Anda di halaman 1dari 43

CASE REPORT

UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT MENGENAI


KESEHATAN GIGI DAN MULUT MELALUI PENYULUHAN DI
LINGKUNGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS AHMAD YANI

Disusun oleh:
Andre Setiawan 160112160110
Azalia Wiryoatmojo 160112160504
Sarah Asyfa Sistia 160112160117
Tri Rezki F. Datau 160112160115
Vanya Dean 160112160114
Vita Sepfina 160112162001

Pembimbing:
Dr. Cucu Zubaedah., dra., M.S.
dr. Vicci Puspa Iriani
drg. Yunia Tresna Dewi

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2017
i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i

DAFTAR TABEL....................................................................................................1

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang Pemecahan Masalah..................................................................1

1.2 Tujuan Pemecahan Masalah.................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5

BAB III PEMECAHAN MASALAH....................................................................21

3.1 Alternatif Pemecahan Masalah..........................................................................21

3.2 Prioritas Pemecahan Masalah............................................................................21

3.3 Hambatan dan Kelemahan Program..................................................................24

3.4 Rencana Kerja Operasional................................................................................24

3.4.1 Alasan Penyusunan Rencana Kerja Operasional................................24

3.4.2 Tujuan......................................................................................................25

3.4.3 Kegiatan Program...................................................................................25

3.4.4 Pelaksana dan Sasaran............................................................................26

3.4.5 Sumber Daya Pendukung.......................................................................26

3.4.6 Tempat......................................................................................................27

i
ii

3.4.7 Waktu Pelaksanaan.................................................................................27

3.5 Pelaksanaan..........................................................................................................28

3.6 Evaluasi................................................................................................................29

BAB IV PENUTUPAN..........................................................................................31

4.1 Kesimpulan..........................................................................................................31

4.2 Saran.....................................................................................................................32

5 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................34

ii
DAFTAR TABEL

No.Tabel Teks Halaman

3-1 Alternatif Jalan Keluar .......................................................................23

3-2 Rundown Acara Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas


Ahmad Yani ........................................................................................27

iii
DAFTAR LAMPIRAN

No.Tabel Teks Halaman

1 Kuesioner Pengetahuan Tindakan dan Kesadaran Terhadap


Kesehatan dan Mulut Masyarakat di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Tamblong............................................................... 35

2 Kuisioner Pre-test dan Post-test.............................................. 35

3 Foto Kegiatan........................................................................... 37

iv
1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pemecahan Masalah

Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Ahmad Yani terletak di Jalan Cianjur No.

23 di Kecamatan Batununggal, Bandung, merupakan salah satu puskesmas

jejaring dari UPT Puskesmas Ibrahim Aji yang membina 2 kelurahan, yaitu

Kelurahan Samoja dan Kelurahan Kacapiring. Luas wilayah Kerja Puskesmas

Ahmad Yani 132 Ha/m2. Dengan jumlah penduduk sebesar 23.733 jiwa (KK)

sehingga kepadatan penduduk mencapai 6 jiwa/Km2, dengan komunitas yang

heterogen, arus urbanisasi dan mobilisasi penduduk yang cepat dan fluktuatif. Hal

ini menyebabkan masyarakat Kecamatan Batununggal cukup rawan terhadap

berbagai penyakit menular maupun penyakit akibat bencana seperti banjir dan

kebakaran.
Mayoritas pasien yang berobat ke poli gigi adalah pasien yang mengalami

penyakit pulpa dan jaringan periapikal. Perilaku masyarakat yang kurang peduli

terhadap kesehatan gigi dan mulut menyebabkan pasien datang ke poli gigi

biasanya dengan kondisi giginya sudah cukup parah dan harus dilakukan pre-

medikasi atau pencabutan. Hal ini menyebabkan penyakit gigi dan mulut masuk

ke dalam 7 penyakit terbanyak di UPT Puskesmas Ibrahim Aji menurut data

laporan tahunan Puskesmas Ahmad Yani 2016, yaitu penyakit pulpa dan jaringan

periapikal.

1
2

Kelurahan Samoja merupakan kelurahan dengan jumlah penduduk

terbanyak dibanding kelurahan Kacapiring. Sebagian besar masyarakat di

kelurahan Kacapiring memiliki tingkat pendidikan SMA, sedangkan di kelurahan

Samoja jumlah masyarakat dengan tingkat pendidikan tidak tamat SD paling

banyak. Hal ini disebabkan karena mayoritas masyarakat di Kelurahan Samoja

memiliki taraf ekonomi menengah ke bawah dan penduduk miskin yang tersebar

di wilayah kerja Puskesmas Ahmad Yani paling banyak berada di Kelurahan

Samoja, yaitu sebanyak 4.006 jiwa.


Berdasarkan hasil observasi, meskipun lokasi Kelurahan Samoja relatif

tidak jauh dari Puskesmas Ahmad Yani, terdapat fasilitas transportasi yang mudah

dijangkau, dan mayoritas penduduknya memiliki JAMKESMAS, ASKES dan

JKN penduduk kurang memanfaatkan fasilitasfasilitas yang ada untuk menjaga

kesehatan gigi dan mulutnya. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran pasien masih

rendah untuk datang ke dokter gigi dalam usaha pencegahan maupun pengobatan

gigi sebelum kondisinya menjadi parah.


Kurangnya kesadaran masyarakat juga dapat dilihat dari analisis perilaku

kesehatan yang telah dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan

kepada masyarakat yang berada di bawah tanggung jawab Puskesmas Ahmad

Yani. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan mengenai kesehatan

gigi dan mulut sudah cukup, tetapi tingkat kesadaran untuk melakukan tindakan

promotif dan preventif masih kurang. Berdasarkan data Puskesmas Ahmad Yani,

jumlah kunjungan ke poli gigi masih kurang. Padahal Puskesmas Ahmad Yani

sendiri memiliki target kunjungan ke poli gigi sebanyak 95% dari jumlah ibu

hamil yang datang ke KIA. Data selama bulan Desember 2016, Januari 2017 dan
3

Februari 2017 menunjukkan dari 148 kunjungan ibu hamil yang datang ke KIA,

hanya 3 ibu hamil yang memeriksakan giginya ke poli gigi. Rongga mulut ibu

yang tidak sehat akan menjadi sumber infeksi yang bisa menyebar lewat

peredaran darah ke organ tubuh lain dan janin. Hal ini akan mengganggu

perkembangan janin bahkan bayi bisa lahir prematur.


Oleh karena itu, untuk menurunkan prevalensi terjadinya penyakit gingivitis

dan penyakit periodontal serta karies, dibutuhkan penyuluhan kesehatan gigi dan

mulut kepada lansia, ibu, ibu balita, balita, anak TK dan SD agar kesadaran untuk

menjaga kesehatan gigi dan mulut meningkat. Diharapkan dengan diberinya

penyuluhan kepada lansia, ibu, ibu balita, balita, anak TK dan SD tersebut dapat

menjaga kesehatan gigi dan mulutnya serta melakukan pencegahan penyakit gigi

dan mulut sedini mungkin pada anaknya. Penyuluhan merupakan pendidikan non

formal yang bertujuan mengubah perilaku seseorang melalui pengetahuan, sikap,

dan keterampilan. Penyuluhan juga merupakan proses pemberian pengaruh agar

orang mampu merubah sikap dan perilakunya, serta merencanakan dan

melaksanakan tindakan-tindakan tertentu yang konsisten sesuai dengan tujuan

yang telah ditentukan. Penyuluhan dapat dilakukan melalui beberapa media,

seperti media elektronik dan media tulis berupa flipchart dan power point.

1.2 Tujuan Pemecahan Masalah

1. Tujuan Umum

Menurunkan prevalensi gingivitis dan penyakit periodontal serta karies di

wilayah kerja Puskesmas Ahmad Yani.

2. Tujuan Khusus
4

1) Puskesmas Ahmad Yani dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap

kesehatan gigi dan mulut khususnya lansia, ibu, ibu balita, balita, anak TK

dan SD yang sejalan dengan meningkatnya pengetahuan mengenai

kesehatan gigi dan mulut.


2) Puskesmas Ahmad Yani dapat meningkatkan perilaku preventif dan

promotif masyarakat, khususnya lansia, ibu, ibu balita, balita, anak TK dan

SD di wilayah kerja Puskesmas Ahmad Yani.


2 BAB II

PEMBAHASAN

Puskesmas Ahmad Yani memiliki beberapa masalah berdasarkan analisis

situasi yang telah dilakukan, antara lain kurangnya tenaga kesehatan gigi dan

mulut serta kader gigi di wilayah kerja Puskesmas Ahmad Yani, penyakit gigi dan

mulut masih termasuk ke dalam 7 penyakit terbanyak dan kurangnya kesadaran

masyarakat untuk memeriksakan gigi dan mulut minimal 6 bulan sekali. Masalah

tersebut didapat dari analisa skoring PAHO.


Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota

yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah kerja (KMK RI No 279/MENKES/2006). Dalam menjalankan tanggung

jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja, Puskesmas

Ahmad Yani merupakan salah satu jejaring dari UPT Puskesmas Ibrahim Adjie.

Upaya kesehatan gigi dan mulut yang termasuk dalam upaya kesehatan

pengembangan. Upaya kesehatan gigi dan mulut di puskesmas dibagi dalam tiga

kegiatan, yaitu pelayanan medik dasar berupa pengobatan dan pencegahan

penyakit gigi dan mulut penderita yang datang untuk berobat, UKGS pada anak

sekolah dan anak prasekolah, dan UKGM kepada ibu hamil, ibu balita, balita, dan

lansia. Usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS) merupakan upaya kesehatan

masyarakat yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan

mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang upaya kesehatan

perorangan berupa upaya kuratif bagi peserta didik yang memerlukan perawatan

kesehatan gigi dan mulut. Usaha kesehatan gigi masyarakat (UKGM) merupakan

5
6

suatu pendekatan edukatif bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan peran

serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi dengan mengintegrasikan

upaya promotif-preventif kesehatan gigi pada berbagai upaya kesehatan

bersumber daya masyarakat yang berlandaskan pendekatan primary health care.


Berdasarkan analisis perilaku yang telah dilakukan pada masyarakat yang

datang ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ahmad Yani, didapatkan bahwa

sebagian besar masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup tentang kesehatan

gigi dan mulut namun mereka memilih datang ke dokter gigi saat sudah sakit gigi

dan tidak rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali. Hal ini

menggambarkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan

mulutnya. Masyarakat kurang memanfaatkan fasilitas yang tersedia untuk

mendapatkan pemeriksaan dan perawatan di poli gigi puskesmas. Jarak terjauh

jangkauan kerja puskesmas yaitu 1 km untuk kelurahan Kacapiring dan 2,5 km

Samoja, terdapat berbagai akses transportasi, dan seluruh masyarakat miskin

sudah memiliki Asuransi yang dapat meringankan biaya perawatan, namun kurang

dimanfaatkan oleh masyarakat.


Hasil riset kesehatan dasar nasional (Riskesdas) tahun 2007 menyebutkan

bahwa 23,4% penduduk Indonesia mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut

dan hanya 29,6% penduduk diantaranya yang menerima perawatan dan

pengobatan dari tenaga kesehatan gigi. Menurut data dari RISKESDAS tahun

2013, prevalensi nasional masalah gigi dan mulut 25,9%, diantaranya sebanyak 14

provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut diatas angka nasional.

Salah satu dari 14 provinsi tersebut adalah Jawa Barat sebesar 28%. Karena Jawa

Barat merupakan provinsi dengan penduduk terbesar di Indonesia, sehingga


7

memerlukan upaya yang lebih besar untuk meningkatkan taraf kesehatan gigi dan

mulut dibandingkan provinsi lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa masih

terdapat masyarakat yang belum menyadari pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut. Untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut, pemerintah

melalui Departemen Kesehatan telah melakukan berbagai upaya pendekatan

pelayanan kesehatan, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara

terpadu dan berkesinambungan (Herijulianti, dkk., 2002). Hal ini sesuai dengan

berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Ahmad Yani 2016, penyakit pulpa dan

penyakit periapikal serta karies gigi termasuk ke dalam 7 penyakit terbanyak yang

diderita oleh pasien yang datang ke Puskesmas Ahmad Yani. Hal tersebut

menunjukkan masyarakat yang datang berobat masih memiliki kesadaran yang

kurang mengenai kesehatan gigi dan mulut. Faktor yang mempengaruhi adalah

keadaan Puskesmas Ahmad Yani yang terbatas sumber daya tenaga kesehatan,

sarana dan prasarana, melimpahnya pasien yang datang untuk berobat serta

kurangnya waktu kerja.


Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu upaya atau kegiatan

untuk menyampaikan pesan mengenai kesehatan gigi dan mulut kepada

masyarakat, kelompok atau individu, dengan harapan dapat memperoleh

pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang lebih baik, diharapkan dapat

mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat (Hadnyanawati, 2003). Cara

meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut masyarakat dapat dilakukan

suatu pendekatan, yaitu dengan melakukan promosi kesehatan. Salah satu

kegiatan promosi kesehatan adalah pemberian informasi atau pesan kesehatan

berupa kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap


8

tentang kesehatan agar memudahkan terjadinya perilaku sehat (Notoatmodjo,

2005). Berdasarkan hasil analisis situasi kependudukan mengenai tingkat

pendidikan pada wilayah Ahmad Yani, mayoritas masyarakat tamat SMA dan

perguruan tinggi pada Kelurahan Kacapiring, dan mayoritas belum tamat SMA

pada Kelurahan Samoja. Dari analisis tingkat pendidikan dan kondisi pengetahuan

masyarakat mengenai kesehatan gigi dan mulut, didapat hasil yang cukup.

Namun, dengan pengetahuan yang cukup, kesadaran masyarakat masih kurang,

didapat dari hasil kuesioner dan observasi yang telah dilakukan. Dengan

demikian, pentingnya edukasi masyarakat dapat meningkatkan kualitas hidup

individu dan kelompok.


WHO menekankan bahwa promosi kesehatan merupakan suatu proses yang

bertujuan memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan

meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan

diri sendiri. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk masyarakat

sesuai dengan adat dan budaya setempat (Maulana, 2009). Tim promosi kesehatan

Puskesmas Ahmad telah melakukan penyuluhan di setiap posyandu yang telah

dijadwal setiap hari, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, perilaku dan

kesadaran masyarakat mengenai kesehatan, namun karena keterbatasan sumber

daya manusia, penyuluhan khusus mengenai gigi kurang terlaksana.


Promosi kesehatan gigi dapat dilakukan dengan berbagai macam

pendekatan (Herijulianti, 2011):


1. Pendekatan berdasarkan jumlah sasaran
1) Penyuluhan individu atau perorangan: biasanya dilakukan dengan metode

wawancara atau dilakukan disela obrolan yang bersifat tidak resmi.


2) Penyuluhan kelompok: sekumpulan individu yang masih dapat dihitung dan

orang yang di dalam kelompok masih diketahui.


9

3) Penyuluhan massa: penyuluhan yang diberikan kepada orang yang tidak

terhitung dan terdiri dari.berbagai macam kelompok.


2. Pendekatan berdasarkan cara penyampaian
1) Penyuluhan tatap muka: yang disuluh berhadapan langsung dengan

penyuluh.
2) Penyuluhan non tatap muka: kelompok sasaran tidak secara langsung

berhubungan dengan penyuluh biasanya menggunakan brosur, leaflet, film

dll.
3) Penyuluhan campuran: dimana penyuluh bertatap muka secara langsung dan

menggunakan media sebagai pemdukung. Penyuluhan secara ini lebih

efektif dan efisien.


3. Pendekatan berdasarkan sifatnya
1) Penyuluhan dengan teknik persuasi (ajakan), yaitu penyuluhan yang

dilakukan dengan cara menunjukkan manfaat suatu program dan kerugian

bila tidak mengikuti program.


2) Penyuluhan dengan teknik simulasi, yaitu penyuluhan dengan cara

merangsang sasaran dengan pemberian hadiah atau perlombaan.


3) Penyuluhan dengan teknik riak air, yaitu penyuluhan yang pesannya

disampaikan menggunakan sasaran antara dan sasaran antara akan

menyebarluaskan pada masyarakat.


4) Penyuluhan dengan teknik tempat srategis, penyuluhan yang dilakukan di

tempat yang banyak dikunjungi kelompok sasaran.


5) Penyuluhan dengan teknik paksaan sosial, yaitu penyuluhan dengan

pemberian ancaman ringan pada kelompok sasaran


Penyuluhan merupakan terjemahan dari counseling, yang merupakan bagian

terpadu dari bimbingan, informasi sehingga seseorang dapat mengembangkan

kesehatan mental, perubahan sikap, dan tingkah laku. Menurut Maulana (2009),

penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan pendidikan kesehatan, yang dilakukan

dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga tidak saja sadar,


10

tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran yang

berhubungan dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan dalam promosi kesehatan

diperlukan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran di samping

pengetahuan sikap dan perbuatan. Oleh karena itu, diperlukan upaya penyediaan

dan penyampaian informasi kesehatan agar dapat meningkatkan sikap dan

kesadaran.
Winslow, professor kesehatan masyarakat dari Yale University,

mengungkapkan bahwa untuk mengatasi masalah kesehatan terhadap penyakit ada

tiga tahap pencegahan. Hal ini meliputi pencegahan primer, pencegahan sekunder,

pencegahan tersier. Pencegahan primer dilakukan saat individu belum menderita

sakit, meliputi hal- hal berikut (Maulana, 2009):


1. Promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh

terhadap masalah kesehatan.


2. Perlindungan khusus berupa upaya spesifik untuk mencegah terjadinya

penularan penyakit tertentu.


Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit meliputi:
1. Diagnosis dini dan pengobatan segera. Tujuannya untuk mencegah

penyebaran penyakit dan menghentikan proses penyakit sehingga terhindar

dari komplikasi.
2. Pembatasan kecacatan. Pada tahap ini cacat yang terjadi dapat diatasi,

terutama agat penyakit tidak berkelanjutan dan semakin buruk.


Pencegahan tersier, pada proses ini diusahakan agar cacat yang diderita tidak

menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal

secara fisik, mental, dan sosial.


Benjamin Bloom (1908) membagi perilaku kedalam 3 domain, yang terdiri

dari cognitive domain yaitu individu mengetahui terlebih dahulu terhadap

stimulus berupa objek sehingga menimbulkan pengetahuan baru terhadap


11

individu, selanjutnya affective domain yaitu timbul respon batin dalam bentuk

sikap dari individu terhadap objek yang diketahuinya,dan berakhir pada

psychomotor domain, yaitu objek telah diketahui dan disadari sepenuhnya yang

akhirnya menimbulkan respon berupa tindakan. Ketiga domain ini diukur dari

pengetahuan, sikap, dan tindakan (Notoatmodjo, 2012).


Tiga domain perilaku menurut teori Bloom dibedakan menjadi kognitif

(cognitive), afektif (affective), dan psikomotor (psychomotor). Dalam

perkembangannya, terdapat 3 ranah perilaku, yaitu:


1. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indra manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour).

1) Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif (Notoatmodjo, 2012),

tercakup dalam 6 tingkatan, yaitu:


a. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Contoh: dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan

protein pada anak kita.


b. Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterpretasikan suatu materi tersebut secara benar.


12

Contoh: dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan

bergizi.
c. Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

real (sebenarnya). Contoh: dapat menggunakan rumus-rumus

statistik dalam perhitungan perhitungan hasil penelitian.


d. Analisis (analysis), yaitu kemampuan untuk menjabarkan suatu

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya

satu sama lain. Contoh: dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan dan sebagainya.


e. Sintesis (synthesis), merupakan kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Contoh: dapat menyusun, dapat merencanakan dan

sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah

ada.
f. Evaluasi (evaluation), tingkat pengetahuan yang berkaitan dengan

kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap

suatu materi atau objek. Contoh: dapat membandingkan antara

anak yang cukup gizi dengan yang kekurangan gizi.


2. Sikap (attitude)
Masih menurut Notoatmodjo (2005), sikap merupakan reaksi atau respon

yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Dapat

disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya

dapat ditafsirkan terlebih dahulu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau

aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Alport


13

(1954) yang dikutip Notoatmodjo (2005) menjelaskan bahwa sikap itu

mempunyai 3 komponen pokok yaitu:


1) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek
2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3) Kecenderungan untuk bertindak (tend tobehave)
3. Tindakan (practice)

Seperti telah disebutkan di atas bahwa sikap adalah kecenderungan untuk

bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam bentuk tindakan. Untuk

mewujudkan sikap menjadi suatu tindakan diperlukan faktor pendukung atau

suatu kondisi yang memungkinkan, seperti fasilitas atau sarana dan prasarana.

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian

mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses

selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang

diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah yang disebut praktik (practice)

kesehatan (Notoatmodjo, 2005).

Menurut Notoatmodjo (2012), praktik atau tindakan ini dapat dibedakan

menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya, yakni:


1) Praktik terpimpin (guided response), yaitu apabila subjek atau seseorang

telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntunan atau

menggunakan panduan, contohnya seorang ibu memeriksakan

kehamilannya tetapi masih menunggu diingatkan oleh bidan atau

tetangganya.
2) Praktik secara mekanisme (mechanism), yaitu apabila subjek atau seseorang

telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis. Misalnya,

seorang anak secara otomatis menggosok gigi setelah makan, tanpa disuruh

ibunya.
14

3) Adopsi (adoption), yaitu suatu tindakan atau praktik yang sudah

berkembang. Artinya apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau

mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau

perilaku yang berkualitas. Misalnya menggosok gigi, bukan sekedar gosok

gigi, melainkan dengan teknik- teknik yang benar.

Sikap dan perilaku masyarakat di Puskesmas Ahmad Yani mengenai

kesehatan gigi dan mulut masih kurang. Masyarakat belum mengetahui waktu

sikat gigi yang benar, dan mayoritas masyarakat akan ke dokter gigi bila hanya

sakit saja dan akan membeli obat di warung jika sakit gigi. Penyuluhan

dibutuhkan agar dapat merubah sikap dan perilaku masyarakat agar menjadi lebih

baik.

Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) adalah suatu pendekatan

edukatif yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan peran serta

masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi, dengan mengintegrasikan upaya

promotif, preventif kesehatan gigi pada berbagai upaya kesehatan bersumber daya

masyarakat yang berlandaskan pendekatan primary health care (posyandu, bina

keluarga balita, prolanis, taman kanak-kanak/paud, dsb.). Pendekatan ini secara

global dikenal sebagai Primary Oral Health Care Approach.

Tujuan dari Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat adalah untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan, kemampuan, dan peran serta masyarakat atau keluarga

dalam pemeliharaan kesehatan gigi (self care). Sasaran UKGM yaitu kelompok

masyarakat yang rawan terhadap penyakit gigi dan mulut (bumil, balita, apras,
15

dan anak sekolah dasar). Agar masyarakat dapat berperan serta perlu dibekali

pelatihan-pelatihan.

Prinsip pelatihan yang diberikan terdiri dari materi yang esensial, alat

peraga sesederhana mungkin, dipakai model hidup sebagai alat peraga, grup

diskusi kecil, dan diutamakan pada demonstrasi. Pelatihan dapat dibagi ke dalam

beberapa tahap yaitu:

1. UKGM dengan sasaran anak balita dan anak prasekolah.


1) Tahap I: Pelatihan provider pembina posyandu, BKB, TK, dsb. Peserta

terdiri dari bidan, perawat dan bidan desa. Supervisornya adalah dokter gigi

dan perawat gigi.


2) Tahap II: Pelatihan kader posyandu/BKB/guru TK.
3) Tahap III: Pelaksanaan di lapangan oleh kader atau guru TK
2. UKGM dengan sasaran usia sekolah dan remaja.
1) Tahap I: Pelatihan provider pembina UKS, Forum Koordinator PMT-AS,

Ponstren tingkat Kecamatan.


2) Tahap II: Pelatihan kader di sekolah, Ponstren (guru, ustad di ponstren,

dokter kecil).
3) Tahap III: Pelaksana di lapangan oleh kader atau guru.

Pelatihan-pelatihan tersebut bertujuan agar:

1. Peserta mengetahui alasan mengapa mereka dilibatkan dalam program

kesehatan gigi dan mulut

2. Peserta tahu tentang pertumbuhan gigi susu

3. Peserta tahu perbedaan cara menyikat gigi pada bayi, balita, dan anak

sekolah

4. Peserta dapat mendemonstrasikan cara menyikat gigi yang baik


16

5. Peserta dapat mendiagnosa karies susu botol, tahu penyebab dan cara

pencegahannya

6. Peserta tahu kapan pasien harus dirujuk ke klinik gigi Puskesmas

7. Peserta tahu tentang efek pencegahan karies dari pasta gigi berfluor

Puskesmas Ahmad Yani memiliki kegiatan UKGM berupa program

penyuluhan mengenai kesehatan secara umum, penimbangan berat badan dan

tinggi serta pengukuran tekanan darah bila diperlukan di Posyandu wilayah kerja,

terjadwal setiap hari, dan program pengelolaan lansia dengan penyakit kronis satu

bulan sekali di ruang serbaguna Puskesmas.

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk. Upaya

Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk,

dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan

kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar.

Kegiatan yang dilakukan di Posyandu dibagi menjadi kegiatan utama dan kegiatan

pengembangan/pilihan. Kegiatan utama mencakup kesehatan ibu dan anak,

keluarga berencana, imunisasi, gizi, dan pencegahan serta penanggulangan diare.

Sedangkan kegiatan pengembangan/pilihan merupakan kegiatan tambahan yang

dibuat masyarakat disamping lima kegiatan utama yang sudah ditetapkan, dan

dinamakan Posyandu terintegrasi. Kegiatan baru tersebut misalnya : Bina

Keluarga Balita (BKB), Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Bina Keluarga Lansia

(BKL), Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan berbagai program

pembangunan masyarakat desa lainnya. Anggota masyarakat yang membutuhkan

pelayanan kesehatan dasar yang ada di Posyandu terutama adalah bayi dan anak
17

balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, pasangan usia subur, dan pengasuh

anak.

Posyandu memberikan manfaat baik kepada masyarakat maupun kader.

Manfaat Posyandu bagi masyarakat yaitu:

1. Memperoleh kemudahan mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan

bagi ibu, bayi, dan anak balita.


2. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang

atau gizi buruk.


3. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul vitamin A.
4. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.
5. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah

darah (Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).


6. Ibu nifas memperoleh kapsul vitamin A dan tablet tambah darah (Fe).
7. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak.
8. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas, dan

ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke Puskesmas.


9. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi,

dan anak balita.

Manfaat Posyandu bagi kader yaitu:

1. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap.


2. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak

balita dan kesehatan ibu.


3. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya

dalam bidang kesehatan.


4. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan

kesehatan ibu.
Pengelola Posyandu biasanya dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat

musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya

terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. Untuk menjadi pengelola Posyandu
18

terdapat beberapa kriteria yaitu sukarelawan dan tokoh masyarakat setempat,

memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi, dan mampu memotivasi

masyarakat, serta bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat. Posyandu

sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan. Jika diperlukan, hari buka Posyandu

dapat lebih dari sekali dalam sebulan. Hari dan waktunya sesuai dengan hasil

kesepakatan masyarakat. Tempat penyelenggaraan Posyandu sebaiknya berada di

lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Posyandu berlokasi di setiap

desa/kelurahan/RT/RW/dusun.
Puskesmas Ahmad Yani memiliki 24 Posyandu binaan yang tersebar di dua

kelurahan. Selama observasi, diketahui kegiatan Posyandu yang biasa dilakukan

adalah pengukuran dan pencatatan data pertumbuhan bayi maupun balita.

Pengukuran yang dilakukan adalah berat dan tinggi bayi atau balita. Pengukuran

ini dilakukan untuk mengetahui tingkat nutrisi yang didapatkan oleh bayi.

Pemeriksaan gigi dan mulut bayi atau balita jarang bahkan tidak pernah

dilakukan, sehingga orang tua kurang mengetahui kesehatan gigi dan mulut

anaknya. Penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut juga jarang dilakukan

oleh staf promosi kesehatan Puskesmas Ahmad Yani.


Setiap Posyandu seharusnya memiliki kader khusus kesehatan gigi dan

mulut tetapi tidak semua Posyandu binaan Puskesmas Ahmad Yani memiliki

kader tersebut, yaitu hanya 1 dari 24 Posyandu yang memiliki kader kesehatan

gigi dan mulut. Kader kesehatan gigi dan mulut tersebut kurang aktif dalam

melaksanakan tugasnya. Orang tua yang datang saat kegiatan Posyandu juga

masih belum menyadari pentingnya kesehatan gigi dan mulut anaknya. Sikap

orang tua cukup antusias dalam mendapatkan informasi mengenai kesehatan gigi
19

dan mulut anaknya saat dilakukan sesi tanya jawab maupun saat dilakukan

penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut.

3 BAB III

PEMECAHAN MASALAH

3.1 Alternatif Pemecahan Masalah

Alternatif pemecahan masalah yang dapat diupayakan untuk mencapai

tujuan Puskesmas Ahmad Yani dalam meningkatkan perilaku dan kesadaran

mengenai kesehatan gigi dan mulut siswa SD di wilayah kerja Puskesmas Ahmad

Yani antara lain:

1. Penilaian pengetahuan masyarakat dengan cara memberikan kuesioner

tentang pengetahuan, tindakan, dan kesadaran tentang kesehatan gigi dan

mulut kepada orang tua murid di sekolah yang berada di wilayah kerja

Puskesmas Ahmad Yani.


2. Penyuluhan dan pemeriksaan gigi dan mulut kepada siswa SD, TK, dan

Paud yang berada di wilayah kerja Puskesmas Ahmad Yani.


3. Penyuluhan kepada ibu dan balita di posyandu yang berada di wilayah kerja

Puskesmas Ahmad Yani.


20

4. Penyuluhan dan pemeriksaan gigi kepada lansia dalam program Prolanis

(program pengelolaan penyakit kronis) menggunakan media penyuluhan di

Puskesmas Ahmad Yani.

3.2 Prioritas Pemecahan Masalah

Kemampuan yang dimiliki organisasi selalu bersifat terbatas, maka dipilih

salah satu alternatif jalan keluar yang paling menjanjikan. Cara memilih prioritas
21

jalan keluar yang dianjurkan dengan menggunakan teknik matriks. Kriteria yang

dimaksud adalah:

1. Efektivitas jalan keluar


Nilai efektifitas untuk setiap alternatif jalan keluar dengan memberikan

angka 1 (paling tidak efektif) sampai dengan 5 (paling efektif). Kriteria tambahan

yang digunakan adalah:


1) Magnitude: besarnya masalah yang dapat diselesaikan, semakin besar

masalah yang dapat diatasi, semakin tinggi masalah tersebut menjadi

prioritas jalan keluar.


2) Importancy: pentingnya jalan keluar, makin langgeng selesainya masalah,

makin penting jalan keluar masalah tersebut.


3) Vulnerability: sensitivitas jalan keluar, makin cepat masalah teratasi, makin

sensitif jalan keluar tersebut.


2. Efisiensi jalan keluar
Nilai efisiensi untuk setiap alternatif jalan keluar dengan memberikan 1

(paling tidak efisien) sampai 5 (paling efisien), nilai efisiensi biasanya dikaitkan

dengan biaya (cost) yang diperlukan untuk menentukan jalan keluar. Makin besar

biaya yang diperlukan makin tidak efisien jalan keluar tersebut.

Tabel BAB III PEMECAHAN MASALAH-1 Alternatif Jalan Keluar

Efektivitas Efisiensi Jumlah


No Daftar Alternatif Jalan Keluar
M I V C
MxIxV/C
1 Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut 3,0 2,9 3,3 2,1 13,67

kepada ibu hamil dan balita di

posyandu wilayah kerja Puskesmas


22

Ahmad Yani
2 Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut 3,8 3,2 2,4 2 14,69

kepada siswa yang bersekolah di

wilayah kerja Puskesmas Ahmad Yani


3 Pengusulan penambahan sumber daya 3,4 3,2 3 4,1 7,96

manusia pada pihak UPT Ibrahim Adji

4 Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut 3,9 3,3 2,2 2,5 11,32

kepada kader Posyandu di wilayah

Puskesmas Ahmad Yani

Setelah menentukan prioritas pemecahan masalah menggunakan teknik

matriks, prioritas pemecahan masalah yang akan dilakukan adalah penyuluhan

kesehatan gigi dan mulut kepada siswa yang bersekolah di wilayah kerja

Puskesmas Ahmad Yani.

3.3 Hambatan dan Kelemahan Program

Hambatan dan kelemahan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan program

antara lain:

1. Kurangnya sumber daya manusia: kurangnya kader khusus kesehatan gigi

dan mulut untuk melanjutkan kegiatan promotif dan preventif kesehatan gigi

dan mulut.
23

2. Sikap masyarakat: siswa sekolah yang masih kecil seringkali tidak fokus

dalam memperhatikan media penyuluhan yang diberikan.


3. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan apa yang telah

diinformasikan untuk pencegahan penyakit gigi dan mulut serta peningkatan

kualitas kesehatan gigi dan mulut.


4. Terbatasnya waktu yang ada sehingga terdapat beberapa sasaran masyarakat

yang tidak diberikan program dan tidak memungkinkan dilakukan evaluasi

jangka panjang dari kegiatan ini.

3.4 Rencana Kerja Operasional

3.4.1 Alasan Penyusunan Rencana Kerja Operasional

Masalah utama yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ahmad Yani adalah

tingkat kesadaran masyarakat sekitar mengenai kesehatan gigi dan mulut masih

kurang. Hal ini dapat dilihat dari penyakit gigi dan mulut (gingivitis dan penyakit

periodontal serta karies) masih termasuk ke dalam 10 pola penyakit terbanyak di

Puskesmas Ahmad Yani. Selain itu kunjungan ibu hamil ke poli gigi tidak

memenuhi target yang telah ditetapkan oleh Puskesmas, yaitu target kedatangan

ibu hamil pada trisemester pertama ke poli gigi sebesar 95%.

3.4.2 Tujuan

Dapat meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar akan pentingnya

memeriksakan gigi 6 bulan sekali ke puskesmas. Serta dapat memberikan dan

meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat

di wilayah kerja Puskesmas Ahmad Yani.


24

3.4.3 Kegiatan Program

Program peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pasien yang

datang ke Puskesmas Ahmad Yani dilakukan dengan melaksanakan kegiatan

sebagai berikut :

1. Penyebaran kuesioner tentang pengetahuan, tindakan, dan kesadaran tentang

kesehatan gigi dan mulut kepada Ibu-ibu orang tua murid di TK Kartika

Chandra, Bhayangkari dan Al-Rasyad.


2. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut kepada

kelompok masyarakat yang terdiri dari ibu-ibu Posyandu dan murid Sekolah

Dasar binaan Puskesmas Ahmad Yani seperti SD YPU, Centeh, dan Gambir.
3. Memeriksa gigi dan memberikan informasi tentang cara dan waktu

menyikat gigi kepada murid Sekolah Dasar, murid TK seperti TK Kartika

Chandra, Bhayangkari, Al- Rasyad serta PAUD seperti PAUD Cempaka dan

Arosada.
4. Mencari media penyuluhan (berupa flipchart) yang sesuai dengan materi

yang telah disusun.


5. Memberikan penyuluhan dan pemeriksaan gigi kepada lansia dalam

program Prolanis (program pengelolaan penyakit kronis) menggunakan

media penyuluhan di Puskesmas Ahmad Yani.


6. Membantu Dokter Gigi di Puskesmas dalam memberikan pelayanan di

Puskesmas Ahmad Yani seperti menjadi administrator dan asisten.

3.4.4 Pelaksana dan Sasaran

Pelaksana program ini adalah tenaga kesehatan gigi di Puskesmas Ahmad

Yani yang diwakili oleh enam Dokter Gigi Muda dari FKG Unpad. Sasaran

kegiatan adalah Balita di Posyandu, Murid PAUD, Murid TK, Murid Sekolah
25

Dasar, ibu hamil dan ibu balita yang berada di binaan Puskesmas Ahmad Yani.

Serta lansia yang datang ke Puskesmas Ahmad Yani.

3.4.5 Sumber Daya Pendukung

Peralatan yang dibutuhkan berupa media visual berupa flipchart dan PPT

mengenai informasi kesehatan gigi dan mulut. Peralatan didapatkan oleh Dokter

Gigi Muda FKG Unpad.

3.4.6 Tempat

Tempat yang digunakan untuk penyuluhan dan pemeriksaan gigi adalah

Puskesmas Ahmad Yani dan Posyandu, TK, SD, dan PAUD yang termasuk dalam

binaan Puskesmas Ahmad Yani.

3.4.7 Waktu Pelaksanaan

Penyuluhan dan pemeriksaan gigi dilakukan di Puskesmas Ahmad Yani

pada hari Sabtu, 13 Mei 2017 pukul 08.30 selesai. PAUD, Posyandu, TK, dan

Murid SD dilakukan selama 15 hari, 2 Mei 2017 - 20 Mei 2017 pukul 08.00

selesai.

Tabel BAB III PEMECAHAN MASALAH-2 Rundown Acara Penyuluhan


Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Ahmad Yani

Jadwal Posyandu di Kelurahan Samoja dan Kacapiring


NAMA POSYANDU TANGGAL KOAS
RW 10 SMJ 03-Mei-2017 S, A
26

RW ASPOL SMJ 03-Mei-2017 V


RW 07 SMJ 04-Mei-2017 S,V,A,Az
RW 01 KCP 05-Mei-2017 S,V,A,Az
RW 11 A SMJ 06-Mei-2017 S,V,A,Az
RW 11 B SMJ 06-Mei-2017 S,V,A,Az

Jadwal UKGS DI PAUD, TK, SD Puskesmas Ahmad Yani, UPT Ibrahim Adjie

NAMA SEKOLAH TANGGAL KOAS


PAUD CEMPAKA 08-Mei-2017 Vi, E, S, V
PAUD AROSADA 09-Mei-2017 Vi, E, S,V
TK BHAYANGKARI 10-Mei-2017 Vi, E, S, V
TK KARTIKA XIX-2 15-Mei-2017 Vi, E, A, Az
SDN CENTEH 16-Mei-2017 Vi, E, A, Az
SDN GAMBIR 17-Mei-2017 Vi, E, A, Az
SDS YPU 18-Mei-2017 S, V, Vi, Az

Jadwal BPG Puskesmas Ahmad Yani, UPT Ibrahim Adjie

TANGGAL KOAS
03-Mei-2017 Vi, E
04-Mei-2017 Vi, E
05-Mei-2017 Vi, E
06-Mei-2017 Vi, E
08-Mei-2017 A, Az
09-Mei-2017 A, Az
10-Mei-2017 A, Az
15-Mei-2017 S, V
16-Mei-2017 S, V
17-Mei-2017 S, V
18-Mei-2017 A, E

Ket :
A : Andre
Az : Azalia
E : Eci
V : Vanya
Vi : Vita
27

3.5 Pelaksanaan

Dokter Muda Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran telah

melakukan pemeriksaan gigi dan penyuluhan berupa mempresentasikan Power

Point mengenai kesehatan gigi dan mulut. Pemeriksann gigi dan penyuluhan

dilaksanakan pada setiap hari Senin sampai dengan hari Sabtu (2 Mei 2017 20

Mei 2017) pukul 08.00-selesai di Posyandu, TK, SD, dan PAUD yang termasuk

dalam binaan Puskesmas Ahmad Yani.

3.6 Evaluasi

Evaluasi dilakukan dengan cara mengkonfirmasi materi yang telah

diberikan tentang peningkatan kesehatan gigi dan mulut yang telah dilakukan

secara individual dan secara berkelompok. Hasil evaluasi di UKGS menunjukkan

bahwa terdapat perubahan pemahaman kebiasaan menyikat gigi sebelum dan

sesudah dilakukan penyuluhan terutama pada cara menyikat gigi yang baik,

frekuensi menyikat gigi dan waktu menyikat gigi yang benar.

Pada hasil evaluasi di UKGM menunjukkan terdapat perubahan pemahaman

orang tua balita mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan gigi dan

mulut serta mengurangi dan menghilangkan kebiasaan buruk seperti

mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gula, kebiasaan buruk tidak

membersihkan gigi setelah minum susu formula, tidak menyikat gigi sebelum

tidur, serta memperbaiki cara menyikat gigi sesuai dengan materi yang telah di

informasikan.
28

Pada hasil evaluasi yang disebarkan melalui kuesioner pada orang tua murid

di beberapa TK terdapat hasil skor rata-rata 54%. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa tingkat pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan gigi dan mulut sudah

cukup baik, akan tetapi masih terdapat beberapa faktor yang membuat masyarakat

tidak datang ke dokter gigi, contohnya seperti takut dokter gigi, tempat

prakteknya jauh dari rumah, tidak adanya waktu ke dokter gigi serta karena tidak

adanya keluhan maka kebanyakan orang tua murid tidak memeriksakan giginya

tiap 6 bulan sekali.


29

Dari hasil pemeriksaan pada anak TK, Posyandu SD serta PAUD yang

dibawah binaan puskesmas Ahmad Yani didapatkan temuan klinis bahwa masih

banyak anak-anak yang mempunyai gigi berlubang, sisa akar, gigi patah, serta ada

beberapa mengalami abses, dan yang paling banyak kasus nya terdapat pada gigi

anterior. Hal ini biasanya disebabkan karena kurangnya perhatian dari orang tua

akan pentingnya merawat kesehatan gigi dan mulut dan tidak ada kebiasaan

menyikat gigi dari kecil.

Dari kegiatan prolanis (program pengelolaan penyakit kronis) yang

dilakukan oleh puskesmas Ahmad Yani pada temuan klinis didapatkan masih

banyak lansia yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes melitus dan

hipertensi yang tidak terkontrol disertai kesehatan gigi dan mulut yan buruk.

Sebagian besar lansia di wilayah kerja puskesmas Ahmad Yani jarang untuk

memeriksakan giginya ke puskesmas dikarenanakan sarana dan prasarana untuk

menuju ke poli gigi sulit untuk dijangkau. Oleh karena itu, banyak lansia yang

membiarkan giginya berlubang begitu saja tanpa diobati dan masih banyak juga

lansia yang menggunakan gigi tiruan buatan tukang gigi.


4 BAB IV

PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan

Prioritas masalah yang ditemukan di wilayah kerja UPT Puskesmas Ahmad

Yani adalah kurangnya kesadaran masyarakat mengenai kesehatan gigi dan mulut

dan kurangnya kader khusus kesehatan gigi dan mulut untuk melakukan kegiatan

promotif dan preventif kesehatan gigi dan mulut. Hal ini dapat dilihat dari

kurangnya kunjungan masyrakat untuk memeriksakan kesehatan gigi dan

mulutnya serta masih banyak orang yang datang ke dokter gigi dengan keadaan

gigi yang sudah parah.


Upaya untuk memecahkan masalah tersebut dilakukan dengan penyuluhan

kepada beberapa lapisan masyarakat yang berada di posyandu wilayah kerja UPT

Puskesmas Ahmad dengan mengadakan penyuluhan ke balita,siswa, ibu hamil,

dan lansia, serta penyebaran kuesioner tentang pengetahuan,tindakan dan

kesadaran mengenai kesehatan gigi dan mulut kepada ibu-ibu orang tua murid di

TK.
Penyuluhan dan pemeriksaan gigi dilakukan di 11 Posyandu (Samoja) dan

10 Posyandu di (Kacapiring), Paud Cempaka, Paud Arosada,TK Bayangkara,TK

Kartika Chandra, TK Al-arsyad, SDN Centeh,SDN Gambir serta penyuluhan

untuk Lansia melalui program Prolanis di Puskesmas Ahmad Yani. Penyuluhan

dilakukan menggunakan poster,flipchart, alat peraga dan presentasi yang berisikan

materi mengenai kesehatan gigi dan mulut untuk anak-anak,orang dewasa,ibu

hamil dan Lansia. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan


masyarakat dan dengan demikian diharapkan kesadaran pasien dari untuk

memelihara kesehatan gigi dan mulut juga akan bertambah.


Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan program ini adalah di posyandu

masih ada beberapa balita yang masih kurang kooperatif dan penyuluhan

disekolah hanya mencakup beberapa siswa saja dan kurang mendukungan sarana

dan fasilitas untuk memaksimalkan penyuluhan ini, adanya keterbatasan waktu

sehingga terdapat beberapa sasaran masyarakat yang tidak diberikan program dan

tidak memungkinkan dilakukan evaluasi jangka panjang dari kegiatan ini


Meskipun terjadi hambatan-hambatan tersebut, tetapi tujuan dari program

ini dapat tercapai, terlihat dari terdapat perubahan pemahaman orang tua balita

mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut. Melalui

kuesioner pada orang tua murid di beberapa TK didapat hasil skor rata-rata 54%

menunjukan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan gigi dan

mulut sudah cukup baik

4.2 Saran

1. Kepala UPT Puskesmas Ahmad Yani membuat kebijakan agar semua pasien

baru dan ibu hamil yang pertama kali datang ke Puskesmas untuk

memeriksakan gigi dan mulutnya ke poli gigi.


2. Dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya yang berada di poli BP

dan KIA UPT Puskesmas Ahmad Yani merujuk pasien agar datang ke poli

gigi setelah pemeriksaan.


3. Seluruh pembina wilayah di UPT Puskesmas Ahmad Yani dapat

menggunakan media edukasi berupa flipchart, poster, leaflet, dan media

lainnya seperti video.


4. Ditambahnya tenaga kesehatan seperti Perawat gigi dan Kader khusus

kesehatan gigi dan mulut untuk melanjutkan kegiatan promotif dan

preventif.
5. Kepala UPT Puskesmas Ahmad Yani merencanakan pengadaan sarana dan

prasarana sesuai dengan standar di Permenkes No. 75/201


DAFTAR PUSTAKA

Data Puskesmas Ahmad Yani, UPT Ibrahim Adjie Kota Bandung, 2016.
Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. 2004. Buku
Pedoman Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) cetakan ketiga :
Jakarta.
Hadnyanawati, H. 2003. Metoda alternatif untuk perbaikan estetis gigi tiruan
jembatan anterior pada mukosa di sekitar pontik. Dentika Dental Journal
Vo1.8 No. I. H 6-11.
Herijulianti, E. 2002. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. H 117.
Herijulianti, E., Indriani, T.S., Artini, S. 2011. Pendidikan Kesehatan Gigi. EGC:
Jakarta. H 63-85.
Kementrian Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan Posyandu Menjaga Anak
dan Ibu Tetap Sehat. 2012. www.promkes.depkes.go.id.
Maulana, Heri. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC. H 13.
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. H 22.
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.

33
LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Kuesioner Pengetahuan Tindakan dan Kesadaran Terhadap Kesehatan dan Mulut


Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Ahmad Yani

Nama Orangtua: Usia:


Orangtua dari murid bernama:

Pertanyaan-pertanyaan (untuk ayah/ibu/wali) harap silang (X) dan isi


jawaban yang diperlukan:

1. Jumlah anggota keluarga (ayah+ibu+anak-anak)?

a) 2 orang
b) 3 orang
c) 4 orang atau lebih

2. Pendapatan keluarga (ayah+ibu) dalam sebulan, termasuk uang pensiun jika


sudah pensiun dan pendapatan tambahan jika ada:

a) Kurang dari Rp 500.000


b) Rp500.000-1.000.000
c) Rp1.000.000-1.500.0000
d) Lebih dari Rp1500.000 (tuliskan jumlahnya.......................................)

3. Berapa besar pengeluaran untuk membeli jajan anak (coklat, permen, dll) dalam
satu hari?

a) Kurang dari Rp 2.000


b) Rp. 2.000-5.000
c) Lebih dari Rp. 5.000 (tuliskan besarnya..............................................)

4. Berapa kali makan makanan pokok (4 Sehat 5 Sempurna ) dalam satu hari?

a) Satu kali
b) Dua kali
c) Tiga kali
d) Tidak pernah
e) Jarang

5. Berapa besar pengeluaran per-bulan untuk pulsa?

34
a) Lebih dari Rp 100.000
b) Rp 50.000-100.000
c) Kurang dari Rp.50.000 (tuliskan besarnya...........................................

6. Apakah ada pengeluaran untuk membeli alat-alat kesehatan gigi seperti sikat
gigi, pasta gigi perbulan?

a) Ya (Sebutkan jumlahnya........................................................................)
b) Tidak

7. Apakah tiap anggota keluarga memiliki sikat gigi masing-masing?

a) Ya
b) Tidak

8. Saya pernah memeriksakan kesehatan gigi ke:

a) Dokter gigi/ Puskesmas


b) Rumah sakit
c) Tukang gigi
d) Tidak Pernah

9. Apakah anda rutin membawa anak anda atau diri anda ke dokter gigi atau
puskesmas

a) Teratur minimal 6 bulan sekali


b) Bila gigi/mulut terasa sakit
c) Jarang
d) Tidak Pernah

10. Alasan tidak pernah atau jarang membawa anak anda ke dokter gigi atau
puskesmas karena

a) Keterbatasan biaya
b) Takut ke dokter gigi
c) Tidak ada waktu
d) Tempat prakteknya jauh dari rumah
e) Saya rutin ke dokter gigi
f) Alasan lain (tuliskan alasannya.....................................................)

11. Seberapa rutin anda dan keluarga menyikat gigi?


a) 1x sehari
b) 2x sehari setelah mandi dan sebelum tidur
c) 2x sehari setelah sarapan dan sebelum tidur

35
LAMPIRAN 2

FOTO KEGIATAN

1. Penyuluhan dan Pemerikasaan Kesehatan Gigi dan Mulut Di

UKGS
2. Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Posyandu

37
3. Berada di kelurahan untuk memberikan surat perizinan tentang UKGS dan
UKGM

4. Mengikuti Rapat mengenai Perlombaan UKS Sehat di Kecamatan Batununggal

38

Anda mungkin juga menyukai