Anda di halaman 1dari 11

MASA DAN MASALAH

KARYA : TEATER BIJI KOPI

6 BABAK
10 HALAMAN

JAKARTA
BABAK 1

Pemain :

Ayah Rama (Dito) : Fajar


Ibu Rama (Desi) : Vinca
Rama : Iday

Rama, seorang laki-laki yang berasal dari keluarga yang


terbilang kurang harmonis. Setiap hari suasana dirumahnya tidak
bahagia, kedua orangtua nya selalu saja bertengkar, entah apa yang
menjadi penyebab keduanya tidak pernah akur, yang jelas, Rama tidak
betah berada dirumah.

(Di ruang tamu)

Dito : Sudahlah, aku sudah lelah. Istri tidak bisa diuntung!. Mau
kamu apa? Aku sudah memenuhi semua yang kamu minta,
sekarang urus saja semua pekerjaan mu itu!

Desi : Apa kamu bilang? Tidak bisa diuntung? Seenaknya kamu kalau
bicara ya. Aku sudah bantu untuk bekerja, masih berani
bilang aku gak bisa diuntung?

Akhirnya, keluarlah Rama dari kamarnya karna ia sudah tidak tahan


mendengar pertengkaran kedua orangtuanya.

Rama : Stop Mah,Pah! Apa setiap hari Rama harus dengar kalian
bertengkar seperti ini? Rama capek, Assalamualaikum.

Rama memutuskan untuk pergi dari rumahnya, meninggalkan kedua


orangtua nya dengan perasaan sedih, kesal dan kecewa.

BABAK 2

Pemain :

Rama : Iday
Dimas : Abizar

Rama pergi ke rumah salah satu teman nya, Dimas. Ia meminta


izin untuk menginap semalam, bermaksud untuk menenangkan diri karna
ia sudah tidak sanggup mendengar pertengkaran kedua orangtuanya.

(Di Kamar Dimas)

Rama : Assalamualaikum.
Dimas : Waalaikumsalam, wahh ada Rama. Ayo masuk-masuk. Ada apa
tumben kamu datang malam-malam begini?

Rama : Biasa lah Dim, masalah ku besar! Orangtua ku selalu saja


bertengkar, masalah-masalah dikantor selalu berdatangan,
perasaan ku berantakan!

Dimas : Sabar Ram. Hidup didunia ini memang berliku-liku. Kamu


harus menjalankan hidup ini dengan bersyukur

Rama : Kamu tidak tahu apa yang aku rasakan Dim. Sudahlah, sudah
malam, aku sedang malas membahas pembicaraan ini

Dimas : Yasudah, lebih baik sekarang kita tidur. Semoga besok hari
yang lebih baik dari hari ini

BABAK 3

Pemain :

Rama : Iday
Dimas: Abizar
Dito : Fajar
Desi : Vinca

Keesokan harinya, Rama berpamitan dengan Dimas untuk kembali


ke rumahnya dan bersiap-siap pergi ke tempat dia bekerja.

(Di rumah Dimas)

Rama : Saya pamit ya Dim. Terimakasih sudah mengizinkan saya untuk


bermalam disini

Dimas : Sama-sama Ram. Ah tidak apa-apa. Hati-hati di jalan, semoga


masalah mu cepat selesai

Rama : Terimakasih Dim, wassalamualaikum

Dimas : Waalaikumsalam.

Akhirnya Rama pergi meninggalkan rumah Dimas.

Setelah Rama kembali tiba dirumahnya...

(Ruang makan, rumah Rama)

Dito : Tidak ada sarapan dimeja? Kamu tidak becus sebagai seorang
istri! Bangun siang, tidak membuat sarapan!
Desi : Hahahaha, kamu masih nanya sarapan? Memberi istri uang untuk
belanja saja tidak pernah!

Rama yang sudah mendengar pertengkaran orangtuanya pun datang


menghampiri mereka.

Rama : Apa kalian selama pernikahan bertengkar seperti ini? Atas


dasar apa kalian menikah kalau tidak ada rasa sayang
diantara kalian? Saya sudah sangat lelah mendengar
pertengkaran kalian yang tidak ada habisnya. Saya tidak
mendapat kasih sayang sejak saya kecil, saya merasa seperti
bukan anak kalian!

Mendengar ucapan anaknya itu, Dito dan Desi terdiam. Mereka


meng-intropeksi diri mereka masing-masing. Sementara Rama kembali
meninggalkan rumahnya dan berniat pergi ke Klinik Nusa Indah untuk
memeriksa keadaan tubuhnya dan meminta obat penenang kepada dokter
karena akhir-akhir ini Rama merasa kepala nya berat karena masalah.

BABAK 4

Pemain :

Rama : Iday
Hana : Minjay
Suster : Yaya
Pasien 1 : Fatih
Pasien 2 : Fikri
Pasien 3 : Dita (Nenek-nenek) dan Farhani (cucu)

Sesampainya di Klinik...

Rama : Sus, antrian atas nama Rama Dwiraharja.

Suster : Nomor antrian 15 pak, silahkan tunggu disana


[MENGARAHKAN TANGAN KE RUANG TUNGGU]

Rama : 15 sus? Sudah sampai antrian ke berapa sekarang?

Suster : Maaf pak, masih antrian ke sembilan

Rama : Sembilan? Enam orang lagi? Sus, kepala saya sakit,


masalah saya banyak! Dan sekarang saya harus nunggu
antrian 6 orang lagi? Saya mau sekarang juga sus, saya
banyak urusan! [SAMBIL TERIAK DAN MEMBENTAK]

Suster : Memang seperti itu pak. Bapak kalau tidak mau menunggu
silahkan pindah ke rumah sakit lain!
Pasien 1 : Pak, daripada bapak marah-marah lebih baik kita joget
dulu yuk pak! EH PENONTONNN!!!! Joget dulu yukkk!!

[DIIRINGI DENGAN LAGU PROJECT POP: GOYANG DUYU]

Akhirnya Rama mengalah dan beranjak menunggu ruang tunggu dengan


wajah yang kesal.

(Di ruang tunggu)

Rama : Ahhh.. [SAMBIL MEMEGANG KEPALA DAN MENGGIGIT JARI-


JARINYA]

Pasien 1 : Aduh lama sekali yang didalam!

Pasien 2 : Iya lama sekali pasien itu! Tidak tahu ya kita disini
juga sedang sakit!

Mendengar keluhan dari pasien lain membuat Rama semakin kesal dan
tidak sabar untuk masuk ke ruang dokter karna ia harus menyelesaikan
masalah di kantornya.

Rama : AHH!! [TERIAK SAMBIL MEMEGANG KEPALA]

Mendengar teriakan Rama, perempuan didepan nya, Hana, penasaran apa


yang terjadi pada Rama.

Hana : Kamu sakit apa?

Rama : Nanya sama saya?

Hana : Iya. Sakit apa?

Rama : Mana saya tahu. Kalau saya tahu buat apa saya kesini?
[SAMBIL MEMEGANG KEPALA NYA SEPERTI ORANG PUSING]

Suster : Pasien nomor 12

Pasien 3 : Sabar ya nek, sebentar lagi kita masuk

Pasien 2 : Uhuk..Uhuk..Uhuk.. [SAMBIL MEMEGANG DADA]

Rama semakin pusing mendengar suara batuk yang dikeluarkan


oleh pasien di ruang tunggu itu, sementara Hana justru tertawa
mendengarnya.
Rama : Lho? Kok ketawa?

Hana : Maaf..

Rama : Aduh kepala saya semakin sakit ini! [SAMBIL MENGELUS-


ELUS DAHINYA]

Hana : Kamu stress ya?

Rama : Bukan! Saya orang.

Hana : Saya Hana

Rama : Kalau seperti ini terus saya bisa terlambat ke kantor


ini! [SAMBIL MELIHAT JAM DAN MENGGERAK-GERAKAN
KAKINYA]

Hana : Kamu bilang saja dengan orang yang ada di kantor kamu,
kalau sekarang kamu sedang didokter

Rama : Eh! Kantor saya kedatangan tamu penting hari ini! Ya


gak mungkin lah!

Hana : Tapi kesehatan lebih penting

Rama pun diam dan terjadi keheningan diantara mereka.

Suster : Pasien nomor 13

Rama : Nomor 13? Dan saya hampir seharian disini! Sial!

Hana : Kok kamu senang sekali ngomong sial?

Rama : Karna hidup ini memang sial, masalah dimana mana!


Masalah yang satu belum selesai, sudah datang
masalah yang baru! Dan kalau saya gak ke kantor
sekarang, saya akan kehilangan tamu penting!

Hana : Bukan nya semua orang punya masalah?

Rama : Iya tapi tidak seberat saya! [SAMBIL MENDORONG VAS


BUNGA DI MEJA HINGGA JATUH]

Hana : Oh jadi kamu orang yang punya masalah terbesar


didunia ya..

Hana : Saya nomor 14, kita tukaran saja. Saya pakai nomor
kamu, kamu pakai nomor saya.

Rama : Yang benar? Kamu betah nunggu disini lama-lama


Hana : Iya. Saya menikmati kok. Lagipula pasti sinar
matahari didekat lukisan itu bagus [SAMBIL
MENATAP KEARAH LUKISAN DIDINDING]

Suster : Pasien nomor 14

Rama : Saya sus, saya tukeran nomor dengan perempuan itu.


Jadi saya duluan

Suster : Oh begitu, oke pak silahkan masuk

Rama : Sebentar sus, Hana itu sakit apa ya?

Suster : Maaf pak saya tidak bisa memberikan informasi


sembarangan tentang pasien

Rama : Saya tidak akan memberitahu kepada siapapun dok!


Sepertinya dia sehat-sehat saja

Suster : Dari 5 tahun yang lalu, ada virus yang menyerang


indera nya satu persatu. Dari yang lidahnya tidak
bisa merasakan apa-apa, kemudian 3 tahun yang lalu
mata kirinya tidak bisa melihat, disusul satu tahun
kemudian, mata kanan nya tidak bisa melihat juga.
Dan mungkin dalam beberapa bulan kedepan, indera
pendengaran nya akan hilang.

Rama merasa tertampar hatinya setelah mendengar penjelasan


dokter tentang penyakit yang diderita oleh Hana. Rama tersadar,
bahwa bukan hanya dia yang memiliki masalah besar. Ada orang lain
yang memiliki masalah yang lebih besar dan tetap bisa terlihat
seolah-olah baik-baik saja, tetap ceria dan menjalankan hidup
seperti biasanya.

Sakit kepala yang Rama rasakan seolah-olah hilang, dan dia kembali
mendatangi Hana dan membantu Hana yang sekarang ini buta untuk masuk
ke ruang Dokter.

Hana : Kamu tidak jadi masuk ke dalam?

Rama : Saya sudah merasa jauh lebih baik. Ayo, saya bantu
masuk kedalam [SAMBIL MENGGANDENG HANA UNTUK MASUK]

Selama Hana diperiksa..

Rama : Sus, saya boleh minta alamat rumah Hana?

Suster : Boleh pak, Jalan Nusa Raya nomor 36


Rama : Oke terimakasih sus

Rama meninggalkan Klinik itu, dan dia langsung pergi menuju rumahnya.
Ia sadar akan sikapnya selama ini. Ia melupakan kantornya dan
berniat ingin menemui orangtuanya.

BABAK 5

Pemain :

Rama : Iday
Dito : Fajar
Desi : Vinca

Sesampainya dirumah...

Rama : Assalamualaikum

Desi : Waalaikumsalam Rama sayang, duduk nak. Kami ingin bicara

Rama : Ada apa mah?

Dito : Kami sadar atas perbustan kami selama ini dan kami sadar
telah memperlakukan kamu dengan tidak baik. Maafkan kami
nak

Rama : Iya mah, pah, Rama juga minta maaf atas perkataan Rama

Desi : Iya nak, perkataan mu membuat kami sadar. Sekarang ada apa
kamu jam segini sudah pulang kantor?

Rama : Rama tadi pergi ke klinik, bertemu dengan perempuan cantik


yang mempunyai penyakit langka, namanya Hana. Dia baik
hati, ramah dan seolah-olah baik-baik saja padahal dia
punya masalah yang tidak biasa. Sedangkan Rama sering
mengeluh padahal masalah Rama tidak seburuk gadis itu.

Dito : Lalu, apa yang ingin kamu lakukan Nak?

Rama : Rama ingin berterima kasih kepada Hana pah, karena Hana,
Rama menjadi jauh lebih baik sekarang. Rama ingin
memberikan sedikit bantuan untuk Hana, tepatnya untuk
pengobatan Hana. Dia pantas untuk sembuh Pah. Hana orang
yang baik dan Rama tidak ingin terlambat.

Dito : Baiklah, besok kita kesana.


BABAK 6

Pemain :

Rama : Iday
Hana : Minjay
Dito : Fajar
Desi : Vinca
Suster : Yaya
Tetangga Hana : Cici
Ibu Hana : Novia

Keesokan harinya, Dito, Desi, dan Rama pun mendatangi rumah Hana
sesuai alamat yang diberikan suster kemarin.

Rama : Assalamualaikum [SAMBIL MENGETUK PINTU]

Tiga kali ucapan salam Rama tidak mendapatkan jawaban.

Tetangga Hana : Maaf mas, tadi saya lihat Hana pergi ke klinik
dengan Ibunya

Rama : Klinik tempat Hana biasa berobat?

Tetangga Hana : Iya mas

Rama : Ayo mah, pah!

Rama, Dimas dan kedua orangtua Rama bergegas pergi ke klinik tempat
pertama kalinya Rama dan Hana bertemu.

Sesampainya di Klinik...

Rama : Sus, apa ada pasien atas nama Hana?

Suster : Ada mas, dikamar 405

Rama pun segera menuju tempat itu dan berharap tidak terjadi apa-apa
dengan Hana.

Sesampainya Rama dikamar Hana, Rama terkejut melihat Ibu Hana


menangis disamping kasur dimana ada Hana yangs sedang berbaring
tanpa alat medis.
Rama : A...Assalamualaikum bu, Saya Rama Dwiraharja, saya
ingin melamar Hana bu. [SAMBIL MEMEGANG TANGAN IBU
HANA]

Ibu Hana : Ha..Hana sudah meninggal mas

Rama tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Ibunya Hana.
Seorang perempuan yang baru sehari dikenalnya dan bisa membuat Rama
sadar dan berubah, sekarang sudah terbaring tak bernyawa. Sambil
mengucapkan kalimat istirja Rama pun langsung menghampiri Hana
dengan keadaan terpukul dan tak percaya.

Rama : Hanaaa!!! [SAMBIL TERIAK DAN MENANGIS DISAMPING


TEMPAT TIDUR HANA]

Ibu Hana : Sudah nak, ikhlaskan. Hana sudah tidak merasakan


sakit sekarang, dia sudah dipangkuan Tuhan dan pasti
sekarang Hana jauh lebih baik. Siapa nama mu? Saya
baru pertama kali melihat teman laki-laki Hana.
[DENGAN NADA SEDIH DAN MENGELUS-ELUS KEPALA RAMA]

Rama : Saya Rama bu, saya bertemu Hana kemarin diklinik ini.
Saya dan keluarga datang kesini untuk mengucapkan
terima kasih bu, karena Hana sudah membuat saya sadar
akan kehidupan. Terima kasih ibu, terimalah sedikit
pemberian dari kami [SAMBIL MEMBERIKAN BINGKISAN
KEPADA IBU RAMA]

Ibu Hana : Hana memang perempuan yang tidak pernah mengeluh


walaupun ibu tahu penyakitnya tidak bisa disembuhkan.
Dan Hana adalah perempuan yang mandiri dan tidak
merasa terlihat seperti orang yang mempunyai
penyakit besar

Rama pun menutup wajah Hana yang masih terlihat dengan kain putih.

Rama : Terima kasih Hana, kamu mengubah hidupku kurang dari


satu hari dan kami sayang dengan mu Hana. Selamat Jalan..

...
PEMAIN

Rama : Iday
Hana : Minjay
Ibu Rama (Desi) : Vinca
Ayah Rama (Dito) : Fajar
Ibu Hana : Novia
Dimas : Abizar
Suster : Yaya
Pasien 1 (laki-laki) : Fatih
Pasien 2 (kakek-kakek) : Fikri
Pasien 3 (Nenek dan cucu) : Dita (nenek) dan Farhani (cucu)
Tetangga Hana : Cici

CREW

Team Latar dan Peralatan


- ARB - Suci
- Yustira - Abizar
- Izhar

Ps. Pemain yang nganggur atau belum masuk babak nya, boleh bantu di
latar dan peralatan ya.

Team Sound
- Murin
- Diah

Team Costume / Wardrobe


- Murin
- Zahra

Team Make Up
- Vinca
- Yaya

Anda mungkin juga menyukai