Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ujian Nasional atau yang lebih dikenal dengan UN adalah sistem evaluasi
standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu
tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan
Depdiknas di Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun
2003 menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara
nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara
pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Ujian Nasional digunakan sebagai standardisasi dari pemerintah untuk


menguji kelayakan seorang siswa untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi dan sebagai pemerataan pendidikan secara nasional. Ujian
Nasional juga digunakan sebagai pembanding tingkat pendidikan Indonesia dan
negara lain. Fenomena yang terjadi di lapangan bahwa prosentase tingkat
kelulusan siswa SMP yang mengikuti Ujian Nasional (UN) tiap tahun semakin
menurun, meski jumlah peserta semakin banyak. 1

UN tahun 2010 terjadi penurunan yang cukup signifikan dibandingkan


dengan UN pada tahun 2009. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur,
angka ketidaklulusan UN tahun 2010 naik sekitar tiga persen. Siswa yang tidak
lulus pada UN tahun lalu 3, 132 persen dari 510. 033 atau 15. 974 siswa. Tahun
ini, siswa yang harus mengulang naik menjadi 6, 66 persen dari 534. 011 atau 35.
567 siswa. 2

1http://surabaya. detik. com/read/2010/05/06/155036/1352490/466/nilai-mata-


pelajaran-bahasa-inggris-banyak-yang-rendah (diakses 24 Desember 2010)
2 http://edukasi. kompas. com/read/2010/05/07/15415730/Hasil. UN. SMP. Jeblok

1
2

Diagram 1. 1 Perbandingan Jumlah Kelulusan Siswa di Jawa Timur tahun 2009-


2010

Perbandingan tingkat kelulusan siswa UN Jawa


Timur 2009- 2010
40000

30000
jumlah siswa

20000

10000

0
2009 2010
unas smp 15974 35567
Sumber : Kompas. com 07-05-2010

Menurut Menteri Pendidikan Nasional M Nuh, ada beberapa kemungkinan


penyebab turunnya tingkat kelulusan Ujian Nasional, antara lain soal yang sulit,
proses belajar mengajar tidak bagus, sarana prasarana pendidikan yang minim,
dan semangat siswa yang menurun. 3 Namun kembali kepada faktor yang paling
penting adalah faktor pelaku pengerjaan Ujian Nasional itu sendiri yaitu faktor
kesiapan dan semangat diri siswa. Ada tiga faktor utama yang menyebabkan
menyebabkan turunnya tingkat kelulusan Ujian Nasional yaitu faktor metode
pembelajaran, fasilitas (sarana dan prasarana), dan internal siswa.

Faktor metode pembelajaran menurut pengamatan pendidikan dari


UGM Prof Joko Suryo bahwa sekolah dan metode pembelajaran sangat
memengaruhi tingginya ketidaklulusan UN di DIY. Banyak guru yang tidak
memiliki standar pengajaran sesuai UN. Secara kualitas guru ada 1, 3 juta guru
yang tidak layak mengajar standar kualifikasi maupun sertifikasi yang telah
ditentukan pemerintah. 4
Menurut pengamat pendidikan UNY Wuriadi ada kemungkinan ketidak
sesuaian soal UN dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekolah.

3http://pendidikan.
jogjakota. go. id/index.
php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=236 (4 Maret 2011)
4http://www. antaranews. com/berita/1268030837/1-3-juta-guru-belum-layak-mengajar
3
4

Kasus nyata permasalahan sarana dan prasarana yang kurang mendukung


dialami oleh SMP Gotong Royong, Yogyakarta. Pengumuman diwarnai tangis
karena hanya dua peserta Ujian Nasional yang lulus. Meskipun punya kesempatan
mengulang, murid yang gagal merasa malu dan kecewa. Sebagian siswa tidak
lulus pada mata pelajaran Bhs. Inggris dikarenakan input SMP tersebut yang
kurang bagus dan Fasilitas Laboratorium bahasa yang kurang. 9
Faktor internal siswa adalah faktor dari siswa sendiri, faktor ini
merupakan hal yang penting saat siswa menempuh Ujian Nasional. Rektor ITS
Prof. Priyo Suprobo menyatakan bahwa Ujian Nasional itu dilaksanakan secara
nasional dan serentak dan setiap siswa sama-sama ikuti aturan ini walaupun
kondisi masing-masing siswa tidak sama. Ada yang bagus mentalnya, ada juga
yang down. Tidak seorang siswa pun di Indonesia yang bodoh. 10
Salah satu kasus permasalahan internal siswa adalah pada SMPN Terbuka
1 Cepiring memiliki 19 siswa, hanya 11 yang ikut Ujian Nasional. Kebanyakan
siswa di sekolah yang bersekolah di SMPN Cepiring ini bekerja sebagai buruh,
pembantu rumah tangga, nelayan, dan penjaga toko. Kepala SMPN 1 Cepiring
Indar Suci Mulyani mengakui ketidak lulusan 100 % siswanya disebabkan
mayoritas siswa bekerja sehingga motivasi mereka untuk belajar dan lulus untuk
lulus UN rendah. 11
Proses FGD juga dilakukan pada SMA Hidayattul Ummah Surabaya.
Pemilihan kelas X adalah karena mereka baru saja lulus dari SMP. Menurut
Fatimah, siswa kelas X SMA Hidayattul Ummah, penyebab beberapa siswa
mendapat nilai jelek saat UN SMP adalah penjagaanya ketat, kurang konsentrasi
dan mudah menyerah saat mengerjakan soal Ujian Nasional. Guru kurang
memberikan motivasi siswa-siswi sebelum Ujian Nasional sehingga motivasi
untuk mendapat nilai baik kurang besar. 12
Hasil FGD 28 April 2011 di SMP Institut Indonesia, Mulyosari Utara
Surabaya didapatkan data bahwa siswa mengakui mereka kurang persiapan dalam

9http://www1. kompas. com/printnews/xml/2010/05/08/04243467/100. Persen. Tidak. Lulus. di.


Sekolah. sekolah. Kecil
10http://lipsus. kompas. com/ujiannasional/read/2010/04/27/11031959/Rektor. ITS. Siswa. Tak.
Hilang. Kesempatan
11http://regional. kompas. com/read/2010/05/08/04243467/100. Persen. Tidak. Lulus. di.
Sekolah-sekolah. Kecil
12 Focus Group Discussion siswa kelas X SMA Hidayattul Ummah Surabaya, 20 April 2011
5

menghadapi Ujian Nasional 2011. Mereka rata-rata tidak belajar dan mudah
menyerah sebelum dan saat menghadapi Ujian Nasional. Mereka mengaku soal
Ujian Nasional susah bukan karena tidak diajarkan oleh guru, tetapi karena
mereka kurang / tidak belajar. Target mereka untuk lulus cukup tinggi yaitu 80%
namun hal ini tentunya sulit untuk dicapai karena faktanya mereka tidak pernah
belajar dan tidak pernah mengerjakan soal try out karena malas dan mudah
menyerah dengan alasan soal yang susah. 8 orang dari 8 peserta FGD (100%)
rata-rata tidak belajar dan mudah menyerah saat mengerjakan Ujian Nasional.

(a) Nita (b) Syarif (c) Nanang

Gambar 1. 2 FGD SMP Institute Indonesia

Banyak dari siswa yang tidak lulus UN mengaku kurang percaya diri
dengan kemampuan mereka sehingga mereka lebih percaya dengan bantuan orang
lain misalnya mencontek, bahkan menggunakan kunci jawaban/SMS palsu. 13 Hal
ini menunjukkan bahwa kesadaran dan motivasi mereka untuk belajar rendah.
Rendahnya motivasi belajar mereka berdampak pula pada banyaknya
kecurangan saat pelaksanaan Ujian Nasional SMP. Kepala Diknas Jatim, Suwanto
mencatat ada 12 bentuk kecurangan yang dilakukan siswa Ujian Nasional dan
pengawas. Kecurangan yang dilakukan, kata Suwanto, banyak terjadi saat ujian
berlangsung atau di dalam kelas. Kecurangan itu antara lain, pengawas masih
banyak dijumpai membawa handphone saat mengawasi di dalam kelas dan masih
14
banyak siswa tertangkap tangan membawa hand phone. Sebab, biasanya saat

13http://www. antaranews. com/berita/1272728398/tidak-percaya-diri-penyebab-


siswa-tidak-lulus-un (4 Maret 2011)
14 http://surabaya. detik. com/read/2010/04/09/163224/1335442/466/dinas-pendidikan-akui-
un-di-jatim-masih-ada-kecurangan
6

pelaksanaan Ujian Nasional selalu ada SMS atau selebaran jawaban yang tidak
bisa dijamin kebenarannya. 15
Di Bandung, lima siswa sebuah SMP Negeri tertangkap tangan menyalin
kunci jawaban mata pelajaran Bahasa Indonesia. Setelah diperiksa, kebenaran
kunci jawaban di bawah 30 persen. 16 Peserta FGD juga mengakui bahwa mereka
melakukan kecurangan dengan cara kerja sama dengan cara saling bertanya pada
teman yang memiliki tipe soal yang sama dengan mereka (A, B, C, D, E) 17
Kecurangan terjadi dikarenakan banyak siswa yang tidak belajar sehingga
mereka memilih mencontek saat ujian. Kecurangan akan berkurang jika mereka
mampu mengerjakan soal itu sendiri. Oleh sebab itu, motivasi mereka perlu
ditingkatkan karena semakin besar motivasi akan menimbulkan usaha belajar
yang besar sehingga paling tidak mereka mampu mengerjakan soal tersebut
karena belajar.
Menurut Drs. Robert J. Songgok, motivasi merupakan jantung-nya proses
18.
belajar oleh karena motivasi begitu penting dalam proses pembelajaran.
Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, dan
menggerakkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam
mencapai tujuan, sehingga semakin besar motivasinya, maka semakin besar
kesuksesan belajarnya. Seseorang yang besar motivasinya akan giat berusaha,
tampak gigih, tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan
prestasinya.
Sebaliknya seseorang yang motivasinya lemah tanpak acuh, mudah putus
asa, perhatiannya tidak menuju pada pelajaran, akibatnya banyak mengalami
kesulitan belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar sangat diperlukan. Hasil
belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Semakin tepat motivasi yang
diberikan, maka semakin berhasil pula pelajaran itu. Jadi, motivasi akan
senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi peserta didik.

15 http://bandung. detik. com/read/2011/04/11/154528/1613661/486/-jangan-percaya-sms-


atau-selebaran-gelap-saat-un-
16http://female. kompas. com/read/2010/03/30/0923520/masih. diwarnai. kesalahan. siswa.
tertangkap. salin. kunci. jawaban.
17 Focus Group Discussion siswa kelas IX SMP Institut Indonesia Surabaya, 28 April 2011
18 Sumber: http://www. oocities. org/usrafidi/motivasi. html
7

Motivasi juga memiliki peranan sebagai pendorong usaha pencapai


prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang
baik. Dengan kata lain, bahwa dengan adanya usaha yang tekun, terutama didasari
oleh motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan pretasi
yang baik. Intensitas motivasi seorang anak didik akan sangat menentukan tingkat
pencapaian prestasi belajarnya. 19
Psikolog UNY Pratiwi Wahyu Widiarti mengatakan para siswa perlu
mendapat dukungan psikologis dan motivasi dari lingkungan keluarga dan
sekolah. Dukungan dan motivasi ini dibutuhkan agar mereka lebih tenang,
percaya diri, dan siap menghadapi ujian. Kecemasan yang berlebihan bisa
20
mengurangi konsentrasi sehingga hasil yang dicapai tidak akan optimal. Maka
diperlukanlah pemberian dukungan kepada para siswa untuk meningkatkan
motivasi belajar para siswa salah satunya melalui sebuah media yang mampu
memotivasi belajar siswa sebelum menghadapi Ujian Nasional.
Analisa media dibagi menjadi media visual statis dan media visual
nonstatis. Media visual statis meliputi : komik/novel grafis, cergam, visual book.
Sedangkan media visual non statis meliputi animasi dan film dokumenter. Berikut
adalah tabel perbandingan media.

Tabel 1. 1 Tabel perbandingan kelebihan dan kekurangan media


No Jenis Media Kelebihan Kekurangan

19 Sardiman AM., Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2001),
hlm. 84-85.
20http://nasional. kompas. com/read/2008/04/17/15333858/murid. membutuhkan.
masa. tenang
8

1 Cetak 1. Repeatable, dibaca 1. Produksi, biaya produksi


(Komik, berkali-kali cetak dan distribusi
novel grafis) 2. Dapat dikoleksi karena yangharus dibayar
bukan dalam bentuk masyarakat,
digital 2. Visual yang terbatas,
media cetak hanya dapat
memberikan visual berupa
gambar yang mewakili
keseluruhan isi berita.
3. Tidak adanya audio,
media cetak hanya berupa
tulisan yang tentu saja
tidak dapat didengar
4. Media cetak tidak dapat
menyebarkan langsung
berita yang terjadi kepada
masyarakat dan harus
menunggu turun cetak.
2 Elektronik 1. Cepat, dari segi waktu, 1. Berbentuk digital dan
(Film) media elektronik memerlukan alat tertentu
tergolong cepat dalam untuk menggunakannya
menyebarkan berita ke 2. Tidak ada pengulangan,
masyarakat luas. media elektronik tidak
2. Ada audio visual, media dapat mengulang apa yang
elektronik mempunyai sudah ditayangkan.
audio visual yang (Televisi)
memudahkan para 3. Budget produksi cukup
audiennya untuk mahal
memahami berita.
(khusus televisi)
3. Terjangkau luas, media
elektronik menjangkau
9
10

Diagram 1. 3 : 47% Siswa SMP menyukai film kartun/animasi


Diagram 1. 3 : AIO Acara televisi yang paling sering
ditonton
50

40
Axis Title

30

20

10

0
musik gosip berita kartun sinetron
Acara televisi yang paling
31 1 15 47 5
sering ditonton

Hasil Riset dari AIO (Activity Interest Opinion) dari siswa SMP
menyatakan bahwa 47% dari mereka cenderung menyukai untuk menonton film
kartun. Hasil AIO ini menjadi dasar pemilihan jenis film dalam perancangan ini
yaitu film animasi.

Diagram 1. 4 : Stasiun televisi favorit anak


Diagram 1. 4 : Stasiun TV favorit
40
35
30
25
Axis Title

20
15
10
5
0
space global trans Indosi lainny
tpi RCTI ANTV TVRI
toon tv 7 ar a
Sales 8 8 36 8 20 3 0 9 9

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa Global TV (36%) dan RCTI
(20%) menjadi stasiun TV favorit anak SMP.
11

Diagram 1. 5 : Waktu menonton televisi


Diagram 1. 5 :waktu menonton TV

60
50
Axis Title 40
30
20
10
0
pagi(06.00- siang(11.00- sore(15.00- malam(18.00-
11.00) 15.00) 18.00) 22.00)
Sales 20 5 53 34

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa siswa SMP menonton TV pada
jam (15. 00-18. 00) (53%) dan (18. 00-22. 00) (34%). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa film dan televisi adalah salah satu media yang diminati dalam
memberikan dukungan motivasi belajar kepada para siswa. Film adalah alat yang
ampuh sekali ditangan orang yang mempergunakannya secara efektif untuk
sesuatu maksud terutama sekali terhadap masyarakat kebanyakan dan juga anak-
anak yang memang lebih banyak menggunakan aspek emosinya dibanding aspek
rasionalitasnya. Itulah rahasia sukses sebuah film yang sanggup mendobrak
pertahanan rasionalitas dan langsung bicara ke dalam hati sanubari penonton. 21
Keunggulan media film adalah pada faktor audio visual yang bergerak
sehingga mampu menampilkan emosi lebih baik daripada media cetak. Tidaklah
orang salah menyebut, bahwa studio film adalah pabrik mimpi. Seperti halnya
mimpi seseorang pada waktu tidurnya, mimpi tersebut kadang-kadang lama
berkesan di dalam sanubari seseorang. Tidaklah pula mustahil bahwa bila segala
yang dilihatnya akan mempengaruhi sikap dan perilakunya secara sungguh-
sungguh. 22
Beberapa jenis film yang telah terbukti berhasil memotivasi seseorang
misalnya Popeye, Captain Tsubasa, dan Laskar Pelangi.

21 Yudhi Munadhi 2008, Media pembelajaran-sebuah pendekatan baru hal 115


22 ibid
13

Captain Tsubasa adalah komik yang dikarang oleh Yoichi Takahashi pada
tahun 1981 yang difilmkan pada tahun 1983 hingga yang terbaru pada tahun 2002
menyambut piala dunia 2002 di Korea dan Jepang. Efek dari komik dan anime ini
sangat terasa bagi masyarakat Jepang. Sebagian masyarakat Jepang meyakini
bahwa semangat sepak bola yang ada di hati para generasi mudanya salah satunya
diilhami oleh cerita sukses Captain Tsubasa.
Kesuksesan Timnas Jepang untuk masuk putaran final pada piala dunia
1998, 2002, 2006, dan 2010 tak lepas dari efek cerita Captain Tsubasa sendiri.
Disadari atau tidak bahwa captain Tsubasa selalu memotivasi timnas Jepang
dengan semangat perjuangan dari Tsubasa dan kawan-kawannya.
Hidetoshi Nakata mengakui bahwa ia mencintai bola bukan karena
inspirasi pemain luar atau pemain Jepang sebelumnya. Dia justru terinspirasi oleh
komik Captain Tsubasa yang begitu heroik dalam membela Timnas Jepang. 24

Gambar 1. 5 Film Laskar Pelangi


Sumber :http//mirzaproduction-laskarpelangi. com

Film Laskar Pelangi, yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata. Film
yang menceritakan tentang ketidakmerataan pendidikan di Indonesia di Pulau
Belitung yang merupakan pulau terkaya dan serta menceritakan bahwa pendidikan
bukan hanya milik orang kaya ini mampu menarik minat sejumlah guru untuk

24http://www. olahraga. com/sepakbola/lain-lain/3175-hidetoshi-nakata-sang-


kapten-tsubasa-. html
14

menontonnya karena dinilai mampu memberikan spirit dan memotivasi mendidik


para siswa.
Film Laskar Pelangi mampu meningkatkan motivasi belajar di SMP
Dharma Pancasila Kelurahan PB, Selayang 1 kota Medan. Menurut penelitian
oleh Nanang Suhendri film Laskar Pelangi disukai oleh siswa SMP Dharma. Film
ini mampu memotivasi dan menginspirasi siswa untuk lebih giat belajar. Sehingga
terbukti bahwa film mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. 25
Berdasarkan hasil kuesioner terhadap siswa SMP, dapat disimpulkan
bahwa keunggulan media film didukung dengan AIO dan minat siswa, siswa
kebanyakan menyukai film dengan jenis film animasi (47%). Kekuatan konten
cerita dari sebuah film adalah yang paling ditekankan dalam perancangan ini.
Dengan demikian pemberian konten motivasi akan lebih merata dan
menjangkau berbagai daerah di Indonesia apabila menggunakan media televisi.
Tentu dengan sebuah film yang mengandung konten-konten yang meningkatkan
motivasi belajar siswa sebelum menghadapi Ujian Nasional yang dikemas dalam
bentuk film animasi yang menyesuaikan dengan karakteristik audien, yaitu siswa
SMP, berdasarkan hasil AIO dan berdasarkan dari dasar teori tentang kelebihan
dari media film.

1.2 Identifikasi Masalah


1. Ada tiga faktor utama yang menyebabkan siswa banyak yang gagal Ujian
Nasional yaitu :
- Faktor metode pembelajaran
Proses belajar mengajar tidak bagus (M. Nuh Mendiknas)
Ketidaksesuaian soal UN dengan KTSP sekolah (Wuriadi pengamat
pendidikan UNY)
Guru yang tidak memiliki standart pengujian UN (Prof Joko Suryo UGM).
26

- Faktor sarana dan prasarana

25Nanang suhendri, Departemen ilmu komunikasi Fakultas Ekonomi Ilmu sosial dan Ilmu politik
Universitas Sumatera Utara. Film Laskar Pelangi dan Motivasi Belajar.

26
15

Pemerintah harus memberikan pemerataan fasilitas, sarana, dan prasarana


pendidikan di seluruh wilayah. 27
Ujian Nasional tanpa melengkapi sarana dan prasarana di seluruh wilayah
Indonesia juga merupakan ketidakadilan bagi mereka yang tidak memiliki
fasilitas dan tenaga guru yang memadai. 28
Ujian Nasional (UN) hendaknya diikuti dengan peningkatan sarana dan
prasarana sekolah serta tenaga guru. 29
- Faktor interna

Hasil FGD menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa rendah, akibatnya


banyak terjadi tindak kecurangan dan tidak memiliki motivasi untuk lulus
Ujian Nasional.
Drs. Robert J. Songgok, motivasi merupakan jantungnya proses belajar,
30
Oleh kerana motivasi begitu penting dalam proses pembelajaran. Hasil
belajar akan menjadi optimal, jika ada motivasi. Semakin tepat motivasi
yang diberikan, akan semakin berhasil juga pelajaran itu, jadi motivasi
akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa
para siswa perlu mendapat dukungan motivasi dan psikologis dari
lingkungan keluarga dan sekolah. Dukungan ini dibutuhkan agar mereka
lebih tenang, percaya diri, dan siap menghadapi ujian. 31

2. Hasil AIO menunjukkan bahwa media film diminati oleh siswa. Hasil AIO
menyatakan bahwa siswa SMP 17% menonton TV, 47% Siswa SMP
menyukai film kartun/animasi. Film adalah alat yang ampuh sekali di tangan
orang yang mempergunakannya secara efektif untuk sesuatu maksud terutama
sekali terhadap masyarakat kebanyakan dan juga anak-anak yang memang
lebih banyak menggunakan aspek emosinya dibanding aspek rasionalitasnya.

27http://lipsus. kompas. com/ujiannasional/read/2010/03/26/11395012/Pengamat.. Hapuskan.


UN
28http://internasional. kompas. com/read/2008/04/07/1544535/UN. Harus. Diikuti.
Peningkatan. Sarana. dan. Prasarana. Sekolah
29 Ibid
30http://belajarpsikologi. com/tag/arti-penting-motivasi/
31http://nasional. kompas. com/read/2008/04/17/15333858/murid. membutuhkan.
masa. tenang
16

3. Film terbukti sukses meningkatkan motivasi kepada para siswa misalnya


Laskar Pelangi. Beberapa film animasi juga telah berhasil memberikan
motivasi kepada para penontonnya misalnya Popeye dan Captain Tsubasa.

1.3 Batasan Masalah


Dalam perancangan ini yang akan dikerjakan yaitu :
1. Perancangan environment serial animasi motivasi bagi siswa SMP
sebelum menghadapi Ujian Nasional.
2. Perancangan cerita, karakter dan teknik pembuatan film animasi tidak
dibahas disini, namun dibahas dalam tugas akhir perancangan dari penulis
yang berbeda
3. Perancangan ini tidak membahas masalah fisik sekolah seperti, jumlah
tenaga pengajar, media lain selain animasi, masalah sistem pembelajaran,
masalah cara mengajar guru, jalan cerita, biaya produksi, dan lain
sebagainya.

1.4 Rumusan Masalah


Bagaimana merancang film animasi 3D yang mampu menumbuhkan
motivasi siswa SMP agar meningkatkan usaha belajar sebelum menghadapi Ujian
Nasional?

1.5 Ruang Lingkup Studi


Studi yang dilakukan melingkupi :
1. Analisis film animasi motivasi (meliputi studi melalui buku referensi serta
pengumpulan data dan informasi yang mendukung).
2. Unsur-unsur dalam film
3. Produksi dalam pembuatan animasi
Output
1 Laporan tertulis
2 Film animasi dengan durasi yang ditentukan dan story board terpilih.
17

1.6 Tujuan Perancangan


Tujuan dari perancangan ini adalah antara lain:
1 Sebagai pemacu motivasi belajar sebelum siswa menghadapi Ujian
Nasional
2 Meningkatkan kemajuan animasi lokal

1.7 Manfaat Perancangan


Adapun manfaat dari perancangan ini adalah:
1. Memotivasi dan memacu semangat belajar siswa sebelum menghadapi
Ujian Nasional.
2. Tugas akhir ini dapat dijadikan referensi untuk rekan-rekan akademia yang
lain.

1.8 Sistematika Penulisan


BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, identifikasi masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat perancangan film animasi
motivasi belajar.

BAB II : STUDI PUSTAKA DAN EKSISTING


Bab ini berupa bahasan tinjauan pustaka tentang teori-teori yang digunakan
untuk mendukung penyelesaian masalah atau pencapaian tujuan dan juga studi
eksisting dari contoh kasus yang sudah ada dalam bab ini juga menguraikan
tentang definisi, pendapat apa motivasi belajar, dan juga tinjauan tentang teknis
pembuatan film mmulai dari sebelum produksi, produksi, setelah produksi dan
aspek aspek dalam film.

BAB III : METODE PENELITIAN


Bab ini membahas tentang definisi konsep yang berkaitan dengan masalah
atau tujuan, penjelasan tahapan metode pencapaian desain, mulai dari penelusuran
masalah, penetapan target audience yaitu anak SMP, konsep desain yang
18

diciptakan dari data yang didapat, dan alternatif cerita motivasi yang nanti akan
dieksekusi.

BAB IV : KONSEP DESAIN


Bab ini membahas tentang konsep desain mulai dari bagaimana kriteria
desain diambil dari hasil penilitian yang didapat dari target pasar, geografis,
demografis, stakeholder dan eksisting.
BAB V : EKSEKUSI
Bab ini menjelaskan hasil akhir perancangan berupa story board dan klip
potongan adegan dalam film.

BAB IV : SIMPULAN DAN SARAN


Bab ini merupakan kesimpulan keseluruhan hasil penelitian serta saran yang
diperlukan untuk pembahasan penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai