Disusun oleh:
Andre Setiawan 160112160110
Azalia Wiryoatmojo 160112160504
Sarah Asyfa Sistia 160112160117
Tri Rezki F. Datau 160112160115
Vanya Dean 160112160114
Vita Sepfina 160112162001
Pembimbing:
Dr. Cucu Zubaedah., dra., M.S.
dr. Vicci Puspa Iriani
drg. Yunia Tresna Dewi
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR TABEL....................................................................................................1
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
3.4.2 Tujuan......................................................................................................25
3.4.6 Tempat......................................................................................................27
i
ii
3.5 Pelaksanaan..........................................................................................................28
3.6 Evaluasi................................................................................................................29
BAB IV PENUTUPAN..........................................................................................31
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................31
4.2 Saran.....................................................................................................................32
5 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................34
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR LAMPIRAN
3 Foto Kegiatan........................................................................... 37
iv
1 BAB I
PENDAHULUAN
Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Ahmad Yani terletak di Jalan Cianjur No.
jejaring dari UPT Puskesmas Ibrahim Aji yang membina 2 kelurahan, yaitu
Ahmad Yani 132 Ha/m2. Dengan jumlah penduduk sebesar 23.733 jiwa (KK)
heterogen, arus urbanisasi dan mobilisasi penduduk yang cepat dan fluktuatif. Hal
berbagai penyakit menular maupun penyakit akibat bencana seperti banjir dan
kebakaran.
Mayoritas pasien yang berobat ke poli gigi adalah pasien yang mengalami
penyakit pulpa dan jaringan periapikal. Perilaku masyarakat yang kurang peduli
terhadap kesehatan gigi dan mulut menyebabkan pasien datang ke poli gigi
biasanya dengan kondisi giginya sudah cukup parah dan harus dilakukan pre-
medikasi atau pencabutan. Hal ini menyebabkan penyakit gigi dan mulut masuk
laporan tahunan Puskesmas Ahmad Yani 2016, yaitu penyakit pulpa dan jaringan
periapikal.
1
2
memiliki taraf ekonomi menengah ke bawah dan penduduk miskin yang tersebar
tidak jauh dari Puskesmas Ahmad Yani, terdapat fasilitas transportasi yang mudah
kesehatan gigi dan mulutnya. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran pasien masih
rendah untuk datang ke dokter gigi dalam usaha pencegahan maupun pengobatan
gigi dan mulut sudah cukup, tetapi tingkat kesadaran untuk melakukan tindakan
promotif dan preventif masih kurang. Berdasarkan data Puskesmas Ahmad Yani,
jumlah kunjungan ke poli gigi masih kurang. Padahal Puskesmas Ahmad Yani
sendiri memiliki target kunjungan ke poli gigi sebanyak 95% dari jumlah ibu
hamil yang datang ke KIA. Data selama bulan Desember 2016, Januari 2017 dan
3
Februari 2017 menunjukkan dari 148 kunjungan ibu hamil yang datang ke KIA,
hanya 3 ibu hamil yang memeriksakan giginya ke poli gigi. Rongga mulut ibu
yang tidak sehat akan menjadi sumber infeksi yang bisa menyebar lewat
peredaran darah ke organ tubuh lain dan janin. Hal ini akan mengganggu
dan penyakit periodontal serta karies, dibutuhkan penyuluhan kesehatan gigi dan
mulut kepada lansia, ibu, ibu balita, balita, anak TK dan SD agar kesadaran untuk
penyuluhan kepada lansia, ibu, ibu balita, balita, anak TK dan SD tersebut dapat
menjaga kesehatan gigi dan mulutnya serta melakukan pencegahan penyakit gigi
dan mulut sedini mungkin pada anaknya. Penyuluhan merupakan pendidikan non
seperti media elektronik dan media tulis berupa flipchart dan power point.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4
kesehatan gigi dan mulut khususnya lansia, ibu, ibu balita, balita, anak TK
promotif masyarakat, khususnya lansia, ibu, ibu balita, balita, anak TK dan
PEMBAHASAN
situasi yang telah dilakukan, antara lain kurangnya tenaga kesehatan gigi dan
mulut serta kader gigi di wilayah kerja Puskesmas Ahmad Yani, penyakit gigi dan
masyarakat untuk memeriksakan gigi dan mulut minimal 6 bulan sekali. Masalah
Ahmad Yani merupakan salah satu jejaring dari UPT Puskesmas Ibrahim Adjie.
Upaya kesehatan gigi dan mulut yang termasuk dalam upaya kesehatan
pengembangan. Upaya kesehatan gigi dan mulut di puskesmas dibagi dalam tiga
penyakit gigi dan mulut penderita yang datang untuk berobat, UKGS pada anak
sekolah dan anak prasekolah, dan UKGM kepada ibu hamil, ibu balita, balita, dan
mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang upaya kesehatan
perorangan berupa upaya kuratif bagi peserta didik yang memerlukan perawatan
kesehatan gigi dan mulut. Usaha kesehatan gigi masyarakat (UKGM) merupakan
5
6
gigi dan mulut namun mereka memilih datang ke dokter gigi saat sudah sakit gigi
dan tidak rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali. Hal ini
sudah memiliki Asuransi yang dapat meringankan biaya perawatan, namun kurang
bahwa 23,4% penduduk Indonesia mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut
pengobatan dari tenaga kesehatan gigi. Menurut data dari RISKESDAS tahun
2013, prevalensi nasional masalah gigi dan mulut 25,9%, diantaranya sebanyak 14
provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut diatas angka nasional.
Salah satu dari 14 provinsi tersebut adalah Jawa Barat sebesar 28%. Karena Jawa
memerlukan upaya yang lebih besar untuk meningkatkan taraf kesehatan gigi dan
gigi dan mulut. Untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut, pemerintah
terpadu dan berkesinambungan (Herijulianti, dkk., 2002). Hal ini sesuai dengan
berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Ahmad Yani 2016, penyakit pulpa dan
penyakit periapikal serta karies gigi termasuk ke dalam 7 penyakit terbanyak yang
diderita oleh pasien yang datang ke Puskesmas Ahmad Yani. Hal tersebut
kurang mengenai kesehatan gigi dan mulut. Faktor yang mempengaruhi adalah
keadaan Puskesmas Ahmad Yani yang terbatas sumber daya tenaga kesehatan,
sarana dan prasarana, melimpahnya pasien yang datang untuk berobat serta
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang lebih baik, diharapkan dapat
pendidikan pada wilayah Ahmad Yani, mayoritas masyarakat tamat SMA dan
perguruan tinggi pada Kelurahan Kacapiring, dan mayoritas belum tamat SMA
pada Kelurahan Samoja. Dari analisis tingkat pendidikan dan kondisi pengetahuan
masyarakat mengenai kesehatan gigi dan mulut, didapat hasil yang cukup.
didapat dari hasil kuesioner dan observasi yang telah dilakukan. Dengan
diri sendiri. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk masyarakat
sesuai dengan adat dan budaya setempat (Maulana, 2009). Tim promosi kesehatan
penyuluh.
2) Penyuluhan non tatap muka: kelompok sasaran tidak secara langsung
dll.
3) Penyuluhan campuran: dimana penyuluh bertatap muka secara langsung dan
kesehatan mental, perubahan sikap, dan tingkah laku. Menurut Maulana (2009),
tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran yang
pengetahuan sikap dan perbuatan. Oleh karena itu, diperlukan upaya penyediaan
kesadaran.
Winslow, professor kesehatan masyarakat dari Yale University,
tiga tahap pencegahan. Hal ini meliputi pencegahan primer, pencegahan sekunder,
dari komplikasi.
2. Pembatasan kecacatan. Pada tahap ini cacat yang terjadi dapat diatasi,
individu, selanjutnya affective domain yaitu timbul respon batin dalam bentuk
psychomotor domain, yaitu objek telah diketahui dan disadari sepenuhnya yang
akhirnya menimbulkan respon berupa tindakan. Ketiga domain ini diukur dari
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melalui panca indra manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
bergizi.
c. Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk
ada.
f. Evaluasi (evaluation), tingkat pengetahuan yang berkaitan dengan
yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Dapat
disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya
dapat ditafsirkan terlebih dahulu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau
bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam bentuk tindakan. Untuk
suatu kondisi yang memungkinkan, seperti fasilitas atau sarana dan prasarana.
diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah yang disebut praktik (practice)
tetangganya.
2) Praktik secara mekanisme (mechanism), yaitu apabila subjek atau seseorang
seorang anak secara otomatis menggosok gigi setelah makan, tanpa disuruh
ibunya.
14
kesehatan gigi dan mulut masih kurang. Masyarakat belum mengetahui waktu
sikat gigi yang benar, dan mayoritas masyarakat akan ke dokter gigi bila hanya
sakit saja dan akan membeli obat di warung jika sakit gigi. Penyuluhan
dibutuhkan agar dapat merubah sikap dan perilaku masyarakat agar menjadi lebih
baik.
promotif, preventif kesehatan gigi pada berbagai upaya kesehatan bersumber daya
dalam pemeliharaan kesehatan gigi (self care). Sasaran UKGM yaitu kelompok
masyarakat yang rawan terhadap penyakit gigi dan mulut (bumil, balita, apras,
15
dan anak sekolah dasar). Agar masyarakat dapat berperan serta perlu dibekali
pelatihan-pelatihan.
Prinsip pelatihan yang diberikan terdiri dari materi yang esensial, alat
peraga sesederhana mungkin, dipakai model hidup sebagai alat peraga, grup
diskusi kecil, dan diutamakan pada demonstrasi. Pelatihan dapat dibagi ke dalam
terdiri dari bidan, perawat dan bidan desa. Supervisornya adalah dokter gigi
dokter kecil).
3) Tahap III: Pelaksana di lapangan oleh kader atau guru.
3. Peserta tahu perbedaan cara menyikat gigi pada bayi, balita, dan anak
sekolah
5. Peserta dapat mendiagnosa karies susu botol, tahu penyebab dan cara
pencegahannya
7. Peserta tahu tentang efek pencegahan karies dari pasta gigi berfluor
tinggi serta pengukuran tekanan darah bila diperlukan di Posyandu wilayah kerja,
terjadwal setiap hari, dan program pengelolaan lansia dengan penyakit kronis satu
Kegiatan yang dilakukan di Posyandu dibagi menjadi kegiatan utama dan kegiatan
dibuat masyarakat disamping lima kegiatan utama yang sudah ditetapkan, dan
Keluarga Balita (BKB), Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Bina Keluarga Lansia
(BKL), Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan berbagai program
pelayanan kesehatan dasar yang ada di Posyandu terutama adalah bayi dan anak
17
balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, pasangan usia subur, dan pengasuh
anak.
kesehatan ibu.
Pengelola Posyandu biasanya dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat
terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. Untuk menjadi pengelola Posyandu
18
dapat lebih dari sekali dalam sebulan. Hari dan waktunya sesuai dengan hasil
desa/kelurahan/RT/RW/dusun.
Puskesmas Ahmad Yani memiliki 24 Posyandu binaan yang tersebar di dua
Pengukuran yang dilakukan adalah berat dan tinggi bayi atau balita. Pengukuran
ini dilakukan untuk mengetahui tingkat nutrisi yang didapatkan oleh bayi.
Pemeriksaan gigi dan mulut bayi atau balita jarang bahkan tidak pernah
dilakukan, sehingga orang tua kurang mengetahui kesehatan gigi dan mulut
anaknya. Penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut juga jarang dilakukan
mulut tetapi tidak semua Posyandu binaan Puskesmas Ahmad Yani memiliki
kader tersebut, yaitu hanya 1 dari 24 Posyandu yang memiliki kader kesehatan
gigi dan mulut. Kader kesehatan gigi dan mulut tersebut kurang aktif dalam
melaksanakan tugasnya. Orang tua yang datang saat kegiatan Posyandu juga
masih belum menyadari pentingnya kesehatan gigi dan mulut anaknya. Sikap
orang tua cukup antusias dalam mendapatkan informasi mengenai kesehatan gigi
19
dan mulut anaknya saat dilakukan sesi tanya jawab maupun saat dilakukan
3 BAB III
PEMECAHAN MASALAH
mengenai kesehatan gigi dan mulut siswa SD di wilayah kerja Puskesmas Ahmad
mulut kepada orang tua murid di sekolah yang berada di wilayah kerja
salah satu alternatif jalan keluar yang paling menjanjikan. Cara memilih prioritas
21
jalan keluar yang dianjurkan dengan menggunakan teknik matriks. Kriteria yang
dimaksud adalah:
angka 1 (paling tidak efektif) sampai dengan 5 (paling efektif). Kriteria tambahan
(paling tidak efisien) sampai 5 (paling efisien), nilai efisiensi biasanya dikaitkan
dengan biaya (cost) yang diperlukan untuk menentukan jalan keluar. Makin besar
Ahmad Yani
2 Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut 3,8 3,2 2,4 2 14,69
4 Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut 3,9 3,3 2,2 2,5 11,32
kesehatan gigi dan mulut kepada siswa yang bersekolah di wilayah kerja
antara lain:
dan mulut untuk melanjutkan kegiatan promotif dan preventif kesehatan gigi
dan mulut.
23
2. Sikap masyarakat: siswa sekolah yang masih kecil seringkali tidak fokus
Masalah utama yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ahmad Yani adalah
tingkat kesadaran masyarakat sekitar mengenai kesehatan gigi dan mulut masih
kurang. Hal ini dapat dilihat dari penyakit gigi dan mulut (gingivitis dan penyakit
Puskesmas Ahmad Yani. Selain itu kunjungan ibu hamil ke poli gigi tidak
memenuhi target yang telah ditetapkan oleh Puskesmas, yaitu target kedatangan
3.4.2 Tujuan
sebagai berikut :
kesehatan gigi dan mulut kepada Ibu-ibu orang tua murid di TK Kartika
kelompok masyarakat yang terdiri dari ibu-ibu Posyandu dan murid Sekolah
Dasar binaan Puskesmas Ahmad Yani seperti SD YPU, Centeh, dan Gambir.
3. Memeriksa gigi dan memberikan informasi tentang cara dan waktu
Chandra, Bhayangkari, Al- Rasyad serta PAUD seperti PAUD Cempaka dan
Arosada.
4. Mencari media penyuluhan (berupa flipchart) yang sesuai dengan materi
Yani yang diwakili oleh enam Dokter Gigi Muda dari FKG Unpad. Sasaran
kegiatan adalah Balita di Posyandu, Murid PAUD, Murid TK, Murid Sekolah
25
Dasar, ibu hamil dan ibu balita yang berada di binaan Puskesmas Ahmad Yani.
Peralatan yang dibutuhkan berupa media visual berupa flipchart dan PPT
mengenai informasi kesehatan gigi dan mulut. Peralatan didapatkan oleh Dokter
3.4.6 Tempat
Puskesmas Ahmad Yani dan Posyandu, TK, SD, dan PAUD yang termasuk dalam
pada hari Sabtu, 13 Mei 2017 pukul 08.30 selesai. PAUD, Posyandu, TK, dan
Murid SD dilakukan selama 15 hari, 2 Mei 2017 - 20 Mei 2017 pukul 08.00
selesai.
Jadwal UKGS DI PAUD, TK, SD Puskesmas Ahmad Yani, UPT Ibrahim Adjie
TANGGAL KOAS
03-Mei-2017 Vi, E
04-Mei-2017 Vi, E
05-Mei-2017 Vi, E
06-Mei-2017 Vi, E
08-Mei-2017 A, Az
09-Mei-2017 A, Az
10-Mei-2017 A, Az
15-Mei-2017 S, V
16-Mei-2017 S, V
17-Mei-2017 S, V
18-Mei-2017 A, E
Ket :
A : Andre
Az : Azalia
E : Eci
V : Vanya
Vi : Vita
27
3.5 Pelaksanaan
Point mengenai kesehatan gigi dan mulut. Pemeriksann gigi dan penyuluhan
dilaksanakan pada setiap hari Senin sampai dengan hari Sabtu (2 Mei 2017 20
Mei 2017) pukul 08.00-selesai di Posyandu, TK, SD, dan PAUD yang termasuk
3.6 Evaluasi
diberikan tentang peningkatan kesehatan gigi dan mulut yang telah dilakukan
sesudah dilakukan penyuluhan terutama pada cara menyikat gigi yang baik,
orang tua balita mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan gigi dan
membersihkan gigi setelah minum susu formula, tidak menyikat gigi sebelum
tidur, serta memperbaiki cara menyikat gigi sesuai dengan materi yang telah di
informasikan.
28
Pada hasil evaluasi yang disebarkan melalui kuesioner pada orang tua murid
bahwa tingkat pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan gigi dan mulut sudah
cukup baik, akan tetapi masih terdapat beberapa faktor yang membuat masyarakat
tidak datang ke dokter gigi, contohnya seperti takut dokter gigi, tempat
prakteknya jauh dari rumah, tidak adanya waktu ke dokter gigi serta karena tidak
adanya keluhan maka kebanyakan orang tua murid tidak memeriksakan giginya
Dari hasil pemeriksaan pada anak TK, Posyandu SD serta PAUD yang
dibawah binaan puskesmas Ahmad Yani didapatkan temuan klinis bahwa masih
banyak anak-anak yang mempunyai gigi berlubang, sisa akar, gigi patah, serta ada
beberapa mengalami abses, dan yang paling banyak kasus nya terdapat pada gigi
anterior. Hal ini biasanya disebabkan karena kurangnya perhatian dari orang tua
akan pentingnya merawat kesehatan gigi dan mulut dan tidak ada kebiasaan
dilakukan oleh puskesmas Ahmad Yani pada temuan klinis didapatkan masih
banyak lansia yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes melitus dan
hipertensi yang tidak terkontrol disertai kesehatan gigi dan mulut yan buruk.
Sebagian besar lansia di wilayah kerja puskesmas Ahmad Yani jarang untuk
menuju ke poli gigi sulit untuk dijangkau. Oleh karena itu, banyak lansia yang
membiarkan giginya berlubang begitu saja tanpa diobati dan masih banyak juga
PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
Yani adalah kurangnya kesadaran masyarakat mengenai kesehatan gigi dan mulut
dan kurangnya kader khusus kesehatan gigi dan mulut untuk melakukan kegiatan
promotif dan preventif kesehatan gigi dan mulut. Hal ini dapat dilihat dari
mulutnya serta masih banyak orang yang datang ke dokter gigi dengan keadaan
kepada beberapa lapisan masyarakat yang berada di posyandu wilayah kerja UPT
kesadaran mengenai kesehatan gigi dan mulut kepada ibu-ibu orang tua murid di
TK.
Penyuluhan dan pemeriksaan gigi dilakukan di 11 Posyandu (Samoja) dan
masih ada beberapa balita yang masih kurang kooperatif dan penyuluhan
disekolah hanya mencakup beberapa siswa saja dan kurang mendukungan sarana
sehingga terdapat beberapa sasaran masyarakat yang tidak diberikan program dan
ini dapat tercapai, terlihat dari terdapat perubahan pemahaman orang tua balita
mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut. Melalui
kuesioner pada orang tua murid di beberapa TK didapat hasil skor rata-rata 54%
4.2 Saran
1. Kepala UPT Puskesmas Ahmad Yani membuat kebijakan agar semua pasien
baru dan ibu hamil yang pertama kali datang ke Puskesmas untuk
dan KIA UPT Puskesmas Ahmad Yani merujuk pasien agar datang ke poli
preventif.
5. Kepala UPT Puskesmas Ahmad Yani merencanakan pengadaan sarana dan
Data Puskesmas Ahmad Yani, UPT Ibrahim Adjie Kota Bandung, 2016.
Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. 2004. Buku
Pedoman Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) cetakan ketiga :
Jakarta.
Hadnyanawati, H. 2003. Metoda alternatif untuk perbaikan estetis gigi tiruan
jembatan anterior pada mukosa di sekitar pontik. Dentika Dental Journal
Vo1.8 No. I. H 6-11.
Herijulianti, E. 2002. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. H 117.
Herijulianti, E., Indriani, T.S., Artini, S. 2011. Pendidikan Kesehatan Gigi. EGC:
Jakarta. H 63-85.
Kementrian Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan Posyandu Menjaga Anak
dan Ibu Tetap Sehat. 2012. www.promkes.depkes.go.id.
Maulana, Heri. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC. H 13.
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. H 22.
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
33
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
a) 2 orang
b) 3 orang
c) 4 orang atau lebih
3. Berapa besar pengeluaran untuk membeli jajan anak (coklat, permen, dll) dalam
satu hari?
4. Berapa kali makan makanan pokok (4 Sehat 5 Sempurna ) dalam satu hari?
a) Satu kali
b) Dua kali
c) Tiga kali
d) Tidak pernah
e) Jarang
34
a) Lebih dari Rp 100.000
b) Rp 50.000-100.000
c) Kurang dari Rp.50.000 (tuliskan besarnya...........................................
6. Apakah ada pengeluaran untuk membeli alat-alat kesehatan gigi seperti sikat
gigi, pasta gigi perbulan?
a) Ya (Sebutkan jumlahnya........................................................................)
b) Tidak
a) Ya
b) Tidak
9. Apakah anda rutin membawa anak anda atau diri anda ke dokter gigi atau
puskesmas
10. Alasan tidak pernah atau jarang membawa anak anda ke dokter gigi atau
puskesmas karena
a) Keterbatasan biaya
b) Takut ke dokter gigi
c) Tidak ada waktu
d) Tempat prakteknya jauh dari rumah
e) Saya rutin ke dokter gigi
f) Alasan lain (tuliskan alasannya.....................................................)
35
LAMPIRAN 2
FOTO KEGIATAN
UKGS
2. Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Posyandu
37
3. Berada di kelurahan untuk memberikan surat perizinan tentang UKGS dan
UKGM
38