Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan zaman yang semakin maju seperti saat ini disertai dengan
kebutuhan permintaan produk yang semakin mengelunjak. Meski demikian
persediaan bahan baku alam tidak dapat memenuhi akan benyaknya permintaan
dari seluruh umat manusia di seluruh dunia. Dengan perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat, maka permasalahan tersebut
dapat ditanggulangi. Salah satunya adalah dengan penerapan penggunaan bahan
sintesis yang dapat meng-cover penggunaan bahan baku alam. Meskipun pada
dasarnya bahan utama yang digunakan adalah bahan alam, namun dengan proses
sintesis penggunaan bahan baku alam dapat diminimalisir.
Bahan sintetis di zaman modern ini lebih banyak digunakan karena faktor
utamanya yaitu harganya lebih murah. Oleh sebab itu, untuk mengetahui lebih
lanjut mengenai bahan sintetis, kami akan membahasnya di makalah yang kami
buat ini.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa itu bahan sintetis?
1.2.2 Apa sajakah bahan-bahan sintetis?
1.2.3 Apakah kegunaan dari bahan sintetis?
1.2.4 Apakah keuntungan dan kerugian dari menggunakan bahan
sintesis?
1.2.5 Bagaimanakah proses pembuatan produk dari bahan sintetis?

1.3 Tujuan Makalah


1.3.1 Mengetahui defenisi bahan sintetis.
1.3.2 Mampu mengenali bahan-bahan sintesis.
1.3.3 Memahami kegunaan bahan sintetis.

1
1.3.4 Mengetahui keuntungan dan kerugian dari penggunaan bahan-
bahan sintetis.
1.3.5 Mampu memahami proses pembuatan produk dari bahan seintetis.

1.4 Manfaat Makalah


1.4.1 Menambah wawasan bagi para pembaca dan penulis mengenai
bahan sintetis.
1.4.2 Agar penulis dapat menyelesaikan mata kuliah Pengetahuan Bahan
dengan baik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahan Sintetis


Bahan sintetis adalalah bahan yang diolah secara sintesis kimia dengan
merubah komposisi penyusun kimianya. Dalam ilmu kimia, sintesis kimia
merupakan kegiatan melakukan reaksi kimia untuk memperoleh suatu produk
kimia, ataupun beberapa produk. Hal ini terjadi berdasarkan peristiwafisik dan
kimia yang melibatkan satu reaksi atau lebih.
Dalam pembahasan bahan sintetis polimerasi, sintesis adalah bahan
sintesis yang pada umumnya digunakan.Polimerasi adalah substansi yang terdiri
dari molekul-molekul yang menyertakan rangkaian satu atau lebih dari satu unit
monomer.Manusia sudah berabad-abad menggunakan polimer dalam bentuk
minyak, aspal, damar, dan permen karet.Tapi industri polimer modern baru mulai
berkembang pada masa revolusi industri.Di akhir 1870-an, Charles Goodyear
berhasil memproduksi Celluloid (sebentuk plastik keras dari nitrocellulose)
berhasil dikomersialisasikan.
Ciri-ciri polimer sintetis yaitu sebagai berikut :
1. Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen, polistiren.
2. Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis.
Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya dari
selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga kehilangan
sifat-sifat kimia dan fisika asalnya).

2.2 Bahan-Bahan, Kegunaan, Keuntungan, dan Kerugian Bahan Sintetis


Ada berbagai jenis bahan sintetis, baik itu untuk benda ( tas, sepatu, botol,
dll), bahkan makanan dan minuman sekalipun. Berikut ada berbagai jenis bahan
sintetis.

3
a) Polimer sintetis
Polimer sintesis adalah polimer yang tidak terdapat di alam dan harus
dibuat oleh manusia.Sampai saat ini, para ahli kimia polimer telah melakukan
penelitian struktur molekul alam guna mengembangkan polimer sintesisnya.Dari
hasil penelitian tersebut dihasilkan polimer sintesis yang dapat dirancang sifat-
sifatnya, seperti tinggi rendahnya titik lebur, kelenturan dan kekerasannya, serta
ketahanannya terhadap zat kimia.Tujuannya, agar diperoleh polimer sintesis yang
penggunaannya sesuai yang diharapkan.Polimer sintesis yang telah dikembangkan
guna kepentingan komersil.
Berikut ini adalah klasifikasi polimer berdasarkan penomorannya.
1. Polietilena
Kita lebih sering menyebutnya dengan plastik. Polimer ini dibentuk dari reaksi
adisi monomer-monomer etilena(CH2 = CH2 ). Ada dua macam polietilena, yaitu
yang memiliki densitas (kerapatan) rendah atau (LDPE) low density polyethylene
dan polietilena yang memiliki densitas tinggi atau (HDPE) high density
polyethylene. Perbedaan dari kedua polimer ini adalah cara pembuatannya dan
agak berbeda sifat fisikanya.
Secara umum sifat polietilena adalah sebagai zat yang tidak berbau, tidak
berwarna dan tidak beracun.Untuk polietilena dengan densitas rendah biasanya
dipergunakan untuk lembaran tipis pembungkus makanan, kantung-kantung
plastik, jas hujan.Sedangkan untuk polietilen yang memiliki densitas tinggi,
polimernya lebih keras, namun masih mudah untuk dibentuk sehingga banyak
dipakai sebagai alat dapur misal ember, panci, juga untuk pelapis kawat dan
kabel.
1.1. HDPE (high density polyethylene)
Simbol ini terdapat pada botol yang berwarna putih susu. Juga biasa
digunakan untuk air minuman galon, kursi plastik, atau kemasan susu jika pada
makanan. Botol ini juga hanya boleh untuk sekali pakai saja. Kegunaan utamanya
adalah botol, drum, pipa, saluran, lembaran, film, isolasi, kawat, kabel juga
banyak digunakan sebagai bahan dasar membuat mainan anak-anak, pipa yang
kuat, tangki korek api gas, badan radio dan televisi, serta piringan hitam.

4
1.2. LDPE (low density polyethylene)
Plastik dengan simbol ini biasanya digunakan untuk makanan, plastik
kemasan, dan teksturnya terasa lembek atau lentur.Plastik pembungkus makanan
atau botol dengan kode ini cukup aman digunakan.Namun, plastik ini hampir
tidak dapat dihancurkan. Kegunaan utama dari polimer jenis ini adalah Lapisan
pengemas, isolasi kawat, dan kabel, barang mainan, botol yang lentur, bahan
pelapis
1.3 PETE atau PET (Polyethylene Terephthalate)
Plastik PET merupakan serat sintetik poliester (dakron) yang transparan
dengan daya tahan kuat, tahan terhadap asam, kedap udara, fleksibel, dan tidak
rapuh. Dalam hal penggunaannya, plastik PET menempati urutan pertama.
Penggunannya sekitar 72 % sebagai kemasan minuman dengan kualitas yang
baik. Plastik PET merupakan poliester yang dapat dicampur dengan polimer alam
seperti : sutera, wol dan katun untuk menghasilkan bahan pakaian yang bersifat
tahan lama dan mudah perawatannya.
Simbol PET atau PETE biasa terdapat pada botol plastik transparan seperti
pada kemasan air mineral atau minuman yang siap untuk diminum.Jangan pernah
mengisi ulang botol dengan simbol seperti ini, apalagi dengan air panas.Hal ini
dapat mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut meleleh dan
mengeluarkan zat karsinogenik yang bisa memicu penyakit kanker.

1.4 PVC (Polyvinyl Chloride)


Plastik PVC bersifat termoplastik dengan daya tahan kuat.Plastik ini juga
bersifat tahan serta kedap terhadap minyak dan bahan organik. Polimer ini
merupakan polimer yang dibentuk oleh monomer kloro etilen (CH2=CHCl).
Polimer ini memiliki sifat yang lebih kuat dibandingkan dengan etilen, tahan
panas atau tidak mudah terbakar.Ada dua tipe plastik PVC yaitu bentuk kaku dan
bentuk fleksibel.Plastik bentuk kaku digunakan untuk membuat konstruksi
bangunan, mainan anak-anak, pipa PVC (paralon), meja, lemari, piringan hitam,
dan beberapa komponen mobil.Adapun plastik bentuk fleksibel, jenis ini

5
digunakan untuk membuat selang plastik dan isolasi listrik.Dalam hal
penggunaannya, plastic PVC menempati urutan ketiga dan sekitar 68 %
digunakan untuk konstruksi bangunan (pipa saluran air).
Plastik yang memiliki simbol ini, menandakan plastik yang sulit untuk didaur
ulang, seperti plastik pembungkus atau pada botol-botol.Kandungan plastik ini
bisa lumer dan bercampur ke dalam makanan pada suhu -15 derajat
Celcius.Akibatnya berbahaya, bisa menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.
Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, plastik PVC yang menggunakan
bahan pelembut DEHA dapat mengkontaminasi makanan dengan mengeluarkan
bahan pelembut ini ke dalam makanan. Data di AS pada tahun 1998 menunjukkan
bahwa DEHA dengan konsentrasi tinggi (300 kali lebih tinggi dari batas
maksimal DEHA yang ditetapkan oleh FDA/ badan pengawas obat makanan AS)
terdapat pada keju yang dibungkus dengan plastik PVC (Awang MR, 1999).
DEHA mempunyai aktivitas mirip dengan hormon estrogen (hormon kewanitaan
pada manusia).Berdasarkan hasil uji pada hewan, DEHA dapat merusakkan
sistem peranakan dan menghasilkan janin yang cacat, selain mengakibatkan
kanker hati.(Awang MR, 1999). Pembakaran PVC akan mengeluarkan DEHA
yang dapat mengganggu keseimbangan hormon estrogen manusia.
1.5 PP (Polypropylene)
Polimer polipropilena mirip dengan polietilen, Monomer pembentuknya
adalah propilena (CH3-CH = CH2), berbeda dalam jumlah atom C dengan etilen.
Polipropilena lebih kuat dan lebih tahan dari polietilena, sehingga banyak dipakai
untuk membuat karung, tali dan sebagainya.Karena lebih kuat, botol-botol dari
polipropilena dapat dibuat lebih tipis dari pada polietilena.Botol minuman adalah
salah satu contoh polimer propilena yang banyak dipergunakan.Plastik ini juga
digunakan untuk membuat botol plastik, karung, bak air, tali, dan kanel listrik
(insulator).
Plastik yang bernomor 5 dan memiliki simbol PP ini termasuk yang aman
dipakai membungkus makanan atau minuman.Biasanya plastik ini digunakan
untuk tempat makanan dan botol minum bayi.Plsatiknya berwarna transparan,
bening, dan tembus pandang. Kalau ingin mengisi ulang botol plastik sangat tidak

6
salah untuk mencari plastik dengan nomor 5 di tengah simbol recycle dan
bertuliskan PP.

2. PS (Polystyrene)
Polimer ini merupakan polimer yang disusun oleh monomer styrene.Kemasan
plastik yang bersimbol PS ini contohnya adalah kemasan stereofoam, yang biasa
dipakai untuk wadah makanan atau minuman sekali pakai.Bahan ini bisa
bercampur dengan makanan, saat makanan panas diisikan ke dalam wadah ini,
bahan styrine ini bisa berbahaya untuk otak dan sistem saraf. Kegunaan utama
dari PS adalah bahan pengemas (busa), perabotan rumah, barang mainan.

3. OTHER atau Polycarbonate


Kode tujuh ini biasanya ada 4 macam.
- SAN (styrene acrylonitrile)
- ABS (acrylanitrile butadiene styrene)
- PC (polycarbonate)
- Nilon 13
Plastik ini biasa digunakan untuk tempat makanan dan minuman, alat-alat
rumah tangga, komputer, dan lainnya.Plastik dengan kode 7 SAN dan ABS ini
baik dan aman digunakan untuk makanan atau minuman.Hanya saja, untuk kode
PC sebaiknya tidak digunakan untuk makanan dan minuman karena bisa
mengeluarkan zat yang berbahaya.

b) Pewarna sintetis
Pewarna Sintetis adalahpewarna yang biasanya dibuat dipabrik-pabrik
dan berasal dari suatu zat kimia.Pemakaian pewarna sintetik pada makanan dan
minuman telah banyak digunakan, khususnya zat pewarna.
Beberapa jenis pewarna sintetik yang sering digunakan sebagai
campuran makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

7
Beberapa perbedaan antara jenis pewarna sintetis dengan zat pewarna
alami yang sering digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 2.1. Perbedaan Antara Zat Pewarna Alami dengan Zat Pewarna
Sintesis
Pembeda Zat pewarna Sintetis Zat pewarna alami

Warna yang Lebih cerah Lebih pudar


dihasilkan Lebih homogen Tidak homogen

Variasi warna Banyak Sedikit

Harga Lebih murah Lebih mahal

Ketersediaan Tidak terbatas Terbatas

Kestabilan Stabil Kurang stabil

Masih banyak ditemukan pemakaian zat pewarna yang berbahaya bagi


manusia, contohnya : Rhodamin B, Sudan I, Metanil Yellow, Citrus Red, Violet,
dan lain-lain. Pewarna-pewarna tersebut dinyatakan berbahaya oleh peraturan
Menteri kesehatan RINomor.239/Men.Kes/Per/V/85. Harga pada makanan yang
menggunakan pewarna sintetik biasanya relative lebih murah dan lebih menarik
jika dibandingkan dengan zat pewarna untuk makanan.
Seiring dengan meluasnya pemakaian pewarna sintetik, sering
terjadipenyalahgunaan pewarna pada makanan. Sebagai contoh digunakannya pewarna tekstil
untuk makanan sehingga membahayakan konsumen. Zat pewarna tekstil dan
pewarna cat biasanya mengandung logam berat, seperti: arsen, timbal, dan raksa
sehingga bersifat racun. Beberapa bahan pewarna yang harus dibatasi penggunannya
diantaranya adalah amaran, allura merah, citrus merah, caramel, erithrosin,
indigotine, karbonhitam dan karkumin.Amaran dalam jumlah yang besar dapat
menimbulkan tumor, reaksi alergipada pernafasan dan dapat mengakibatkan
hiperarktif pada anak-anak. Allura merah dapat memicu kanker limpa, sedangkan

8
caramel dapat menimbulkan efek pada sistem saraf dan dapat menyebabkan gangguan
kekebalan.
Penggunaan tatrazine maupun sunset yellow yang berlebihan dapat
menyebabkan reaksi alergi,khususnya bagi orang yang sensitif pada asam
asetilsiklik dan asam benzoate,selain dapat mengakibatkan asma dapat pula
menyebabkan hiperarki pada anak. Fast green FCF yang berlebihan akan menyebabkan
reaksi alergi dan produksi tumor, sedangkan sunset yellow dalam jumlah yang besar
dapat menyebabkan radang selaput lender pada hidung, sakit pinggang, muntah-
muntah dan gangguan pencernaan. Indigotine dalam dosis tertentu mengakibatkan
hiperaktif pada anak-anak.
Pemakaian eritrosin akan mengakibatkan reaksi alergi pada pernafasan,
hiperaktif pada anak dan efek yang kurang baik pada otak dan perilaku,
sedangkanponcean SX dapat mengakibatkan kerusakan system urine, kemudian
dapat memicu timbulnya tumor.
Begitu juga dengan zat pewarna yang berbahaya seperti rhodamin B,
pemakaian zat warna ini tidak diizinkan karena dapat menimbulkan bahaya
bagikonsumen. Bahan ini apabila dikonsumsi dapat menyebabkan gangguan pada
fungsi hati bahkan kanker hati.
Dalam penambahan atau penggunaan bahan pewarna makanan
mempunyai beberapa keuntungan:
1. Untuk memberi kesan menarik bagi konsumen.
2. Menyeragamkan warna makanan dan membuat identitas produk pangan.
3. Untuk menstabilkan warna atau untuk memperbaiki variasi alami warna.
Dalam hal ini penambahan warna bertujuan untuk untuk menutupi kualitas
yang rendah dari suatu produk sebenarnya tidak dapat diterima apalagi bila
menggunakan zat pewarna yang berbahaya.
4. Untuk menutupi perubahan warna akibat paparan cahaya, udara atau
temperatur yang ekstrim akibat proses pengolahan dan selama penyimpanan.
5. Untuk menjaga rasa dan vitamin yang mungkin akan terpengaruh sinar
matahari selama produk disimpan.

9
Pewarna makanan mengandung afinitas kimia, untuk mewarnai makanan
seperti kue dan biskuit. Beragam jenis warna yang diberikan pada makanan
bertujuan untuk menarik perhatian penikmatnya. Selain pewarna alami juga
banyak dipakai pewarna sintetis.
Berikut jenis - jenis pewarna sintetik pada makanan :
Tabel 2.2 Jenis-jenis Pewarna Sintetik
NO Pewarna sintetis Warna Mudah larut di

air

1 Rhodamin B Merah Tidak

2 Methanil Yellow Kuning Tidak

3 Malachite Green Hijau Tidak

4 Sunset Yelow Kuning Ya

5 Tatrazine Kuning Ya

6 Brilliant Blue Biru Ya

7 Carmoisine Merah Ya

8 Erythrosine Merah Ya

9 Fast Red E Merah Ya

10 Amaranth Merah Ya

11 Indigo Carmine Biru Ya

12 Ponceau 4R Merah Ya

Zat pewarna sintesis merupakan zat warna yang berasal dari zat kimia,
yang sebagian besar tidak dapat digunakan sebagai pewarna makanan karena
dapat menyebabkan gangguan kesehatan terutama fungsi hati di dalam tubuh
manusia. Proses pembuatan zat warna sintesis biasanya melalui penambahan asam
sulfat atau asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat

10
lain yang bersifat racun. Pada pembuatan zat pewarna organik sebelum mencapai
produk akhir, harus melalui suatu senyawa antara dulu yang kadang-kadang
berbahaya dan sering kali tertinggal dalam hasil akhir, atau berbentuk senyawa-
senyawa baru yang berbahaya. Untuk zat pewarna yang dianggap aman,
ditetapkan bahwa kandungan arsen tidak boleh lebih dari 0,00014 persen dan
timbal tidak boleh lebih dari 0,001 persen, sedangkan logam berat lainnnya tidak
boleh ada.
Kerugian menggunakan pewarna sintetis adalah sebagai berikut :
1. Tartrazine
Tartrazine menimbulkan efek samping langsung seperti urtikaria (ruam kulit),
rinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam) dan anafilaksis sistemik
(shock). Intoleransi ini tampaknya lebih umum pada penderita asma atau orang
yang sensitif terhadap aspirin.

2. Sunset Yellow
Pewarna ini dapat menimbulkan urtikaria, rinitis, alergi, hiperaktivitas, sakit
perut, mual, dan muntah.

3. Ponceau 4R
Berpotensi memicu hiperaktivitas pada anak, Ponceau 4R dianggap
karsinogenik (penyebab kanker) di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat,
Norwegia, dan Finlandia.

4. Allura Red
Jika mengkonsumsi Allura red menderita gatal-gatal atau ruam kulit selama
empat minggu atau lebih diikutkan dalam program diet yang sama sekali tidak
mengandung Allura Red dan makanan lain yang diketahui dapat menyebabkan
ruam atau gatal-gatal. Setelah tiga minggu tidak ada gejala, seseorang kembali
diberi makanan yang mengandung Allura Red dan dimonitor. Dari pengujian itu,
15% kembali menunjukkan gejala ruam atau gatal-gatal.

11
5. Quinoline Yellow (E104)
Pewarna ini dianggap meningkatkan risiko hiperaktivitas dan serangan asma.
Zat ini sudah dilarang di banyak negara termasuk Australia, Amerika, Jepang dan
Norwegia

Kegunaan Pewarna Buatan pada makanan adalah sebagai berikut.


1. Untuk meningkatkan kualitas produk (dari segi warna).
2. Untuk memberi kesan menarik bagi konsumen.
3. Menyeragamkan warna makanan dan membuat identitas produk pangan.
4. Untuk menstabilkan warna atau untuk memperbaiki variasi alami warna.
Dalam hal ini penambahan warna bertujuan untuk untuk menutupi kualitas
yang rendah dari suatu produk sebenarnya tidak dapat diterima apalagi bila
menggunakan zat pewarna yang berbahaya.
5. Untuk menutupi perubahan warna akibat paparan cahaya, udara atau
temperatur yang ekstrim akibat proses pengolahan dan selama penyimpanan.
Untuk menjaga rasa dan vitamin yang mungkin akan terpengaruh sinar
matahari selama produk disimpan.
Tabel 2.3. Pemanfaatan Zat Pewarna Sintetis
Nama Pewarna Sintetik Jenis Bahan Makanan

Tartrazine (E102 atau Yellow 5) Pewarna obat-obatan

Biru Berlian (biru) Es krim dan kapri(kalengan)

Kuning FCF (kuning) Es krim

Eritrosin (merah) Es krim dan jelly

Coklat HT (cokelat) Minuman ringan

Hijau FCF (hijau) Jem dan jamur (kalengan)

12
c) Pengawet Sintetis
Pengawet merupakan bahan yang sering digunakan untuk
mengawetkan makanan supaya dapat bertahan dalam jangka waktu yang
lama.Pengawet dapat menghambat mikroorganisme untuk menguraikan makanan
sehingga tidak mudah membusuk dalam jangka waktu tertentu.Pengawet makanan
ada dua jenis, yaitu pengawet alami dan pengawet sintetik.Pengawet alami dapat
berupa gula dan garam.Sedangkan, beberapa jenis zat pengawet sintetik pada
makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
1. Asam Benzoat
Asam benzoat adalah bahan pengawet yang sering dipakai dalam pembuatan
makanan.Penggunaan bahan pengawet ini cukup banyak mendominasi produk
makanan.Bahan pengawet ini dicampurkan dalam suatu produk makanan dengan
tujuan untuk mempertahankan bahan pangan dari serangan mikroba. Mikroba
merupakan sel mikroorganisme seperti jamur, kapang, bakteri maupun kuman.Sel
mikroorganisme ini dapat mempercepat pembusukan makanan.
Akan tetapi, asam benzoat dapat mencegah atau menghentikan proses
pertumbuhan bakteri dalam suatu produk makanan. Benzoat sebenarnya bisa
ditemukan secara natural pada buah dan rempah, cengkeh, cinnamon, dan buah
berry mengandung benzoat yang dapat mempertahankan daya tahan
kesegarannya.

2. Kalium Nitrit
Kalium nitrit merupakan bahan pengawet sintetis yang berwarna putih atau
kuning.Bahan pengawet ini mempunyai kelarutan (solubility) yang tinggi dalam
air.Bahan ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri.Kalium nitrit mempunyai
efektivitas sangat tinggi karena dapat membunuh bakteri dalam kurun waktu yang
relatif singkat.Pengawet ini sering digunakan pada daging dan ikan. Biasanya
kalium nitrit dicampurkan pada daging yang telah dilayukan untuk
mempertahankan warna merah agar tampak selalu segar misalnya pada daging
kornet.

13
3. Kalsium Propionat/Natrium Propionat
Kalsium propionat dan natrium propionat termasuk golongan asam
propionat.Penggunaan kedua pengawet ini untuk mencegah tumbuhnya jamur
atau kapang.Jamur dan kapang sangat merugikan dalam makanan karena dapat
mempercepat pembusukan.Bahan pengawet ini biasanya digunakan untuk produk
roti dan tepung, sehingga roti dan tepung yang ditambahkan bahan pengawet ini
dapat bertahan lebih lama di pasaran.

4. Natrium Metasulfat
Natrium metasulfat merupakan bahan pengawet yang memiliki fungsi hampir
sama dengan kalsium propionat/natrium propionat, yaitu mencegah tumbuhnya
jamur dan kapang yang dapat mempercepat proses pembusukan. Natrium
metasulfat juga sering digunakan pada produk roti dan tepung.
Tabel 2.4. Pemanfaatan Zat Pengawet Sintetik
Nama Pengawet Sintetik Jenis Bahan Makanan

Natrium nitrit Daging Awetan dan Kornet Kalengan

Asam benzoate Minuman Ringan dan Kecap

Kalium benzoate Kecap dan Saos

Natrium nitrat Daging Olahan

Asam propionate Roti

2.3 Proses Pembuatan Produk Bahan Sintetis


Untuk memahami cara pengolahan bahan sintesis, maka makalah ini
menguraikan cara pengolahan suatu produk yang berbahan dasar sintesis. Salah
satu produk itu adalah benang sintesis.Benang merupakan susunan seratserat yang
teratur kearah memanjang dengan garis tengah dan jumlah antihan tertentu yang
diperoleh dari suatu pengolahan yang disebut pemintalan. Serat-serat yang
dipergunakan untuk membuat benang, ada yang berasal dari alam dan ada yang
dari buatan.

14
Gambar 2.1. Skema Proses Produksi Benang tekstil

Keterangan Skema Proses Produksi :


1. Blowing
Merupakan proses pertama dalam pembuatan benang. Di area blowing, mesin
Blendomat bekerja secara otomatis membuka dan mengambil gumpalan serat
kapas dari 25 hingga 30 bale bahan baku. Pada proses produksi benang tekstil
serat staple atau serat pendek, maka bahan yang akan diproses harus melalui
proses blowing karena bahan baku serat pendek tersebut dikemas dalam bentuk
ball yang merupakan serat serat pendek yang didapatkan dan berbentuk kotak.
Oleh karena itu, maka serat serat yang menggumpal harus diuraikan dan dibuka
terlebih dahulu oleh mesin blowing. Adapun tujuan proses blowing adalah:
1. Mencampurkan serat serat
2. Membuka gumpalan gumpalan pada serat
3. Membersihkan kotoran yang terdapat pada serat
4. Membuat gulungan lap
Setelah itu serat-serat yang telah tercampur menuju ruang carding.

15
Gambar 2.2. Proses Blowing
2. Carding
Dari ruang blowing, gumpalan serat yang telah dibuka, di ubah menjadi
bentuk memanjang disebut sliver carding. Dan untuk pertama kalinya terjadi
pelurusan, peregangan serta, serta terjadi pemisahan serta pendek dengan serat
panjang. Tujuan pemisahan tersebut untuk menjaga agar kekuatan benang sesuai
dengan yang diharapkan. mesin carding ini mampu menghasilkan kualitas sliver
yang baik dengan nep yang rendah, kapasitas produksinya mencapai 65 kg/jam.
Sliver yang telah melewati proses carding tersusun rapi dan can yang secara
otomatis pula berganti setelah can penuh. Selanjutnya sliver carding menuju
mesin drawing breaker.

3. Drawing Breaker
Dari proses carding, sliver carding diubah menjadi sliver drawing breaker,
dimana terjadi proses peregangan dan pen-sejajaran serta. Besarnya perbandingan
antara serat dengan panjang sliver drawing breaker ini akan berpengaruh pada
nomor benang yang dihasilkan. Mesin drawing breaker ini dilengkapi dengan auto
leveler yang mampu menghasilkan sliver dengan tingkat kerataan yang baik untuk
selanjutnyadibawa kemesin drawing finisher. Fungsi proses ini sama dengan
fungsi pada drawing breaker. Hasil dari mesin drawing finisher ini disebut sliver
drawing finisher, serat-serat yang ada didalamnya lebih lurus serta sudah terpisah
antara serat pendek dan serta panjang. Sama seperti drwing breaker, drawing
finisher juga mempunyai auto leveler yang dapat menghasilkan sliver dengan
tingkat kerataan baik. Selanjutnya sliver menuju ke mesing roving.

16
4. Roving
Setelah melewati proses drawing finisher, bentuk sliver diubah menjadi
memanjang dan lebih kecil, dinamakan roving yang kemudian digulung dalam
bobbin roving. Roving serat akan mengalami pen-sejajaran dan peregangan
kembali. Adapun besarnya perbandingan antara berat dan panjang roving akan
berpengaruh pada nomor benang yang akan dihasilkan. Selanjutnya bobbin roving
dibawa menuju mesin ring spinning/ ring frame.

5. Spinning/ Ring Frame


Untuk menjadi benang, roving mengalami proses peregangan, pemberian
antihan/ twist dan penggulungan. Benang yang dihasilkan ini digulung pada cop
yang dibedakan warnanya. Hal ini dimaksudkan agar tiap jenis nomor benang
dapat dibedakan pula, sehingga terhindar dari kekeliruan pada proses selanjutnya.
Mesin ring spinning memiliki kapasitas 1008 spindle, dilengkapi dengan
automatic droffing yang sudah maksimal gulungannya. Kecepatan penggulungan
mesin ini mencapai 15.000-17.000 rotation per minute. Mesin ring spinning dapat
menghasilkan kualitas benang yang baik untuk proses knitting (rajut) maupun
weaving (tenun). Untuk menghindari berhentinya mesin dalam waktu yang cukup
lama, pada mesin ini biasanya ada beberapa petugas yang khusus ditugaskan
mengambil hasil proses atau droffing.

6. Winding
Mesin ini digunakan untuk memindahkan gulungan bebang dari cop ke cone
sekaligus menghilangkan bagian-bagian benang yang terlalau tebal maupun yang
terlalu tipis dalam panjang/berat tertentu dalam cone atau kelos. Cone bisa berupa
paper cone atau plastic cone untuk kemudian siap di packing atau masuk ke
proses selanjutnya. Mesin winding ini dilengkapi dengan yarn clearer uster
quantum dan loefpe yang dapat menghasilkan benang dengan kualitas terbaik
untuk proses rajut atau tenun.

17
Gambar 2.3. Proses Winding

7. Doubling
Berfungsi untuk merangkap benang, disini benang single diubah menjadi
benang double dan gulungannya dipindah ke bobbin silinder dengan ukuran yang
telah ditentukan. Mesin doubling juga dilengkapi dengan yarn clearer yang
berfungsi agar tidak terjadi penyimpangan dari jumlah benang yang harus di
doubling dan secara otomatis pula berhenti jika benang yang sudah di rangkap
kurang dari dua atau lebih.

8. TFO ( Twofor One Twister)


Di area TFO, benang dari mesin doubling diberi antihan/ twist, gulungannya
dipindahkan kembali ke cone. Mesin TFO dapat menghasilkan produksi dengan
varian twist yang rendah serta ditunjang dengan double winder yang dilengkapi
dengan yarn clearer untuk menunjang kualitas produksi yang baik, yang
fungsinya agar tidak terjadi penyimpangan dari jumlah benag yang harus di
doubling. Benang yang dihasilkan bisa menggunakan paper cone atau plastic cone
untuk kemudian siap packing.
.
9. Packing
Setelah seluruh proses selesai, benang dibawa menuju ruang ultraviolet,
quality control memeriksa kesempurnaan gulungan benang, selanjutnya benang
siap dipacking. Benang di kemas kedalam karung atau dus baik benang single
yang dihasilkan dari mesin winding atau benang double yang dihasilkan dari

18
mesin TFO. Pada proses ini, benang haruis benar-benar dipisahkan menurut jenis
nomornya agar terhindar dari komplain pihak konsumen.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Bahan sintetis adalalah bahan yang diolah secara sintesis yang terbentuk dari
kombinasi dua atau lebih material pembentuknya melalui campuran yang tidak
homogen. Dimana sifat mekanik dari masing masing material pembentuknya
berbeda. Adapun bahan bahan sintetis yaitu terdapat berupa benda yang dipakai
dalam kehidupan sehari hari sebagai contohnya yaitu plastik, kain,
pengawet,pewarna makanan dll. Keuntungan bahan sintetis yaitu antara lain
mudah didapat, tahan lama, harganya relatif murah. Akan tetapi, bahan sintetis
adalah bahan kimia yang sulit terurai dan dengan pemakaian yang tidak
terstandarisasi akan membahayakan kesehatan/keselamatan penggunanya.

3.2. Saran

Sebaiknya penggunaan bahan sintetis tidak terlalu berlebihan

Sebaiknya bahan sintesis di daur ulang untuk mencegah pencemaran

lingkunan.

Sebaiknya menggunakan bahan sintetis yang baik dan terstandar.

Bahan sintetis yang sudah tidak bisa di daur ulang sebaiknya mendapat

penanganan khusus agar tidak merusak lingkungan.

20

Anda mungkin juga menyukai