Anda di halaman 1dari 15

Problematika Parkir Liar di Kota Malang dalam Perspektif Peraturan Daerah

Kota Malang Nomor 3 tahun 2015 tentang Retribusi Jalan Umum

Disusun untuk Memenuhi Tugas UAS mata kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu : Miftah Sholehuddin., M.HI

Disusun Oleh : Muhammad Zainal Abidin (16230060)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG


FAKULTAS SYARIAH
HUKUM TATA NEGARA
2017
Problematika Parkir Liar di kota Malang dalam Perspektif Peraturan Daerah
Kota Malang Nomor 3 tahun 2015 tentang Retribusi Jalan Umum

Oleh : Muhammad Zainal Abidin


ABSTRAK
Malang merupakan kota terpadat kedua di Jawa Timur. Hal ini mengakibatkan tingkat
kepadatan kendaraan bermotor semakin tinggi. Tingginya volume kendaaran bermotor akan
mengakibatkan kebutuhan akan tempat parkir semakin meningkat. Dengan demikian, parkir
liar akan semakin banyak. Maka penelitian ini di buat untuk mengetahui problematika parkir
liar di kota Malang dalam perspektif pasal tersebut diatas. Dalam pengumpulan data penulis
menggunakan wawancara, dimana yang menjadi responden adalah juru parkir di depan
ATM Unisma. Penelitian ini termasuk penelitian empiris. Dalam menganalisi data, penulis
menggunakan teori kesadaran hukum Soerjono Soekanto. Kemudian setelah dilakukan
penelitian dapat disimpulkan bahwa aparat yang berwenang, kesadaran masyarakat serta
kesadaran para pelaku juru parkir liar merupakan unsur terpenting untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
A. Latar belakang
Saat ini kota malang telah menjadi kota terpadat kedua di jawa timur setelah
Surabaya. Apalagi di tambah dengan sebutan kota Malang sebagai kota pendidikan
membuat kota Malang sebagai tujuan utama para pelajar. Banyaknya universitas-
universitas di Malang merupakan daya tarik tersendiri bagi lulusan SMA/MA di
wilayah jawa timur maupun di luar jawa timur untuk melanjutkan destinasi studinya
ke jenjang yang lebih tinggi. Malang juga di kenal sebagai kota wisata bersama
dengan kota batu, hal ini dikarenakan semakin banyaknya tempat-tempat wisata yang
ada di kota Malang, baik itu wisata buatan ataupun wisata alami. Serta letak geografis
Malang yang berada di dataran tinggi dan memiliki suhu yang cukup dingin menjadi
daya tarik tersendiri bagi wisatawan mengunjungi Malang untuk sekedar berlibur.
Dengan padatnya penduduk di Malang, di tambah dengan para pelajar yang
melanjutkan studinya di Malang dan juga para wisatawan yang berlibur di Malang,
maka Malang menjadi semakin padat. Dengan hal ini semakin kompleks pula
permasalahan yang terjadi di Malang. Masalah perparkiran menjadi salah satu
dampak paling menonjol dari padatnya Malang. Parkir merupakan hal yang sering
kita lakukan, hal tersebut dijadikan ladang bisnis bagi oknum tertentu untuk menarik
keuntungan dengan menjadi juru parkir di tempat-tempat umum yang notabennya
lahat parkir tersebut di atur oleh pemerintah daerah. Tempat Anjungan Tunai Mandiri
(ATM) merupakan salah satu lokasi favorit bagi oknum juru parkir liar untuk
mengembangkan bisnisnya.
Menurut perda kota Malang no.3 tahun 2015 tentang retribusi jalan umum,
parkir adalah keadaan kendaraan berhenti atau tidak bergerak dan ditinggalkan
pengemudinya.1 Sedangkan petugas parkir menurut perda kota Malang no. 4 tahun
2009 tentang pengelolaan tempat parkir adalah petugas yang di beri tugas mengatur
penempatan kendaraan yang di parkir. Dan ijin usaha parkir adalah ijin yang
diberikan walikota atau pejabat yang ditunjuk kepada orang atau badan untuk
mengusahakan atau mengoperasikan usaha tempat parkir khusus yang dimiliki oleh
orang atau badan.2
Sedangkan menurut perda kota malang no.3 tahun 2015 tentang retribusi jalan
umum, tempat parkir dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Tempat parkir umum, adalah tempat yang berada di tepi jalan atau halaman
pertokoan yang tidak bertentangan dengan rambu-rambu lalu lintas dan tempat-
tempat lain yang sejenis yang diperbolehkan umtuk tempat parkir umum dan
dipergunakan untuk menaruh kendaraan bermotor dan/atau tidak bermotor yang
tidak bersifat sementara
2. Tempat parkir insidentil, adalah tempat-tempat parkir kendaraan yang
diselenggarakan secara tidak tetap atau tidak permanen karena adanya suatu
kepentingan atau kegiatan dan atau keramaian baik mempergunakan fasilitas
umum maupun fasilitas sendiri.3

Semakin besarnya kebutuhan perparkiran di Malang, menyebabkan semakin


banyak juru parkir liar di Malang bermunculan, juru parkir liar tersebut banyak yang
meresahkan masyarakat karena ada unsur premanisme atau pemaksaan. Biaya parkir
yang tidak sesuai dengan keamaan dan pelayanan yang diberikan, membuat
masyarakat pada umumnya merasa keberatan dengan adanya juru parkir liar tersebut.
Seharusnya pemerintah bisa memanfaatkan situasi seperti ini sebagai sumber
pemasukan asli daerah (PAD). Saat ini di Malang telah diberlakukan peraturan
tentang parkir umum. Namun, banyaknya oknum parkir liar membuat pemerintah
harus mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Oleh karena itu, pemerintah

1
Perda kota Malang No 3 tahun 2015, Salinan Nomor 3/2015,SALINAN NOMOR 3/2015 PERATURAN
DAERAH KOTA MALANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI JALAN UMUM.
2
Perda kota Malang no 4 tahun 2009,Salinan Nomor 2/E,2009,SALINAN NOMOR 2/E,2009 PERATURAN
DAERAH KOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2009TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PARKIR.
3
Perda kota Malang No 3 tahun 2015, Salinan Nomor 3/2015,SALINAN NOMOR 3/2015 PERATURAN
DAERAH KOTA MALANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI JALAN UMUM.
kota Malang perlu adanya peraturan daerah yang mengatur tentang parkir liar yang
semakin mengganggu lalu lintas dan membuat masyarakat menjadi tidak nyaman.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana masalah parkir liar di kota Malang ?
2. Bagaimana solusi atas masalah parkir liar di kota Malang ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana masalah parkir liar di kota Malang
2. Untuk mengetahui bagaimana solusi bagi masalah parkir liar di kota Malang
D. Kajian Pustaka
Pengertian parkir

Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara
karena ditinggalkan pengemudinya. Termasuk dalam pengertian parkir adalah setiap
kendaraan yang berhenti pada tempat-tempat tertentu baik yang ditunjukkan dengan
rambu lalu lintas maupun tidak, serta tidak semata-mata untuk kepentingan menurunkan
orang atau barang. 4

Ada tiga jenis utama parkir, yang berdasarkan pengaturan posisi kendaraan, yaitu :

1. Parkir Paralel
Parkir paralel adalah cara parkir kendaraan secara paralel di pinggir jalan,
umumnya fasilitas parkir yang diterapkan di pusat kota, ataupun dipemukiman yang
tidak memiliki garasi5 parkir sejajar di mana parkir di atur dalam sebuah baris, dengan
bamper depan mobil berdekatan dengan bamper belakang mobil lainnya. Parkir
dilakukan sejajar di tepi jalan, baik di sisi kiri atau di sisi kanan ataupun di kedua sisi
jalan apabila memang memungkinkan. Parkir paralel adalah cara paling umum yang
digunakan untuk parkir mobil di pinggir jalan. Cara ini juga digunakan untuk mengisi
ruang parkir jika parkir serong tidak memungkinkan.6
2. Parkir Tegak Lurus
Parkir tegak lurus adalah cara parkir memposisikan kendaraan secara tegak
lurus. Dengan cara parkir ini mobil berposisi tegak lurus, berdampingan, menghadap
kelorong/gang, trotoar atau dinding.7 Biasanya parkir mobil jenis ini diterapkan pada

4
https://id.wikipedia.org/wiki/parkir. di akses pada hari senin, 11 desember 2017. 21.30 WIB.
5
https://id.wikipedia.org/wiki/parkir_paralel. di akses pada hari senin, 11 desember 2017. 21.40 WIB.
6
https://id.wikipedia.org/wiki/parkir. di akses pada hari senin, 11 desember 2017. 22.05 WIB.
7
https://id.wikipedia.org/wiki/parkir. di akses pada hari senin, 11 desember 2017. 22.15 WIB.
lokasi yang memang disediakan untuk parkir,seperti di pusat perbelanjaan dan juga
diperkantoran. Parkir jenis ini lebih mudah dilakukan, karena biasanya tempat-tempat
tersebut sudah terdapat juru parkir yang membantu dan biasanya juga terdapat garis
yang mengatur posisi kendaraan.
3. Parkir Serong

Parkir serong adalah cara parkir kendaraan dengan membentuk sudut di


pinggir jalan. Parkir serong biasanya diterapkan di pinggir jalan atau dipelataran
parkir yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan lahan parkir karena dibutuhkan gang
yang lebih sempit sehingga dapat menghasilkan uang parkir yang lebih banyak.8

Pengertian Juru Parkir


Juru Parkir adalah orang yang membantu mengatur kendaraan yang keluar
masuk ke tempat parkir. Juru parkir juga berfungsi untuk mengumpulkan biaya parkir
dan memberikan karcis kepada pengguna parkir pada saat akan keluar dari ruang
parkir.9
Tugas Juru Parkir :
1. Memberikan pelayanan kepada semua kendaraan yang masuk dan
keluar di tempat parkir.
2. Menyerahkan dan atau menempelkan karcis parkir kendaraan dan
menerima biaya retribusi sesuai tarif yang berlaku.
3. Menjaga ketertiban, keindahan, kebersihan dan membantu keamanan
terhadap kendaraan yang di parkir.
4. Apabila cuaca panasterik, tukang parkir harus menyediakan sesuatu
untuk menutupi panas tempat duduk pada kendaraan sepeda motor.
5. Mengeluarkan kendaraan dengan aman dan lancar.10
Perlengkapan utama juru parkir adalah :
1. Peluit
2. Pakaianseragam
3. Karcis
4. Rambu kecil stop yang di pasang pada tongkat, atau tongkat dengan
lampu berwarna merah bila bertugas di malam hari.

8
https://id.wikipedia.org/wiki/parkir_serong. di akses pada hari senin, 11 desember 2017. 22.18 WIB
9
https://id.wikipedia.org/wiki/Juru_parkir. di akses pada hari senin, 11 desember 2017. 22.25 WIB.
10
macamistilah.blogspot.co.id/2017/02pengertian-juru-parkir-tugas-dan.html?m=1. Di akses pada hari senin,
11 desember 2017. 22.35 WIB.
5. Rompi yang memantulkan sinar (scothlite), yang penting jika bertugas
di malam hari.11
Jenis-jenis Juru Parkir :
Juru parkir dibedakan menjadi dua jenis yaitu juru parkir resmi dan tidak
resmi/ liar. Pada dasarnya keduanya mengemban tugas yang sama, bedanya kalau
resmi dikelola oleh badan/instansi tertentu seperti pemerintah atau perusahaan
tertentu, sedangkan juru parkir liar biasanya di kelola oleh seseorang yang berkuasa di
suatu wilayah tertentu.12
Prosedur Petugas Parkir saat menjalankan tugas :
1. Wajib apel setiap awal dan akhir shift.
2. Wajib disiplin serta mentaati peraturan.
3. Menggunakan uniform atau seragam panca parking.
4. Memakai name taq sendiri.
5. Mengetahui kondisi lapangan mana yang masih kosong atau mana
yang sudah penuh.
6. Mengarahkan kendaraan yang akan parkir agar tidak terjadi
kemacetan.
7. Menjaga rambu-rambu yang ada dan memberikan peringatan terhadap
pengemudi jika terjadi kesalahan parkir.
8. Mengarahkan kendaraan yang parkir agar tidak parkir melintang.
9. Mengawasi kendaraan yang di parkir dan melarang orang-orang yang
tidak berkepentingan berada di area parkir.
10. Melakukan checklist kendaraan yang parkir.
11. Melaporkan dan membuat berita acara atau insiden report mengenai
kejadian apa saja yang diketahui dan disaksikan oleh supervisor.
12. Bila mendapatkan mobil yang tidak terkunci maka wajib melaporkan
ke supervisor, security atau pihak terkait di lokasi tersebut kemudian
diperiksa dan dibuatkan berita acara.
Tanggung Jawab Juru parkir saat bertugas
Juru parkir bertanggung jawab atas semua benda yang berada dalam
kendaraan. Helm dapatdikatakan benda yang berada dalam kendaraan, karena helm

11
https://id.wikipedia.org/wiki/Juru_parkir. di akses pada hari senin, 11 desember 2017. 22.40 WIB.
12
macamistilah.blogspot.co.id/2017/02pengertian-juru-parkir-tugas-dan.html?m=1. Di akses pada hari senin,
11 desember 2017. 22.43 WIB.
merupakan benda yang wajib dipakai saat berkendara. Dengan begitu, helm dan motor
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Konsekuensinya, pengelola
tempat parkir tidak saja harus menjaga motor, tetapi juga harus menjaga helm sebagai
satu kesatuan dengan motor, dengan begitu apabila terjadi helm hilang dari tempat
parkir tersebut, maka pengelola parkir juga bertanggung jawab sebagaimana
semestinya.
Apabila secara hukum perdata, pengelola parkir dapat dituntut pertanggung
jawabannya oleh pihak yang dirugikan atas dasar wanprestasi dalam perjanjian
penitipan barang antara pengelola parkir dengan pemilik motor. Dengan ini, pengelola
parkir wajib mengganti biaya, rugi dan bunga kepada pemilik motor. Dan apabila
secara hukum pidana, harus dilakukan penyidikan terlebih dahulu. Apabila petugas
parkir tersebut terbukti sebagai pelaku tindak pidana, maka petugas tersebut di hukum
dan begitu juga sebaliknya.13
Juru Parkir Liar adalah juru parkir yang tidak dikendalikan secara resmi yang
mengumpulkan seluru pendapatannya ke dalam kantongnya sendiri. Untuk tempat
parkir yang luas kadang-kadang pengaturan tempat parkir dilakukan oleh beberapa
orang yang dikelola oleh seorang jagoan daerah yang bersangkutan. Tidak jarang
terjadi perselisihan antar juru parkir untuk memperebutkan kawasan atau daerah yang
dikuasai.14
Teori Kesadaran Hukum
Dalam penerapan hukum atau aturan, perlu adanya sebuah kesadaran hukum
oleh masyarakat. Sebelum membahas mengenai kesadaran hukum kita harus
membedakan terlebih dahulu antara kesadaran hukum, ketaatan hukum dan efektivitas
hukum, tetapi ketiga unsur saling berhubungan, sering orang mencampur adukkan
antara kesadaran hukum ketaatan hukum dan efektivitas hukum. Menurut Krabbe,
kesadaran hukum adalah kesadaran atau nilai-nilai yang terdapat didalam diri, tentang
hukum yang ada atau tentang hukum yang diharapkan ada. Pengertian tersebut akan
lebih lengkap lagi, jika ditambahkan unsur nilai-nilai masyarakat, tentang fungsi apa
yang hendaknya dijalankan oleh hukum dalam masyarakat.15

13
macamistilah.blogspot.co.id/2017/02pengertian-juru-parkir-tugas-dan.html?m=1. Di akses pada hari senin,
11 desember 2017. 22.45 WIB.
14
https://id.wikipedia.org/wiki/Juru_parkir. di akses pada hari senin, 11 desember 2017. 22.50 WIB.
15
Ali Ahmad, Menguak Teori Hukum Dan Teori Peradilan, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2009.
Hlm.299-300
Ada empat indikator tentang kesadaran hukum yang disebutkan oleh Soerjono
Soekanto,16 yaitu :
1. Pengetahuan Hukum, maksudnya adalah seseorang mengetahui bahwa
perilaku-perilaku tertentu telah di atur oleh hukum. Baik itu peraturan
tertulis maupun tidak tertulis.
2. Pemahaman Hukum, maksudnya ialah seseorang warga masyarakat
mempunyai pengetahuan dan pemahaman mengenai peraturan-
peraturan tertentu.
3. Sikap Hukum, maksudnya ialah seseorang mempunyai kecenderungan
untuk mengadakan penilaian tertentu terhadap hukum.
4. Pola Perilaku Hukum, maksudnya adalah dimana seseorang atau
masyarakat mematuhi peraturan yang berlaku.

Kesadaran ini tidak bisa menjadikan masyarakat mau menjalankan aturan-


aturan atau hukum tanpa adanya ketaatan kepada aturan atau hukum tersebut.

H.C Kelman mengemukakan konsep-konsep mengenai ketaatan terhadap hukum,17


antara lain :

1. Ketaatan yang bersifat compliance, ialah saat seseorang menanti suatu


aturan, hanya karena ia takut akan terkena sanksi.Kelemahan konsep
ini adalah karena dia membutuhkan pengawasan secara terus-menerus.
2. Ketaatan yang bersifat identification, apabila seseorang menaati suatu
aturan, hanya karena takut hubungan baiknya dengan orang lain
menjadi rusak.
3. Ketaatan yang bersifat internalization, ialah bila seseorang menaati
aturan, benar-benar karena ia merasa aturan tersebut sesuai dengan
nilai-nilai intrinsic yang dianutnya.

Penegakan Hukum

Setelah membahas tentang kesadaran masyarakat akan hukum, ada faktor lain
yang dapat membuat hukum ini berjalan dengan efektif. Ialah faktor penegak hukum,
masyarakat, sarana pendukung, budaya dan undang-undang.

16
Ali Ahmad, Menguak Teori Hukum Dan Teori Peradilan, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2009.
Hlm.301
17
Ali Ahmad, Menguak Teori Hukum Dan Teori Peradilan, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2009.
Hlm.348
Sorjono Soekanto berpendapat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan
hukum,18 antara lain :

1. Faktor hukumnya sendiri, dibatasi oleh undang-undang saja.


2. Faktor penegak hukum, pihak-pihak yang membentuk maupun
menerapkan hukum.
3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.
4. Faktor masyarakat, lingkungan tempat hukum diterapkan.
5. Faktor kebudayaan, sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang berdasar
pada manusia.
E. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis kali ini adalah metode kualitatif,
beberapa pakar mengemukakan pengertian dari penelitian kualitatif, antara lain :

a. Menurut Bogdan dan Taylor, yang dikutip oleh moleong menyatakan


bahwa metode penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati.19
b. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bersifat atau memiliki
karakteristik bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan kewajaran atau
sebagaimana adanya (natural setting) dengan tidak di rubah dalam bentuk
symbol atau bilangan, sedangkan perkataan penelitian pada dasarnya
berarti rangkaian kegiatan atau proses pengungkapan rahasia sesuatu yang
belum diketahui dengan menggunakan cara bekerja atau dengan metode
sistematik, terarah dan juga dapat dipertanggung jawabkan.20
c. Penelitian kualitatif pada umumnya digunakan dalam ilmu-ilmu sosial dan
budaya. Misalnya penelitian kebijakan, ilmu politik, administrasi,
psikologi komunias dan sosiologi, organisasi dan manajemen bahakan
sampai pada perencanaan regional.21

18
Soerjono Soekamto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada, 2007. Hlm.8
19
Lexy, J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja Rosdaya, 1933. Hlm.3
20
Nawawi, Hadani dkk, Penelitian Terapan, Yogyakarta, Gajah Mada University Press, 1994. Hlm.174
21
Mantja, W, Etnografi Desain Penelitian Kualitatif dan Manajemen Pendidikan, Malang, Wineka Media,2005.
Hlm.138
Metode pendekatan itu ada 2, pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kuantitatif dibagi menjadi 6 bagian, antara lain :

a. Metode deskriptif
b. Metode komparatif
c. Metode korelasional
d. Metode survey
e. Metode ekpos fakto
f. Metode tindakan

Sedangkan metode kualitatif antara lain :

a. Metode etnografis, yaitu metode yang digunakan untuk menginterpretasi


budaya, kelompok sosial dan suatu sistem masyarakat. Metode ini bertujuan
untuk mendeskripsikan cara berpikir, adat, bahasa, kepercayaan dan perlikau
hidup suatu masyarakat. Metode ini biasanya dilakukan di lapangan dan
dalam waktu yang cukup lama, dengan bentuk observasi dan wawancara
alamiah dengan partisipan serta mengumpulkan dokumen atau benda-benda
(artefak).
b. Metode Historis atau sejarah, yaitu metode yang bertujuan untuk
merekontruksi masa lalu secara sistematis dan obyektif dengan
mengumpulkan, menilai, memverifikasi dan mensintesis bukti untuk
menetapkan fakta dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan dan
dalam hubungan hipotesis tertentu.
c. Metode fenomenologis, yaitu metode yang digunakan dalam penelitian
untuk mencari arti dari pengalaman kegidupan. Peneliti menghimpun data
berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap, penilitian dan
pemberian makna terhadap situasi atau pengalaman dalam kehidupan.
d. Metode studi kasus, yaitu metode yang digunakan dalam penelitian yang
digunakan terhadap suatu kesatuan sistem, baik itu program, kegiatan,
peristiwa atau sekelompok tertentu yang terikat oleh tempat atau waktu.
Peneleitian ini ditujukan untun menghimpun data, mengambil makna dan
memperoleh pemahaman dari kasus tersebut.
e. Metode teori dasar, yaitu metode yang digunakan dalam penelitian untuk
ditujukan pada penemuan atau penguatan suatu teori. Dalam metode ini,
peneliti harus mampu menganalisa dan melakukan rekonstruksi penemuan
untuk bangunan hipotesis barunya.
f. Metode studi kritis, yaitu metode yang digunakan dalam penelitian yang
berkembang dari teori kritis, feminis, ras dan pascamodern yang bertolak
dari asumsi bahwa pengetahuan bersifat subjektif. Peneliti kritis memandang
bahwa masyarakat terbentuk oleh orientasi kelas, status, ras, suku bangsa,
jenis kelamin, dan lain sebagainya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dan


menggunakan metode pendekatan fenomenologis, yaitu metode yang digunakan untuk
mencari arti dari pengalaman kehidupan serta dengan menggabungkan dari beberapa
metode pendekatan penelitian guna memenuhi kebutuhan penelitian penulis, antara lain :
metode teori dasar, metode studi kritis dan metode studi kasus.

Sedangkan metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data adalah


metode wawancara. Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan interview pada
satu atau beberapa orang yang bersangkutan. Interview guide sudah harus disusun dan
pewawancara harus mengerti akan isi data serta makna dari interview guide itu sendiri.
Terdapat dua jenis wawancara yang biasa digunakan untuk pengumpulan data, yaitu
wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur. Wawancara terstruktur adalah
model wawancara yang sebagian besarpertanyaannya telah ditentukan sebelumnya,
termasuk urutan yang akan ditanyakan dan materi dari pertanyaan tersebut. Wawancara
tidak terstruktur adalah wawancara yang tidak ditentukan sebelumnya mengenai jenis-
jenis pertanyaan, urutan dan materi yang akan ditanyakan. Materi pertanyaan dapat
dikembangkan pada saat berlangsung wawancara dengan menyesuaikan pada kondisi saat
itu, sehingga lebih fleksibel dan sesuai dengan jenis masalahnya.22

Orang yang menggunakan metode wawancara dan juga bertindak sebagai


pemimpin dalam proses wawancara disebut dengan pewawancara. Pewawancara yang
berhak menentukan materi yang akan diwawancarai serta kapan wawancara tersebut
dimulai dan diakhiri. Akan tetapi, ada kalanya responden juga ikut menentukan perannya
dalam hal kesepakatan mengenai kapan waktu wawancara dilaksanakan. Dalam hal ini,
pewawancara adalah peneliti sendiri.

22
Tanzeh, Ahmad, Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta, Teras Komplek Polri, 2009. Hlm.62-63
Sedangkan orang yang diwawancarai dan dimintai keterangan oleh
pewawancara disebut responden. Responden adalah orang yang diperkirakan menguasai
data, inormasi atau fakta yang dibutuhkan oleh peneliti. Responden dalam penelitian ini
adalah juru parkir liar dan Dinas Perhubungan yang ada di kota Malang.

Materi dari sebuah wawancara adalah sebuah persoalan yang ditanyakan


kepada responden terkait masalah dan tujuan penelitian. Materi wawancara yang baik itu
memiliki pembukaan, isi dan penutup. Materi wawancara dalam penelitian ini yaitu
mengenai permasalahan parkir liar yang ada di kota Malang.

Pedoman wawancara yaitu instrumen yang digunakan untuk memandu


jalannya wawancara. Dalam hal ini peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara,
karena peneliti lebih memilih untuk melakukan wawancara secara otodidak, yaitu peneliti
menanyakan pertanyaan di lokasi tanpa menyiapkan terlebih dahulu pertanyaan yang
akan diajukan.23

F. Paparan dan Analisi Data

Parkir merupakan salah satu dari sekian banyak permasalahan yang ada di
kota-kotsa besar seperti Jakarta, Surabaya, malang dan juga kota-kota besar lainnya.
Apabila tidak di atur secara bijak, maka akan menimbulkan permasalahan yang lain lagi,
yaitu kemacetan. Meskipun parkir bukan menjadi penyebab utama dari kemacetan,
namun bila tidak di atur dengan baik akan mengakibatkan gangguan-gangguan lalu lintas
yang lokasinya sama dengan tempat parkir tersebut.

Saat ini, semakin banyak bermunculan parkir-parkir liar yang petugasi oleh
oknum-oknum yang memanfaatkan lahan umum untuk mengais rezeki dari hasil menjadi
juru parkir. Halaman di depan anjungan tunai mandiri (ATM) yang berlokasi di tepi jalan
umum, yang jelas-jelas itu seharusnya dikelola oleh pemerintah daerah, namun dijaga
oleh petugas parkir dan dikenakan biaya yang cukup memberatkan bagi masyarakat.
Berdasarkan perda kota Malang nomor 3 tahun 2015 tentang retribusi jalan umum pasal
18 yang berbunyi Dengan nama retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum dipungut
retribusi sebagai pembayaran atas jasa pelayanan tempat parkir di tepi jalan umum dan
juga pasal 23 yang berbunyi Masa Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum

23
Buhan Bungin, Metodologi penelitian sosial dan ekonomi: format-format kuantitatif dan kualitatif untuk
studi sosiologi, kebijakan publik, komunikasi, manajemen dan pemasaran, Jakarta, kencana, 2013. Hlm.133-
134
adalah saat diberikan karcis.24 Sedangkan yang terjadi di lapangan, kita sebagai
pengguna jasa parkir tersebut tidak di beri karcis, sehingga timbul kecurigaan bahwa
retribusi parkir yang kita bayarkan tidak masuk ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota
Malang.

Penulis melakukan wawancara dengan salah satu juru parkir liar. Penulis
menanyakan pak, sudah berapa lama menjaga parkir di sini ? (depan ATM Unisma),
kemudian dia menjawab kira-kira sudah dapat setahunan lah, berapa penghasilan
perharinya ?, untuk perharinya antara 50-200 ribu tergantung ramai tidaknya yang
mengambil uang, kemudian uangnya itu disetor kemana pak ?, ya tidak usah setor
mas, orang kita membuka jasa parkir ini atas inisiatif sendiri kok, jadi uangnya ya kita
bagi sendiri, berarti bapak tidak dinaungi pemerintah ?, ya tidak mas, kita hanya
memanfaatkan kesempatan mendapat rezeki dengan mudah, bapak sudah tahu kalau
parkir liar itu dilarang oleh pemerintah ?, sudah tahu kok mas, tapi tidak pernah ada
razia di sini, dishub ya cuma bolak-balik saja, tidak pernah melarang adanya tempat
parkir di sini, ya sudah saya kira ya dibolehin.25

Berdasarkan hasil wawancara singkat yang dilakukan penulis dengan juru


parkir tersebut dapat diketahui bahwa permasalahan parkir di kota Malang adalah karena
kebutuhan parkir yang semakin banyak namun kurangnya petugas parkir yang di atur oleh
pemerintah kota Malang, yang kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat untuk dijadikan
mata pencaharian yaitu menjadi juru parkir nonresmi atau liar. Kemudian hasil
wawancara di atas dapat dikaitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan
hukum yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto seperti yang telah disebutkan di atas.

Faktor pertama, yaitu hukumnya sendiri, yang dalam hal ini hanya dibatasi pada undang-
undang saja. Sedangkan masyarkatnya kurang memperhatikan terhadap hukum itu
sendiri.

Faktor kedua, yaitu penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun
menerapkan hukum yang kurang tanggap dengan adanya pelanggaran tersebut.

24
Perda kota Malang No 3 tahun 2015, Salinan Nomor 3/2015,SALINAN NOMOR 3/2015 PERATURAN
DAERAH KOTA MALANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI JALAN UMUM.
25
Wawancara dengan juru parkir liar, pada hari sabtu 16 desember 2017. 16.50
Faktor ketiga, yaitu sarana atau fasilitas, dalam hal ini seharusnya pemerintah memberi
lahan kepada para juru parkir liar agar tidak lagi menjaga parkir di tempat yang dilarang
oleh pemerintah.

Faktor keempat dan kelima yaitu masyarakat dan kebudayaan, yakni tergantung
masyarakat itu sendiri bagaimana menanggapi situasi tersebut. Dalam hal ini masyarakat
berbeda pendapat, ada yang tidak setuju dan ada pula yang setuju. Yang tidak setuju
adalah mereka yang merasa dirugikan karena biaya yang dikeluarkan tidak sesuai dengan
fasilitas yang diberikan petugas parkir tersebut. Sedangkan yang setuju adalah karena
mereka merasa juru parkir tersebut membantu mengurangi dan mencegah resiko
kehilangan kendaraan ketika di parkir dan di tinggal pemiliknya untuk mengambil uang di
ATM. Demikianlah analisis dari penulis yang menggunakan teori kesadaran hukum
Soerjono Soekanto

G. Kesimpulan
Permasalahan parkir yang terjadi di kota Malang merupakan masalah yang
sering ditemukan di kota-kota besar. Padahal Peraturan Daerah kota Malang nomor 3
tahun 2015 telah mengatur hal ini, namun penegakan aparat yang berwenang,
kesadaran masyarakat, serta kesadaran juru parkir liar merupakan unsur-unsur
terpenting agar permasalahan ini dapat diselesaikan.
Dapat diketahui bahwa permasalah parkir yang ada di kota Malang adalah
karena banyaknya kebutuhan parkir, namun kurangnya petugas parkir yang di atur
pemerintah kota Malang yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum untuk dijadikan mata
pencaharian sebagai juru parkir nonresmi atau liar. dalahm hal ini, perlu adanya
kerjasama dari berbagai pihak terkait yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah ini
dan kota Malang bisa terbebas dari adanya parkir liar dan menjadi parkir resmi yang
di atur oleh pemerinta kota Malang sehingga bisa menjadi tambahan pendapatan bagi
kota Malang.
H. Daftar Pustaka
Peraturan Daerah kota Malang nomor 3 tahun 2015 tentang Retribusi Jalan Umum.
Peraturan Daerah kota Malang nomor 4 tahun 2009 tentang Pengelolaan Tempat
Parkir.
https://id.wikipedia.org/wiki/parkir.
https://id.wikipedia.org/wiki/parkir_paralel.
https://id.wikipedia.org/wiki/parkir_serong.
https://id.wikipedia.org/wiki/juru_parkir.
macamistilah.blogspot.co.id/2017/02pengertian-juru-parkir-tugas-dan.html?m=1
Ali Ahmad,2009, Menguak Teori Hukum Dan Teori Peradilan, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Soerjono Soekamto,2007, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Lexy, J Moleong,1933, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdaya.
Nawawi, Hadani dkk, 1994, Penelitian Terapan, Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Mantja, W, 2005, Etnografi Desain Penelitian Kualitatif dan Manajemen Pendidikan,
Malang: Wineka Media.
Tanzeh, Ahmad, 2009, Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta: Teras Komplek
Polri.
Buhan Bungin, 2013, Metodologi penelitian sosial dan ekonomi: format-format
kuantitatif dan kualitatif untuk studi sosiologi, kebijakan publik, komunikasi,
manajemen dan pemasaran, Jakarta: kencana.

Anda mungkin juga menyukai