Penyedap 77,3

Hewani berpengawet 4,3

Dibakar 4,4

Berlemak 40,7

Makanan Asin 26,2

Makanan Manis 53,1

0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0


Kecenderungan Proporsi makanan
berisiko Penduduk 10 tahun, 2007 - 2013
100,0

80,0 77,8 77,3

65,2
60,0 53,1

40,0

24,5 26,2
20,0

4,9 4,4
0,0
DIBAKAR ASIN MANIS BUMBU PENYEDAP
2007 2013
Proporsi Penduduk 10 tahun menurut
Frekuensi Makanan bersumber Tepung Terigu
1kali/hari, 2013
20,0 20,0

16,0 16,0 15,6

13,4

12,0 12,0
10,1

8,0 8,0

3,8
4,0 4,0

0,0 0,0
Mie Instan Mie Basah Roti Biskuit
Proporsi Penduduk mengkonsumsi
Produk Mie menurut Frekuensi dan Umur, 2013

100,0 1,6 2,0 2,5 2,9 3,1 3,6 5,1 6,2


7,9 9,1 7,9 9,3 11,2
10,2 12,1 13,8 15,7
15,7 16,8 18,6 20,3
80,0 22,9 23,4
39,6 39,3 25,6
39,4
41,0
43,0 43,1
60,0 43,0 42,6
41,5
40,5 40,1
40,0 36,3
35,6 34,5 34,1 32,0 29,3 28,1 26,6
20,0 24,5 23,7 21,2 20,0 17,7
15,4 15,0 13,8 12,1 10,8 9,5 8,4 8,1 6,6 6,2 5,3 4,8
0,0
10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 -49 50 -54 55 -59 60 -64 65 +
Umur (Tahun)

1 kali per hari; 3 - 6 kali per minggu; 1 - 2 kali per minggu; < 3 kali per bulan Tidak pernah
100,0

80,0
84,0
88,0
92,0
96,0
DIY
Lampung
Papua
NTT
Jatim
Jateng
Pabar
Maluku
Malut
Gorontalo
Sumut
Aceh
Kalteng
Kaltim
93,6

Indonesia

2007
Provinsi 2007-2013

Kep. Riau
93,5

Bali
Sulut
Sultra

2013
Sulteng
NTB
DKI
Bengkulu
Kalbar
Jambi
Banten
Jabar
Babel
Sumsel
Sulsel
Proporsi Penduduk 10 tahun yang

Sumbar
Sulbar
Riau
Kurang Konsumsi Sayur-Buah menurut

Kalsel
0,0
100,0

20,0
40,0
60,0
80,0
Aceh
Bali
NTT
NTB
Maluku
Sumbar
Sulsel
Jabar
Sulbar

Cukup (biru tua/ungu tua)


Jatim
Indonesia
77,1

Sultra
Banten
menurut Provinsi, 2013

Jateng
Kep.Riau
DKI
Lampung
Papua
Sumut
Riau
DIY
Jambi
Kalteng
Tidak cukup (biru muda/ungu muda)

Kalbar
Proporsi RT mengkonsumsi Garam Iodium

Malut
Kalsel
Sulteng
Sumsel
Bengkulu
Kaltim
Sulut
Tidak ada Iodium

Gorontalo
Pabar
Babel
0,0
100,0

20,0
40,0
60,0
80,0
Aceh
Bali
NTT
NTB
Maluku
Sumbar
Sulsel
Jabar
Sulbar
Jatim
Indonesia 62,3
77,1

Sultra
Banten
Jateng
Kep.Riau

2007
Provinsi, 2007-2013

DKI
Lampung
Papua

2013
Sumut
Riau
DIY
Jambi
Kalteng
Kalbar
Garam Iodium Cukup menurut

Malut
Kalsel
Sulteng
Kecenderungan RT mengkonsumsi

Sumsel
Bengkulu
Kaltim
Sulut
Gorontalo
Pabar
Babel
Kecenderungan RT mengkonsumsi Garam Iodium
Cukup menurut Tempat Tinggal, 2007-2013
100,0

82,0
80,0 77,1
70,4 72,3
62,3
60,0 56,3

40,0

20,0

0,0
Perkotaan Perdesaan Kota+Desa

2007 2013
Proporsi RT melakukan PHBS
menurut 10 indikator, 2013
Persalinan nakes 87,6

Sumber air bersih baik 82,2

BAB di jamban 81,9

Tidak merokok di dalam rumah 78,8

Perilaku cegah jentik 77,4

Menimbang balita 68,0

Aktifitas fisik tiap hari 52,8

Cuci tangan dengan benar 47,2

Memberi ASI eksklusif 38,0

Konsumsi sayur dan buah tiap hari 10,7

0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0

*) Perbedaan angka pada indikator PHBS dengan cakupan pada


pelayanan kesehatan lihat pada penjelasan umum
20,0
40,0
80,0

60,0
100,0

0,0
Papua
Aceh
NTT
Sumbar
Lampung
Jambi
Kalbar
Bengkulu
Riau
Sultra
Sumsel
Kalteng
NTB
Sumut
Sulteng
Maluku
Kalsel
Sulbar
menurut Provinsi, 2013

Malut
Pabar
INDONESIA
32,3

Babel
Jatim
Jabar
Kep.Riau
Banten
Kaltim
Gorontalo
Sulsel
Proporsi RT Memenuhi Kriteria PHBS

Jateng
Sulut
DIY
Bali
DKI
Proporsi RT Sehat menurut
Karakteristik, 2013
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan
Kesehatan Anak
Kecenderungan Imunisasi Anak
12-23 bulan, 2007-2013
100,0

80,0

59,2
60,0 53,8
49,2
41,6
40,0
33,5 32,1

20,0
12,7
9,1 8,7

0,0
Lengkap Tidak lengkap Tidak diimunisasi

2007 2010 2013


Alasan Tidak diimunisasi*), 2013
35,0

30,0 28,8
26,3
25,0
21,9
20,0
16,3
15,0

10,0
6,8 6,7
5,0

0,0
Takut panas Keluarga tidak Tempat Sibuk/repot Sering sakit Tidak tahu
mengijinkan imunisasi jauh tempat
imunisasi

*) Dari 8,7 Persen yang tidak diimunisasi


Kecenderungan Imunisasi Dasar
Anak 12-23 bulan, 2007-2013
100

86,9 87,6
81,6 82,1
79,1 77,9
80 75,6 77,0
74,4
70,3
66,7
61,9
60

40

20

0
Hb-0 BCG DPT-HB Polio Campak

2007 2010 2013


Kecenderungan Nasional
Kunjungan Neonatus, 2010-2013
100,0

80,0
71,4 71,3

61,3 61,3
60,0

47,5

38,0 39,3
40,0
31,8

20,8 21,5
20,0

0,0
KN1 (6-48 jam) KN2 (3-7 hari) KN3 (8-28 hari) KN lengkap Tidak KN

2010 2013
100,0

0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
Pabar
Papua
Maluku
Malut
NTT
Kep.Riau
Kalbar
Sumsel
Kalteng
Sulteng
Sulbar
Banten
Jabar
Sumbar
Sultra
Provinsi 2010-2013

2010
Sumut
Babel
Indonesia
71,4

2013
71,3

Lampung
Kaltim
Riau
Sulsel
Kalsel
Kecenderungan KN1 menurut

Aceh
Sulut
Gorontalo
Jateng
Jambi
NTB
Jatim
Bengkulu
DIY
Bali
DKI
100,0

0,0
20,0
40,0
80,0

60,0
Pabar
Papua
Kalbar
Sulsel
Sulbar
Maluku
Babel
Riau
Malut
Kalteng
Sumut
Sumsel
NTT
Sumbar
Sulteng

2010
Provinsi 2007-2013

Kalsel
Kep.Riau
Sultra

2013
Bengkulu
Aceh
Kaltim
Jambi
Lampung
Indonesia
31,8
39,3

Banten
Gorontalo
Sulut
Jabar
NTB
Jateng
Kecenderungan KN Lengkap menurut

Bali
Jatim
DKI
DIY
Kecenderungan Balita menurut Perawatan
Tali Pusar pada Saat Lahir, 2010-2013
100,0

78,9
80,0
67,7

60,0

40,0

22,2
20,0
11,6
8,0 8,2
1,5 1,9
0,0
Betadine/alkohol Tidak diberi apa-apa Ramuan/obat Obat tabur
tradisional

2010 2013
Kecenderungan Proses Mulai Menyusui
(Inisiasi Menyusu Dini), 2010-2013
ASI saja 24 Jam Terakhir menurut
Umur Bayi 0-6 bulan, 2013
100,0

80,0

60,0
52,7
Persen

48,7
46,0
42,2 41,9
40,0 36,6
30,2

20,0

0,0
0 1 2 3 4 5 6
Umur ( bulan)
0,0
100,0

20,0
40,0
60,0
80,0
Sumut
Papua
Sulbar
Riau
Pabar
Malut
Maluku
Kalteng
Sumsel
Kalbar
Sulsel
Kep.Riau
Babel
Sulteng
Sumbar

2007
NTT
Kalsel
Sultra

2013
Lampung
Aceh
Bengkulu
Banten
Jambi
DKI
Indonesia
75,5

Bali
71,5

Kaltim
Sulut
Jabar
Gorontalo
Kecenderungan Cakupan Pemberian Kapsul

Jatim
Vitamin A pada Anak 6-59 bulan, 2007-2013

Jateng
DIY
NTB
Kecenderungan Frekuensi Pemantauan Pertumbuhan
Balita dalam 6 bulan Terakhir: 2007-2013

60,0

50,0
45,4 44,6

40,0
34,3
29,1
30,0
25,5
21,1
20,0

10,0

0,0
4 kali 1 3 kali Tidak Pernah

2007 2013
0,0
100,0

20,0
40,0
60,0
80,0
Sumut
Bengkulu
Papua
Sumsel
Lampung
Riau
Kalteng
Jambi
Sulteng
Sultra
Kalsel
Sulsel
Kalbar
Pabar
Kep.Riau

2007
Aceh
Sulut
Sulbar

2013
Maluku
Banten
Malut
Kaltim
Babel
Sumbar
44,6

Indonesia
Bali
Terakhir menurut Provinsi, 2007-2013

Gorontalo
Kecenderungan Frekuensi Pemantauan

DKI
45,4

Jabar
Pertumbuhan Balita 4 kali dalam 6 bulan

NTT
Jateng
Jatim
NTB
DIY
Proporsi Perempuan 0-11 tahun
yang Disunat, 2013
100,0

80,0
72,4
Disunat
60,0

Persen
48,8
51,2
40,0

20,0 13,9
5,3 5,1 3,3
Ya Tidak
0,0
0 bulan 1- 5 6 - 11 1-4 5 - 11
bulan bulan tahun tahun
Umur ketika disunat
Pelayanan Kesehatan Ibu
100,0

0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
Papua
Maluku
NTT
Pabar
Kep.Riau
Sumut
Malut
Aceh
Sulbar
Sulsel
Sultra
Sumbar
DKI
DIY
Riau

2010
Kaltim
NTB
Sulteng

2013
INDONESIA
55,8
59,7

Banten
Jatim
Jateng
Bali
Jabar
Babel
Menggunakan KB Saat ini, 2010-2013

Gorontalo
Sulut
Proporsi Perempuan Kawin 15-49 tahun

Kalsel
Sumsel
Bengkulu
Kalteng
Jambi
Kalbar
Lampung
Distribusi Persentase Penggunaan KB
Hormonal1 versus Non Hormonal, 2013
100,0

80,0

7,5
60,0

40,0

51,8
20,0

0,0

Jatim
Jateng
DIY

Sultra

Gorontalo

Sumsel
Bengkulu
Papua

Pabar
NTT

Sulbar

Riau
Kep.Riau

Sumut

Aceh
Sulsel

Kaltim

Jambi

Kalbar
Sulteng

Jabar

Kalsel

Kalteng
Maluku

Malut

Banten

Babel

Lampung
Sumbar
Bali

INDONESIA*

Sulut
DKI

NTB
Hormonal Non Hormonal

1) Hormonal = jenis KB susuk, suntik dan pil KB diantara cara modern.


Total cara modern 59.3
Distribusi Penggunaan KB MKJP1
versus Non MKJP, 2013
100,0

80,0

10,2
60,0

40,0

49,1
20,0

0,0
Pabar

Sumbar

Sulteng

Kalteng
Sulbar

Lampung

Jambi

Kalbar
DIY

Babel
Jateng
Sultra
Gorontalo

Sumsel
NTT

Sumut

Bali

Riau

Jatim

Bengkulu

Jabar
Papua

Sulsel

Banten

Kalsel
Malut

NTB
Aceh

Sulut
Kep.Riau

DKI

INDONESIA
Kaltim
Maluku

NON MKJP MKJP

1) MKJP =Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (susuk, sterilisasi pria dan wanita,
spiral/IUD) diantara cara modern (59,3%)
100,0

50,0
60,0
70,0
80,0
90,0
Papua
Pabar
Maluku
NTT
Malut
Sulbar
Kalbar
Kalteng

*)Periode 3 tahun terakhir


Sumut
Riau
Sumsel
Sulteng
Kalsel
Jambi
Sultra

2010
Lampung
Aceh
INDONESIA
92,7
95,2

2013
Sulsel
Banten
Jabar
Sulut
Sumbar
Bengkulu
Cakupan ANC, 2010-2013*)

Kep.Riau
Kaltim
Gorontalo
Jatim
Babel
DKI
NTB
Jateng
DIY
Bali
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0

0,0
Papua
Maluku
Pabar
Sulbar
Malut
Sulteng
Gorontalo
Sultra

* Periode 3 tahun terakhir


NTT
Kalteng
Sulsel
Sulut
Kalsel
Kalbar
Bengkulu

2010
Sumut
Sumsel
INDONESIA

2013
72,3
81,3

Kaltim
Trimester 1, 2010-2013*

Jabar
Babel
Riau
Cakupan ANC Pertama pada

Banten
Jambi
Kep.Riau
Sumbar
Jatim
NTB
Aceh
Jateng
DKI
Lampung
DIY
Bali
20,0
40,0
60,0
80,0

0,0
100,0
Maluku
Papua
Pabar
Malut
Sulbar
Sulteng
Kalteng

* Periode 3 tahun terakhir


Sultra
Gorontalo
NTT
Sulsel
Kalbar
Sumsel
Sumut
Jambi

2010
Sulut
Kalsel
Aceh

2013
Bengkulu
Sumbar
Riau
Kaltim
Cakupan K4, 2010-2013*

Banten
INDONESIA
70,0

61,4

Babel
NTB
Jabar
Jatim
Lampung
Kep.Riau
DKI
Jateng
Bali
DIY
Proporsi Konsumsi Fe 90+ hari
selama Hamil, 2010-2013*
80,0

60,0

33,2
40,0

20,0

18,0
0,0
Papua

Jatim
Jateng
Kalbar

DIY
Bengkulu

Gorontalo
Sulbar

Pabar

Sulsel
Kalsel
Sultra
Sumsel

Jabar
Riau

Kaltim

Jambi
Kalteng
Aceh

Sulteng

Kep.Riau
Lampung

Maluku

Sumut

Malut

NTT
Sumbar

Banten
Babel
INDONESIA

NTB

Bali
Sulut

DKI
2010 2013

* 2010 = untuk konsumsi semua tablet Fe;


2013 = untuk konsumsi semua tablet Fe, termasuk yg dijual bebas;
Proporsi Tenaga yang Melakukan Pelayanan
ANC, menurut Tempat Tinggal dan
Pendidikan, 2013*
Tempat Tinggal Pendidikan
Tenaga
Kesehatan Perkotaan Perdesaan Tidak Tidak Tamat Tamat
Tamat SD Tamat PT
sekolah tamat SD SMP SMA

Dokter
17.6 4.5 2.9 3.3 3.0 5.0 16.4 47.7
kandungan

Dokter
0.8 0.7 0.6 0.9 0.7 0.6 0.9 1.1
umum

Bidan 81.4 94.1 95.3 95.0 95.8 94.1 82.5 51.1

Perawat 0.2 0.6 1.2 0.8 0.5 0.3 0.2 0.1

*) Periode kelahiran 1 Januari 2010 sd wawancara


Proporsi Tenaga yang Melakukan Pelayanan ANC,
menurut Kuintil Indeks Kepemilikan, 2013*

Kuintil Indeks Kepemilikan


Tenaga
Kesehatan Menengah Menengah
Terendah Menengah Teratas
bawah atas

Dokter
1.5 2.6 4.9 11.8 31.4
kandungan

Dokter umum 0.8 0.8 0.5 0.6 1.1

Bidan 96.5 95.9 94.4 87.4 67.3

Perawat 1.2 0.6 0.2 0.2 0.2

*) Periode kelahiran 1 Januari 2010 s.d wawancara


Proporsi Penolong Persalinan oleh
Tenaga Kesehatan1, 20102-20133
100,0
86,9

80,0
79,0
60,0

40,0

20,0

0,0
Sulbar

Kalbar

Kaltim
Maluku

Kalteng
Sulteng

Kep.Riau
Sulsel

Jabar

Kalsel

Jambi

Lampung

Aceh
Banten

INDONESIA

Babel

Sumbar

Jatim

Jateng
Sumut

Bali
DIY
Papua

Sultra

Sulut

Gorontalo

Bengkulu
Pabar

NTB

DKI
Sumsel
NTT

Riau
Malut

2010 2013

1) Dr kandungan, dr umum dan bidan


2) Periode 3 tahun terakhir, penolong terakhir
3) Periode 3 tahun terakhir, jika > 1 penolong dipilih kualifikasi tertinggi
0%
100%

20%
40%
60%
80%
Maluku
Malut
Kalteng
Papua
Jambi
Sultra
Pabar
Bengkulu
Kalbar
Sulteng
Kalsel
Provinsi, 2013*

Sulbar
Riau
Sumut
NTT
Sulut
Aceh

Faskes dan Polindes/Poskesdes


Sulsel

*) Kelahiran Periode 1 Januari 2010 - wawancara


Sumsel
Lampung
Banten
INDONESIA
76,1
23,7

Jabar
Babel
Kaltim
Gorontalo
Rumah dan Lainnya

Sumbar
NTB
Jatim
Proporsi Tempat Melahirkan menurut

Jateng
Kep.Riau
DKI
Bali
DIY
Proporsi Kepemilikan Buku KIA dan Isian P4K1 dari Hasil
Observasi Buku KIA pada Lembar Amanat Persalinan, 20132

40
35,5
35
30
40,4 40,4 25
19,2
20 17,5
14,6
19,2 15 12,2
10,7
10
5
0
Penolong Dana Kendaraan/ Metode Donor Isian
Tidak memiliki Buku KIA persalinan persalinan ambulans KB Darah Lengkap
desa
Memiliki Buku KIA-Tidak bisa menunjuk kan
Memiliki Buku KIA- dapat menunjukkan 5 Komponen Kelengkapan

1) P4K = Program Perencanaan Persalinan dan Penanganan Komplikasi


2) Periode 1 Januari 2010 sd wawancara
2)
1)
20,0
40,0
60,0
80,0

0,0
100,0
Maluku
Papua
Pabar
NTT
Malut
Sulbar
Kalbar

Periode 3 tahun terakhir


Kalteng
Sulteng
Jabar
Kep.Riau
Lampung
Sumsel
Sultra
Banten

2010
Sulut
Sulsel
INDONESIA
46,8
81,7

2013
Babel
Sumbar

Dikunjungi/mengunjungi nakes 6 jam sd 3 hr setelah melahirkan


Kalsel
Cakupan Pelayanan Kontak

Riau
Ibu Nifas / KF11, 2010-20132

Kaltim
Sumut
Aceh
Jambi
Jatim
NTB
Gorontalo
Jateng
DKI
Bali
Bengkulu
DIY
Persen Cakupan Continuum of Care,
2010-2013*)
100,0
86,9
81,3 81,7
79
80,0
72,3 70
61,4
58,6
60,0
46,8

40,0

20,0

0
0,0
K1-Trimester 1 K4 Linakes KF1 KB Pasca Salin

2010 2013

*) periode 3 tahun sebelum wawancara


Pelayanan Kesehatan Lainnya
100,0

0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
Jateng
Sumut
DKI
Kalsel
Kalteng
DIY
Banten
Jatim
Maluku
Sulsel
Bengkulu
Sulteng
Indonesia
33,3

Gorontalo 16,9
Aceh

Oralit
Jabar
Riau
Sulut

Zinc
Sulbar
Bali
Malut
Sumbar
Babel
Kalbar
Sumsel
Sultra
Proporsi Penggunaan Oralit dan Zn

Kaltim
Kep.Riau
Lampung
Jambi
NTT
pada Balita Diare menurut Provinsi, 2013

Pabar
NTB
Papua
100,0

0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
Riau
Jambi
Kep.Riau
Sumbar
Bali
Sumut
Kalsel
Sumsel
DKI
Sulteng
Lampung
Kalteng
Babel
Jatim
Bengkulu
dari Program TB, 2013

Jateng
Aceh
Sulut
Jabar
Kalbar
Sulsel
Papua
Sulbar
DIY
Banten
Gorontalo
Kaltim
Malut
Maluku
Sultra
Proporsi Penduduk Mendapat Pengobatan

NTB
Indonesia
56,2

NTT
Pabar
20,0
40,0
80,0

60,0

0,0
100,0
Kalbar
Aceh
Lampung
NTT
Bengkulu
Kalteng
Maluku
Sumsel
Sulteng
Sulut
Provinsi, 2013

Kalsel
NTB
Gorontalo
Papua
Sultra
Jambi
Sulbar
Pabar
Sumbar
Sumut
Jateng
Malut
Indonesia
46,6

Babel
Jabar
Memanfaatkan Dokter Gigi menurut

Riau
Jatim
Sulsel
Kep.Riau
Proporsi Penduduk Bermasalah Gigi yang

Bali
DIY
Kaltim
Banten
DKI
76,3
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0

0,0
DKI
DIY
Kep.Riau
Riau
Sumut
Bengkulu
Malut
Banten
Jatim
Sumbar
Bali
Maluku
Sulbar
Kaltim
Jateng
Sulteng
Indonesia
19,3

Papua
menurut Provinsi, 2013

Jabar
Sumsel
Babel
Sulsel
Sultra
Lampung
Kalteng
yang Memanfaatkan Perawat Gigi

Gorontalo
Kalsel
Proporsi Penduduk Bermasalah Gigi

Pabar
Jambi
Aceh
Sulut
NTB
NTT
Kalbar
Penggunaan obat, Obat
Tradisional/OT, Obat Generik/OG &
Pelayanan Kesehatan
Tradisional/Yankestrad
100,0

0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
NTT
Papua
Lampung
Sulbar
Bengkulu
Malut
Sumbar
NTB
Pabar
Riau
Gorontalo
Maluku
Sultra
Aceh
Jateng
Sumsel
Sumut
Jambi
menurut Provinsi, 2013

Kalbar
Bali
Indonesia
35,2

Jabar
Jatim
Banten
Sulut
Sulteng
Kalteng
Sulsel
Kaltim
Babel
Proporsi RT Menyimpan Obat dan OT

Kep.Riau
DIY
Kalsel
DKI
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
Lampung

2,0
Riau
Bengkulu
Jambi
Kalbar
Jateng
Sulbar
Sumut
Kaltim
di RT, 2013

Sumsel
Bali
Sultra
Banten
Kep.Riau
Papua
Aceh
NTT
Sumbar
Babel
Kalteng
DKI
Indonesia
2,9

NTB
Jabar
DIY
Sulsel
Jatim
Kalsel
Rerata Jumlah Obat yang Disimpan

Pabar
Sulteng
Sulut
Malut
Maluku
Gorontalo
4,4
Proporsi RT yang Menyimpan Obat
dan Jenis Obat yang Disimpan, 2013
100,0

82,0
80,0

OK = Obat Keras
35.2% OB = Obat Bebas
64.8% 60,0 AB = Antibiotik
OT = Obat Tradisional
OTT = Obat Tidak Teridentifikasi

40,0 35,7
27,8

Menyimpan Obat/OT 20,0 15,7

6,4
Tidak Menyimpan Obat/OT
0,0
OK OB AB OT OTT
Proporsi RT berdasarkan Jenis Obat
yang Disimpan menurut Tempat Tinggal, 2013
100,0

83,6 82,0
79,2
80,0

60,0

40,0 35,5 35,9 35,7


30,1 27,8
26,4

20,0 17,2 15,7


13,2
6,2 6,8 6,4

0,0
Perkotaan Perdesaan Indonesia
Obat Keras Obat Bebas Antibiotika Obat Tradisional Obat Tidak Teridentifikasi
Proporsi RT yang menyimpan Obat Keras
tanpa Resep menurut Provinsi, 2013
100,0
90,5
81,9
80,0
70,8

60,0

40,0

20,0

0,0
Maluku

Sulbar

Kalbar
Kaltim
Sulsel

Sulteng
Kep.Riau

Jabar

Kalsel

Kalteng
Aceh

Jambi
Banten

Lampung
Jatim

Sumbar

Babel
DIY

Bali

Indonesia
Jateng
Gorontalo
Sulut

NTB

Papua

Sumut

Bengkulu
Sultra

Pabar
Sumsel
DKI
NTT

Malut

Riau
*Termasuk obat keras dari puskesmas & RS tertentu yg diberikan langsung
tanpa menggunakan resep
Proporsi RT yang Menyimpan Antibiotika
tanpa Resep menurut Provinsi, 2013
100,0 93,4
86,1
80,0 74,7

60,0

40,0

20,0

0,0

Kalsel

Kalteng
Kaltim
Banten
Maluku

Jatim
NTB
Sulsel

Malut

Bengkulu
Gorontalo
NTT

Kep.Riau

Riau
Sumsel
Sultra

Indonesia
Jabar

Aceh

DKI

Kalbar
Sulbar

Pabar

Babel

Bali
Sulut

Sulteng

Sumbar

DIY
Papua

Sumut
Jateng

Jambi

Lampung
*Termasuk obat keras dari puskesmas & RS tertentu yg diberikan langsung
tanpa menggunakan resep
Proporsi RT berdasarkan Sumber
Obat menurut Karakteristik, 2013
100,0
100,0

80,0
80,0

55,5
60,0 60,0
50,2

45,5
43,1

41,3

39,1
40,5

37,0
35,7
35,3

40,0

32,3
30,5
40,0

28,7
31,5

24,4
25,0
25,5

22,3

19,2
19,7

18,3
18,7

17,3

16,8
16,9

15,4
16,6

14,7
20,0 20,0

5,8

4,8
4,5

4,3
3,8
4,9
4,2

0,0 0,0
Perkotaan Perdesaan Terbawah Menengah Menengah Menengah Teratas
Bawah Atas

Apotek Toko Obat Yankes Formal Nakes Lainnya Apotek Toko Obat Yankes Formal Nakes Lainnya
Proporsi RT berdasarkan Status Obat
yang Disimpan menurut Karakteristik, 2013

100,0
100,0

80,0
80,0

51,3
60,0 60,0

48,1

48,1
48,0

47,1

45,1
48,1
46,7

46,3

35,2

34,9

33,3
34,4
33,8

31,4
40,0

29,8

29,7
31,1

40,0

20,0 20,0

0,0 0,0
Perkotaan Perdesaan Terbawah Menengah Menengah Menengah Teratas
Bawah Atas
Sedang digunakan Untuk Persediaan Obat Sisa Sedang digunakan Untuk Persediaan Obat Sisa
Proporsi RT yang Mengetahui dan Berpengetahuan
Benar*) tentang OG menurut Karakteristik, 2013
100,0

80,0

60,2
60,0
46,1
43,1

40,0
27,1

17,4 17,1
20,0 14,9 15,2 13,4
12,1 10,8 11,9
9,2
6,2

0,0
Perkotaan Perdesaan Terbawah Menengah Menengah Menengah Teratas
bawah atas

Mengetahui OG Pengetahuan OG benar

*) Berpengetahuan benar tentang OG jika menyatakan OG adalah obat yang khasiatnya


Sama dengan obat bermerk dan obat tanpa merek dagang
Proporsi RT berdasarkan Persepsi
tentang OG menurut Tempat Tinggal, 2013

100,0
84,7

82,3
75,8

73,4

71,9
80,0

67,8
60,0
47,6

46,0
44,0

43,9
43,8
42,9

42,9
41,1

34,5
40,0

22,7

22,4
21,7

21,6

21,0
19,1
20,0

0,0
Obat Gratis Obat Murah Obat bagi Dapat dibeli di Obat tanpa Khasiat sama Obat Program
Pasien Miskin Warung Merek Dagang dg Obat Pemerintah
Bermerek

Perkotaan Perdesaan Indonesia


Proporsi RT berdasarkan Sumber
Informasi OG menurut Tempat Tinggal , 2013

100,0

80,0

63,4

63,1
62,9
57,4

56,0
52,3
60,0

40,0
26,5

25,6
22,9

22,6

20,7
20,0

20,0
16,6
15,4
20,0

8,3

8,3

8,3
0,0
Media cetak Media Tenaga Kader, toma Teman, kerabat Pendidikan
elektronik kesehatan

Perkotaan Perdesaan INDONESIA


20,0
40,0
60,0
80,0

0,0
100,0
Pabar

5,9
Papua
Sulbar
Malut
Sulsel
Sulut
Kalbar
Sultra
Maluku
Aceh
Lampung
NTB
NTT
Riau
Bengkulu
Kep.Riau
Jabar
Bali
Sulteng
Sumut
Sumsel
Jateng
Kaltim
Babel
Jambi
Kalteng
Indonesia
30,4
1 tahun Terakhir menurut Provinsi, 2013

DKI
Sumbar
Banten
DIY
Proporsi RT Memanfaatkan Yankestrad dalam

Gorontalo
Jatim
Kalsel
61,3
Proporsi RT Memanfaatkan
Yankestrad dan Jenisnya, 2013
100,0

80,0 77,8

60,0
49,0

30,4 40,0
69,6

20,0
7,1
2,6
0,0
Keterampilan Ramuan Keterampilan Keterampilan
Memanfaatkan Yankestrad Tanpa Alat Dengan Alat Dengan
Pikiran
Tidak Memanfaatkan Yankestrad
Proporsi RT berdasarkan Alasan
Memanfaatkan Yankestrad, 2013

Menjaga kesehatan

Coba-coba

Biaya murah

Lebih aman

Penyakit belum parah

Lebih manjur

Putus asa

Tradisi

0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0

Keterampilan dengan pikiran Keterampilan tanpa alat


Keterampilan dengan alat Ramuan
Akses Pelayanan Kesehatan
0,0
100,0

20,0
40,0
60,0
80,0
NTT
Sultra
Bengkulu
Sulteng
Pabar
Papua
Riau
Maluku
Kalbar
Sumut
Sulut
Lampung
Kalteng
NTB
Jambi
Sulsel

RS Pemerintah
Kep Riau
Banten
Sumsel
Malut
Indonesia 53,9 69,6
RS Swasta Jabar
Gorontalo
Sumbar
Jatim
Proporsi RT yang Mengetahui Keberadaan

Kalsel
Kaltim
Babel
DKI Jakarta
DIY
Jateng
Sulbar
RS Pemerintah & RS Swasta menurut Provinsi, 2013

Aceh
Bali
0,0
100,0

40,0
60,0
80,0

20,0
Papua
NTT
Pabar
Maluku
Sultra
Sulut
Malut
Sulbar
Sulteng
Gorontalo
NTB
Sulsel
Kalbar
Kalteng
Aceh
Bengkulu
Kaltim
Kep Riau
Babel
Kalsel
Jambi
Riau
Praktek menurut Provinsi, 2013

DIY
Indonesia
66,3

DKI
Sumbar
Sumut
Sumsel
Banten
Lampung
Jatim
Jabar
Jawa Tengah
Bali
Proporsi RT yang Mengetahui Keberadaan Bidan
100,0

0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
Bengkulu
Pabar
Papua
Kalteng
Sulut
NTT
Sulteng
Kalbar
Jambi
Riau
Sulsel
Kep Riau
Sumut
Lampung
Sultra
Maluku
Babel
Gorontalo
Sumbar
Sumsel
Kalsel
Aceh
Kaltim
Malut
Posyandu menurut Provinsi, 2013

Indonesia
65,2

Banten
Jatim
DIY
Jawa Tengah
Sulbar
Proporsi RT yang Mengetahui Keberadaan

NTB
DKI
Bali
Jabar
Proporsi Moda Transportasi ke RS
Pemerintah berdasarkan Karakteristik, 2013
70,0

60,0

50,0

40,0

30,0

20,0

10,0

0,0
Perkotaan Perdesaan Terbawah Menengah Menengah Menengah Teratas
bawah Atas
Kendaraan Umum Lebih dari 1 Alat Transportasi Sepeda Motor Mobil Pribadi Lainnya
Proporsi Moda Transportasi ke Puskesmas
berdasarkan Karakteristik, 2013
80,0

60,0

40,0

20,0

0,0
Perkotaan Perdesaan Terbawah Menengah Menengah Menengah Teratas
bawah Atas
Kendaraan Umum Lebih dari 1 Alat Transportasi Sepeda Motor Mobil Pribadi Lainnya
Waktu Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan
Terdekat menurut Pengetahuan RT, 2013
100,0

80,0

60,0

40,0

20,0

0,0

< 16 menit 16-30 menit 31-60 menit > 60 menit


Waktu Tempuh ke RS Pemerintah
berdasarkan Karakteristik, 2013
50,0

40,0

30,0

20,0

10,0

0,0
Perkotaan Perdesaan Terbawah Menengah Menengah Menengah Teratas
bawah Atas

< 16 menit 16-30 menit 31-60 menit > 60 menit


Biaya Transportasi menuju Fasilitas
Kesehatan Terdekat, 2013
Posyandu

Polindes

Poskesdes

Praktek bidan

Praktek Dokter/Klinik

Puskesmas/Pustu

RS Swasta

RS Pemerintah

0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0

> 50.000 >10.000 - 50.000,- <=10.000,-


Jaminan dan Pembiayaan
Kesehatan
Proporsi Penduduk menurut
Kepemilikan Jaminan Kesehatan, 2013
60,0

50,5
50,0

40,0

30,0 28,9

20,0

9,6
10,0
6,0
4,4
1,7 1,7
0,0
Askes Sosial Jamsostek Askes Tunj Jamkesmas Jamkesda Tidak punya
Swasta perusahaan
Proporsi Penduduk menurut Kepemilikan
Jaminan Kesehatan & Tempat Tinggal, 2013
60,0
51,3 49,8
50,0

40,0 35,7

30,0
22,1
20,0
10,8
10,0 8,4 7,1 8,4
3,5 3,1 2,8
1,7 0,3 0,6
0,0
Askes Sosial Jamsostek Askes Tunj Jamkesmas Jamkesda Tidak punya
Swasta perusahaan

Perkotaan Perdesaan
Proporsi Penduduk menurut Kepemilikan
Jaminan Kesehatan & Kuintil Indeks
Kepemilikan, 2013
60,0

50,0

40,0

30,0

20,0

10,0

0,0
Askes Sosial Jamsostek Askes Tunj Jamkesmas Jamkesda Tidak punya
Swasta perusahaan

Terbawah Menengah Bawah Menengah Menengah Atas Teratas


10,0
20,0
30,0
40,0
50,0

0,0
Papua
Bengkulu
Lampung
Riau
Sumbar
Kalbar
Jambi
Bali
Sumsel
Sumut
Pabar
NTT
Sulbar
Kaltim
Sultra
Kep.Riau
NTB
Sulut
Maluku
Aceh
Kalteng
Malut
Indonesia
26,4

Babel
Banten
Jateng
Sulsel
Sebulan Terakhir menurut Provinsi, 2013

Jabar
DIY
DKI
Sulteng
Jatim
Proporsi Penduduk yang Mengobati Diri Sendiri

Kalsel
Gorontalo
Proporsi Penduduk Yang Mengobati Sendiri Beserta Biaya
yang Dikeluarkan dalam 1 Bulan Terakhir menurut Provinsi,
2013
Mengobati diri sendiri Biaya
Gorontalo Gorontalo
Kalsel Kalsel
Jatim Jatim
Sulteng Sulteng
DKI DKI
DIY DIY
Jabar Jabar
Sulsel Sulsel
Jateng Jateng
Banten Banten
Babel Babel
Indonesia Indonesia
Malut Malut
Kalteng Kalteng
Aceh Aceh
Maluku Maluku
Sulut Sulut
NTB NTB
Kep.Riau Kep.Riau
Sultra Sultra
Kaltim Kaltim
Sulbar Sulbar
NTT NTT
Pabar Pabar
Sumut Sumut
Sumsel Sumsel
Bali Bali
Jambi Jambi
Kalbar Kalbar
Sumbar Sumbar
Riau Riau
Lampung Lampung
Bengkulu Bengkulu
Papua Papua

0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000
Proporsi Penduduk Rawat Jalan Beserta Biaya
yang Dikeluarkan dalam 1 Bulan Terakhir menurut Provinsi,
2013
Rawat Jalan Biaya

Papua Papua

Jatim Jatim

Jateng Jateng

NTT NTT

Sulsel Sulsel
10,4 35.000
Babel Babel

Banten Banten

DKI DKI

Kaltim Kaltim

Sulut Sulut

Sulteng Sulteng

Malut Malut

Sumut Sumut

Lampung Lampung

Riau Riau

Jambi Jambi

Bengkulu Bengkulu

0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000
Proporsi Penduduk Rawat Inap Beserta Biaya yang
Dikeluarkan dalam 12 Bulan Terakhir menurut Provinsi, 2013

Rawat Inap Biaya


DIY DIY
Sulsel Sulsel
Jatim Jatim
Jateng Jateng
NTB NTB
Gorontalo Gorontalo
Sulteng Sulteng
Kep.Riau Kep.Riau
Bali Bali
Sulut Sulut
Aceh Aceh
Indonesia 2,3 Indonesia 1.700.000
NTT NTT
DKI DKI
Babel Babel
Pabar Pabar
Kaltim Kaltim
Kalsel Kalsel
Jabar Jabar
Papua Papua
Banten Banten
Malut Malut
Sumbar Sumbar
Maluku Maluku
Sultra Sultra
Kalteng Kalteng
Sumsel Sumsel
Sumut Sumut
Sulbar Sulbar
Jambi Jambi
Riau Riau
Kalbar Kalbar
Lampung Lampung
Bengkulu Bengkulu

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 0 1.000.0002.000.0003.000.0004.000.0005.000.0006.000.000


Proporsi Penduduk Menurut Sumber biaya
untuk Rawat Jalan dan Rawat Inap, 2013

Lebih dari 1 sumber 4,9


1,1

Sumber lainnya 4,8


3,3

Perusahaan 4,0
1,8
6,4
Jamkesda
5,8
15,6
Jamkesmas
14,2

Asuransi Swasta 1,8


0,7

Jamsostek 3,5
2,0

Askes/ASABRI 5,4
3,2

Biaya sendiri 53,5


67,9

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Rawat inap Rawat jalan


Biomedis
Status Iodium
Persen Kategori Kandungan Iodium Dalam
Garam RT Berdasarkan Metode Titrasi, 2013*)
80,0

70,0 67,7

60,0
50,8
50,0
43,2
40,0

30,0
23,4
20,0

10,0 7,8
5,0
1,0 1,1
0,0
Tdk beriodium Kurang Cukup Lebih
2007 2013

*) Dilakukan untuk konfirmasi hasil test cepat garam beriodium,


Tdk beriodium:<5ppmKIO3, Kurang:5-29.9 ppmKIO3; Cukup: 30-80ppmKIo3; Lebih>80 ppmKIO3
Nilai Median Ekskresi Iodium dalam Urine/EIU
Anak 6-12 tahun menurut Tempat Tinggal, 2013
300

250 237
224 225 224
215
Median EIU (mcg/L)

201
200

150

100

50

0
Perkotaan Perdesaan Kota+Desa (mcg/L)

2007 2013
Kecenderungan EIU*) Anak 6-12 tahun,
2007-2013
50,0

40,0 37,1
29,9
30,4
30,0 28,0
Persen

24,8
21,9
14,9
20,0
12,9
10,0

0,0
<100 mcg/L 100-199 mcg/L 200-299 mcg/L 300 mcg/L
Klasifikasi EIU
2007 2013

*) EIU Ekskresi Iodium dalam Urine: <100 mcg/L (kekurangn/deficit); 100-199 mcg/L (cukup);
200-299 mcg/L (normal); 300 mcg/L (kelebihan)
Nilai Median EIU (mcg/L) pada Anak,
WUS, Ibu Hamil & Menyusui menurut Tempat
Tinggal, 2013
300

250 237
215
203
Median EIU (mcg/L)

201
200 190
176 179
169
163 159 164
151
150

100

50

0
Anak 6-12 tahun WUS 15 -49 tahun Ibu Hamil Ibu Menyusui

Perkotaan Perdesaan Kota+Desa


Persen Penduduk menurut Klasifikasi
EIU (mcg/L), 2013
50,0

36,9

36,9
40,0

30,6

30,4
29,9
30,0

24,9
24,8
24,2

23,9

22,4
22,1

21,3
21,1

18,1
17,6
20,0
14,9

10,0

0,0
<100 mcg/L 100-199 200-299 >=300

Anak 6-12 tahun WUS 15-49 tahun Ibu hamil Ibu menyusui
Persen Kategori Kandungan Iodium dalam
Air minum RT*) menurut Tempat Tinggal, 2013
70,0

52,0
60,0

52,5

51,5
50,0
42,3

40,1
38,0

40,0

30,0

20,0

7,4

4,6

6,0
10,0

1,5
1,3
1,6

0,4
0,3
0,5
0,0

Perkotaan Perdesaan Kota+Desa

*) < 10 ppm= Tak beriodium, 10.0-49.9 ppm= Rendah iodium, 50.0-99.9 ppm= Cukup iodium,
100.0-199.9 ppm= Lebih dari cukup, >=200 ppm= Tinggi iodium
Hasil Pemeriksaan Spesimen
Darah
Proporsi DM pada Umur 15 Tahun
Menurut Jenis Kelamin & Tempat Tinggal, 2013
10,0

8,0 7,7
6,8 7,0 6,9

6,0 5,6

4,0

2,0

0,0
Laki laki Perempuan Perkotaan Perdesaan INDONESIA

*) DM : Diabetes Mellitus menurut hasil lab dan gejala


**) Nilai rujukan menurut American Diabetes Association (ADA) 2011;
***) Gula Darah Sewaktu 200 mg/dL dengan gejala khas DM;
****) Gula Darah Puasa 126 mg/dL dengan gejala khas DM
****) Gula Darah 2 jam pasca pembebanan 200 mg/dL
Proporsi GDP Terganggu Umur 15 Tahun
menurut Jenis Kelamin & Tempat Tinggal, 2013
50,0

40,4
40,0 38,2
36,6
34,4 34,9

30,0

20,0

10,0

0,0
Laki laki Perempuan Perkotaan Perdesaan INDONESIA

*) GDP : Glukosa Darah Puasa


**) Nilai rujukan menurut American Diabetes Association (ADA) 2011;
***) Cut off points GDP terganggu adalah 100-125 mg/dl
Proporsi TGT Umur 15 Tahun menurut
Jenis Kelamin &Tempat Tinggal, 2013
50,0

40,0
32,7
29,9 29,8 29,9
30,0
25,0

20,0

10,0

0,0
Laki laki Perempuan Perkotaan Perdesaan INDONESIA

*) TGT : Toleransi Glukosa Terganggu


**) Nilai rujukan menurut American Diabetes Association (ADA) 2011
***) Cut off points TGT adalah 140-199 mg/dL
Proporsi DM Umur 15 Tahun yang Didiagnosa
oleh Nakes menurut Jenis Kelamin & Tempat Tinggal, 2013
5,0

4,0

3,3
3,0
2,5 2,4
2,2
2,0
1,5

1,0

0,0
Laki laki Perempuan Perkotaan Perdesaan INDONESIA

*) DM : Diabetes Mellitus
Proporsi Anemia menurut Umur, Jenis
Kelamin dan Tempat Tinggal, 2013
50,0
46,0

40,0
34,2

30,0 28,1
26,4
25,0 23,9 22,8 21,7
20,1 20,6
20,0 18,4 18,3 18,4
16,9

10,0

0,0

*) Nilai rujukan menurut WHO/MNH/NHD/MNN/11.1,2011 dan Kemenkes,1999


Proporsi Anemia pada Ibu Hamil
menurut Tempat Tinggal, 2013
50,0

40,0
36,4 37,8 37,1

30,0

20,0

10,0

0,0
Perkotaan Perdesaan INDONESIA

*) Nilai rujukan menurut WHO/MNH/NHD/MNN/11.1,2011 dan Kemenkes,1999


**) Cut off points anemia Ibu Hamil, Hb < 11,0 g/dl
Proporsi Malaria dengan Pemeriksaan RDT
menurut Umur, Jenis Kelamin dan
Tempat Tinggal, 2013
2,5

2,0 1,9 1,9


1,7
1,6
1,5
1,3
1,2
1,1 1,1
1,0
0,8
0,6
0,5

0,0

*) RDT : Rapid Diagnostic Test


Proporsi Malaria dengan Pemeriksaan RDT
Sesuai Spesies Parasit menurut Umur, Jenis
Kelamin dan Tempat Tinggal, 2013
2,5

2,0

1,5 1,3
1,2

0,8
1,0
0,6

0,6
0,3 0,5

0,2 0,5
0,5

0,5

0,5

0,5

0,5

0,5

0,5
0,4

0,4

0,4

0,4

0,4
0,3
0,5
0,2
0,2
0,1

0,1

0,1
0,0

P. falciparum P. vivax Mix

*) RDT : Rapid Diagnostic Test


Proporsi Kolesterol Abnormal pada Umur
15 Tahun menurut Jenis Kelamin dan
Tempat Tinggal, 2013
50,0

39,6 39,5
40,0
35,9
32,1
30,0
30,0

20,0

10,0

0,0
Laki-laki Perempuan Perkotaan Perdesaan INDONESIA

*) Nilai rujukan : NCEP ATP III (National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III)
**) Klasifikasi kolesterol abnormal mencakup kategori borderline (200-239 mg/dL) dan tinggi (240 mg/dL)
Proporsi HDL Rendah pada Umur 15 Tahun
menurut Jenis Kelamin dan Tempat Tinggal, 2013

50,0

40,0
34,8

30,0
24,4
21,5 22,9
20,0
15,3

10,0

0,0
Laki-laki Perempuan Perkotaan Perdesaan INDONESIA

*) Nilai rujukan : NCEP ATP III (National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III)
**) Cut off points HDL rendah adalah < 40 mg/dL
Proporsi LDL Tidak Optimal pada Umur 15 Tahun
menurut Jenis Kelamin dan Tempat Tinggal, 2013
100,0

80,0

59,2 60,9 59,8 60,7 60,3


60,0

40,0

17,6 17,9 15,9


20,0 13,4 14,0

0,0
Laki-laki Perempuan Perkotaan Pedesaan INDONESIA

Near Optimal dan Borderline Tinggi Tinggi dan Sangat Tinggi

*) Nilai rujukan : NCEP ATP III (National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III)
**) Klasifikasi LDL tidak optimal mencakup kategori near optimal (100-129 mg/dL),
borderline tinggi (130-159 mg/dL), tinggi (160-189 mg/dL) dan sangat tinggi (190 mg/dL)
Proporsi Trigliserida Abnormal pada Umur 15
Tahun menurut Jenis Kelamin dan Tempat
Tinggal, 2013
20,0

16,0 15,1 14,7


13,1 13,2 12,9 13,0
11,7 11,9
12,0 10,6
10,2

8,0

4,0

0,0
Laki-laki Perempuan Perkotaan Pedesaan INDONESIA

Borderline tinggi Tinggi & Sangat Tinggi

*) Nilai rujukan : NCEP ATP III (National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III)
**) Klasifikasi Trigliserida abnormal mencakup kategori borderline tinggi (150-199 mg/dL),
tinggi (200-499 mg/dL)dan sangat tinggi (500mg/dL)
Proporsi Kreatinin Abnormal pada Umur 15 Tahun
menurut Jenis Kelamin dan Tempat Tinggal, 2013

20,0

16,0

12,0
10,4

8,0
6,1 5,8 6,0

4,0 3,1

0,0
Laki-laki Perempuan Perkotaan Pedesaan INDONESIA

*) Nilai rujukan : International Federation of Clinical Chemistry/IFCC


**) Klasifikasi kreatinin abnormal (pria > 1,18 mg/dL, wanita > 1,0 mg/dL)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai