Problematika Parkir Liar Di Kota Malang Dalam Perspektif Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Retribusi Jalan Umum
Problematika Parkir Liar Di Kota Malang Dalam Perspektif Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Retribusi Jalan Umum
1
Perda kota Malang No 3 tahun 2015, Salinan Nomor 3/2015,SALINAN NOMOR 3/2015 PERATURAN
DAERAH KOTA MALANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI JALAN UMUM.
2
Perda kota Malang no 4 tahun 2009,Salinan Nomor 2/E,2009,SALINAN NOMOR 2/E,2009 PERATURAN
DAERAH KOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2009TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PARKIR.
3
Perda kota Malang No 3 tahun 2015, Salinan Nomor 3/2015,SALINAN NOMOR 3/2015 PERATURAN
DAERAH KOTA MALANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI JALAN UMUM.
kota Malang perlu adanya peraturan daerah yang mengatur tentang parkir liar yang
semakin mengganggu lalu lintas dan membuat masyarakat menjadi tidak nyaman.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana masalah parkir liar di kota Malang ?
2. Bagaimana solusi atas masalah parkir liar di kota Malang ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana masalah parkir liar di kota Malang
2. Untuk mengetahui bagaimana solusi bagi masalah parkir liar di kota Malang
D. Kajian Pustaka
Pengertian parkir
Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara
karena ditinggalkan pengemudinya. Termasuk dalam pengertian parkir adalah setiap
kendaraan yang berhenti pada tempat-tempat tertentu baik yang ditunjukkan dengan
rambu lalu lintas maupun tidak, serta tidak semata-mata untuk kepentingan menurunkan
orang atau barang. 4
Ada tiga jenis utama parkir, yang berdasarkan pengaturan posisi kendaraan, yaitu :
1. Parkir Paralel
Parkir paralel adalah cara parkir kendaraan secara paralel di pinggir jalan,
umumnya fasilitas parkir yang diterapkan di pusat kota, ataupun dipemukiman yang
tidak memiliki garasi5 parkir sejajar di mana parkir di atur dalam sebuah baris, dengan
bamper depan mobil berdekatan dengan bamper belakang mobil lainnya. Parkir
dilakukan sejajar di tepi jalan, baik di sisi kiri atau di sisi kanan ataupun di kedua sisi
jalan apabila memang memungkinkan. Parkir paralel adalah cara paling umum yang
digunakan untuk parkir mobil di pinggir jalan. Cara ini juga digunakan untuk mengisi
ruang parkir jika parkir serong tidak memungkinkan.6
2. Parkir Tegak Lurus
Parkir tegak lurus adalah cara parkir memposisikan kendaraan secara tegak
lurus. Dengan cara parkir ini mobil berposisi tegak lurus, berdampingan, menghadap
kelorong/gang, trotoar atau dinding.7 Biasanya parkir mobil jenis ini diterapkan pada
4
https://id.wikipedia.org/wiki/parkir. di akses pada hari senin, 11 desember 2017. 21.30 WIB.
5
https://id.wikipedia.org/wiki/parkir_paralel. di akses pada hari senin, 11 desember 2017. 21.40 WIB.
6
https://id.wikipedia.org/wiki/parkir. di akses pada hari senin, 11 desember 2017. 22.05 WIB.
7
https://id.wikipedia.org/wiki/parkir. di akses pada hari senin, 11 desember 2017. 22.15 WIB.
lokasi yang memang disediakan untuk parkir,seperti di pusat perbelanjaan dan juga
diperkantoran. Parkir jenis ini lebih mudah dilakukan, karena biasanya tempat-tempat
tersebut sudah terdapat juru parkir yang membantu dan biasanya juga terdapat garis
yang mengatur posisi kendaraan.
3. Parkir Serong
8
https://id.wikipedia.org/wiki/parkir_serong. di akses pada hari senin, 11 desember 2017. 22.18 WIB
9
https://id.wikipedia.org/wiki/Juru_parkir. di akses pada hari senin, 11 desember 2017. 22.25 WIB.
10
macamistilah.blogspot.co.id/2017/02pengertian-juru-parkir-tugas-dan.html?m=1. Di akses pada hari senin,
11 desember 2017. 22.35 WIB.
5. Rompi yang memantulkan sinar (scothlite), yang penting jika bertugas
di malam hari.11
Jenis-jenis Juru Parkir :
Juru parkir dibedakan menjadi dua jenis yaitu juru parkir resmi dan tidak
resmi/ liar. Pada dasarnya keduanya mengemban tugas yang sama, bedanya kalau
resmi dikelola oleh badan/instansi tertentu seperti pemerintah atau perusahaan
tertentu, sedangkan juru parkir liar biasanya di kelola oleh seseorang yang berkuasa di
suatu wilayah tertentu.12
Prosedur Petugas Parkir saat menjalankan tugas :
1. Wajib apel setiap awal dan akhir shift.
2. Wajib disiplin serta mentaati peraturan.
3. Menggunakan uniform atau seragam panca parking.
4. Memakai name taq sendiri.
5. Mengetahui kondisi lapangan mana yang masih kosong atau mana
yang sudah penuh.
6. Mengarahkan kendaraan yang akan parkir agar tidak terjadi
kemacetan.
7. Menjaga rambu-rambu yang ada dan memberikan peringatan terhadap
pengemudi jika terjadi kesalahan parkir.
8. Mengarahkan kendaraan yang parkir agar tidak parkir melintang.
9. Mengawasi kendaraan yang di parkir dan melarang orang-orang yang
tidak berkepentingan berada di area parkir.
10. Melakukan checklist kendaraan yang parkir.
11. Melaporkan dan membuat berita acara atau insiden report mengenai
kejadian apa saja yang diketahui dan disaksikan oleh supervisor.
12. Bila mendapatkan mobil yang tidak terkunci maka wajib melaporkan
ke supervisor, security atau pihak terkait di lokasi tersebut kemudian
diperiksa dan dibuatkan berita acara.
Tanggung Jawab Juru parkir saat bertugas
Juru parkir bertanggung jawab atas semua benda yang berada dalam
kendaraan. Helm dapatdikatakan benda yang berada dalam kendaraan, karena helm
11
https://id.wikipedia.org/wiki/Juru_parkir. di akses pada hari senin, 11 desember 2017. 22.40 WIB.
12
macamistilah.blogspot.co.id/2017/02pengertian-juru-parkir-tugas-dan.html?m=1. Di akses pada hari senin,
11 desember 2017. 22.43 WIB.
merupakan benda yang wajib dipakai saat berkendara. Dengan begitu, helm dan motor
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Konsekuensinya, pengelola
tempat parkir tidak saja harus menjaga motor, tetapi juga harus menjaga helm sebagai
satu kesatuan dengan motor, dengan begitu apabila terjadi helm hilang dari tempat
parkir tersebut, maka pengelola parkir juga bertanggung jawab sebagaimana
semestinya.
Apabila secara hukum perdata, pengelola parkir dapat dituntut pertanggung
jawabannya oleh pihak yang dirugikan atas dasar wanprestasi dalam perjanjian
penitipan barang antara pengelola parkir dengan pemilik motor. Dengan ini, pengelola
parkir wajib mengganti biaya, rugi dan bunga kepada pemilik motor. Dan apabila
secara hukum pidana, harus dilakukan penyidikan terlebih dahulu. Apabila petugas
parkir tersebut terbukti sebagai pelaku tindak pidana, maka petugas tersebut di hukum
dan begitu juga sebaliknya.13
Juru Parkir Liar adalah juru parkir yang tidak dikendalikan secara resmi yang
mengumpulkan seluru pendapatannya ke dalam kantongnya sendiri. Untuk tempat
parkir yang luas kadang-kadang pengaturan tempat parkir dilakukan oleh beberapa
orang yang dikelola oleh seorang jagoan daerah yang bersangkutan. Tidak jarang
terjadi perselisihan antar juru parkir untuk memperebutkan kawasan atau daerah yang
dikuasai.14
Teori Kesadaran Hukum
Dalam penerapan hukum atau aturan, perlu adanya sebuah kesadaran hukum
oleh masyarakat. Sebelum membahas mengenai kesadaran hukum kita harus
membedakan terlebih dahulu antara kesadaran hukum, ketaatan hukum dan efektivitas
hukum, tetapi ketiga unsur saling berhubungan, sering orang mencampur adukkan
antara kesadaran hukum ketaatan hukum dan efektivitas hukum. Menurut Krabbe,
kesadaran hukum adalah kesadaran atau nilai-nilai yang terdapat didalam diri, tentang
hukum yang ada atau tentang hukum yang diharapkan ada. Pengertian tersebut akan
lebih lengkap lagi, jika ditambahkan unsur nilai-nilai masyarakat, tentang fungsi apa
yang hendaknya dijalankan oleh hukum dalam masyarakat.15
13
macamistilah.blogspot.co.id/2017/02pengertian-juru-parkir-tugas-dan.html?m=1. Di akses pada hari senin,
11 desember 2017. 22.45 WIB.
14
https://id.wikipedia.org/wiki/Juru_parkir. di akses pada hari senin, 11 desember 2017. 22.50 WIB.
15
Ali Ahmad, Menguak Teori Hukum Dan Teori Peradilan, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2009.
Hlm.299-300
Ada empat indikator tentang kesadaran hukum yang disebutkan oleh Soerjono
Soekanto,16 yaitu :
1. Pengetahuan Hukum, maksudnya adalah seseorang mengetahui bahwa
perilaku-perilaku tertentu telah di atur oleh hukum. Baik itu peraturan
tertulis maupun tidak tertulis.
2. Pemahaman Hukum, maksudnya ialah seseorang warga masyarakat
mempunyai pengetahuan dan pemahaman mengenai peraturan-
peraturan tertentu.
3. Sikap Hukum, maksudnya ialah seseorang mempunyai kecenderungan
untuk mengadakan penilaian tertentu terhadap hukum.
4. Pola Perilaku Hukum, maksudnya adalah dimana seseorang atau
masyarakat mematuhi peraturan yang berlaku.
Penegakan Hukum
Setelah membahas tentang kesadaran masyarakat akan hukum, ada faktor lain
yang dapat membuat hukum ini berjalan dengan efektif. Ialah faktor penegak hukum,
masyarakat, sarana pendukung, budaya dan undang-undang.
16
Ali Ahmad, Menguak Teori Hukum Dan Teori Peradilan, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2009.
Hlm.301
17
Ali Ahmad, Menguak Teori Hukum Dan Teori Peradilan, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2009.
Hlm.348
Sorjono Soekanto berpendapat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan
hukum,18 antara lain :
Metode penelitian yang digunakan penulis kali ini adalah metode kualitatif,
beberapa pakar mengemukakan pengertian dari penelitian kualitatif, antara lain :
18
Soerjono Soekamto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada, 2007. Hlm.8
19
Lexy, J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja Rosdaya, 1933. Hlm.3
20
Nawawi, Hadani dkk, Penelitian Terapan, Yogyakarta, Gajah Mada University Press, 1994. Hlm.174
21
Mantja, W, Etnografi Desain Penelitian Kualitatif dan Manajemen Pendidikan, Malang, Wineka Media,2005.
Hlm.138
Metode pendekatan itu ada 2, pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kuantitatif dibagi menjadi 6 bagian, antara lain :
a. Metode deskriptif
b. Metode komparatif
c. Metode korelasional
d. Metode survey
e. Metode ekpos fakto
f. Metode tindakan
22
Tanzeh, Ahmad, Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta, Teras Komplek Polri, 2009. Hlm.62-63
Sedangkan orang yang diwawancarai dan dimintai keterangan oleh
pewawancara disebut responden. Responden adalah orang yang diperkirakan menguasai
data, inormasi atau fakta yang dibutuhkan oleh peneliti. Responden dalam penelitian ini
adalah juru parkir liar dan Dinas Perhubungan yang ada di kota Malang.
Parkir merupakan salah satu dari sekian banyak permasalahan yang ada di
kota-kotsa besar seperti Jakarta, Surabaya, malang dan juga kota-kota besar lainnya.
Apabila tidak di atur secara bijak, maka akan menimbulkan permasalahan yang lain lagi,
yaitu kemacetan. Meskipun parkir bukan menjadi penyebab utama dari kemacetan,
namun bila tidak di atur dengan baik akan mengakibatkan gangguan-gangguan lalu lintas
yang lokasinya sama dengan tempat parkir tersebut.
Saat ini, semakin banyak bermunculan parkir-parkir liar yang petugasi oleh
oknum-oknum yang memanfaatkan lahan umum untuk mengais rezeki dari hasil menjadi
juru parkir. Halaman di depan anjungan tunai mandiri (ATM) yang berlokasi di tepi jalan
umum, yang jelas-jelas itu seharusnya dikelola oleh pemerintah daerah, namun dijaga
oleh petugas parkir dan dikenakan biaya yang cukup memberatkan bagi masyarakat.
Berdasarkan perda kota Malang nomor 3 tahun 2015 tentang retribusi jalan umum pasal
18 yang berbunyi Dengan nama retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum dipungut
retribusi sebagai pembayaran atas jasa pelayanan tempat parkir di tepi jalan umum dan
juga pasal 23 yang berbunyi Masa Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
23
Buhan Bungin, Metodologi penelitian sosial dan ekonomi: format-format kuantitatif dan kualitatif untuk
studi sosiologi, kebijakan publik, komunikasi, manajemen dan pemasaran, Jakarta, kencana, 2013. Hlm.133-
134
adalah saat diberikan karcis.24 Sedangkan yang terjadi di lapangan, kita sebagai
pengguna jasa parkir tersebut tidak di beri karcis, sehingga timbul kecurigaan bahwa
retribusi parkir yang kita bayarkan tidak masuk ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota
Malang.
Penulis melakukan wawancara dengan salah satu juru parkir liar. Penulis
menanyakan pak, sudah berapa lama menjaga parkir di sini ? (depan ATM Unisma),
kemudian dia menjawab kira-kira sudah dapat setahunan lah, berapa penghasilan
perharinya ?, untuk perharinya antara 50-200 ribu tergantung ramai tidaknya yang
mengambil uang, kemudian uangnya itu disetor kemana pak ?, ya tidak usah setor
mas, orang kita membuka jasa parkir ini atas inisiatif sendiri kok, jadi uangnya ya kita
bagi sendiri, berarti bapak tidak dinaungi pemerintah ?, ya tidak mas, kita hanya
memanfaatkan kesempatan mendapat rezeki dengan mudah, bapak sudah tahu kalau
parkir liar itu dilarang oleh pemerintah ?, sudah tahu kok mas, tapi tidak pernah ada
razia di sini, dishub ya cuma bolak-balik saja, tidak pernah melarang adanya tempat
parkir di sini, ya sudah saya kira ya dibolehin.25
Faktor pertama, yaitu hukumnya sendiri, yang dalam hal ini hanya dibatasi pada undang-
undang saja. Sedangkan masyarkatnya kurang memperhatikan terhadap hukum itu
sendiri.
Faktor kedua, yaitu penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun
menerapkan hukum yang kurang tanggap dengan adanya pelanggaran tersebut.
24
Perda kota Malang No 3 tahun 2015, Salinan Nomor 3/2015,SALINAN NOMOR 3/2015 PERATURAN
DAERAH KOTA MALANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI JALAN UMUM.
25
Wawancara dengan juru parkir liar, pada hari sabtu 16 desember 2017. 16.50
Faktor ketiga, yaitu sarana atau fasilitas, dalam hal ini seharusnya pemerintah memberi
lahan kepada para juru parkir liar agar tidak lagi menjaga parkir di tempat yang dilarang
oleh pemerintah.
Faktor keempat dan kelima yaitu masyarakat dan kebudayaan, yakni tergantung
masyarakat itu sendiri bagaimana menanggapi situasi tersebut. Dalam hal ini masyarakat
berbeda pendapat, ada yang tidak setuju dan ada pula yang setuju. Yang tidak setuju
adalah mereka yang merasa dirugikan karena biaya yang dikeluarkan tidak sesuai dengan
fasilitas yang diberikan petugas parkir tersebut. Sedangkan yang setuju adalah karena
mereka merasa juru parkir tersebut membantu mengurangi dan mencegah resiko
kehilangan kendaraan ketika di parkir dan di tinggal pemiliknya untuk mengambil uang di
ATM. Demikianlah analisis dari penulis yang menggunakan teori kesadaran hukum
Soerjono Soekanto
G. Kesimpulan
Permasalahan parkir yang terjadi di kota Malang merupakan masalah yang
sering ditemukan di kota-kota besar. Padahal Peraturan Daerah kota Malang nomor 3
tahun 2015 telah mengatur hal ini, namun penegakan aparat yang berwenang,
kesadaran masyarakat, serta kesadaran juru parkir liar merupakan unsur-unsur
terpenting agar permasalahan ini dapat diselesaikan.
Dapat diketahui bahwa permasalah parkir yang ada di kota Malang adalah
karena banyaknya kebutuhan parkir, namun kurangnya petugas parkir yang di atur
pemerintah kota Malang yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum untuk dijadikan mata
pencaharian sebagai juru parkir nonresmi atau liar. dalahm hal ini, perlu adanya
kerjasama dari berbagai pihak terkait yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah ini
dan kota Malang bisa terbebas dari adanya parkir liar dan menjadi parkir resmi yang
di atur oleh pemerinta kota Malang sehingga bisa menjadi tambahan pendapatan bagi
kota Malang.
H. Daftar Pustaka
Peraturan Daerah kota Malang nomor 3 tahun 2015 tentang Retribusi Jalan Umum.
Peraturan Daerah kota Malang nomor 4 tahun 2009 tentang Pengelolaan Tempat
Parkir.
https://id.wikipedia.org/wiki/parkir.
https://id.wikipedia.org/wiki/parkir_paralel.
https://id.wikipedia.org/wiki/parkir_serong.
https://id.wikipedia.org/wiki/juru_parkir.
macamistilah.blogspot.co.id/2017/02pengertian-juru-parkir-tugas-dan.html?m=1
Ali Ahmad,2009, Menguak Teori Hukum Dan Teori Peradilan, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Soerjono Soekamto,2007, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Lexy, J Moleong,1933, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdaya.
Nawawi, Hadani dkk, 1994, Penelitian Terapan, Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Mantja, W, 2005, Etnografi Desain Penelitian Kualitatif dan Manajemen Pendidikan,
Malang: Wineka Media.
Tanzeh, Ahmad, 2009, Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta: Teras Komplek
Polri.
Buhan Bungin, 2013, Metodologi penelitian sosial dan ekonomi: format-format
kuantitatif dan kualitatif untuk studi sosiologi, kebijakan publik, komunikasi,
manajemen dan pemasaran, Jakarta: kencana.