Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin,
Laboratorium Pengecoran Teknik Mesin dan Laboratorium Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.2 Bahan Penelitian
Pada penelitian ini bahan yang digunakan adalah:
a. Recycled HDPE (High Density Polyethylene)
Recycled HDPE diperoleh dari pengepul plastik di daerah Gawok. Plastik
HDPE yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis HDPE daur ulang botol
susu. Plastik botol susu dipotong kecil-kecil dengan ukuran 2 cm 2 cm.

Gambar 3.1 Plastik rHDPE.


b. Serat Cantula (Agave Cantula Roxb)
Serat Cantula diperoleh Kelompok Usaha Poduktif RAMI KENCANA,
Sidomulyo, Kulon Progo, Yogyakarta. Serat cantula diperoleh dari proses ekstrasi
secara mekanik dan dikeringkan di dalam oven selama 45 menit dengan suhu
110C.

13
14

Gambar 3.2 Serat cantula


c. Wax Mirror Glaze
Wax mirror glaze diperlukaan dalam proses pencetakan komposit untuk
mengurangi efek lengket pada cetakan.

Gambar 3.3 Wax mirror glaze


3.3 Alat Penilitian
Spesifkasi alat yang digunakan untuk penelitian dan pengambilan data adalah
sebagai berikut:
a. Mesin Hot Press
Mesin hotpress digunakan saat pembuatan komposit dengan variasi suhu
untuk penekanan campuran antara serat cantula dengan rHDPE. Mesin hotpress
dilengkapi dengan termokontrol digital dan limit switch untuk mengatur suhu dan
mengatur waktu penahanan pada penekanan cetakan komposit. Dimensi bidang
penekan 30 cm x 19.5 cm.
15

Pressure
Gauge
Limit
Switch

Termokontrol Silinder
Hidrolik

Saklar Bidang
on/off Penekan

Hidrolik

Thermo Thermo
couple couple

Heater Cetakan

Gambar 3.3 Mesin hotpress


b. Timbangan Digital
Timbangan digital digunakan untuk menentukan massa dari campuran
komposit yang akan dicetak. Timbangan digital mempunyai kapasitas 500 gram
dan tingkat ketelitian 0,01 gram.

ON/OFF

Mode
Zero

Gambar 3.4 Timbangan digital


16

c. Crusher (Pemecah/Penggiling)
Crusher digunakan untuk menghancurkan rHDPE menjadi bentuk serbuk.
Mesin crusher mempunyai kapasitas motor listrik 3 fasa dan putaran 2849 rad/min.

Ruang
pencacah

Motor listrik
3 Fasa

Gambar 3.5 Mesin crusher


d. Mixer
Mixer digunakan untuk pencampuran antara serat cantula dengan serat
rHDPE. Mesin mixer mempunyai kapasitas motor penggerak 850W.

ON/OF

Gambar 3.6 Mixer


e. Atomizer
Atomizer digunakan untuk membuat serat rHDPE. Proses dilakukan dengan
cara melelehkan plastik rHDPE dan diberi tekanan angin sebesar 7 Bar sehingga
menjadi serat rHDPE. Atomixer mengasilkan produksi atomisasi kapasitasnya 40
gram rHDPE dalam waktu 15 menit dengan temperatur 200 C
17

Selang angin
Tungku
dan nosel
pemanas

Termokontrol

Tabung Hasil
ON/OF
F

Kompresor

Gambar 3.7 Atomizer


3.4 Alat Uji
Alat yang dipergunakan untuk pengujian tarik dan bending adalah sebagai
berikut:
a. UTM (Universal Testing Machine)
Proses pengujian tarik dan pengujian bending dilakukan dengan
menggunakan mesin Universal Testing Machine (UTM) yang dilakukan di
Laboraturium Material Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. Mesin
UTM dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian seperti: uji tarik, uji
bending, dan uji geser. Hasil pengujian tarik dengan UTM adalah nilai gaya tarik
maksimal dan regangan. Nilai gaya tarik maksimal digunakan untuk menghitung
kekuatan tarik komposit sesuai ASTM D638. Hasil pengujian bending dengan UTM
adalah nilai gaya bending maksimal. Gaya bending maksimal digunakan untuk
menghitung kekuatan bending komposit sesuai dengan ASTM D790.
Kapasitas yang dimiliki mesin ini adalah:
- Merk : JTM-UTS510
- Accuracy : 0.5%
- Test speed range : 0 ~ 1000 mm/min
- Loadcell capacity : 50 kgf, 500 kgf, 2000 kgf
18

Load cell

Penjepit
spesimen

ON/OFF

Gambar 3.8 Alat uji Universal Testing Machine.


(Sumber: Laboratorium Material Teknik Mesin UNS)
b. Impact Izod
Proses pengujian impact dilakukan dengan menggunakan alat impact izod.
Pengujian impact dilakukan di Laboratorium MIPA Fisika UNS. Pada pengujian
impact akan diperoleh sudut pantul pendulum. Sudut pantul digunakan untuk
menghitung nilai kekuatan impact material komposit sesuai dengan ASTM D5941.
Alat uji impact seperti pada gambar 3.9. Spesifikasi alat uji impact adalah sebagai
berikut:
- Merk : Toyoseiki
- Masa Pendulum : 1,591 kg
- Sudut Pendulum : 135
19

Tuas kait Pendulum

Skala ukur

Penjepit spesimen

Gambar 3.9 Alat uji impact izod


(Sumber: Laboratorium MIPA Fisika UNS)
c. Mesin Uji SEM (Scanning Electron Microscope)
Pengujian SEM (Scanning Electron Microscope) dilakukan di PT. Gestrindo,
mangga dua square Jakarta. Vega Tescan tipe LM3 adalah mesin yang digunakan
untuk melakukan pengujian SEM . Proses pengambilan gambar SEM dilakukan
pada tekanan vacum rendah dan menggunaan metode deteksi BSE ( Back-Scattered
Electron). Alat uji foto SEM ditujuka pada Gambar 3.10

EDS
SEM

Gambar 3.10 Alat uji SEM


(Sumber: PT. Gestrindo)
20

3.5 Parameter
Dalam penelitian ini parameter yang dibuat tetap adalah:
a. Waktu penahanan 25 menit.
b. Tekanan pengepresan 50 Bar.
c. Penggunaan serat rHDPE hasil atomizer.
d. Panjang serat 5 mm.
e. Parameter suhu pengepresan yaitu: 150C, 160C, 170C, 180C.
3.6 Langkah Kerja Penelitian
Proses persiapan bahan dasar adalah proses untuk mempersiapkan bahan-
bahan untuk membentuk komposit. Proses persiapan dibagi menjadi proses
persiapan matrik dan penguat.
3.6.1 Persiapan recycled HDPE
Proses awal dengan menyiapkan bahan dasar berupa plastik recycle jenis
HDPE yang dibeli dari tempat penampungan sampah plastik yang berlokasi di Desa
Gawok, Sukoharjo. HDPE ini didapatkan dari limbah botol susu yang berukuran
2x2 cm dengan warna putih transparan. HDPE kemudian disortir dan dibersihkan
dengan cara mencucinya, kemudian dikeringkan dengan cara dijemur dibawah sinar
matahari langsung. Proses selanjutnya adalah membuat HDPE menjadi serbuk yang
dilakukan dengan proses pencacahan (crushing) dengan ukuran mesh 40 seperti
pada gambar 3.11a Serbuk HDPE kemudian dijadikan serat rHDPE dengan
menggunakan alat atomizer gambar 3.11b Suhu yang digunakan pada alat atomizer
adalah 200C dan waktu yang diperlukan untuk plastik meleleh adalah sekitar 15
menit dengan tekanan kompresor 7 Bar seperti pada gambar 3.11

(a) (b)
Gambar 3.11 (a) Serbuk rHDPE; (b) Serat rHDPE
21

3.6.2 Persiapan Serat Cantula


Serat cantula didapatkan dengan membeli Kelompok Usaha Poduktif RAMI
KENCANA, Sidomulyo, Kulon Progo, Yogyakarta. Perlakuan serat cantula dioven
selama 45 menit dengan suhu 110C Gambar 3.12a. Kemudian serat cantula
dipotong dengan panjang 5 mm Gambar 3.12b.

(a) (b)
Gambar 3.12 (a)Serat Cantula dioven 110 C selama 45 menit; (b)Potongan
Serat Cantula panjang 5 mm.
3.6.3 Pembuatan Spesimen Komposit
Langkah awal dalam pembuatan spesimen dimulai dengan menimbang
potongan serat cantula dan serat rHDPE dengan komposisi serat cantula: serat
rHDPE yaitu 30 : 70. Campurkan serat cantula dengan serat rHDPE dengan
bantuan alat mixer, lalu mixing hingga merata antara serat cantula dengan serat
rHDPE. Setelah mixing dilakukan, masukan hasil adonan mixing kedalam cetakan
yang sudah dilapisi wax agar hasil cetakan tidak menempel pada permukaan
cetakan. Susun hasil mixing antara serat cantula dengan serat rHDPE secara merata
pada cetakan. Masukan cetakan ke dalam alat hotpress dengan variasi suhu
pengepresan, 150C, 160C, 170C, dan 180C dengan tekanan pengepresan dijaga
pada 50 bar, setelah mencapai variasi suhu pada hotpress yaitu 150C, 160C,
170C, dan 180C dengan waktu penahanan 25 menit setelah itu alat hotpress
dimatikan, setelah itu biarkan proses pendinginan alat hotpress sampai mencapai
suhu ruangan 40C. Proses pendinginan selesai, kemudian hasil cetakan
dikeluarkan seperti pada Gambar 3.13.
22

Gambar 3.13 Cetakan spesimen.

Gambar 3.14 Komposit cantula-rHDPE.


Kemudian potong spesimen sesuai dengan ukuran yang sudah ditentukan.
Pemotongan spesimen menggunakan alat cutting dies, skema dan arah pemotongan
spesimen dapat dilihat pada Gambar 3.14. Material panel komposit seperti pada
Gambar 3.14. Ukuran panjang panel komposit adalah panjang 175 mm dan lebarnya
adalah 110 mm. Panel komposit kemudian dipotong menjadi bentuk spesimen uji
tarik, uji bending dan uji impact.
3.6.4 Spesimen Uji
Bentuk dari spesimen uji setiap pengjian adalah seebagai berikut:
23

1. Spesimen uji densitas sesuai ASTM D792 dengan massa udara 7 gr, massa
plastisin di dalam solar 2,01 gr dan massa jenis solar 0,85 gr/cm3. Pengujian
dilakukan dengan cara membungkus spesimen dengan plastisin seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3.15. Plastisin digunakan untuk melindungi
komposit agar tidak terjadi penyerapan fluida cair sewaktu pengukuran massa
di dalam fluida.

Gambar 3.15 Spesimen uji densitas


Setelah itu spesimen ditimbang di udara dan di fluida. Skema pengujian
densitas seperti pada Gambar 3.16 adalah sebagai berikut:

Timbangan

Tempat
Tempat Spesimen
Solar

Gambar 3.16 Skema uji densitas


24

2. Spesimen uji bending sesuai ASTM D790 dengan bentuk dan dimensi
spesimen mempunyai panjang 127 mm dan lebar 12,7 mm. Tebal spesimen
adalah 3,2 mm. Bentuk spesimen uji bending digambar pada panel komposit
kemudian dilakukan pemotongan sesuai gambar. Gambar pemotongan bentuk
spesimen uji bending pada panel komposit seperti pada gambar 3.17. Satu
panel komposit dapat dibuat menjadi 6 spesimen uji bending. Pengujian yang
dilakukan adalah three point bending. Pengujian bending menggunakan mesin
UTM merk JTM-UTS 510. Spesimen komposit untuk uji bending seperti pada
gambar 3.18. Pengujian bending ditunjukkan pada gambar 3.19.

Gambar 3.17 Skema pemotongan spesimen uji bending

Gambar 3.18 Spesimen uji bending


25

Gambar 3.19 Pengujian bending


3. Spesimen uji impact digambar pada panel komposit kemudian dilakukan
pemotongan sesuai gambar. Gambar pemotongan bentuk spesimen uji impact
pada panel komposit seperti pada gambar 3.20. Satu panel komposit dapat
dibuat menjadi 11 spesimen uji impact. Spesimen mempunyai ukuran panjang
80 mm, lebar 10 mm dan tebal 4 0,2 mm. Spesimen komposit untuk uji
impact seperti pada gambar 3.21. Pengujian impact dilakukan dengan alat uji
impact Izod dengan merk Toyoseki. Pemasangan spesimen uji impact pada alat
uji impact izod seperti pada Gambar 3.22.

Gambar 3.20 Skema pemotongan spesimen uji impact


26

Gambar 3.21 Spesimen uji impact

Gambar 3.22 Pemasangan spesimen uji impact


4. Spesimen uji tarik sesuai ASTM D638. Bentuk spesimen uji tarik pada panel
komposit kemudian dilakukan pemotongan sesuai gambar. Satu panel
komposit dapat menghasilkan 4 spesimen uji tarik. Gambar pemotongan
bentuk spesimen uji tarik pada panel komposit seperti pada gambar 3.23.
Spesimen uji tarik seperti pada gambar 3.24. Pengujian tarik menggunakan
mesin UTM merk JTM-UTS 510. Bagian spesimen yang dicekam dilapisi
dengan amplas supaya tidak merusak spesimen ketika dilakukan pencekaman.
Pengujian tarik seperti pada gambar 3.25.

Panel
Komposit

Spesimen
Uji Tarik

Gambar 3.23 Skema pemotongan spesimen uji tarik


27

Gambar 3.24 Spesimen uji tarik

Gambar 3.25 Pengujian tarik


Jumlah spesimen yang dibuat untuk pengujian mekanik material komposit
cantula-rHDPE sesuai standar ASTM masing-masing ditunjukkan pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Jenis Uji dan Jumlah Spesimen Tiap Variasi.
Jenis Uji Temperatur Hot Press (oC) Jumlah
150 oC 160 oC 170 oC 180 oC
Densitas 5 5 5 5 20
Bending 5 5 5 5 20
Impact 5 5 5 5 20
Tarik 5 5 5 5 20
Total 80
28

3.6.5 Pengambilan data


Pengambilan data dilakukan dengan melakukan beberapa pengujian
mekanik seperti kekuatan bending, impact dan tarik. Pengujian densitas dilakukan
sesuai ASTM D792 menggunakan fluida solar. Pengujian bending dilakukan sesuai
standar uji ASTM D790 yaitu dengan metode three point bending. Pengujian
kekuatan impact spesimen komposit mengacu pada standar uji ASTM D5941.
Pengujian impact ini dilakukan untuk mengetahui ketahanan komposit
terhadapbeban impact. Kekuatan tarik dari spesimen komposit diuji sesuai dengan
standar uji ASTM D638. Foto SEM dilakukan pada daerah patahan uji bending dan
uji tarik
3.6.6 Analisa Data
Analisa hasil penelitian dilakukan untuk mengetahui hasil dari penelitian.
Pengujian bending diperoleh dari menganalisa gaya maksimal, lebar dan tinggi
spesimen kemudian diolah dengan menggunakan rumus seperti pada 2.1. pengujian
impact diperoleh dari menganalisa lebar dan tinggi spesimen uji kemudian diolah
dengan sudut yang dihasilkan uji impact dengan menggunakan rumus seperti pada
2.5. pengujian tarik diperoleh dari menganalisa gaya maksimal, lebar dan tinggi
spesimen kemudian diolah dengan rumus seperti pada 2.2. Hubungan pengaruh
temperatur hotpress dengan densitas dianalisa dengan mengetahui massa spesimen
di udara dan massa spesimen di fluida, kemudian diolah menggunakan rumus
seperti pada 2.7. Pengujian foto SEM (Scanning Electron Microscopy) digunakan
untuk menganalisa patahan yang terjadi dan penyebaran ikatan anatara serat dengan
rHDPE.
29

3.7 Diagram Alir Penelitian


Tahap penelitian dari awal sampai akhir dapat dilihat pada gambar 3.26.

Mulai

Persiapan

Perlakuan serat : Perlakuan rHDPE :


- Pengovenan - Penyortiran
- Pemotongan - Pencucian
- Pengeringan

Crushing Mesh 40

Atomisasi (Atomixer)

Pencampuran (mixing)

Pembuatan Komposit :
Variasi suhu hotpress: 150C, 160C, 170C, 180C

Pembuatan Spesimen :
- Uji Bending
- Uji Impact
- Uji Tarik
- Uji Densitas

PENGUJIAN
- Uji Impact ASTM D5941
- Uji Bending ASTM D790
- Uji Tarik ASTM D638
- Uji Densitas ASTM D792

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.26 Diagram alir

Anda mungkin juga menyukai