Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN SIKAP DAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN


DI RUMAH SAKIT UMUM SIDOARJO
Ana Zakiyah
Departemen Keperawatan Dasar Akademi Keperawatan Bina Sehat PPNI Mojokerto

Abstrak

Dokumentasi keperawatan merupakan bentuk dokumen asuhan keperawatan sebagai salah satu
alat pembuktian atas tindakan perawat selama menjalankan tugas pelayanan keperawatan.
Dokumen asuhan keperawatan sangat diperlukan untuk kepentingan pasien maupun perawat,
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak dokumen asuhan keperawatan yang isinya belum
sesuai baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Desain penelitian ini adalah cross sectional.
Subyek penelitian adalah pelaksana yang bertugas di rawat inap RSUD Sidoarjo berjumlah 107
dan dokumentasi keperawatan yang ada di status pasien. Hasil penelitian menunjukkan ada
hubungan antara sikap (p value 0,044) dan tingkat pendidikan perawat (p value 0,029) dengan
pendokumentasian asuhan keperawatan, sedangkan usia, jenis kelamin dan masa kerja tidak
terdapat hubungan. Direkomendasikan untuk meningkatkan monitoring dan evaluasi melalui
kegiatan supervisi. pemberian reward pada ruangan yang dokumentasi asuhan keperawatannya
baik, perlu dibuat perencanaan pengembangan SDM, dan penambahan materi tentang
dokumentasi asuhan keperawatan pada orientasi perawat baru.

Kata kunci : dokumentasi keperawatan

Abstract
Relationship among Attitude and Nurses Characteristics with Documenting Activities of
Nursing Care at Inpatient Instalation of Sidoarjo Regency Hospital.

Nursing documentation in the form of nursing care documentation is one of proofs of nurse
implementation during nursing care. Even though nursing documentation is required for the
patient or nurse necessity, but in reality there are many nursing documents whose content is not
appropriate in terms of both quantity and quality. The study design was cross-sectional. Subjects
were assigned to managing inpatient hospital Sidoarjo numbered 107 and nursing documentation
in the patient's status. The results showed no relationship between attitude (p value 0.044) and
education level of nurses (p value 0.029) with documentation of nursing care, whereas age, sex
and years there was no correlation. Recommended to improve monitoring and evaluation through
supervision. the reward system in the room good nursing care documentation, human resources
development plan need to be made, and additional material on the nursing documentation in the
orientation of new nurses.

Keywords: nursing documentation


PENDAHULUAN hasil asuhan keperawatan, dan mendokumentasikan
asuhan keperawatan. (Staub, 2006).
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral
dari sistim pelayanan kesehatan sehingga
Berdasarkan prosedur tetap rumah sakit, setiap
pelayanan keperawatan mempunyai arti penting
petugas yang melayani atau memberikan tindakan
bagi pasien khususnya untuk penyembuhan
kepada pasien diharuskan melakukan pencatatan
maupun rehabilitasi di rumah sakit. Dengan
atau pendokumentasian pada format yang
berkembangnya permintaan masyarakat terhadap
disediakan rumah sakit berdasarkan kewenangan
pelayanan keperawatan yang berkualitas maka
dan tanggung jawabnya (Depkes, 1996). Adapun
pelayanan keperawatan menjadi pertimbangan
kegunaan dokumentasi keperawatan antara lain (1)
penting dalam pengembangan rumah sakit (Ali,
sebagai alat komunikasi, (2) sebagai mekanisme
2002)
pertanggung gugatan, (3) sarana pelayanan
keperawatan secara individual, (4) sarana evaluasi,
Selain itu terbukanya pasar bebas berakibat
(5) sarana meningkatkan kerjasama antar tim
tingginya kompetisi di sektor kesehatan.
kesehatan, (6) sarana pendidikan lanjutan, (7)
Persaingan antar rumah sakit baik pemerintah,
sebagai audit pelayanan keperawatan (Ali, 2002).
swasta dan asing akan semakin keras untuk
merebut pasar yang semakin terbuka bebas.
Dokumentasi keperawatan adalah catatan yang
Masyarakat menuntut rumah sakit harus dapat
yang memuat seluruh informasi yang dibutuhkan
memberikan pelayanan dengan konsep one step
untuk menentukan diagnosis keperawatan,
quality service, yang artinya seluruh kebutuhan
menyusun rencana keperawatan, melaksanakan dan
pelayanan kesehatan dan pelayanan yang terkait
mengevaluasi tindakan keperawatan yang disusun
dengan kebutuhan pasien harus dapat dilayani oleh
secara sistimatis, valid dan dapat dipertanggung
rumah sakit secara mudah, cepat, akurat, bermutu,
jawabkan secara moral dan hukum (Mtsha, 2009).
dengan biaya terjangkau (Ilyas, 2004).
Selain itu dokumentasi asuhan keperawatan juga
Pelayanan keperawatan yang bermutu merupakan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang
suatu bentuk asuhan keperawatan yang bersifat dimiliki perawat dalam melakukan asuhan
profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar keperawatan yang berguna untuk kepentingan
manusia meliputi bio-psiko-sosio-kultural dan pasien, perawat dan tim kesehatan dalam
spiritual yang dapat ditujukan pada individu dan memberikan pelayanan dengan dasar komunikasi
masyarakat dalam rentang sehat, sakit (Keenan, yang akurat dan lengkap secara tertulis sesuai
2007) dengan tanggung jawab perawat (Nursalam, 2002).

Tugas perawat dalam memberikan asuhan Dokumentasi asuhan keperawatan menjadikan hal
keperawatan antara lain mengkaji kebutuhan yang penting sebagai alat bukti tanggung jawab
pasien, merencanakan tindakan keperawatan, dan tanggung gugat dari perawat dalam
melaksanakan rencana tindakan, mengevaluasi menjalankan tugasnya. Perawat profesional
dihadapkan pada suatu tuntutan tanggung jawab
yang lebih tinggi dan tanggung gugat setiap Hasil prasurvei tentang pengkajian keperawatan
tindakan yang dilaksanakan dari berbagai dengan menyebarkan kuesioner, diperoleh hasil 5
kemungkinan masalah yang dialami pasien baik perawat (25%) menyatakan selalu kekurangan
masalah kepuasan maupun ketidakpuasan terhadap waktu untuk pengkajian dan 9 perawat (43%)
pelayanan yang diberikan. Artinya intervensi menyatakan kadang-kadang kekurangan waktu,
keperawatan yang diberikan kepada klien harus dan 6 perawat (32%) menyatakan cukup waktu.
dihindarkan dari kesalahan-kesalahan (negligence)
Pada tahap diagnosa keperawatan didapatkan 4
dengan melakukan pendekatan proses keperawatan
perawat (21%) tidak mengalami kesulitan dalam
serta pendokumentasian yang akurat dan benar
merumuskan diagnosa keperawatan, jarang
(Nursalam, 2002).
mengalami kesulitan 10 orang (50%) dan 6 orang
(29%) sering mengalami kesulitan merumuskan
Hasil penelitian yang dipublikasikan American
diagnosa keperawatan.
Journal of Nursing tahun 2007, disebutkan bahwa
kesalahan dalam pendokumentasian asuhan Pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan
keperawatan merupakan satu dari sembilan hasil kuesioner, 14 perawat (70%) menyatakan
kategori nursing negligence dan termasuk salah melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan
satu faktor yang dapat menurunkan kredibilitas perencanaan dan 6 perawat (30%) menyatakan
perawat (Duclos & Miller, 2007). kadang-kadang melaksanakan tindakan sesuai
perencanaan. Perumusan diagnosa dan intervensi
Salah satu upaya peningkatan mutu dokumentasi keperawatan 14 dokumen (70%) berdasarkan
asuhan keperawatan adalah telah disediakan sarana rujukan referensi atau SAK, sedangkan 6 dokumen
untuk pendokumentasian asuhan keperawatan (30%) sesuai SAK. Dari 30 dokumen pasien dari
antara lain standar asuhan keperawatan segi kuantitas 65% ratarata terisi lengkap, 35%
Departemen Kesehatan tahun 1993 dan format beberapa poin tidak terisi dan dari segi kualitas
baku instrumen evaluasi penerapan standar asuhan masih kurang.
keperawatan Departemen Kesehatan tahun 1994,
Hasil wawancara dengan kepala ruang instalasi
akan tetapi dalam pelaksanaanya masih banyak
rawat inap pada tanggal 18 Oktober 2011, format
kendala sehingga pendokumentasian asuhan
dokumentasi keperawatan sudah lengkap namun
keperawatan tidak berjalan secara optimal.
permasalahan yang dihadapi adalah asuhan
keperawatan belum terdokumentasikan secara
Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo merupakan
optimal.
rumah sakit tipe B milik pemerintah dan sebuah
badan layanan jasa yang bertujuan pada profit Berdasarkan hasil prasurvei tersebut dapat
oriented serta selalu berupaya meningkatkan disimpulkan bahwa praktek pendokumentasian
kualitas pelayanan termasuk di dalamnya asuhan keperawatan yang ada belum sesuai dengan
pelayanan keperawatan. BOR rata-rata 80%, standar. Adanya ketidaklengkapan dalam
tingkat pendidikan perawat terdiri dari D3 pendokumentasian asuhan keperawatan akan
keperawatan dan S1 keperawatan. berdampak pada tidak tercapainya tujuan
pendokumentasian asuhan keperawatan yang antara METODOLOGI
lain (1) mengidentifikasi status kesehatan pasien Desain penelitian ini adalah cross sectional,
dalam rangka mencatat kebutuhan pasien, karena variabel bebas dan variabel terikat diamati
merencanakan, melaksanakan tindakan pada saat yang bersamaan. Populasi penelitian ini
keperawatan, dan mengevaluasi tindakan, (2) untuk adalah perawat pelaksana yang bertugas di rawat
penelitian, keuangan, hukum dan etika. inap RSUD Sidoarjo berjumlah 107. Instrumen
Berkaitan dengan fenomena tersebut, peneliti yang digunakan pada variabel karakteristik
tertarik untuk menganalisis hubungan antara sikap perawat (umur, jenis kelamin, masa kerja, tingkat
dan karakteristik perawat dengan pendidikan) dan variabel sikap adalah kuesioner
pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi yang telah dirancang. Sedangkan variabel
rawat inap RSUD Sidoarjo. pendokumentasian asuhan keperawatan
menggunakan instrumen C dari Depkes tahun
2005).

HASIL PENELITIAN
Tabel 1 Hubungan sikap dan karakteristik perawat dengan pendokumentasian asuhan keperawatan
di Instalasi Rawat Inap RSUD Sidorjo (n=107)

Pemberian cairan intravena Total


OR
Variabel Kurang Baik Baik n % p
(95% CI)
n % n %

Sikap 10
a. Kurang baik 20 55,6 16 44,4 36 0 2,300 0,044*
b.Baik 25 35,2 46 64,8 71 100 1,015-5,212

Usia 55, 1
a.23-28 tahun 30 44,1 38 9 68 00 0,568
b.29-55tahun 15 38,5 24 61,5 39 100

Masa kerja 10
a.1-4 30 43,5 39 56,5 69 0 0,688
b.5-20 15 39,5 23 60,5 38 100

Jenis kelamin 1
a.Laki-laki 16 41 23 59 39 00 0,870
b.Perempuan 27 40 41 60 68 100

Pendidikan 54, 10
a.D3 Kep 24 5 20 45,5 44 0 2,400 0,029*
b.Ners 21 33,3 42 66,7 63 100 1,088-5,296

*bermakna pada : 0,05

Tabel 2 Hasil akhir regresi logistik ganda hubungan sikap dan karakteristik perawat dengan pendokumentasian
asuhan keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD Sidorjo (n=107)

Sub variabel P wald Sig Exp (B)

Sikap 3,427 0,064 2,201


Pendidikan 4,152 0,042 2.309
PEMBAHASAN belajar, seseorang jawab yang besar, kedewasaan dalam
SIKAP akan mendapatkan mengetahui kelebihan menyelesaikan
Hasil penelitian kepercayaan dan dan kelemahan yang pekerjaan. dengan
menunjukkan adanya sikap terhadap ada pada dirinya, demikian, perawat
hubungan antara sesuatu yang pada percaya diri, dapat yang mempunyai usia
sikap responden giliranya akan belajar dari lebih tua umumnya
dengan praktik mempengarui pengalaman, dan lebih bertanggung
pendokumentasian perilaku (Umar, mempunyai ambisi jawab dan lebih teliti
asuhan keperawatan. 2001). Teori yang sehat. dibanding dengan
Sikap merupakan perubahan perilaku usia muda, hal ini
Hasil uji statistik
penilaian seseorang mengatakan kemungkinan
didapatkan tidak ada
terhadap stimulus berdasarkan disebabkan usia yang
hubungan yang
atau obyek. Setelah anggapan bahwa lebih muda kurang
signifikan antara usia
orang mengetahui perubahan perilaku berpengalaman,
perawat dengan
stimulus atau obyek individu tergantung
pendokumentasian MASA KERJA
proses selanjutnya kepada kebutuhan.
asuhan keperawatan.
akan menilai atau Perilaku dilatar Hasil uji statistik
Namun dilihat dari
bersikap terhadap belakangi oleh antara masa kerja
prosentase, perawat
stimulus atau obyek kebutuhan individu perawat dengan
yang berusia 29-55
tersebut (Maltis, yang bersangkutan. pendokumentasian
tahun mempunyai
2000). asuhan keperawatan
prosentase paling
Suatu sikap yang USIA tidak terdapat
besar dalam
dipunyai individu Hasil penelitian hubungan yang
melakukan
mengenai menunjukkan bahwa signifikan. Namun
pendokumentasian
pekerjaannya rata-rata usia perawat jika dilihat dari
dengan baik. Hal ini
dihasilkan dari pelaksana terbanyak prosentase, perawat
didukung oleh
persepsi mereka berusia 23-28 tahun. yang mempunyai
pendapat Siagian
terhadap Usia tersebut menurut masa kerja lebih lama
(2002) bahwa umur
pekerjaannya, Sarwono (2010) cenderung
terkait dengan
didasarkan pada termasuk dalam melakukan
kedewasaan dalam
faktor lingkungan kategori usia dewasa pendokumentasian
melakukan pekerjaan
kerja, gaya supervisi, muda. Timpe (2000) dengan baik.
maupun kematangan
kebijakan dan menyatakan dewasa
psikologisnya, Siagian (2000)
prosedur Hal ini adalah salah satu ciri
semakin lanjut umur menyatakan bahwa
sesuai dengan teori individu yang
seseorang maka masa kerja adalah
sikap yang produktif, seseorang
semakin meningkat jangka waktu yang
mengatakan bahwa dikatakan dewasa jika
kematangan dibutuhkan seseorang
melalui tindakan dan mempunyai tanggung
psikologisnya dan dalam bekerja sejak
mulai masuk dalam tertentu bila sudah tersebut dapat tentang analisa
lapangan pekerjaan, mampu dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
semakin lama menyesuaikan diri motivasi masing- mempengaruhi
seseorang bekerja dengan lingkungan. masing perawat. kinerja menunjukkan
semakin terampil dan Semakin lama tidak ada perbedaan
Jika melihat proporsi
berpengalaman dalam karyawan bekerja antara laki-laki dan
jenis kelamin terdapat
melaksanakan mereka cenderung perempuan dalam
perbedaan prosentase
pekerjaannya. Hal lebih terpuaskan beradaptasi dengan
dimana perawat
yang sama dengan pekerjaan lingkungan kerja dan
perempuan
diungkapkan oleh mereka menyelesaikan
mempunyai
Robbin (2003) yang pekerjaan.
JENIS KELAMIN kecenderungan
mengatakan bahwa
melakukan Menurut Friedman &
masa kerja sangat Perawat pelaksana
pendokumentasian Shustack (2008)
penting karena dapat yang bekerja di
dengan baik terdapat suatu
mencerminkan instalasi rawat inap
dibandingkan dengan perilaku yang tidak
tingkat kemampuan RSUD Sidoarjo
perawat laki-laki. Hal konsisten antara laki-
akhir yang dicapai didominasi oleh
ini sesuai dengan laki dan perempuan,
seseorang. perempuan. Hasil
penelitian Al-Ahmadi hal ini dikarenakan
analisis hubungan
Hasil penelitian (2009) tentang setiap individu
jenis kelamin
Jansson, et al (2010) kinerja perawat cenderung mengubah
terhadap
di Sweden tentang terhadap kualitas nilai pekerjaannya
pendokumentasian
faktor-faktor yang pelayanan di rumah sebagai hasil
asuhan keperawatan
mempengaruhi sakit Riyadh Saudi pengalaman yang
tidak signifikan. Hal
pendokumentasian Arabia yang didapatkan selama
tersebut sependapat
menunjukkan bahwa menyatakan bahwa bekerja. Dengan
dengan Robbin
perawat dengan masa jenis kelamin demikian antara laki-
(2003) yang
kerja yang lama berkorelasi positif laki dan perempuan
meyatakan tidak ada
cenderung melakukan terhadap kinerja, mempunyai peluang
perbedaan antara
pendokumentasian perawat perempuan yang sama dalam
laki-laki dan
dengan baik. Semakin cenderung melakukan suatu
perempuan dalam
lama seseorang mempunyai kinerja pekerjaan dengan
memecahkan
bekerja, kecakapan lebih baik dibanding baik karena
masalah,
akan semakin baik dengan pria dalam dipengaruhi oleh
keterampilan analisis,
karena dapat memberikan asuhan pengalaman masing-
motivasi bersaing
menyesuaikan diri keperawatan pada masing.
maupun kemampuan
dengan pekerjaanya. pasien. Sedangkan
belajar. Hubungan TINGKAT
Seseorang akan hasil penelitian
yang tidak signifikan PENDIDIKAN
mencapai kepuasan Hasmoko (2008)
Tingkat pendidikan kemampuan dan menjalankan aktifitas pengetahuannya
perawat pelaksana kualitas seseorang, pekerjaanya. dalam bekerja
pada umumnya sehingga semakin
didominasi oleh S1 tinggi tingkat SIMPULAN
keperawatan. Hasil pendidikan seseorang SARAN
Hasil penelitian
uji statistik maka semakin tinggi
menunjukkan bahwa 1. Perlu diadakan
menunjukkan ada pula keinginan untuk
sikap dan pendidikan evaluasi secara
hubungan yang menerapkan atau
perawat berpengaruh rutin dengan
signifikan antara mengaplikasikan
terhadap praktik standar baku
tingkat pendidikan pengetahuannya
pendokumentasian serta adanya
dengan dalam bekerja.
asuhan keperawatan. umpan balik
pendokumentasian
Tingkat pendidikan Perawat yang sehingga perawat
asuhan keperawatan.
seseorang mempunyai sikap tahu
Hasil regresi logistik
berpengaruh dalam baik dan perawat keberhasilan dan
exp (B) paling besar
memberikan respon dengan latar belakang kekurangan
adalah variabel
terhadap sesuatu yang pendidikan S1 dalam
pendidikan (2.309),
datang dari luar. keperawatan pendokumentasia
artinya pendidikan
Orang berpendidikan cenderung melakukan n melalui
merupakan faktor
tinggi akan lebih pendokumentasian kegiatan
yang paling
rasional dan kreatif asuhan keperawatan supervisi.
berpengaruh terhadap 2. Memberikan
serta terbuka dalam dengan baik. Perawat
praktik reward pada
menerima yang mempunyai
pendokumentasian ruangan yang
adanya bermacam sikap yang baik akan
asuhan keperawatan. dokumentasi
usaha pembaharuan, berfikir dan dan
asuhan
Siagian (2002) ia juga akan lebih mempunyai
keperawatannya
menjelaskan bahwa dapat menyesuaikan keyakinan bahwa
baik , hal ini
pendidikan diri terhadap berbagai dirinya harus bekerja
bertujuan
menyangkut perubahan (Maltis, dengan baik.
meningkatkan
kemampuan 2000). Pendidikan Pendidikan dapat
motivasi perawat
intelektual yang yang dicapai meningkatkan
dalam menulis
berkaitan dengan seseorang diharapkan kemampuan dan
asuhan
kemampuan individu menjadi faktor kualitas seseorang,
keperawatan
menyelesaikan tugas determinan sehingga semakin
3. Kepada
dalam pekerjaannya. produktifitas antara tinggi tingkat
manajerial
Pendidikan lain knowledge, pendidikan seseorang
keperawatan
merupakan suatu skills, abilities, maka semakin tinggi
perlu dievaluasi
pengalaman untuk attitude dan behavior, pula keinginan untuk
format asuhan
meningkatkan yang cukup dalam mengaplikasikan
keperawatan
yang sudah ada Documentation Hasmoko, Emanuel in a teaching hospital
guidelines for Vensi. (2008). in Saudi Arabia.
dan perlu dibuat
registered Analisis faktor-faktor Stellenbosch
perencanaan yang mempengaruhi University
nurses.Alberta.
kinerja berdasarkan
pengembangan
www.nurses.ab.ca penerapan system Notoatmodjo,
SDM pengembangan Soekidjo. (2003).
College of Nurses of
4. Pada saat manajemen kinerja Pendidikan dan
Ontario, (2009).
klinis (SPMKK) di perilaku kesehatan.
orientasi perawat Documentation. Pub.
Ruang Rawat Inap Jakarta: PT Rineka
No. 41001. Ontario.
baru perlu RS Panti Wilasa Cipta
www.cno.org
Citarum Semarang.
ditambahkan
Tesis Program Pasca Nursalam.
Depkes RI. (1996).
materi tentang Sarjana UNDIP (2002) .proses
Standard asuhan dokumentasi
dokumentasi
Hastono, S.P. (2007). keperawatan. Jakarta:
kerperawatan.
asuhan Analisis data Salemba Medika.
Jakarta: Departemen kesehatan. Fakultas
keperawatan dan
Kesehatan. Kesehatan Polit, D.F., & Beck,
model
Masyarakat C.T. (2010).
dokumentasi Universitas Indonesia Essensial of nursing
Depkes RI. (2005).
yang digunakan Instrumen evaluasi research. Wolters
penerapan standar Ilyas,Yaslis. (2004).
sehingga perawat Kluwer Health:
asuhan keperawatan Perencanaan sumber
daya manusia rumah Lippincott Company
baru mempunyai di rumah sakit.
Jakarta: Direktorat Sakit. UGM
presepsi yang Robbin, S.P. (2003).
Pelayanan Perilaku organisasi
sama. Keperawatan Jansson Inger, et al
(2010). Factors and (jilid 1). Edisi ke-9.
Direktoral Jenderal
conditions that Jakarta: PT Indeks
Pelayanan Medik.
DAFTAR influence the Kelompok Gramedia
PUSTAKA Duclos, Patricia A & implementation of
Miller. (2007) standardized nursing Sarwono, S.W.
Nursing care plans. Sweden: (2010). Pengantar
Al-Ahmadi, H. The Open Nursing
Documentation: psikologi umum.
(2009). Factor Journal, 2010, 4, 25-
Reduce Your Risk of Jakarta: PT Raja
affecting performance 34 25
Liability, Second Grafindo Persada
of hospital nurses in Edition. United States
Riyadh Region. Saudi of America: HCPro, Keenan, Gail M et al . Siagian, S.P.(2002).
Arabia: International Inc. (2007). Patient safety
and quality: An Kiat meningkatkan
Journal of Health produktivitas kerja.
Friedman, Howard Evidence-Based
Care Quality Handbook for Jakarta: PT Rineka
Assurance, Vol 22 S., & Schustack,
Nurses. Cipta
Iss:1, pp.40-54 Miriam W. (2008).
Kepribadian teori Maltis, Robet.
Ali, Zaidin. (2002). klasik dan riset (2000). Manajemen Staub, Maria Mller.
Dasar dasar modern, edisi ketiga ( sumber daya (2006). Evaluation
keperawatan manusia. Jakarta: of the implementation
Franciska Dian
profesional. Jakarta: Salemba. of nursing
Widya Medika. Ikarini, Maria Hany,
diagnostics. Elsevier:
dan Andreas Provita Mtsha, Aaron. Blackwell Publishing
College and Prima,Alih bahasa). (2009). Ltd (Chapter 3 - 7)
Association of Jakarta: Penerbit Documentation of
Registered Nurses of Erlangga nursing care current Timpe, A.D. (2000).
Alberta. (2006). practices and Seri sumber daya
perceptions of nurses manusia: memimpin
manusia. Jakarta.
Gramedia
Umar, Husein (2001).
Sumberdaya Manusia
Dalam Organisasi.
Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai