Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PENYULUHAN DAN PENDATAAN PHBS


UPT. PUSKESMAS JUMAPOLO
TAHUN 2017
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran ,kemampuan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang setinggi tingginya .
Masyarakat di harapkan mampu berperan sebagai pelaku pembangunan
kesehatan dalam menjaga ,memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya
sendiriserta berperan aktifdalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat ( PBHS )yang harus di lakukan oleh setiap
individu,keluarga dan kelompok sangat banyak di mulai dari bangun tidur sampai
dengan tidur lagi.
PHBS adalah merupakan sekumpulan perilaku yang di praktikan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorangatau keluarga
dapat menolong dirinya sendiri dalam mewujudkan kesehatan masyarakat

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Masyarakat Mengetahui tentang PHBS dalam rumah tangga dan pentingnya
hidup ber PBHS
C. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan ,kesadran ,kemauan dan kemampuan masyarakat
agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat berperan serta aktif mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal

D. PESERTA
Peserta Kader dan masyarakat di wilayah kerja puskesmas Jumapolo
E. WAKTU DAN TEMPAT
Pertemuan Penemuan Kasus Risti dan Tindak Lanjutnya (Kelas Ibu Hamil) ini akan
dilaksanakan pada :

1. Tanggal : 26 JULI 2017


2. Waktu : 09.00 WIB s/d Selesai
3. Tempat : Di Balai Desa karangbangun

F. NARASUMBER
1. Sri Subekti

G. SUMBER BIAYA
BOK Tahun 2017.

Karanganyar, 25 Julii 2017

Mengetahui
Kepala UPT. Puskesmas Jumapolo

drg. BAMBANG MULYAWAN


NIP. 196903262003121003
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PENJARINGAN KESEHATAN ANAK SEKOLAH
UPT. PUSKESMAS JATIYOSO
TAHUN 2016
A. LATAR BELAKANG
Anak usia sekolah merupakan sasaran setrategis untuk pelaksanaan program
kesehatan ,selain jumlah yang besar (30%) dari jumlah penduduk ,mereka juga merupakan
sasaran yang mudah di jangkau karena terterorganisir dengan baik.dari beberapa
penelitian di ketahui bahwa sebagian anak SD/MI masih mengalami masalah gizi yang
cukup serius,danprevalensi kecacingan pada cukup tinggi,serta kesehatan gigi dan
kesehatan indera penglihatan dan pendengaran masih di temukan .
Melihat permasalahan di atas ,pelayanan kesehatan di sekolah di utamakan pada upaya
peningkatan kesehatan dalam bentuk promotif dab preventif.
Upaya preventif antara lain kegiatan penjaringan kesehatan ( screnning kesehatan)
Untuk peserta didik.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal
2. Tujuan Khusus
a. Terdeteksinya secara dini masalah kesehatan peserta didik
b. Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta
didik,maupun untuk di jadikan pertimbangan dalam menyusun program
pembinaan kesehatan sekolah
c. Termanfaatkannya data untuk perencanaan,pelaksanaan,pemantauan dan
evaluasi program pembinaan peserta didik.
C. PESERTA
Semua peserta didik dari SD ,SMP ,SMA sederajat
D. WAKTU DAN TEMPAT
4. Tanggal : 16 Juli 2016
5. Waktu : 09.00 WIB s/d Selesai
6. Tempat : Aula Puskesmas Jatiyoso
E. NARASUMBER
TIM Puskesmas Jatiyoso
F. SUMBER BIAYA
BOK Tahun 2016.

Karanganyar, 16 Juli 2016


Mengetahui
Kepala UPT. Puskesmas Jatiyoso

dr. WIDODO SETYO BUDI


NIP. 197703232009021003
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PENYULUHAN HIV /AIDS PADA KELOMPOK RENTAN
UPT. PUSKESMAS JUMAPOLO
TAHUN 2017

A. LATAR BELAKANG
Strategi Penanggulangan HIV /AIDS di tujukan untuk mencegah dan mengurangi
resiko penularan HIV ,meningkatkan kualitas hidup ODHA ,serta mengurangi dampak
sosial dan ekonomi akibat HIV dan AIDS pada individu,keluarga dan masyarakat
menjadi produktif dan bermanfaat untuk pembangunan.Hal ini memerlukan peran
aktif multi pihak baik[pemerintah maupun masyarakat termasuk mereka yang
terinfeksi dan terdampak,sehingga keseluruhan upaya penanggulangan HIV /AIDS
dapat di lalkukan dengan sebaik-baiknya ,yang menyangkut area pencegahan
,pengobatan,mitigasi dampak dan pengembanganlingkungan yang kondusif.
Untuk keberhasilan program pencegahan dan pengobatan di perlukan peran
aktifdari kelompok populasi kunci yaitu:
(1).Orang orang beresiko tertular atau rawan tertular karena perilaku seksual
beresikoyang tidak terlindung,bertukar alat suntik tidak seteri
(2).Orang-orang yang rentan adalah orang yang rentan terhadap HIV seprti buruh
migran,pengungsi an kalangan muda beresiko.
(3).ODHA orang yang sudah trinfeksi HIV.
Dalam memghadapi epidemic HIV di Indonesia perlu di lakukan upaya
pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS Yng lebih
intensif,menyeluruh,terpadu,dan terkoordinasi,untuk menghasilkan program yang
cakupannya tinggi.effektif dan berkelanjutan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan,kelompok resiko tinggi dan kelompok rentan
tertular HIV tentang HIV /AIDS dan penyakit menular seksual
2. Tujuan Khusus
Dengan meningakatnya pengetahuan tentang HIV /AIDS ,Kelompok resiko tinggi
dan kelompok rentan tertular HIV dapat menyebarkan pengetahuan kepada
anggota kelompok yang lain.Sehingga populasi ini secara tidak langsungdapat
berperan secara aktif untuk pencegahan HIV /AIDS.
C. PESERTA
Peserta pertemuan 40 orang yang terdiri dari perangkat desa toma toga dan kader
penderita TB Paru Desa Jumantoro wilayah kerja puskesmas Jumapolo

D. WAKTU DAN TEMPAT


Pertemuan ini akan dilaksanakan pada :

7. Tanggal : 30 Agustus 2017


8. Waktu : 09.00 WIB s/d Selesai
9. Tempat : Di Balai desa Paseban

E. NARASUMBER
a. Sri Subekti
b. Taryadi
F. SUMBER BIAYA
BOK Tahun 2017.

Karanganyar, 30 Agustus 2017


Mengetahui
An. Kepala Puskesmas Jumapolo
Ka. Sub Bag Tata Usaha

Suparno
NIP. 196811101991031013
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PEMBINAAN PELAKSANAAN KEGIATAN UKM
UPT. PUSKESMAS JATIYOSO
TAHUN 2017
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas mempunyai kewenangan untuk melakukan pengelolaan program
Kegiatan nya untuk itu perlu di dukung kemampuan manajemen yang baik .
Manajemen puskesmas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bekerja secara
Sinergik yang meliputi perencanaan ,penggerakan pelaksanaan serta pengendalian
Pengawasan dan penilaian .
Penyelenggaraan program kesehatan memerlukan dukungan lintas program terkait
Agar pelaksanaan program UKM dapat berjalan sesuai dengan semestinya.
Maka pembinaan oleh Kepala Puskesmas dan Penanggung Jawab UKM harus di
Laksanakan secara berkala agar pelaksanaan kegiatan UKM dapat melaksakan
Kegiatan dengan tepat sasaran,metode,pelaporan sehingga hasil kegiatan UKM
Ber kualitas.Pembinaan oleh Kepala Puskesmas dan penanggung jawab UKM di
Lakukan secara berkala :
1.pertemuan UKM merupakan sarana bagi Penanggung Jawab UKM dan Pelaksana
UKM untuk membahas hasil capaian kegiatan UKM dan mengidentifikasi factor
Factor penghambat baik internal maupun eksternal,bagi kegiatan UKM yang tidak
Yang tidak mencapai target,dan mencari alternative solusi sebagai pemecahan
Masalah.
2.Lokakarya bulanan ,merupakan sarana diskusi forum untuk membahas hasil
Pertemuan UKM sebagai bentuk evaluasi sebagai acuan untuk merumuskan atau
mengusulkan kegiatan selanjutnya agar target kegiatan UKM yang telah di tetapakn
Oleh Kepala Puskesmas tercapai.
B. Dasar Hukum
Keputusan mentri kesehatan Republik Indonesia nomor 128/MENKES/SK/II/2004
Tentang kebijakan puskesmas.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Ter selengaranya pembinaanpelaksanaan kegiatan UKM agar hasil kegiatan UKm
mencapai target dan berkualitas serta menjadi acuan untuk perencanaan
kegiatan UKM periode berikutnya.
2. Tujuan Khusus
a. Pembinaan di lakukan untuk mengevaluasi hasil kegiatan dan melakukan
rangkaian proses pemecahan masalah / hambatan.
b. Penyusunan rencana kegiatan UKM untuk perbaikan mutu dan pemecahan
masalah / hambatan.
D. PESERTA
Peserta pelaksanaan kegiatan UKM di lakukaN oleh penanggung Jawab UKM dan di
hadiri oleh pelaksana kegiatan masing-masing UKM
A. UPAYA KESEHATAN ESENSIAL
b. Pelaksana program promkes
c. Pelaksana program kesling
d. Pelaksana program KIA dan KB
e. Pelaksana program gizi
f. Pelaksana program P2P : Immunisasi,kesehatan haji,malaria,TB
Kusta,IMS/HIV,PTM,Survailans,DBD,ISPA,diare,TGC Bencana
g. Binwil

D. WAKTU DAN TEMPAT


Pertemuan pelaksanaan kegiatan UKM akan dilaksanakan pada :
10. Tanggal : 11 April 2016
11. Waktu : 09.00 WIB s/d Selesai
12. Tempat : Di Aula Puskesmas Jatiyoso

E. NARASUMBER
Fitri Wulandari

F. SUMBER BIAYA
BOK Tahun 2017.
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
REFRESHING KADER KESEHATAN
OPD. PUSKESMAS JATIYOSO
TAHUN 2017
A. LATAR BELAKANG
Posyandu merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatanyang di kelola oleh kader dengan sasaran seluruh anggota masyarakat
.Dalam perkembangannya untuk meningkatkan kualitas posyandu,kegiatan di
integrasikan dengan program pengembangan Anak usia dini ( PAUD )dan bina
keluarga balita ( BKB ).
Di samping melaksanakan tugas-tugas pokok posyandu ,kegiatan kader di
posyandu juga di fokuskan pada deteksi dini tumbuh kembang balita.Kader sebagai
pelaksana kegiatan di posyandu perlu terlebih dulu memahami tentang petunjuk
teknis di posyandu dan meningkatkan pengetahuan serta kemampuan kader dalam
melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang balita perlu di lakukan refreshin kader

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan kader posyandu dalam melakukan deyeksi dini
tumbuh kembang balita.
2. Tujuan Khusus
a.Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang deteksi dini tumbuh
kembang pada balita

C. PESERTA
Peserta pertemuan refreshing kader 100 orang dari 9 desa di wilayah kerja
puskesmas Jatiyoso

D. WAKTU DAN TEMPAT


Pertemuan Refreshing Kader kesehatan ini akan dilaksanakan pada :

13. Tanggal : 27 April 2017


14. Waktu : 09.00 WIB s/d Selesai
15. Tempat : Di Aula puskesmas Jatiyoso
E. NARASUMBER
a. Nanik Sri Mulyani Amd Keb.
b. Fitri Wulandari

F. SUMBER BIAYA
BOK Tahun 2017.

Karanganyar, 27 April 2017


Mengetahui
Kepala UPT. Puskesmas Jatiyos

dr. WIDODO SETYO BUD


NIP. 197703232009021003
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
KLAS BUMIL
UPT. PUSKESMAS JATIYOSO
TAHUN 2016
A. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator dalam menentukan
derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal
dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penangananya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insiden) selama kehamilan,
melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari kelahiran hidup) tanpa memperhitungkan
lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Tahun 2012 AKI Jawa Tengah masih
cukup tinggi yaitu sebesar 116,34/100.000 KH (675 kasus) sedikit meningkat
disbanding AKI tahun 2011 sebesar 116,01/100.000 KH (688 kasus). Jumlah kasus
kematian maternal di Jawa Tengah Tahun 2013 sebanyak 688 kasus, dengan jumlah
kelahiran hidup sebanyak 563.135 maka Angka Kematian Ibu Propinsi Jawa Tengah
sebesar118,62/100.000 KH. Tahun 2014 jumlah kasus kematian maternal meningkat
menjadi 711 kasus kematian, dengan jumlah kelahiran hidup sebanyak 561.844 maka
AKI Jawa Tengah menjadi 126,55/100.000 KH. Tahun 2015 jumlah kematian di Jawa
Tengah mengalami penurunan yang cukup signifikan menjadi 619 kematian, dengan
jumlah lahir hidup sebanyak 556.863 maka AKI Jawa Tengah Tahun 2015 sebesar
111,16/100.000 kelahiran hidup. Derajat kesehatan yang baik pada ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir sampai usia balita hanya bisa tercapai jika
terjadi pemenuhan nutrisi dan pemberian pelayanan kesehatan yang berkualitas
sejak terjadinya kehamilan sampai anak berusia lima tahun. Pemenuhan di mulai
sejak ibu dan balita di rumah sampai di pelayanan dasar dan rujukan. Oleh
karenanya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan ibu dan keluarga dalam
kesehatan ibu dan anak serta kompetensi dan kepatuhan petugas dalam
memberikan pelayanan sesuai standar menjadi penting. Pemberdayaan ibu dan
keluarga merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk mengikuti kelas ibu hamil. Kelas ibu hamil adalah
sarana belajar kelompok bagi ibu hamil dalam bentuk tatap muka yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah Persepsi, Sikap dan Perilaku (PSP) ibu
agar dapat menjaga kehamilan, melakukan persiapan persalinan, melaksanakan
perawatan nifas dan bayi baru lahir (neonatus) dengan menggunakan Buku KIA
sebagai acuan. Pada dasarnya penyuluhan kesehatan Ibu dan Anak pada umumnya
masih banyak dilakukan melalui konsultasi per orangan atau kasus per kasus yang
diberikan pada waktu ibu memeriksakan kandungan atau pada waktu kegiatan
posyandu. Namun proses seperti ini memiliki kelemahan antara lain :
o Pengetahuan yang diperoleh hanya batas pada masalah kesehatan yang dialami
saat konsultasi.
o Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang diberikan
kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas saja.
o Tidak adanya rencana kerja sehingga tidak ada pemantauan pembinaan secara
lintas sektor dan program.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut direncanakan metode pembelajaran kelas ibu
hamil. Kegiatan yang direncanakan adalah pembahasan materi Buku KIA dalam
bentuk tatap muka dalam kelompok yang diikuti diskusi dan tukar pengalaman antar
ibu-ibu hamil dan petugas kesehatan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku (ibu dan
suami/keluarga dekat agar memahami kesehatan khususnya kesehatan ibu hamil
sampai persalinan)
2. Tujuan Khusus
a. Terjalin interaksi dan berbagai pengalaman antar peserta (ibu hamil,
suami/keluarga dekat) dengan petugas kesehatan tentang kehamilan ,
perubahan bentuk tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan
kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan
bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit
menular dan akte kelahiran.
b. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil, suami dan
keluarga terdekat.
C. PESERTA
Peserta pertemuan Kelas Ibu Hamilsebanyak 10 orang ibu hamil

D. WAKTU DAN TEMPAT


Pertemuan Penemuan Kasus Risti dan Tindak Lanjutnya (Kelas Ibu Hamil) ini akan
dilaksanakan pada :
I.
16. Tanggal : 18 MEI 2016
17. Waktu : 09.00 WIB s/d Selesai
18. Tempat : Di desa Wonorejo

E. NARASUMBER
a. Nanik Sri Mulyani Amd Keb.
b. Sarmi Amd Keb
F. SUMBER BIAYA
BOK Tahun 2016.

Karanganyar, 18 Mei 2016


Mengetahui
Kepala UPT. Puskesmas Jatiyoso

dr. WIDODO SETYO BUDI


NIP. 197703232009021003
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
KLAS BUMIL
UPT. PUSKESMAS JATIYOSO
TAHUN 2016
A. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator dalam menentukan
derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal
dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penangananya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insiden) selama kehamilan,
melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari kelahiran hidup) tanpa memperhitungkan
lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Tahun 2012 AKI Jawa Tengah masih
cukup tinggi yaitu sebesar 116,34/100.000 KH (675 kasus) sedikit meningkat
disbanding AKI tahun 2011 sebesar 116,01/100.000 KH (688 kasus). Jumlah kasus
kematian maternal di Jawa Tengah Tahun 2013 sebanyak 688 kasus, dengan jumlah
kelahiran hidup sebanyak 563.135 maka Angka Kematian Ibu Propinsi Jawa Tengah
sebesar118,62/100.000 KH. Tahun 2014 jumlah kasus kematian maternal meningkat
menjadi 711 kasus kematian, dengan jumlah kelahiran hidup sebanyak 561.844 maka
AKI Jawa Tengah menjadi 126,55/100.000 KH. Tahun 2015 jumlah kematian di Jawa
Tengah mengalami penurunan yang cukup signifikan menjadi 619 kematian, dengan
jumlah lahir hidup sebanyak 556.863 maka AKI Jawa Tengah Tahun 2015 sebesar
111,16/100.000 kelahiran hidup. Derajat kesehatan yang baik pada ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir sampai usia balita hanya bisa tercapai jika
terjadi pemenuhan nutrisi dan pemberian pelayanan kesehatan yang berkualitas
sejak terjadinya kehamilan sampai anak berusia lima tahun. Pemenuhan di mulai
sejak ibu dan balita di rumah sampai di pelayanan dasar dan rujukan. Oleh
karenanya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan ibu dan keluarga dalam
kesehatan ibu dan anak serta kompetensi dan kepatuhan petugas dalam
memberikan pelayanan sesuai standar menjadi penting. Pemberdayaan ibu dan
keluarga merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk mengikuti kelas ibu hamil. Kelas ibu hamil adalah
sarana belajar kelompok bagi ibu hamil dalam bentuk tatap muka yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah Persepsi, Sikap dan Perilaku (PSP) ibu
agar dapat menjaga kehamilan, melakukan persiapan persalinan, melaksanakan
perawatan nifas dan bayi baru lahir (neonatus) dengan menggunakan Buku KIA
sebagai acuan. Pada dasarnya penyuluhan kesehatan Ibu dan Anak pada umumnya
masih banyak dilakukan melalui konsultasi per orangan atau kasus per kasus yang
diberikan pada waktu ibu memeriksakan kandungan atau pada waktu kegiatan
posyandu. Namun proses seperti ini memiliki kelemahan antara lain :
o Pengetahuan yang diperoleh hanya batas pada masalah kesehatan yang dialami
saat konsultasi.
o Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang diberikan
kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas saja.
o Tidak adanya rencana kerja sehingga tidak ada pemantauan pembinaan secara
lintas sektor dan program.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut direncanakan metode pembelajaran kelas ibu
hamil. Kegiatan yang direncanakan adalah pembahasan materi Buku KIA dalam
bentuk tatap muka dalam kelompok yang diikuti diskusi dan tukar pengalaman antar
ibu-ibu hamil dan petugas kesehatan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku (ibu dan
suami/keluarga dekat agar memahami kesehatan khususnya kesehatan ibu hamil
sampai persalinan)
2. Tujuan Khusus
a. Terjalin interaksi dan berbagai pengalaman antar peserta (ibu hamil,
suami/keluarga dekat) dengan petugas kesehatan tentang kehamilan ,
perubahan bentuk tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan
kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan
bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit
menular dan akte kelahiran.
b. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil, suami dan
keluarga terdekat.
C. PESERTA
Peserta pertemuan Kelas Ibu Hamilsebanyak 10 orang ibu hamil

D. WAKTU DAN TEMPAT


Pertemuan Penemuan Kasus Risti dan Tindak Lanjutnya (Kelas Ibu Hamil) ini akan
dilaksanakan pada :
I.
19. Tanggal : 19 MEI 2016
20. Waktu : 09.00 WIB s/d Selesai
21. Tempat : Di desa Beruk

E. NARASUMBER
a. Nanik Sri Mulyani Amd Keb.
b. Siti Mustafida Amd Keb
F. SUMBER BIAYA
BOK Tahun 2016.

Karanganyar, 19 Mei 2016


Mengetahui
Kepala UPT. Puskesmas Jatiyoso

dr. WIDODO SETYO BUDI


NIP. 197703232009021003
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
KLAS BUMIL
UPT. PUSKESMAS JATIYOSO
TAHUN 2016
A. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator dalam menentukan
derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal
dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penangananya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insiden) selama kehamilan,
melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari kelahiran hidup) tanpa memperhitungkan
lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Tahun 2012 AKI Jawa Tengah masih
cukup tinggi yaitu sebesar 116,34/100.000 KH (675 kasus) sedikit meningkat
disbanding AKI tahun 2011 sebesar 116,01/100.000 KH (688 kasus). Jumlah kasus
kematian maternal di Jawa Tengah Tahun 2013 sebanyak 688 kasus, dengan jumlah
kelahiran hidup sebanyak 563.135 maka Angka Kematian Ibu Propinsi Jawa Tengah
sebesar118,62/100.000 KH. Tahun 2014 jumlah kasus kematian maternal meningkat
menjadi 711 kasus kematian, dengan jumlah kelahiran hidup sebanyak 561.844 maka
AKI Jawa Tengah menjadi 126,55/100.000 KH. Tahun 2015 jumlah kematian di Jawa
Tengah mengalami penurunan yang cukup signifikan menjadi 619 kematian, dengan
jumlah lahir hidup sebanyak 556.863 maka AKI Jawa Tengah Tahun 2015 sebesar
111,16/100.000 kelahiran hidup. Derajat kesehatan yang baik pada ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir sampai usia balita hanya bisa tercapai jika
terjadi pemenuhan nutrisi dan pemberian pelayanan kesehatan yang berkualitas
sejak terjadinya kehamilan sampai anak berusia lima tahun. Pemenuhan di mulai
sejak ibu dan balita di rumah sampai di pelayanan dasar dan rujukan. Oleh
karenanya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan ibu dan keluarga dalam
kesehatan ibu dan anak serta kompetensi dan kepatuhan petugas dalam
memberikan pelayanan sesuai standar menjadi penting. Pemberdayaan ibu dan
keluarga merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk mengikuti kelas ibu hamil. Kelas ibu hamil adalah
sarana belajar kelompok bagi ibu hamil dalam bentuk tatap muka yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah Persepsi, Sikap dan Perilaku (PSP) ibu
agar dapat menjaga kehamilan, melakukan persiapan persalinan, melaksanakan
perawatan nifas dan bayi baru lahir (neonatus) dengan menggunakan Buku KIA
sebagai acuan. Pada dasarnya penyuluhan kesehatan Ibu dan Anak pada umumnya
masih banyak dilakukan melalui konsultasi per orangan atau kasus per kasus yang
diberikan pada waktu ibu memeriksakan kandungan atau pada waktu kegiatan
posyandu. Namun proses seperti ini memiliki kelemahan antara lain :
o Pengetahuan yang diperoleh hanya batas pada masalah kesehatan yang dialami
saat konsultasi.
o Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang diberikan
kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas saja.
o Tidak adanya rencana kerja sehingga tidak ada pemantauan pembinaan secara
lintas sektor dan program.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut direncanakan metode pembelajaran kelas ibu
hamil. Kegiatan yang direncanakan adalah pembahasan materi Buku KIA dalam
bentuk tatap muka dalam kelompok yang diikuti diskusi dan tukar pengalaman antar
ibu-ibu hamil dan petugas kesehatan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku (ibu dan
suami/keluarga dekat agar memahami kesehatan khususnya kesehatan ibu hamil
sampai persalinan)
2. Tujuan Khusus
a. Terjalin interaksi dan berbagai pengalaman antar peserta (ibu hamil,
suami/keluarga dekat) dengan petugas kesehatan tentang kehamilan ,
perubahan bentuk tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan
kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan
bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit
menular dan akte kelahiran.
b. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil, suami dan
keluarga terdekat.
C. PESERTA
Peserta pertemuan Kelas Ibu Hamilsebanyak 10 orang ibu hamil

D. WAKTU DAN TEMPAT


Pertemuan Penemuan Kasus Risti dan Tindak Lanjutnya (Kelas Ibu Hamil) ini akan
dilaksanakan pada :
I.
22. Tanggal : 20 MEI 2016
23. Waktu : 09.00 WIB s/d Selesai
24. Tempat : Di desa Karangsari

E. NARASUMBER
a. Nanik Sri Mulyani Amd Keb.
b. Dian probowati Amd Keb
F. SUMBER BIAYA
BOK Tahun 2016.

Karanganyar, 20 Mei 2016


Mengetahui
Kepala UPT. Puskesmas Jatiyoso

dr. WIDODO SETYO BUDI


NIP. 197703232009021003
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
KLAS BUMIL
UPT. PUSKESMAS JATIYOSO
TAHUN 2016
A. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator dalam menentukan
derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal
dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penangananya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insiden) selama kehamilan,
melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari kelahiran hidup) tanpa memperhitungkan
lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Tahun 2012 AKI Jawa Tengah masih
cukup tinggi yaitu sebesar 116,34/100.000 KH (675 kasus) sedikit meningkat
disbanding AKI tahun 2011 sebesar 116,01/100.000 KH (688 kasus). Jumlah kasus
kematian maternal di Jawa Tengah Tahun 2013 sebanyak 688 kasus, dengan jumlah
kelahiran hidup sebanyak 563.135 maka Angka Kematian Ibu Propinsi Jawa Tengah
sebesar118,62/100.000 KH. Tahun 2014 jumlah kasus kematian maternal meningkat
menjadi 711 kasus kematian, dengan jumlah kelahiran hidup sebanyak 561.844 maka
AKI Jawa Tengah menjadi 126,55/100.000 KH. Tahun 2015 jumlah kematian di Jawa
Tengah mengalami penurunan yang cukup signifikan menjadi 619 kematian, dengan
jumlah lahir hidup sebanyak 556.863 maka AKI Jawa Tengah Tahun 2015 sebesar
111,16/100.000 kelahiran hidup. Derajat kesehatan yang baik pada ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir sampai usia balita hanya bisa tercapai jika
terjadi pemenuhan nutrisi dan pemberian pelayanan kesehatan yang berkualitas
sejak terjadinya kehamilan sampai anak berusia lima tahun. Pemenuhan di mulai
sejak ibu dan balita di rumah sampai di pelayanan dasar dan rujukan. Oleh
karenanya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan ibu dan keluarga dalam
kesehatan ibu dan anak serta kompetensi dan kepatuhan petugas dalam
memberikan pelayanan sesuai standar menjadi penting. Pemberdayaan ibu dan
keluarga merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk mengikuti kelas ibu hamil. Kelas ibu hamil adalah
sarana belajar kelompok bagi ibu hamil dalam bentuk tatap muka yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah Persepsi, Sikap dan Perilaku (PSP) ibu
agar dapat menjaga kehamilan, melakukan persiapan persalinan, melaksanakan
perawatan nifas dan bayi baru lahir (neonatus) dengan menggunakan Buku KIA
sebagai acuan. Pada dasarnya penyuluhan kesehatan Ibu dan Anak pada umumnya
masih banyak dilakukan melalui konsultasi per orangan atau kasus per kasus yang
diberikan pada waktu ibu memeriksakan kandungan atau pada waktu kegiatan
posyandu. Namun proses seperti ini memiliki kelemahan antara lain :
o Pengetahuan yang diperoleh hanya batas pada masalah kesehatan yang dialami
saat konsultasi.
o Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang diberikan
kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas saja.
o Tidak adanya rencana kerja sehingga tidak ada pemantauan pembinaan secara
lintas sektor dan program.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut direncanakan metode pembelajaran kelas ibu
hamil. Kegiatan yang direncanakan adalah pembahasan materi Buku KIA dalam
bentuk tatap muka dalam kelompok yang diikuti diskusi dan tukar pengalaman antar
ibu-ibu hamil dan petugas kesehatan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku (ibu dan
suami/keluarga dekat agar memahami kesehatan khususnya kesehatan ibu hamil
sampai persalinan)
2. Tujuan Khusus
a. Terjalin interaksi dan berbagai pengalaman antar peserta (ibu hamil,
suami/keluarga dekat) dengan petugas kesehatan tentang kehamilan ,
perubahan bentuk tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan
kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan
bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit
menular dan akte kelahiran.
b. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil, suami dan
keluarga terdekat.
C. PESERTA
Peserta pertemuan Kelas Ibu Hamilsebanyak 10 orang ibu hamil

D. WAKTU DAN TEMPAT


Pertemuan Penemuan Kasus Risti dan Tindak Lanjutnya (Kelas Ibu Hamil) ini akan
dilaksanakan pada :
I.
25. Tanggal : 21 MEI 2016
26. Waktu : 09.00 WIB s/d Selesai
27. Tempat : Di desa Wukirsawit

E. NARASUMBER
a. Nanik Sri Mulyani Amd Keb.
b. Yulida Hastiyarini Amd Keb
F. SUMBER BIAYA
BOK Tahun 2016.

Karanganyar, 21 Mei 2016


Mengetahui
Kepala UPT. Puskesmas Jatiyoso

dr. WIDODO SETYO BUDI


NIP. 197703232009021003

Anda mungkin juga menyukai