Anda di halaman 1dari 1

KEMARAU

Kemarau tak kunjung datang. Udara kini sudah bercampur dengan debu.
Sedikit warna hijau yang dapat ditemui, hampir semua pijakan rumput menguning
layu. Beruntung pepohonan masih berdiri kokoh dengan lebat dengan daun yang
tidak banyak gugur. Air masih mengalir lancar, namun terlalu tenang. Tak sedikit orang
yang membawa sebotol air untuk mereda kehausan di kampus ini. Setiap sudut pun
bisa terlihat beberapa. Seperti segerombolan mahasiswa putri, dua diantaranya
membawa sebotol air mineral kemasan 600ml, sedangkan seorang diantaranya
menggendong tas ransel dan terselip satu botol air minum warna merah muda, sesuai
dengan warna jilbabnya yang bermotif bunga indah, cocok dengan gadis cantik itu.
Ada pula seorang laki-laki dengan kaos abu-abu, menggendong tas ransel hitam,
sedang meneguk air dari 1000ml botol minum warna ungunya. Segerombolan
mahasiswa putri tadi melintas di depannya, laki-laki itu pun berhenti meneguk air
minumnya, menutup tutup botolnya, menaruhnya kembali ke dalam ransel, dan
menghampiri gadis dengan jilbab merah muda tadi. Kudengar gadis tersebut berkata
aku suka jibabnya, terimakasih kadonya ya dan laki-laki itu membalas kamu cantik.
Dalam hati aku berkata kembali kasih atas jibab yang kupilih ternyata untuknya, aku
pun meneguk air di botol 600ml warna biruku, untuk menghentikan kemarau tandus di
hatiku.

Anda mungkin juga menyukai