Anda di halaman 1dari 15

Laporan Home Visit

DIABETES MELITUS

Oleh :

Amelia Ramadhani

15014101226

Masa KKM 17 Oktober 2016 27 November 2016

Dokter Pembimbing :

dr. Henry M. F. Palandeng, M.Sc

dr. Ronald I. Ottay, M.Kes

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2016
LEMBAR KEGIATAN

HOME VISITE

Dengan judul

DIABETES MELITUS

Oleh:

Amelia Ramadhani

15014101226

Masa KKM 17 Oktober 2016 27 November 2016

Telah dilaksanakan pada Jumat, 28 Oktober 2016

Bertempat di Kelurahan Perkamil Lingkungan VII Kecamatan Paal Dua

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Henry M. F. Palandeng, M.Sc dr. Ronald I. Ottay, M.Kes


BAB I

PENDAHULUAN

Sehat menurut World Health Organisation (WHO) adalah suatu keadaan


sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan. Sedangkan menurut Undang-Undang, kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Kesehatan merupakan bagian penting dari kesejahteraan masyarakat. Kesehatan
juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia disamping sandang, pangan,
dan papan.
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting agar manusia dapat
bertahan hidup dan melakukan aktivitas. Pentingnya kesehatan ini mendorong
pemerintah untuk mendirikan layanan kesehatan, agar masyarakat dapat
mengakses kebutuhan kesehatan. Layanan kesehatan salah satu jenis layanan
publik merupakan ujung tombak dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
Pemerintah mendirikan lembaga kesehatan seperti Puskesmas, Rumah
Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Umum Pusat. Lembaga kesehatan yang
sering diakses oleh masyarakat adalah Puskesmas. Puskesmas memberikan
pelayanan lini pertama pada masyarakat, dan dilanjutkan ke jenjang berikutnya
apabila ada indikasi untuk dirujuk.
Program dokter keluarga merupakan salah satu solusi yang diberikan
pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di tingkat primer.
Pelayanan dokter keluarga diartikan sebagai pelayanan kedokteran yang
menyeluruh yang memusatkan pelayanan kepada keluarga sebagai suatu unit,
yaitu dokter bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh
golongan umur atau jenis kelamin pasien, dan juga tidak boleh organ tubuh atau
jenis penyakit tertentu.
Dokter keluarga merupakan bagian utama dari pelayanan kesehatan
primer. Dokter keluarga merupakan dokter tempat kontak pertama dan
kelanjutannya dengan pasien guna menyelesaikan secara komprehensif dan
terpadu semua masalah sedini dan sedapat mungkin dengan mengutamakan
pencegahan dan pemantauan berkala pada penyakit kronis. Pelayanan yang
disediakan dokter keluarga ialah pelayanan medis tingkat pertama untuk semua
orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu termasuk pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan proteksi khusus
(preventive and specific protection), pemulihan kesehatan (curative), pencegahan
kecacatan (disability limitation) dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation)
dengan memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko legal etika
kedokteran.
Yang dimaksud dengan kunjungan rumah (home visit) adalah kedatangan
petugas kesehatan kerumah pasien untuk lebih mengenal kehidupan pasien dan
atau memberikan pertolongan kedokteran yang dilakukan dirumah pasien
tersebut. Apabila kunjungan dan atau perawatan dirumah dapat dilakukan dengan
sebaik-baiknya, maka akan diperoleh banyak manfaat seperti dapat lebih
meningkatkan pemahaman dokter tentang pasien, dapat lebih meningkatkan
hubungan dokter-pasien, dapat lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan dan
tuntutan kesehatan pasien, dapat lebih meningkatkan kepuasan pasien.
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya. Jika telah berkembang penuh secara klinis, maka
diabetes melitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial,
aterosklerotik dan penyakit vaskular mikroangiopati, dan neuropati. Manifestasi
klinis hiperglikemia biasanya sudah bertahun-tahun mendahului timbulnya
kelainan klinis dari penyakit vaskularnya.
Pada diabetes melitus khususnya tipe 2 terjadi kelainan metabolisme
karena resistensi insulin yang mempengaruhi metabolisme dalam tubuh
diantaranya terjadi perubahan proses produksi dan pembuangan lipoprotein
plasma. Di jaringan lemak terjadi penurunan efek insulin sehingga lipogenesis
berkurang dan lipolisis meningkat. Hal ini akan memicu terjadinya glucotoxicity
disertai lipotoxicity yang menyebabkan terjadinya peningkatan kadar LDL
kolesterol. Dalam keadaan hiperglikemia, oksidasi LDL berlangsung lebih cepat.
Hal ini diakibatkan oleh peningkatan kadar glukosa darah kronis. Pada pasien DM
yang tidak terkontrol, terjadinya glikasi LDL lebih cepat. Struktur LDL pada DM
menjadi termodifikasi; teroksidasi; glikasi; menjadi kecil dan padat sehingga
makin bersifat aterogenik.
LDL merupakan lipoprotein yang berperan dalam pengangkutan fraksi
lemak, terutama kolesterol dari hati menuju ke sel perifer. LDL-kol memiliki inti
hidrofobik mengandung kolesterol ester paling banyak daripada lipoprotein lain.
Peningkatan kadar LDL-kol plasma merupakan penyebab utama pembekuan plak
aterosklerosis terutama dalam bentuk oksidasi LDL.
Resistensi insulin pada DM meningkatkan lipolisis pada jaringan adiposa
sehingga terjadi peningkatan lemak dalam darah termasuk kolesterol dan
trigliserida. Hiperkolestrolemia akan memicu peningkatan LDL-kol dan
penurunan HDL-kol.
Menurut American Diabetes Association bahwa komplikasi diabetes dapat
dicegah, ditunda dan diperlambat dengan mengendalikan kadar gula darah.
Pengelolaan diabetes yang bertujuan untuk mempertahankan kadar gula darah
dalam rentang normal, dapat dilakukan secara nonfarmakologis dan farmakologis.
Pengelolaan nonfarmakologis yang sangat berpengaruh adalah latihan fisik, salah
satunya adalah dengan berlari. Pengelolaan diabetes melitus meliputi empat pillar,
latihan fisik merupakan salah satu dari ke empat pilar tersebut.
BAB II
LAPORAN HOME VISIT

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ibu AL
Tempat/Tanggal lahir : Manado, 24 Oktober 1969
Umur : 47 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tuminting, Jalan Santiago
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Bangsa : Indonesia
Suku : Manado
Status Pernikahan : Menikah
Tanggal Kunjungan : Jumat, 28 Oktober 2016

STRUKTUR KELUARGA / GENOGRAM

Keterangan :

Penderita Anak Pertama Penderita

Suami Penderita Anak Kedua Penderita


C. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Pasien
No. Nama Kedudukan Umur L/P Pekerjaan Ket.
Klinik
Kepala -
1. SB 54 tahun L Buruh Tidak
Keluarga

2. AL Istri 47 tahun P IRT Ya DM

3. WB Anak Pertama 23 tahun L Swasta Tidak -

4. RB Anak Kedua 16 tahun L Pelajar Ya Hipertensi

D. KEADAAN RUMAH DAN LINGKUNGAN

1. Kepemilikan rumah : Rumah Bpk. LS


2. Ukuran rumah : Luas 80 m2
3. Daerah rumah : Agak padat dan halaman kecil
4. Bertingkat/tidak : Ya
5. Ruang tamu : 1 ruang
6. Ruang keluarga : 1 ruang
7. Kamar tidur : 4 ruang tidur
8. Kamar mandi/WC : 2 ruang
9. Dapur : 1 ruang
10. Dinding rumah : Beton
11. Ventilasi rumah : Ada
12. Lantai rumah : Tehel
13. Atap rumah : Seng
14. Sumur/sumber air : Sumur + PAM
15. Sumber/listrik : Perusahaan Listrik Negara (PLN)
16. Tempat Pembuangan sampah : TPS Sementara
17. Jumlah penghuni rumah : 7 orang

E. DENAH RUMAH

KAMAR MANDI

KAMA
R
DAPUR MANDI

RUANG

KAMAR TIDUR II KELUARGA

RUANG TAMU KAMAR TIDUR I

KAMAR TIDUR III

KAMAR TIDUR IV

F. PEMERIKSAAN FISIK UMUM

1. Keadaan Umum : Baik


2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda Vital :
TD :110/70 mmHg
N : 73 x/m
R : 24 x/m
S : 36,5o C
BB : 51 kg
TB : 156 cm
IMT : 20,9 kg/m2
Status Gizi : Normal (WHO Asia)
4. Kulit : Sawo matang, turgor turun (-), ikterik (-), sianosis (-),
pucat (+), venektasi (-), petechie (-), spider nevi (-)
5. Kepala : Bentuk normocephal, luka (-), keriput (-), macula (-),
atrofi m. temporalis (-), papula (-), nodula (-),
kelainan mimic wajah/ bells palsy (-)
6. Mata : Conjunctiva anemi (+/+), Skleraikterik (-/-), pupil
isokor (+/+), reflekkornea (+/+), radang (-),
matacekung (-/-), hiperopia
7. Hidung : Napas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-),
deformitas hidung (-), hiperpigmentasi (-)
8. Mulut : Bibir hiperemis (-), bibir kering (-), lidahkotor (-),
papillidahatrofi(-), tremor (-), gusi berdarah (kadang-
kadang), neoplasma (+)
9. Telinga : Nyeri tekan mastoid (-), secret (-), pendengaran
berkurang (-), cuping telingadalam batas normal
10. Tenggorokan : Tidak dilakukan pemeriksaan
11. Leher : Trakea di tengah, pembesaran kelenjar tiroid (-),
pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)
12. Thoraks : dbn
13. Abdomen : dbn
14. Anggota gerak : dbn

G. PENETAPAN MASALAH PASIEN

1. Riwayat medis
Darah tinggi : disangkal
Sakit gula : ada (sejak + 2 tahun terakhir)
Kolesterol : disangkal
Asam Urat : ada
Alergi obat/makanan/benda : disangkal
Riwayat sesak : disangkal
Riwayat batuk lama : disangkal
Riwayat penyakit jantung : ada
Riwayat penyakit tulang : disangkal

2. Riwayat Penyakit Sekarang:


Penderita mengeluh mengalami penurunan nafsu makan. Penderita juga
mengeluh cepat lemas. Penderita sering buang air kecil pada malam hari.
Juga sangat sering merasa haus. Pasien mengaku sebelumnya gemuk, tapi
sekarang mengalami penurunan berat badan. Penderita telah didiagnosis
menderita Diabetes Melitus tipe 2 dan telah mengkonsumsi obat secara
teratur.
3. Riwayat Pengobatan
Penderita saat ini mendapatkan terapi dengan insulin injeksi.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Hanya penderita yang terkena diabetes melitus.
5. Riwayat Kebiasaan
Penderita tidak mengonsumsi alkhol maupun merokok. Saat ini penderita
aktif mengikuti kegiatan senam di Puskesmas Tuminting.
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Hubungan dengan tetangga dan orang sekitar baik, tidak ada masalah
baik di rumah maupun di masyarakat. Penderita tinggal di kawasan
pemukiman yang cukup padat. Kebutuhan keluarga cukup terpenuhi.
7. Riwayat Gizi
Penderita memiliki berat badan 51 kg, tinggi badan 156 cm, dan indeks
massa tubuh 20,9 kg/m2, sehingga status gizi normal.
8. Diagnosis holistik (biopsikososial)
Personal : Cepat lemas, penurunan nafsu makan
Klinis : Diabetes Melitus tipe 2
Faktor Internal : Tidak ada riwayat genetik
Faktor Perilaku : Pola makan berlebih, pola makan dengan gizi
yang tidak seimbang (karena disesuaikan
dengan pendapatan saat itu).
Psikososial : Penderita sudah menikah dan saat ini tinggal
bersama suami dan kedua anaknya.

H. PATIENT CENTERED MANAGEMENT


1. Dukungan Psikologis
Pasien memerlukan dukungan psikologis mengenai faktor-faktor
yang dapat menimbulkan kepercayaan baik pada diri sendiri maupun
kepada dokternya, antara lain dengan cara :
a. Memberikan perhatian pada penyakit yang dihadapi agar pasien dapat
beristirahat teratur.
b. Memberikan perhatian pada pemecahan masalah yang ada.
c. Memantau kondisi fisik dengan teliti dan berkesinambungan
d. Timbulnya kepercayaan dari pasien, sehingga timbul pula kesadaran
dan kesungguhan untuk mematuhi nasihat-nasihat dari dokter
Pendekatan spiritual, diarahkan untuk lebih mendekatkan diri kepada
Tuhan yang Maha Esa, misalnya dengan rajin ibadah, berdoa dan
memohon hanya kepada Tuhan YME.
Dalam keluarga, isteri pasien telah meninggal dan sekarang tinggal
bersama kedua anaknya. Perhatian dan kepedulian timbal balik antara ayah
dan kedua anaknya harus ditingkatkan, walaupun salah satu anaknya sudah
menikah. Dukungan dan perhatian dari kedua anaknya sangat berarti
dalam peningkatan mutu kehidupan penderita ini.
2. Penentraman Hati
Menentramkan hati diperlukan untuk pasien dengan problem
psikologis antara lain yang disebabkan oleh presepsi yang salah tentang
penyakitnya, kecemasan yang dialami akibat penyakitnya. Apalagi, untuk
penyakit kasus ini Diabetes Melitus tidak dapat disembuhkan dan hanya
bisa dikontrol. Diabetes Melitus adalah salah satu penyakit kronis
sehingga dibutuhkan ketekunan pasien dalam menjalani terapi, baik terapi
farmakologi maupun non farmakologi. Selain itu hal yang penting dalam
terapi Diabetes Melitus dengan pola makan yang sehat dan olahraga yang
cukup. Diharapkan pasien bisa berpikir positif, tidak berprasangka buruk
terhadap penyakitnya, bisa beristirahat teratur dan membangun semangat
hidupnya sehingga bisa mendukung penyembuhan dan meningkatkan
kualitas hidupnya.
3. Penjelasan, Basic Konseling dan Pendidikan bagi Pasien
Memberikan penjelasan kepada penderita tentang penyakit,
hubungannya dengan faktor risiko keturunan, komplikasi dan pengobatan
pada penderita dan keluarga. Hal ini bisa dilakukan melalui konseling
setiap kali pasien kontrol dan melalui homevisit baik oleh dokter maupun
oleh Yankes. Penderita juga diberi penjelasan tentang pentingnya menjaga
pola makanan juga olah raga yang teratur.
4. Menimbulkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada diri sendiri
Dokter perlu menmbulkan rasa percaya dan keyakinan pada diri pasien
bahwa ia bisa melewati berbagai kesulitan dan penderitaanya. Selain itu juga
ditanamkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri mengenai kepatuhan
dalam jadwal kontrol, keteraturan minum obat, diet yang dianjurkan dan hal-hal
yang perlu dihindari serta yang perlu dilakukan.
5. Pengobatan
Medika mentosa dan non medika mentosa dapat diberikan sesuai
dengan indikasinya. Jika terdapat serangan akibat kadar gula yang tinggi
pada pasien dapat diberikan penanganan di puskesmas maupun di rumah
sakit rujukan.
6. Pencegahan dan Promosi Kesehatan
Hal yang tidak boleh terlupakan adalah promosi kesehatan berupa
penyuluhan kesehatan tentang diabetes mellitus dan komplikasinya, faktor
resiko, serta penangannya meliputi perubahan tingkah laku, pola makan,
serta aktivitas fisik yang cukup.
BAB III

PENUTUP

Dokter keluarga merupakan bagian utama dari pelayanan kesehatan


primer. Dokter keluarga merupakan dokter tempat kontak pertama dan
kelanjutannya dengan pasien guna menyelesaikan secara komprehensif dan
terpadu semua masalah sedini dan sedapat mungkin dengan mengutamakan
pencegahan dan pemantauan berkala pada penyakit kronis.

Yang dimaksud dengan kunjungan rumah (home visit) adalah kedatangan


petugas kesehatan kerumah pasien untuk lebih mengenal kehidupan pasien dan
atau memberikan pertolongan kedokteran yang dilakukan dirumah pasien
tersebut. Apabila kunjungan dan atau perawatan dirumah dapat dilakukan dengan
sebaik-baiknya, maka akan diperoleh banyak manfaat seperti dapat lebih
meningkatkan pemahaman dokter tentang pasien, dapat lebih meningkatkan
hubungan dokter-pasien, dapat lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan dan
tuntutan kesehatan pasien, dapat lebih meningkatkan kepuasan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

1. Price, AP. Lorraine, MW. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit. Edisi 6. Volume 2. Jakarta. EGC. 2005
2. PAPDI. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3. Edisi 4. Departemen Ilmu
Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2006.
3. Sherwood, L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta. EGC.
2001.
4. Noviyanti, F. Decroli, E. Sastri, S. Perbedaan Kadar LDL-Kolesterol pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dengan dan tanpa Hipertensi di RS Dr. M.
Djamil Padang Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai