PENDAHULUAN
Kesulitan paling esensi yang penulis alami ketika membelajarkan siswa bahasa
bahasa tersebut secara lisan dan berterima. Pada umumnya siswa kurang mampu
dalam beberapa bahasan pada siklus lisan. Beberapa cara sudah penulis lakukan
antara lain menambahkan waktu belajar khusus berbicara pada setiap hari sabtu
hasilnya masih kurang memuaskan karena masih 40% siswa belum terampil
kalimat saja dan dengan cara menghafalkan tulisan. Inilah fenomena kesulitan
Ketika penulis membaca buku Percikan Perjuangan Guru karya Profesor Surya
yang menyatakan tentang perubahan paradigma guru pada abad ke 21, salah satu
sebagai berikut: Guru akan lebih tampil tidak lagi sebagai pengajar (teacher)
1
seperti fungsinya menonjol saat ini, melainkan sebagai: pelatih, konselor, manajer
dan rinci pada buku tersebut dijelaskan sebagai berikut: Pada kata pelatih
dimaksudkan guru adalah seperti pelatih olah raga yang banyak membantu siswa
memotivasi untuk kerja keras, bekerjasama dengan siswa yang lain. Sebagai
konselor, guru akan menjadi sahabat siswa, teladan bagi pribadi yang
mengundang rasa hormat dan keakraban. Struktur kelas, perlu ditata agar terjadi
dimilikinya, namun disisi lain guru merupakan bagian dari siswa yang ikut belajar
bersama mereka sebagai pelajar. Guru juga belajar dari teman seprofesinya
melalui model team teaching. Pernyataan bijak di atas tentunya perlu diteladani
dan dimaknai, artinya guru sebagai pengelolah pembelajaran harus selalu kreatif
dan inovatif dalam menentukan stategi pembelajaran yang dapat membantu dan
pembelajaran atau metoda yang ditawarkan agar siswa aktif dan kreatif yang
bagaimana membelajarkan siswa yang aktif dan interaktif maka, penulis memilih
2
salah satu strategi pembelajaran yang diperkirakan akan membuat siswa aktif dan
Fenomena lain yang terkait di dalam membelajarkan siswa adalah guru belum
salah satu wacana untuk kelas VII adalah monolog descriptive sederhana. Berikut
menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar, dan berterima untuk
procedure. (Standar isi, 2006; 4). Terdapat dua monolog dalam standar
procedure, wacana yang dipilih oleh penulis adalah monolog descriptive karena
sederhana. Karena penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil maka dipilih
3
B. Rumusan Masalah
descriptive lisan berbahasa Inggris sederhana yang berterima siswa kelas VIIA
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
menggunakan bahasa Inggris lisan yang berterima siswa kelas VIIA SMP
sederhana yang beterima dengan pengucapan yang relatif tepat, lancar dan
3. Meningkatkan rasa percaya diri siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Jabon dalam
4
4. Meningkatkan keterampilan guru dalam membelajarkan siswa untuk
D. Lingkup Penelitian
yang berterima dengan pokok bahasan Personal Description dan sub bahasan
Humans Face yang terkait dengan Possessive Pronoun, his dan her, Humans
Body yang terkait dengan Pronoun as Subject, He dan She, dan kata kerja
wears yang diikuti dengan kata benda tentang pakaian, di kelas VIIA SMP
Negeri 2 Jabon. Sebagai fungsi sosial (Lifeskills) dalam pembelajaran ini maka
C. Definisi Operasional
fenomena yang akan didiskripsikan, yaitu bagian, kualitas karakter, warna dan
5
sebagainya dan menggunakan ciri kebahasaan struktur kalimat dalam bentuk
didalam belajar. SKBM Bahasa Inggris kelas VII di SMP Negeri 2 Jabon
adalah 7,00
6
F. Manfaat Penelitian
sistem ICARE
Inggris.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Salah satu
menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan
dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris
mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi
tertentu.
Menurut Pusat Kurikulum (2006:2), tingkat literasi mencakup empat aspek yaitu
tersebut dijelaskan sebagai berikut: Pertama, pada tingkat performative, orang mampu
8
digunakan. Kedua, pada tingkat fungtional, orang mampu menggunakan bahasa untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau
Puskur (2006:4). Pembelajaran bahasa Inggris di SMP ditargetkan agar peserta didik
dapat mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk
Puskur (2006:5) juga menjelaskan ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di
dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat
memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek dan monolog serta esei
pendukung, yakni kompetensi linguistik, yaitu menggunakan tata bahasa dan kosa
kata, tata bunyi, tata tulis, kompetensi sosiokultural, yaitu menggunakan ungkapan
dan tindak bahasa secara berterima dalam berbagai konteks komunikasi, kompetensi
strategi, sebagai upaya untuk mengatasi masalah yang timbul dalam proses
komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap berlangsung, dan kompetensi
9
B. Kompetensi Komunikatif yang berterima
Salah satu model yang dipilih puskur adalah yang dikemukakan oleh Celce-Murcia
dan Thurrell (1995) yang kompatibel dengan pandangan teoritis bahwa bahasa adalah
lisan maupun tertulis orang tersebut terlibat dalam suatu wacana. Wacana yang
dimaksudkan adalah sebuah peristiwa komunikasi yang dipengaruhi oleh topik yang
jalur komunikasi yang digunakan dalam satu konteks budaya. Makna apapun yang ia
peroleh dan ia ciptakan dalam komunikasi selalu terkait dengan konteks budaya dan
seperangkat strategi atau prosedur untuk merealisasi nilai-nilai yang terdapat dalam
10
mengungkapkan makna (Mc. Carthy dan Carter 2001:88 dalam Puskur 2004;6).
kemampuan seperti menggunakan tata bahasa, kosa kata, ucapan, intonasi, dan tanda
baca. (2) Actional Competence yang terdiri dari: (a). Kompetensi Tindak Tutur untuk
berpamitan dan sebagainya. (b). Kompetensi Retorika untuk bahasa tulis seperti
bahasa Inggris, misalnya mengatakan thank you bila diberi sesuatu, sorry dan please.
Tidak pantas bertanya umur, how do you do untuk bahasa formal, tanya jawab tentang
lazim dikatakan tetapi di Indonesi tidak digunakan (memberi nomor telepon milik
orang lain tanpa ijin). (5) Strategic Competence (Kompetensi strategi) adalah
11
Selain kelima komponen tersebut, didalam Kurikulum Berbasis Kompetensi aspek
sikap juga dirumuskan sebagai hasil belajar yang dapat diamati berdasarkan apa yang
berlatih dengan teman, melaksanakan tugas tepat waktu, senantiasa membawa kamus,
dan sebagainya.
pembelajaran sebagai berikut: (1) Introduce (Perkenalkan), pada tahap ini guru
pembelajaran dengan sesuatu yang menarik perhatian siswa, yaitu hal-hal yang
(Terapkan), tahap ini sangat penting untuk siswa, karena siswa belajar menggunakan
apa yang baru mereka pelajari. Sehingga siswa terlibat langsung dalam kehidupan
catatan individu dalam jurnal (buku) pribadi siswa. (5) Extend (Perluaskan), tahapan
yang terakhir ini secara eksplisit guru memperluas apa yang telah dialami dan
12
dipelajari siswa, sehingga siswa akan mempraktikkan pengalaman belajarnya untuk
bersosial dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dengan cara ini siswa akan
antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain, menggunakan dengan beragam
balikannya.
Pada standar kompetensi kurikulum bahasa Inggris SMP untuk kelas VII,
ditawarkan dua jenis teks fungsional (Genre) pendek berupa monolog descriptive dan
report. Dalam penelitian ini karena pelaksanaannya pada semester awal maka dipilih
mendeskripsikan ciri-ciri seseorang, benda atau tempat tertentu, misalnya berasal dari
mana, warna, ukuran, kesukaan. Deskripsi hanya memberi informasi mengenai benda
atau orang tertentu yang sedang dibahas saja misalnya My Cat, ciri-ciri kucing milik
saya mungking berbeda dengan kucing-kucing yang lain. Monolog descriptive ini
memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut: (1) Menggunakan The Simple Present
13
Tense, (2) Menggunakan berbagai adjectives seperti: big, small, strong, red dan
seperti, fast, in the cage dan sebagainya. Ciri-ciri monolog descriptive akan lebih
E. Siklus Lisan
pembelajaran dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus lisan yang terdiri dari
keterampilan membaca dan menulis. Penelitian ini akan dilakukan pada siklus lisan
ketercapaian kompetensi berbicara yang berterima berupa unjuk kerja dengan kriteria
descriptive bahasa Inggris lisan sederhana yang berterima akan menarik dan
menyenangkan dengan menggunakan sistim ICARE, sebab dengan cara ini seluruh
14
pembelajaran maka akan timbul motivasi siswa untuk belajar, meningkatkan rasa
percaya diri, yang pada akhirnya keterampilan berbicara bahasa Inggris meningkat.
menjadi mudah jika pembelajar secara aktif terlibat dalam upaya-upaya untuk
berkomunikasi.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Tindakan
Objek penelitian tindakan kelas ini adalah iswa kelas IXA SMPN 1 Bantur
terhadap responden , sumber data peristiwa : hasil observasi, hasil analisa dokumen,
artifak yang berasal dari siswa / klaien maupun dari guru/konselor dan penelitian.
16
Tercapainya tujuan pokok bimbingan konseling
baik , seperti : kepala mengangguk jika setuju dan melakukan kontak pandang
dengan siswa
teori
klien
17
Member kesempatan kepada klien untuk feed back mengambil kilah baik dari
Setting lokasi penelitian tindakan kelas ini rang kels IX dan ruang guru BP SMPN 1
Bantur malang
responden , observasi, untuk sumber data peristiwa dan analisa dokumen untuk
sumber data dokumen . informasi tersebut di gali dari 4 sumber yaitu : peristiwa/
a. Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap guru (selaku konselor) dan siswa .
b. Pengamatan/Observasi
18
yang akan di gunakan adalah pengamatan berperan secara aktif sebagaimana
(2003 : 12) berperan aktif dalam kegiatan alih tangan konselor kepada kepala
a. Analisa dokumen
hasil pengamatan , data hasil wawancara serta yang digaki dari empat sumber
terhadap guru dan siswa juga dari catatan lapangan pelaksanaan penelitian
wawancara.
berupa :
19
Peneliti melakukan persiapan wal mulai tanggal jumat, 9 agustus 2013
mengunakan tahapan tahan penelitian tinfakan kelas yang terdiri dari tiga
siklus , masing masing siklus terdiri dari emoat tahaoan , yaitu : perecnaan,
1. Perencanaan
20
2. Implementasi
4. Refleksi
Metode analisa data yang digiunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah model spandley, dalam pelaksaan analis data tidak dilakukan secara
linier berurutan setelah semua data yang terkumpul . dengan demikian terjadi
proses interaksi antara proses pengumplan . data dan analis data serta elemen
siklikal. Selanjutnya data data yang diperoleh dari siklus ! , II , dan III
21
dibandiingkan kemudian di ungkapkan dalam bentuk kata kata. Penjelasan
22
Bahasa partisipan kata demi kata mendapat rumusan dan kutipan
yang rinci
analisa data
23
tentang peranan dan kegiatan Dalam seluruh proses penelitian tindakan kelas
tersebut.
tindakan kelas siklus I, II, dan III Selanjutnya dipergunakan peneliti dan guru
data hasil observasi kegiatan guru dan data hasil observasi kepribadian siswa
yang merekam dalam tabel menunjukkan rata-rata > 60 % Dan data hasil
Perilaku attending terbukti efektif apabila dalam kegiatan tindakan kelas ini
bekerja sama, berani bertanya, tidak berbicara kotor, tidak bertengkar, berani
24
BAB IV
A. Siklus I
1. Perencanaan
dirumuskan.
25
Merancang instrumen pengamatan dan wawancara.
2. Implementasi
a. Tahap awal.
pukul 11:00 guru selaku konselor mengajarkan tiga orang siswa yang
bermasalah sama ke ruang guru. Satu per satu klien dipanggil, mereka duduk
b. Tahap pertengahan
dari X, Y, dan Z.
26
4. Refleksi
b. SIklus II
1. Perencanaan
permasalahan dirumuskan.
attending.
27
2. Implementasi
a. Tahapan Awal
Tindakan 1
Tindakan 2
Tindakan 3
akan kelahiran).
28
Tindakan 4
Tindakan 5
Tindakan 6
b. Tahap Pertengahan.
Tindakan I
Tindakan 2
29
Tindakan 3
konselor.
Tindakan 4
Tindakan 5
Tindakan 6
Tindakan 7
Tindakan 8
tindakan selanjutnya.
30
Tindakan 9
Tindakan 10
dibicarakan.
Tindakan I
wawancara konseling.
Tindakan 2
Tindakan 3
Tindakan 4
sekarang ?)
31
Tindakan 5
C. Siklus III
permasalahan dirumuskan.
hasil-hasil konseling.
2.Implementasi
penanganan masalah Melalui teknik eklektif dan perilaku attending: Tahap awal,
tahap pertengahan dan tahap akhir; yaitu konselor bertanya untuk membuka
percakapan dengan raut wajah yang menunjukkan keramahan, penampilan gue juga
baik; kepala mengangguk jika setuju dan konselor melakukan kontak pandang dengan
siswa cukup santai , tenang dan ramah. Posisi tubuh konselor agak condong kearah
klien, tangan digerakkan sesuai kebutuhan untuk lebih meyakinkan klien konselor
32
berusaha ikut merasakan apa yang dirasakan klien hingga X, Y dan Z terbuka untuk
mengemukakan isi hatinya. juga kesedihannya konselor memuji ide X, guru selaku
terhadap apa apa yang dikatakan klien konselor memberi kesempatan pada kain untuk
feedback mengambil alih balik dari hal-hal yang apa yang telah dibicarakan.
mengamati syarat Individual dan eklektif serta menilai respon siswa, melakukan
4.Refleksi
pengamatan siklus III, telah menunjukkan perkembangan maka peneliti atau konselor
sepakat untuk menganalisa data dan menyusun laporan Berdasarkan hasil pengamatan
dan wawancara.
B. Pembahasan Persiklus
Siklus I
evaluasi, refleksi.
33
1.Perencanaan
dirumuskan.
perilaku attending.
kekuatan klien.
2.Implementasi
34
mereka duduk berhadapan dengan guru/konselor guru menyapa
kliennya dengan raut wajah yang kaku, dan jengkel mereka berkata
sapaan gurunya.
serupa ditampar raut wajah yang kaku tegang agak marah dan suara
agak keras terkesan mengadili kompak sekali lain hanya menjawab iya
dan tidak saja sehingga keterangan belum banyak diperoleh pada saat
boleh berbicara kotor dan bertengkar dengan siapa saja serta hal ini
35
c.Tahap (5menit)
dengan siapa saja hal ini tidak boleh diulangi lagi guru menekankan
pukul 11.00 agar datang ke sekolah dan guru berpesan agar mereka
lain.
4.Refleksi
36
Siklus II
1.perencanaan
permasalahan dirumuskan.
menggunakan tahapan-tahapan.
2.Implementasi
37
Tahap Awal (10menit)
Tindakan1 :
Tindakan 2 :
mengangguk jika setuju dengan siswa klien ekspresi wajah konselor tenang
ceria tersenyum posisi tubuh konselor belum condong ke arah klien konselor
Tindakan 3
Belum terbuka untuk mengemukakan isi hati dari lubuk hati yang paling
Tindakan 4
perasaan pikiran atau usul kepada guru. Namun klien masih diam
38
sambil menanyai klien lainnya dahulu apabila klien belum mau berterus
terang).
Tindakan 5
Tindakan 6
karena kebanyakan client tertutup menyimpan rahasia tidak mau Bahkan tidak
dapat terus terang (ibu yakin kamu dapat menjelaskan lebih jauh ide untuk
mencapai cita-cita menjadi polisi menjadi pemain sepak bola terkenal ?).
melakukan :
Tindakan 1
sekali coba waktunya perlu diatur lebih cepat supaya kegiatan belajar siswa
39
Tetap berjalan lancar sekaligus kamu dapat mengembangkan hobi bermain
sepak bola").
Tindakan 2
klien konselor mengadakan inti pesan utama klien berbelit belit. Konselor
perasaan anda saat ini dapatkan nanda kemukakan hal itu selanjutnya kepada
ibu?".
Tindakan 3
Tindakan 4
demikian ?).
40
Tindakan 5
Barangkali anda merasa menyesal, namun nasi sudah menjadi bubur. Yang
sudah Berlalu biarlah berlalu yang penting untuk hari esok marilah kita
Tindakan 6
Saat klien mengatakan hal yang tidak sama dengan perasaan, sorot
Tindakan 7
Tindakan 8
Tindakan 9
41
Tindakan 10
c.Tahap akhir/action
Tindakan 1
Tindakan 2
Tindakan 3
kemajuan dirinya (nah apakah tidak lebih baik Nanda mulai menyusun
rencana baik berpedoman hasil pembicaraan kita? Kalau begitu tindakan apa
42
yang sebenarnya Anda lakukan? Adakah usul yang ingin disampaikan kepada
Tindakan 4
Tindakan 5
4.refleksi
Siklus III
1.Perencanaan
43
Guru mengupayakan pengamanan permasalahan belajar siswa
2.implementasi
awal, tahap pertengahan dan tahap akhir: Yaitu konselor pada bunga
tenang, ceria dan ramah. Posisi tubuh konselor agak condong kearah
44
X,Y,dan Z terbuka untuk mengemukakan isi hatinya, yoga
bola, dan menasehati Belajar giat agar cita-cita kasih menjadi polisi
4.refleksi.
Guru selaku konselor pada aspek attending dan aspek afektif masih berekspresi kaku.
Muram dan marah. Saling konselor mengalihkan pandangan terutama pada saat lain
berbicara. Skor penilaian pada siklus 1 adalah 40 predikat nilai kurang baik dalam
45
konselor menangani belajar siswa. Guru atau konselor dan peneliti sepakat akan
Attending siklus 2; ekspresi wajah konselor agak tenang, dan ceria. Konselor
sudah melakukan kontak pandang dengan klien., melakukan anggukan kepala tanda
setuju tetapi masih kaku, karena posisi kepala konselor tegakkan kecondongan tubuh
konselor belum nampak, gerakan tangan konselor belum bermakna sesuai kebutuhan
(konselor dapat mengusap kepala Selain sebagai tanda sayang penuh perhatian)
di akhir apabila klien dian atau tidak memberikan respon terhadap pertanyaan guru
atau konselor.
Hasil skor penilaian =50 karena itu guru atau konselor dan peneliti sepakat
penghampiran klien secara tenang, rama , sabar ceria akrab penuh perhatian dan kasih
sayang akan membuat klien nyaman, aman, tenang, tersentuh dan dekat, sehingga
predikat pembimbing amat baik secara lebih jelas gambaran hasil perkembangan
kegiatan guru dalam konseling teknik efektif dalam perilaku dapat dilihat dalam
46
Pelaksanaan Tindakan
dan Hai.
macam-macam warna melalui benda yang ditunjuk, hal ini merupakan upaya
tersebut dengan cara bertanya kepada beberapa siswa secara acak. Kemudian
her dengan menyebutkan macam dan jenis rambut, kulit dan mata
Possessive Pronoun his and her dengan menyebutkan macam dan jenis
47
d. Guru melakukan refleksi (Reflect) pembelajaran dengan curah pendapat
tentang macam-macam dan jenis warna rambut, kulit, mata dan wajah orang
gambar orang yang harus dideskripsikan dan diberi alat penilaian proses
g. Kegiatan paling akhir, guru melakukan penilaian individu, hal ini dilakukan
dengan cara setiap siswa secara individu mendeskripsikan salah satu dari
sehingga siswa dapat memilih siapa orang terkenal atau favorit yang mereka
1. Observasi
48
a. Pada awal pembelajaran (Introduce) siswa terlihat sangat senang dan antusias
pendapat dan tanya jawab secara berpasangan, kompetensi sikap siswa pada
umumnya mulai terbentuk, hanya ketika siswa belajar dalam kelompok empat
orang ada beberapa siswa yang belum mampu mengelolah diri sehingga
dalam kelompoknya atau mungkin gaya belajar siswa, hanya saja gaya belajar
b. Pada saat menerapkan monolog descriptive lisan yang berterima ini, pada
49
seharusnya dikatakan [redist] tetapi siswa sering mengucapkan sepenggal-
diucapkan [diskrib].
d. Gambar yang dideskripsikan guru kurang besar, sehingga kurang jelas untuk
f. Kriteria pada alat penilaian kurang lengkap. Kriteria penilaian yang terdiri
g. Hasil penilaian proses yang dilakukan siswa dalam kelompok pada aspek
a. Bila dilihat dari aktivitas siswa pada perkenalan (Introduce) dan hubungkan
(Connect) yang pada umumnya sangat antusias dan merasa senang selama
50
mengungkapkan pendapatnya sehingga muncul rasa percaya diri. Hal ini juga
terlihat ketika waktu istirahat, ternyata semua siswa lebih cenderung ingin
dibentuk kelompok yang lebih besar agar guru lebih mudah untuk
memantau.
51
d. Untuk mendapatkan keabsahan data maka pada proses penilaian perlu
perbaikan pada:
kriteria penilaian.
yang dilakukan guru sesuai dengan rencana pembelajaran. Hal ini dapat
diri, mereka lebih sering mengungkapkan dengan bahasa mereka sendiri dan
Tabel 4.1
52
3 Achmad Solickudin 40 30 20 90 5
4 Andina Mauludiyah 40 24 15 79 4
5 Ardianto 40 24 15 79 5
6 Asmaul Khusnah 40 24 15 79 8
7 Choirul Arif 40 24 15 79 1
8 Diah Fikriani Mulia 34 24 20 78 2
9 Dimas Hakiki 34 24 20 68 7
10 Dwi Cahyono 00 00 00 00 tidak hadir
11 Edy Bahrudin 40 24 15 79 1
12 Fachriyah Mawali 34 18 10 62 9
13 Fatimatuz Zahro 40 24 20 84 6
14 Fifit Andini 40 24 10 74 6
15 Ika Putri Rahmawati 40 24 20 84 6
16 Kemal Maulana Akbar 40 24 15 79 5
17 Lina Anggia Putri 40 24 15 79 3
18 Lutfi Susanto 00 00 00 00 tidak hadir
19 M Nukman Mufidz 40 30 30 100 5
20 Moch. Miftakhul Hadi 40 18 15 73 1
21 Moh. Anton Wijaya 40 24 15 79 7
22 Moh. Aziz Nuril 00 00 00 00 tidak hadir
23 Mohammad Isyommudin 34 24 20 78 2
24 Mohammad Nasirudin 40 18 15 79 1
25 Mutiatul Lutfiyah 34 18 10 62 6
26 Naufal Jaadal Maula 40 24 15 79 7
27 Niswati 34 24 20 78 2
28 Nur Afifah 40 18 15 73 3
29 Nur Triani Indah Wati 40 24 15 79 4
30 Retno Rosari 40 30 20 90 4
31 Roudlotul Islamiyah 40 24 15 79 3
32 Sahrul Masum 34 24 15 73 2
33 Sri Agustina 40 24 15 79 4
34 Susi Susanti 34 18 10 62 9
35 Titin Muzzaqiyatul Q 40 30 20 90 3
36 Wiwin Sholikhah 40 30 20 90 9
Yoga Prata37Yoga Pratama Eko P 40 18 15 73 1
Jumlah 1266 780 535 2577
Keterangan :
A= Pemahaman (Jumlah kosa kata/kalimat dan koherensi/keterkaitan dengan bahasan
B =Pengucapan (Pronunciation)
C =Kelancaran (Fluency)
Jumlah siswa yang di kelas VIIA adalah 37 (tiga puluh tujuh) siswa, yang tidak
hadir sejumlah 3 orang sehingga yang hadir dalam penelitian ini sejumlah 34 (tiga
puluh empat) siswa. Secara kuantitatif hasil belajar siswa tentang monolog
sebagai berikut:
53
Rata-rata skor pemahaman : 1266 : 34 = 37,2. Artinya bila dikonversikan
pengucapan, untuk itu perlu perbaikan pada aktivitas pembelajaran yang akan
datang.
monolog descriptive lisan. Untuk mencapai hasil yang optimal maka siswa
Tabel 4.2
54
6 Asmaul Khusnah 40 18 20 78
7 Choirul Arif 34 18 15 67
8 Diah Fikriani Mulia 40 24 20 84
9 Dimas Hakiki 40 24 20 84
10 Dwi Cahyono 00 00 00 00 tidak hadir
11 Edy Bahrudin 40 18 20 78
12 Fachriyah Mawali 40 30 20 90
13 Fatimatuz Zahro 40 30 20 90
14 Fifit Andini 27 24 15 79
15 Ika Putri Rahmawati 40 24 20 84
16 Kemal Maulana Akbar 40 30 30 100
17 Lina Anggia Putri 40 24 20 84
18 Lutfi Susanto 00 00 00 00 tidak hadir
19 M Nukman Mufidz 40 24 25 89
20 Moch. Miftakhul Hadi 34 18 20 72
21 Moh. Anton Wijaya 40 18 20 84
22 Moh. Aziz Nuril 00 00 00 00 tidak hadir
23 Mohammad Isyommudin 40 24 20 84
24 Mohammad Nasirudin 40 18 20 78
25 Mutiatul Lutfiyah 40 18 20 78
26 Naufal Jaadal Maula 40 6 20 66
27 Niswati 40 30 20 90
28 Nur Afifah 40 30 25 95
29 Nur Triani Indah Wati 40 18 25 83
30 Retno Rosari 40 30 25 95
31 Roudlotul Islamiyah 40 18 20 78
32 Sahrul Masum 40 18 20 78
33 Sri Agustina 40 18 20 78
34 Susi Susanti 40 30 20 90
35 Titin Muzzaqiyatul Q 40 30 30 100
36 Wiwin Sholikhah 40 30 25 95
Yoga Prata37Yoga Pratama Eko P 40 6 15 61
Jumlah 1295 726 690 2730
Keterangan :
A= Pemahaman (Jumlah kosa kata/kalimat dan koherensi/keterkaitan dengan bahasan
B =Pengucapan (Pronunciation)
C =Kelancaran (Fluency)
Dari data penilaian guru (Penilaian Individu) dapat dijelaskan sebagai berikut:
penilaian siswa tetapi hal ini tidak menimbulkan kesenjangan karena bila
55
pada pembelajaran yang akan datang perlu ditingkatkan jumlah kosa
kata/kalimatnya.
yang akan datang dan selisih angka ini tidak menimbulkan perbedaan antara
siswa disbanding penilaian guru. Menurut data penilaian siswa diperoleh rata-
rata nilai 15,73 bila dikonversikan dengan kriteria nilai artinya siswa pada
tetapi berdasarkan data penilaian guru diperoleh rata-rata nilai 20,2, artinya
kelancaran siswa ini terjadi karena terdapat waktu untuk melatih diri secara
individu ketika siswa menunggu giliran saat penilaian individu atau siswa
lebih serius bila dinilai guru. Walaupun demikian untuk mencapai hasil yang
optimal perlu latihan lebih intensif sebelum siswa mendapat giliran penilaian
individu.
56
C. Siklus II
1. Persiapan Tindakan
Seperti yang telah dilakukan pada persiapan tidakan pada siklus I sebelum
rencana pembelajaran berdasarkan silabus yang telah disusun. Pada siklus II ini
rencana pembelajaran bahasa Inggris lisan monolog descriptive lisan sederhana yang
berterima menggunakan sistim ICARE untuk siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Jabon
dirancang dengan aktivitas lanjutan dari siklus I antara lain: Topik bahasan tentang
Humans body description. Target kosakata/ kalimat yang harus diungkapkan dalam
monolog descriptive kali ini sejumlah 5 kalimat dan perbaikan pengucapan pada kata
kepentingan perolehan hasil penelitian yang optimal dipersiapkan juga alat observasi
untuk siswa dan guru dan angket untuk siswa. Awal guru melakukan observasi kelas
mengenai jumlah dan tatanan ruang atau susunan bangku, pada siklus II ini siswa
dibagi dalam kelompok sepuluh agar mudah untuk dipantau selama proses
2. Pelaksanaan Tindakan
57
Pada pelaksanaan tindakan di siklus II ini guru melakukan pembelajaran dengan
menggunakan poster/gambar yang cukup besar dan dapat diamati siswa yang
jadian yang menunjukkan warna semu agar tidak diucapkan terpenggal antara
kata dasar dan afiknya atau diucapkan langsung dalam satu kata.
topik bahasan dengan diskripsi tubuh manusia misalnya, short, tall, fat, thin.
d. Guru sebagai model, menerapkan (Apply) kata ganti subyek He dan She
dengan mengkaitkan beberapa kata sifat dan kata kerja wears berdasarkan
58
e. Beberapa siswa ikut menerapkan model guru satu sama lain saling
f. Guru melakukan refleksi (Reflect) melaui curah pendapat tentang hal-hal yang
tubuh) dan 2 kalimat yang menggunakan kata kerja wears yang diikuti
individu. Agar siswa lebih bersemangat maka aktivitas ini dilakukan di luar
kelas dengan diberi motivasi diperbolehkan duduk bagi siswa yang sudah siap
j. Guru melakukan penilaian individu bagi siswa yang sudah siap diuji.
59
3. Observasi
pada siklus I.
c. Pada saat penilaian proses maupun individu terlihat siswa sudah terbiasa
d. Selama proses pembelajaran siswa terkesan tenang karena jumlah siswa yang
tidak hadir cukup banyak yaitu 10 (sepuluh) orang, walaupun demikian tidak
mengurangi semangat belajar siswa yang hadir, hal ini juga terlihat ketika jam
mendiskripsikan mata, tetapi sebagian besar sudah benar. Begitu juga pada
60
4. Analisis dan refleksi
b. Hasil analisis angket siswa juga menunjukkan hal yang sama yaitu selama
dilakukan guru sesuai dengan rencana pembelajaran. Hal ini dapat diperoleh
dari 27 siswa yang hadir memberi centangan pada kolom ya pada angket
Tabel 4.3
61
9 Dimas Hakiki 00 00 00 00 00 tidak hadir
10 Dwi Cahyono 00 00 00 00 00 tidak hadir
11 Edy Bahrudin 40 12 12 20 84 2
12 Fachriyah Mawali 40 16 16 12 84 1
13 Fatimatuz Zahro 32 16 12 20 80 2
14 Fifit Andini 40 16 12 12 80 1
15 Ika Putri Rahmawati 40 16 16 12 84 2
16 Kemal Maulana Akbar 40 16 16 20 92 2
17 Lina Anggia Putri 40 16 12 12 80 1
18 Lutfi Susanto 00 00 00 00 00 tidak hadir
19 M Nukman Mufidz 00 00 00 00 00 tidak hadir
20 Moch. Miftakhul Hadi 00 00 00 00 00 tidak hadir
21 Moh. Anton Wijaya 00 00 00 00 00 tidak hadir
22 Moh. Aziz Nuril 40 12 12 12 76 1
23 Mohammad Isyommudin 32 16 16 20 84 2
24 Mohammad Nasirudin 40 16 16 12 84 1
25 Mutiatul Lutfiyah 40 16 16 20 92 2
26 Naufal Jaadal Maula 00 00 00 00 00 tidak hadir
27 Niswati 40 12 12 12 76 1
28 Nur Afifah 40 16 16 20 92 2
29 Nur Triani Indah Wati 32 16 16 20 84 2
30 Retno Rosari 40 16 16 20 92 2
31 Roudlotul Islamiyah 40 20 20 20 100 1
32 Sahrul Masum 40 16 12 12 80 1
33 Sri Agustina 40 16 20 12 88 1
34 Susi Susanti 40 16 8 12 76 2
35 Titin Muzzaqiyatul Q 40 16 16 20 92 2
36 Wiwin Sholikhah 40 16 16 20 92 2
Yoga Prata37 Yoga Pratama Eko P 00 00 00 00 00 tidak hadir
Jumlah 1056 424 396 412 2288
Keterangan :
A= Pemahaman (Jumlah kosa kata/kalimat dan koherensi/keterkaitan dengan bahasan
B =Pengucapan (Pronunciation)
C =Kelancaran (Fluency)
D=Struktur (Structure)
Jumlah siswa di kelas VIIA yang hadir pada pelaksanaan siklus II sejumlah 27
siswa, sepuluh siswa yang lainnya tidak hadir. Empat siswa mengirim surat
Pendidikan SMP Negeri 2 Jabon selama bulan puasa mulai tanggal 26 September
2006 sampai dengan 16 Oktober 2006 adalah hari Efektif Fakultatif. Selama bulan
puasa aktivitas pembelajaran dibagi dalam 2 sesi. Sesi pertama tanggal 26 sampai
dengan 30 September 2006 pembelajaran umum dan sesi kedua mulai tanggal 1
62
sampai dengan 14 Oktober 2006 pembelajaran khusus Bimbingan Romadhon.
Sedangkan jadwal aktivitas Bimbingan Romadhon untuk kelas VII berakhir tanggal 5
Oktober 2006 dan aktivitas siklus II dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2006 pada
saat siswa kelas VII sudah mulai libur. Kemungkinan inilah yang menyebabkan siswa
kelas VIIA tidak hadir sampai 10 orang, walaupun peneliti telah memberi surat
pemberitahuan kepada wali murid khusus kelas VIIA tentang penelitian ini. Tetapi hal
ini tidak mengurangi semangat belajar siswa yang hadir, bahkan mereka lebih
semangat dan lebih percaya diri. Hal ini terlihat dari keceriaan siswa ketika belajar
lisan sederhana dengan menggunakan sistim ICARE pada siklus II ini dapat
63
Rata-rata skor pengucapan : 424 : 27 = 15,7. Perolehan rata-rata nilai pada
penilaian proses pada siklus II pada aspek pengucapan pada umumnya siswa
Rata-rata skor kelancaran : 396 : 27 = 14,7. Hasil penilaian kelancaran ini bila
pembelajaran pada siklus II, menunjukkan bahwa siswa pada umumnya lancar
Rata-rata skor struktur kalimat : 412 : 27 = 15,3. Data ini bila dikonversi
descriptive ini. Hanya beberapa siswa yang perlu dibelajarkan kembali pada
Tabel 4.4
64
8 Diah Fikriani Mulia 40 16 20 20 94
9 Dimas Hakiki 00 00 00 00 00 tidak hadir
10 Dwi Cahyono 00 00 00 00 00 tidak hadir
11 Edy Bahrudin 34 20 16 20 90
12 Fachriyah Mawali 40 20 12 12 84
13 Fatimatuz Zahro 34 20 16 20 90
14 Fifit Andini 34 20 16 20 90
15 Ika Putri Rahmawati 40 16 16 20 92
16 Kemal Maulana Akbar 40 16 16 20 92
17 Lina Anggia Putri 40 16 16 20 92
18 Lutfi Susanto 00 00 00 00 00 tidak hadir
19 M Nukman Mufidz 00 00 00 00 00 tidak hadir
20 Moch. Miftakhul Hadi 00 00 00 00 00 tidak hadir
21 Moh. Anton Wijaya 00 00 00 00 00 tidak hadir
22 Moh. Aziz Nuril 00 00 00 00 00 belum siap
23 Mohammad Isyommudin 40 16 16 20 92
24 Mohammad Nasirudin 40 16 16 12 84
25 Mutiatul Lutfiyah 40 16 16 12 84
26 Naufal Jaadal Maula 00 00 00 00 00 tidak hadir
27 Niswati 40 16 16 20 92
28 Nur Afifah 40 16 16 20 92
29 Nur Triani Indah Wati 40 16 16 16 88
30 Retno Rosari 40 16 16 20 92
31 Roudlotul Islamiyah 40 16 20 20 96
32 Sahrul Masum 34 20 16 20 90
33 Sri Agustina 40 16 16 20 92
34 Susi Susanti 40 16 16 20 92
35 Titin Muzzaqiyatul Q 40 20 18 20 98
36 Wiwin Sholikhah 40 16 20 20 96
Yoga Prata37 Yoga Pratama Eko P 00 00 00 00 00 tidak hadir
Jumlah 970 436 410 464 2278
Keterangan :
A= Pemahaman (Jumlah kosa kata/kalimat dan koherensi/keterkaitan dengan bahasan
B =Pengucapan (Pronunciation)
C =Kelancaran (Fluency)
D=Struktur (Structure)
c. Data yang diperoleh guru ketika melakukan penilaian individu siswa sejumlah
25 (dua puluh lima), karena 2 siswa menyatakan belum siap sedangkan waktu
65
dibelajarkan tergolong terampil mengungkapkan monolog descriptive dengan
rata nilai ini bila dikonversikan dengan kriteria penilaian monolog descriptive
kompetensi linguistik.
pada siklus II, menunjukkan bahwa siswa pada umumnya lancar dan sebagian
Rata-rata skor struktur kalimat : 464 : 25 = 19,33. Data ini bila dikonversi
guru pada siklus II, menunjukkan bahwa pada umumnya siswa mampu
descriptive ini.
66
D. Siklus III
1. Persiapan Tindakan
a. Berdasarkan hasil paparan analisis dan refleksi pada siklus II bahwa pada
dikuasai siswa, maka tim penelitian sepakat pada siklus III, merancang untuk
membelajarkan siswa 10 siswa yang tidak hadir dan 2 siswa yang belum siap
penelitian dipersiapkan juga alat observasi untuk siswa dan guru juga angket
untuk siswa. Pada tahap awal guru melakukan observasi kelas mengenai
jumlah dan tatanan ruang atau susunan bangku siswa, mengajak siswa berdoa
67
2. Pelaksanaan Tindakan
dengan mengkondisikan 10 siswa yang tidak hadir dan 2 siswa yang belum
siap diuji pada siklus II dibagi rata pada masing-masing kelompok, dan
jawab tentang keberhasilan siswa yang tidak hadir pada siklus II.
f. Pada tahap terapan (Apply), guru memodelkan kata ganti subyek He dan
68
dideskripsikan. Kemudian berapa siswa melakukan model guru satu sama lain
hal-hal yang harus dideskripsikan dengan cara menulis clues pada peta
postur tubuh) dan 2 kalimat lainnya menggunakan kata kerja wears yang
diikuti dengan kata benda yang berhubungan dengan pakaian untuk dua
kalimat yang lain, sehingga jumlah kosa kata menjadi 10 kalimat dan jumlah
kriteria penilaian.
individu. Agar siswa lebih bersemangat maka aktivitas ini dilakukan di luar
kelas dengan diberi motivasi diperbolehkan duduk bagi siswa yang sudah siap
3. Observasi
69
a. Selama pembelajaran seluruh siswa terlihat tetap bersemangat dan sangat
percaya diri khususnya siswa yang terpilih menjadi tutor sebaya sedangkan
b. Proses pembelajaran terkesan lebih cepat dan efektif karena para tutor sebaya
c. Terdapat 2 orang yang belum mencapai SKBM pada saat penilaian proses
beberapa siswa yang sudah diuji pada siklus II mengajukan ujian perbaikan.
Begitu juga para tutor sebaya terlihat juga ingin melakukan ujian perbaikan
a. Secara kualitatif selama proses pembelajaran disiklus III ini, seluruh siswa
terlihat bersemangat dan sangat percaya diri khususnya para tutor sebaya. Hal
ini menunjukkan bahwa keterampilan para tutor sebaya ini bukan hanya
b. Selama proses pembelajaran terkesan lebih cepat dan efektif karena sebagian
besar siswa mendapatkan pembelajaran ulang karena itu utamanya para tutor
70
(Connect). Munculnya kosa kata baru seperti barcellet, earings, neclacke,
yang lain.
c. Hasil analisis data dari angket siswa pada siklus III ini menunjukkan hal yang
Tabel 4.5
71
14 Fifit Andini 40 16 16 20 92 2
15 Ika Putri Rahmawati 40 16 16 12 84 1
16 Kemal Maulana Akbar 40 16 16 20 92 4
17 Lina Anggia Putri 40 16 16 20 92 3
18 Lutfi Susanto 32 16 12 20 80 2
19 M Nukman Mufidz 32 16 12 20 80 3
20 Moch. Miftakhul Hadi 32 16 12 20 80 4
21 Moh. Anton Wijaya 40 16 16 12 84 1
22 Moh. Aziz Nuril 40 16 12 16 84 2
23 Mohammad Isyommudin 32 16 12 20 80 3
24 Mohammad Nasirudin 40 16 16 12 84 4
25 Mutiatul Lutfiyah 40 16 16 20 92 1
26 Naufal Jaadal Maula 40 16 16 12 84 3
27 Niswati 40 16 16 12 84 3
28 Nur Afifah 40 16 16 20 92 1
29 Nur Triani Indah Wati 40 16 16 20 92 3
30 Retno Rosari 40 16 16 20 92 1
31 Roudlotul Islamiyah 40 20 20 20 100 3
32 Sahrul Masum 40 16 16 12 84 2
33 Sri Agustina 00 00 00 00 00 tidak hadir
34 Susi Susanti 40 16 16 20 92 2
35 Titin Muzzaqiyatul Q 40 16 16 20 92 2
36 Wiwin Sholikhah 40 20 20 20 100 3
Prata
37 Yoga Pratama Eko P 32 12 12 8 64 4
Jumlah 1384 584 540 604 3116
Keterangan :
A= Pemahaman (Jumlah kosa kata/kalimat dan koherensi/keterkaitan dengan bahasan
B =Pengucapan (Pronunciation)
C =Kelancaran (Fluency)
D=Struktur (Structure)
Pada siklus III ini, jumlah siswa di kelas VIIA yang hadir sejumlah 36 siswa, 1
siswa yang tidak hadir karena sakit. Secara kuantitatif hasil belajar siswa di siklus III
lisan yang berterima pada penilaian proses pembelajaran pada siklus III, rata-
72
Rata-rata skor pengucapan : 584 : 36 = 16,22. Bila dikonversikan dengan
pengucapannya jelas.
Rata-rata skor kelancaran : 540 : 36 = 15. Hasil penilaian kelancaran ini bila
lisan pada penilaian proses pembelajaran pada siklus III, menunjukkan bahwa
Rata-rata skor struktur kalimat : 604 : 36 = 16,77. Data ini bila dikonversi
Tabel 4.6
73
13 Fatimatuz Zahro 34 20 16 20 90
14 Fifit Andini 40 20 16 20 96
15 Ika Putri Rahmawati 40 16 16 20 92
16 Kemal Maulana Akbar 40 20 16 20 96
17 Lina Anggia Putri 40 16 16 20 92
18 Lutfi Susanto* 34 16 16 20 86
19 M Nukman Mufidz* 34 20 16 16 86
20 Moch. Miftakhul Hadi* 34 20 16 12 82
21 Moh. Anton Wijaya* 40 16 16 16 88
22 Moh. Aziz Nuril* 40 16 8 12 76
23 Mohammad Isyommudin 40 16 16 20 92
24 Mohammad Nasirudin 40 16 16 20 90
25 Mutiatul Lutfiyah 40 16 20 20 96
26 Naufal Jaadal Maula* 34 20 16 12 82
27 Niswati 40 16 16 20 92
28 Nur Afifah 40 16 16 20 92
29 Nur Triani Indah Wati 40 16 16 16 88
30 Retno Rosari 40 16 16 20 92
31 Roudlotul Islamiyah 40 20 20 20 100
32 Sahrul Masum 34 20 16 20 90
33 Sri Agustina 00 00 00 00 00 tidak hadir
34 Susi Susanti 40 16 16 20 92
35 Titin Muzzaqiyatul Q 40 20 18 20 98
36 Wiwin Sholikhah 40 16 20 20 96
Prata
37 Yoga Pratama Eko P* 34 20 8 12 74
Jumlah 1386 636 562 644 3224
Keterangan :
A= Pemahaman (Jumlah kosa kata/kalimat dan koherensi/keterkaitan dengan bahasan
B =Pengucapan (Pronunciation)
C =Kelancaran (Fluency)
D=Struktur (Structure)
Pada penilaian individu siswa sejumlah 36 (tiga pulu enam), dapat dipaparkan
sebagai berikut:
74
Rata-rata skor pengucapan : 636 : 36 = 17,66. Pada aspek pengucapan rata-
rata nilai ini bila dikonversikan dengan kriteria penilaian monolog descriptive
penilaian individu pada siklus III menunjukkan bahwa pada umumnya siswa
Rata-rata skor struktur kalimat : 644 : 36 = 17,88. Data ini bila dikonversi
E. Pembahasan
1. Pada awal pembelajaran siklus I terlihat semua siswa tertarik dengan penjelasan
memberi penjelasan tentang fungsi sosial (lifeskills) yang akan mereka dapatkan
75
dalam pembelajaran monolog descriptive, yaitu sebagai keterampilan yang
orang yang dicari atau orang terkenal / favorit siswa. Tujuan pembelajaran ini
hidup mereka, oleh karena itu desain pembelajaran bahasa Inggris lisan
3. Terapan aktivitas lifeskills khususnya pada aspek social skill terlihat ketika
lagi terlihat ketika siswa melakukan pembelajaran remedial dengan tutor sebaya
76
atau pelaksanaan pembelajaran pada siklus III, terlihat para tutor sebaya mampu
membentuk rasa percaya diri siswa, rasa senang, minat belajar dan
berpusat pada siswa (learning). Ternyata aktivitas ini seperti yang diharapkan
5. Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah bukan hasil pemindahan pengetahuan
pada saat pembelajaran siklus III, para tutor sebaya ataupun siswa yang lain
Artinya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki siswa tahan lama. Hal ini
sesuai dengan trend dunia pendidikan abad 21 seperti apa yang disebut
menggunakan potensi nalar dan emosinya secara jitu mampu membuat loncatan
77
6. Pada saat siswa melakukan penilaian individu menunjukkan bahwa mereka
berterima.
dari analisis data secara kuantitatif menunjukkan bahwa nilai hasil belajar siswa
Inggris yaitu 70. Di samping itu terbentuk sikap percaya diri siswa, sikap
descriptive sederhana siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Jabon secara lisan dapat
dipaparkan sebagai berikut. (a) 100% siswa telah mencapai Standar Ketuntasan
dengan tutor sebaya. (b) Begitu juga pada penilaian Individu diperoleh data
semua siswa yang berjumlah 37 mencapai SKBM dengan nilai yang variatif.
(c) Secara kualitatif terlihat rasa percaya diri siswa meningkat dan siswa senang
78
mendapatkan pembelajaran model ini. (d) Hasil analisis angket siswa juga
angket proses pembelajaran sesuai yang dialami siswa. Seluruh siswa juga
BAB V
A. Kesimpulan
79
dalam proses pembelajaran. Guru memberikan permainan sederhana yang bertujuan
untuk membangkitkan semangat siswa dalam belajar. (2) Tahap kedua, Connect
(Hubungkan), guru berupaya untuk menghubungkan tujuan dan topik bahasan dengan
descriptive ini guru melakukan dengan cara bertanya langsung kepada siswa tentang
mendiskripsikan sesuatu berkaitan dengan topik bahasan. (3) Pada tahap Apply
jawab, atau bermain kuis. Pada aktivitas ini guru dapat memodelkan satu atau dua
langkah ini guru membantu siswa menentukan hal-hal esensi yang diungkapkan
seperti berupa clue-clue yang menjadi bahan catatan atau dokumen siswa.
(5) Melatih siswa mendiskripsikan sesuatu dalam kelompok dan melakukan penilaian
memperluas pengalaman belajar mereka maka akan membentuk sikap percaya diri
80
menggunakan sistim ICARE ini siswa merasa senang, membuat mereka percaya diri,
siswa mmapu menerapkan dengan bahasa mereka sendiri dan siswa merasa
pembelajaran.
B. Saran-saran
Dari pengalaman melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini bagi yang akan
agar timbul rasa percaya diri mereka, motivasi ini dapat berupa permainan
81
2. Penilaian proses pembelajaran dilakukan seefektif mungkin agar dapat
menghemat waktu.
siswa, agar siswa memiliki sikap untuk mencapai skor maksimal dan mampu
4. Peta konsep tentang hal-hal esensi yang perlu di diskripsikan akan membantu
akan belajar bersosial, saling memberi, mengasah dan mengasuh antar teman.
Hal ini memunculkan rasa percaya diri siswa, sikap saling menghormati,
meminimalkan siswa yang memiliki rasa minder atau kurang berani tampil.
DAFTAR PUSTAKA
Azies,FS & Alwasilah CA. 1996. Penagajaran Bahasa Komunikatif Teori dan
Praktik. Bandung, Remaja Rosdakarya
82
Mills,GE,2000. Action Research A Guide For The Teacher Researcher. Ohio,
Shoutern Oregon University.
Permen 22. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Jakarta.
Puskur. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP. Jakarta.
83