Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................... 1


BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 2
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3 Tujuan Masalah ..................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 4
2.1 Pengertian Bimbingan Konseling ......................................................... 4
2.2 Asas-Asas Bimbingan Konseling.......................................................... 5
2.3 Landasan Bimbingan Konseling ........................................................... 10
BAB III SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 14
3.1 Simpulan ............................................................................................... 14
3.2 Saran ...................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 16

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sejak kurikulum 1975 pelayanan bimbingan dan konseling sudah masuk
dalam jalur pendidikan formal meskipun pada waktu itu bernama layanan
bimbingan dan penyuluhan pendidikan. Akan tetapi, dalam Permen Diknas No.
22/2006 tentang setandar isi, Pelayanan bimbingan dan konseling diletakkan
sebagai bagian dari kurikulum yang isinya dipilah menjadi (a) Kelompok Mata
pelajaran (b) Muatan lokal (c) Materi Pengembangan diri, yang harus disiapkan
oleh bagian bimbingan dan konseling.
Dasar penyelenggaraan bimbingan dan konseling disekolah, bukan semata-
mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan)
atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya
memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseling, agar mampu
mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya
secara optimal, menyangkut aspak fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral
spiritual.
Layanan bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik dalam
pengenalan diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta
memberikan arahan terhadap perkembangan peserta didik; tidak hanya untuk
peserta didik yang bermasalah tetapi untuk seluruh peserta didik. Layanan
bimbingan dan konseling tidak terbatas pada peserta didik tertentu atau yang
perlu dipanggil saja, melainkan untuk seluruh peserta didik.
Dalam keterlaksanaan dan keberhasilan layanan bimbingan dan konseling
tetap mengacu pada beberapa prinsip-prinsip, asas, dan landasan bimbingan dan
konseling. Agar dalam pelayanan bimbingan dan konseling tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan. Dalam memahami tentang apa itu bimbingan dan
konseing tidak cukup terbatas pada pengetiannya saja, melainkan kita juga harus

2
mengerti apa itu prinsip-prinsip, landasan, dan asas bimbingan dan konseling,
agar dalam melakukan suatu bimbingan dan konseling kita sudah paham betul
mengenai prinsip, landasan, dan asas yang tecakup di dalamnya.
Dari latar belakang di atas maka penulis mengambil sebuah judul yaitu
Landasan dan Asas-Asas Bimbingan dan Konseling.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis
menganggap perlunya untuk membahas masalah-masalah yang terkait dengan
landasan dan asas-asas BK. Berikut hal yang menjadi rumusan masalah dalam
makalah ini:
1. Apa pengertian BK?
2. Apa asas-asas BK?
3. Apa saja landasan BK?

1.3 Tujuan Masalah


Permasalahan yang telah penulis sampaikan perlu untuk dibahas secara
cermat agar tujuan dari makalah ini dapat dicapai. Tujuan dalam pembahasan
masalah in disesuaikan dengan rumusan masalah yang membutuhkan
penjelasan dan pembahasan. Berikut tujuan masalah dari makalah ini, yaitu:
1. Menjelaskan pengertian BK
2. Menjelaskan apa saja asas-asas BK
3. Menjelaskan apa saja landasan BK

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bimbingan Konseling


Dalam kehidupan sehari-hari, seiring dengan penyelenggaraan pendidikan
pada umumnya, dan dalam hubungan antara orang yang satu dengan yang lain,
peristiwa bimbingan seringkali terjadi. Orang tua membimbing anaknya, guru
membimbing muridnya baik melalui kegiatan pengajaran ataupun non pengajaran,
serta pemimpin membimbing warganya melalui berbagai media. Peristiwa
bimbingan seperti itu dinyatakan sebagai bimbingan informal yang tujuan, isi dan
aspek-aspek penyelenggaraannya tidak terumuskan dengan nyata. Namun seiring
dengan perkembangan budaya manusia, maka saat ini muncullah bimbingan
formal yang mana tujuan, isi dan aspek penyelenggaraannya terumuskan secara
nyata.
Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat
memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta mendapat
kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu (Frank Parson dalam Erman 2013).
Maksudnya adalah bimbingan merupakan suatu pelayanan atau bantuan yang
diberikan kepada individu untuk memilih dan mempersiapkan diri dalam suatu
kegiatan atau hal, seperti memangku jabatan. Diharapkan dengan adanya
bimbingan maka individu tersebut dapat lebih mantap dalam menentukan suatu
pilihan.
Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Chiskolm dalam Erman (2013, 94)
bahwa bimbingan membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai
informasi tentang dirinya sendiri. Maksudnya adalah dengan adanya dimbingan,
maka individu akan dituntun untuk dapat lebih mengenali dirinya sendiri. Jadi
deangan adanya bimbingan akan membantu individu lebih mengenali apa potensi
yang ada pada dirinya.

4
Lain halnya dengan yang disampaikan oleh Bernard and Fullmer dalam
Erman (2013, 94) yang menyatakan bimbingan adalah segala kegiatan yang
bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu. Realisasi memiliki arti
pembuktian. Jadi maksudnya adalah bimbingan merupakan wadah untuk
membuktikan ataupun memperlihatkan pribadi dari setiap individu.
Berdasarkan ketiga kutipan para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
bimbingan adalah sebuah layanan yang diberikan dengan tujuan memperbaiki diri
individu. Baik itu dalam rangka mempersiapkan diri, menggali potensi diri
ataupun menonjolkan kemampuan diri individu.
Sedangkan pengertian konseling menurut Prayitno dan Erman (2013, 105)
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalu wawancara konseling
oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami
sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi oleh klien.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bimbingan konseling merupakan bantuan atau
pelayanan yang diberikan oleh seseorang untuk membantu menyelesaikan
permasalahan individu lain. Permasalahannya dapat berupa permasalahan internal
maupun eksternal. Permasalahan internal ialah permasalahan yang berhubungan
dengan diri individu itu sendiri, sedangkan permasalahan eksternal ialah
permasalahan yang berasal dari lingkungan sekitar individu.

2.2 Asas Asas Bimbingan Konseling


Dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling di sekolah
hendaknya selalu mengacu kepada asas-asas bimbingan dan diterapkan sesuai
dengan asas-asas bimbingap sebagaian. Asas-asas ini dapat dianggap sebagai
suatu rambu-rambu dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling.
Beberapa asas yang perlu diterapkan dan diingat adalah sebagai berikut:

5
a. Asas Kerahasiaan
Secara khusus layanan bimbingan adalah melayani individu-individu
yang bermasalah. Masih banyak orang yang beranggapan bahwa
mengalami masalah merupakan suatu aib yang harus ditutup-tutupi
sehingga tidak seorangpun (selain diri sendiri) boleh tahu akan adanya
masalah itu. Keadaan seperti ini sangat menghambat pemanfaatan layanan
bimbingan oleh masyarakat (khususnya siswa di sekolah). Jika bimbingan
di sekolah hendak dimanfaatkan secara penuh, masyarakat sekolah perlu
mengetahui bahwa layanan bimbingan harus menerapkan asas-asas
kerahasiaan secara penuh. Dalam hal ini, masalah yang dihadapi seorang
siswa tidak akan diberitahukan kepada orang lain yang tidak
berkepentingan. Segala sesuatu yang disampaikan oleh siswa kepada
penyuluh, misalnya, akan dijaga kerahasiaannya. Demikian juga hal-hal
tyertentu yang dialami oleh siswa (khususnya hal-hal yang bersifat
negative) tidak akan mejadi bahan gunjingan. Asas kerahasiaan
merupakan asas kunci dalam upaya bimbingan dan penyuluhan. Jika asas
ini benar-benar dijalankan maka para penyelenggara BP di sekolah akan
mendapat kepercayaan dari para siswa dan layanan BP akan dimanfaatkan
secara baik oleh siswa. Namun, jika yang terjadi justru sebaliknya, para
penyelanggara BP tidak memperhatikan asas tersebut, maka layanan BP
(khususnya yang benar-benar menyangkut kehidupan siswa) tidak
mempunyai arti lagi bahkan mungkin dijauhi oleh parasiswa.
b. Asas Kesukarelaan
Jika asas kerahasiaan memang benar-benar telah tertanam pada diri
(calon) terbimbing/tersuluh/ atau klien, sangat dapat diharapkan bahwa
mereka yang mengalami masalah akan dengan suka rela membawa
masalahnya itu kepada pembimbing untuk meminta bimbingan.

6
Bagaimana hal nya dengan klien kiriman? Apakah dalam hal ini asas
kesukarelaan dilanggar? Dalam hal ini pembimbing berkewajiban
mengembangkan sikap sukarela pada diri klien itu sehingga klien itu
mampu menghilangkan rasa keterpaksaannya datang kepada pembimbing.
Kesukarelaan tidak hanya dituntut pada diri calon terbimbing, tersuluh
atau klien saja, tetapi juga hendaknya berkembang pada diri pembimbing
atau penyuluh. Penyelenggaraan BP hendaknya mampu menghilangkan
rasa bahwa ke-BP-annya itu merupakan sesuatu yang memaksa diri
mereka. Lebih disukai lagi apabila para petugas itu merasa terpanggil
untuk melaksanakan layanan bimbingan.
c. Asas Keterbukaan
Bimbingan dan penyuluhan yang fisien hanya berlangsung dalam
suuasana keterbukaan, baik yang dibimbing atau yang disuluhi maupun
sipembimbing/ sipenyuluh bersikap terbuka. Keterbukaan ini bukan hanya
sekedar berarti bersedia menerima saran-saran dari luar tetapi, dalam hal
ini penting masing-masing yang bersangkutan bersedia membukakan diri
untuk penyuluhan misalnya, klien diharapkan dapat berbicara sejuur
mugkin dan terbuka tentang dirinya sendiri. Dengan keterbukaan ini
penelaahan masalah serta pengkajian berbagai kekuatan dan kelemahan
klien menjadi mungkin. Perlu diperhatikan bhawa keterbukaan hanya akan
terjadi bila klien tidak lagi mempersoalkan asas kerahasiaan yang
mestinya diterapkan oleh penyuluh. Untuk keterbukaan klien, penyuluh
harus terus menerus membina suasana hubungan penyuluhan sedemikian
rupa sehingga klien yakin bahwa penyuluh juga bersikap terbuka dan
yakin bahwa asas kerahasiaan memang terselenggarakan. Kesukarelaan
klien tentu saja menjadi dasar bagi keterbukaannya.
d. Asas Kekinian
Masalah klien yang langsung ditanggulangi melalui upaya BP ialah
masalah-masalah yang sedang dirahasiakan kini (sekarang), bukan

7
masalah yang sudah lampau, dan juga bukan masalah yang mungkin akan
dialami di masa mendatang. Bila ada hal-hal tertentu yang menyangkut
masa lampau dan/ atau masa dating yang perlu dibahas dalam upaya BP
yang sedang diselenggarakan, pembahasan hal itu hanyalah merupakan
latar belakang/ atau latar depan dari masalah yang diahadapi sekarang.
Yang paling penting adalah : apa yang perlu ditanggulangi sekarang,
sehingga masalah yang dihadapi itu teratasi.
e. Asas Kemandirian
Kemandirian merupakan tujuan dari usaha layanan BP. Dalam
membimbing, pembimbing harus dapat menumbuhkan sifat mandiri dalam
diri orang yang dibimbing agar orang tersebut tidak bergantung pada
orang lain ataupun pembimbing.
f. Asas Kegiatan
Usaha layanan BK tidak berarti apa-apa bila yang dibimbing tidak
melakukan kegiatan yang mencapai tujuan bimbingan. Hasil-hasil tersebut
tidak bias tercapai dengan sendirinya, tetapiharus diraih oleh individu
yang bersangkutan. Para pembimbing seharusnya menimbulkan suasana
sehingga yang dibimbing mampu menyelenggarakan kegiatan yang dituju.
g. Asas Kedinamisan
Usaha BK menghendaki adanya perubahan pada diri orang yang
dibimbing menjadi lebih baik. Perubahan-perubahan itu bukanlah
perubahan yang monoton, melainkan perubahan yang menuju kepada
suatu pembaharuan yang lebih maju.

8
h. Asas Keterpaduan
Layanan BK berusaha memadukan berbagai aspek dari individu yang
dibimbing. Pada dasarnya dalam diri individu memiliki berbagai segi, dan
hal tersebut jika tidak serasi ataupun terpadu akan menimbulkan masalah.
i. Asas Kenormativan
Asas BK hendaknya menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan
BK didasarka pada aturan dan tidak boleh bertentangan dengan nilai yang
ada, yaitu nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
j. Asas Keahlian
Usaha BK perlu dilakukan secara teratur, sistematik, dan dengan
mempergunakan teknik alat yang memadai. Asas keahlian ini akan
menjamin keberhasilan usaha BK, dan selanjutnya keberhasilan usaha BK
akan menaikka kepercayaan masyarakat pada BK.
k. Asas Alih Tangan
Asas ini mengisyaratkan bahwa bila seorang petugas BK sudah
mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu klien, namun
klien masih belum dapat terbantu sebagai mana yang diharapkan, maka
petugas itu mengalih tangankan klien tersebut kepada petugas atau badan
lain yang lebih ahli. Disamping itu asas ini juga menasehatkan agar
petugas BK hanya menangani masalah-masalah klien sesuai dengan
kewenangan petugas yang bersangkutan. Setiap masalah hendaknya
ditangani oleh ahli yang berwenang untuk itu.
l. Asas Tutwuri Handayani
Asas ini menunjuk pada suasana umum yang hendaknya tercipta
dalam rangka hubungan keseluruhan antara pembimbing dan yang
dibimbing. Lebih-lebih di lingkungan sekolah, asas ini makin dirasakan
manfaatnya, dan bahkan perlu dilengkapi dengan ing ngarso sung tulodo,
ing madya mbangun karsa. Asas ini menuntut agar layanan BK tidak
hanya dirasakan adanya pada waktu siswa mengalami masalah dan

9
menghadap pembimbing saja, namun diluar hubungan kerja ke-BP-an pun
hendaknya dirasakan adanya dan manfaatnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa asas-asas bimbingan konseling terdiri dari:
1. Asas Kerahasiaan
2. Asas Kesukarelaan
3. Asas Keterbukaan
4. Asas Kekinian
5. Asas Kemandirian
6. Asas Kegiatan
7. Asas Kedinamisan
8. Asas Keterpaduan
9. Asas Kenormativan
10. Asas Keahlian
11. Asas Alih Tangan
12. Asas Tutwuri Handayani

2.3 Landasan Bimbingan Konseling


Membicarakan tentang landasan dalam bimbingan dan konseling pada
dasarnya tidak jauh berbeda dengan landasan-landasan yang biasa diterapkan
dalam pendidikan, seperti landasan dalam pengembangan kurikulum, landasan
pendidikan non formal atau pun landasan pendidikan secara umum. Landasan
dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan faktor-faktor yang
harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku
pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling. Ibarat
sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu membutuhkan
fundasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak memiliki
fundasi yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan ambruk.
Demikian pula, dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak didasari
oleh fundasi atau landasan yang kokoh akan mengakibatkan kehancuran terhadap

10
layanan bimbingan dan konseling itu sendiri dan yang menjadi taruhannya adalah
siswa-siswi.
Menurut Nelly landasan bimbingan konseling terdiri dari:
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan
arahan dan pemahaman khususnya bagi guru pembimbing dalam
melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih
bisa dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis.
2. Landasan Psikologis
Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan
pemahaman bagi guru tentang perilaku siswa-siswi. Untuk
kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi yang
perlu dikuasai oleh konselor adalah tentang : (a) motif dan motivasi;
(b) pembawaan dan lingkungan, (c) perkembangan individu; (d)
belajar; dan (e) kepribadian.
3. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional
yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori
maupun prakteknya. Pengetahuan tentang bimbingan dan konseling
disusun secara logis dan sistematis dengan menggunakan berbagai
metode, seperti: pengamatan, wawancara, analisis dokumen, prosedur
tes, inventory atau analisis laboratoris yang dituangkan dalam bentuk
laporan penelitian, buku teks dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.
Sedangkan menurut Prayitno dan Erman (2013, 137-180) landasan bimbingan
konseling adalah sebagai berikut:
1. Landasan Filosofis
Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi serangkaian kegiatan
atau tindakan yang semuanya diharapkan merupakan tindakan yang
bijaksana. Untuk itu perlu pemikiran filosofis tentang berbagai hal

11
yang yang bersangkut paut dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
Pemahaman dan pemikiran filosofis menjadi alat yang bermanfaat
bagi pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya dan bagi
konselor membantu dalam memahami situasi konseling dan dalam
membantu membuat keputusan yang tepat.
2. Landasan Religius
Landasan religius bagi layanan bimbingan konseling perlu
ditekankan tiga hal pokok, yaitu:
a) Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta
adalah makhluk Tuhan
b) Sikap yang mendorong perkembangan dan
perikehidupan manusia berjalan ke arah dan sesuai
dengan kaidah-kaidah agama
c) Upaya yang memungkinkan berkembang dan
dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat
budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi)
serta kemasyarakatan yang sesuai dan meneguhkan
kehidupan beragama untuk membantu perkembangan
dan pemecahan masalah individu
3. Landasan Psikologis
Landasan psikologis dalam bimbingan dan konseling berarti
memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi
sasaran layanan (klien). Hal ini sangat penting karena bidang garapan
bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien,yaitu tingkah laku
klien yang perlu diubah atau dikembangkan apabila ia hendak
mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya atau ingin mencapai
tujuan-tujuan yang dikehendakinya.

12
4. Landasan Sosial Budaya
Karakteristik sosial budaya masyarakat yang majemuk tidak dapat
diabaikan dalam perencanaan dan penyelenggaraan bimbingan dan
konseling. Pelayanan bimbingan dan konseling yang bertujuan
mengembangkan kemampuan dan meningkatkan mutu kehidupan serta
martabat manusia Indonesia harus berakar pada budaya bangsa
Indonesia sendiri.
5. Landasan Ilmiah dan Teknologis
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan
professional yang mrmiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang
menyangkut teori-teorinya, pelaksanaan kegiatannya, maupun
pengembangan-pengembangan pelayanan itu secara berkelanjutan.
6. Landasan Pedagogis
Pendidikan ditinjau sebagai landasan bimbingan konseling dari
tiga sisi, yaitu pendidikan sebagai upaya pengembangan manusia dan
bimbingan merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan,
pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling, dan
pendidikan lebih lanjut sebagai tinjauan pelayanan bimbingan dan
konseling.
Berdasarkan dua kutipan tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
landasan bimbingan konseling terdiri dari:
1. Landasan Filosofis
2. Landasan Psikologis
3. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
4. Landasan Religius
5. Landasan Pedagogis
6. Landasan Sosial Budaya

13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan
Penulis telah menjelaskan secara rinci poin-poin yang terdapat pada makalah
ini. Penulis menyertakan kutipan para ahli untuk meyakinkan pembaca tentang
pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam makalah ini. Kutipan-kutipan penulis
ambil baik dari buku ataupun jurnal online. Mulai dari pengertian, asas-asas, dan
landasan Bimbingan Konseling. Berdasarkan dari penjelasan tersebut, maka
penulis menyimpulkan sebagai berikut.
1. Bimbingan konseling merupakan bantuan atau pelayanan yang diberikan
oleh seseorang untuk membantu menyelesaikan permasalahan individu
lain.
2. Asas-asas bimbingan konseling terdiri dari:
a. Asas Kerahasiaan
b. Asas Kesukarelaan
c. Asas Keterbukaan
d. Asas Kekinian
e. Asas Kemandirian
f. Asas Kegiatan
g. Asas Kedinamisan
h. Asas Keterpaduan
i. Asas Kenormativan
j. Asas Keahlian
k. Asas Alih Tangan
l. Asas Tutwuri Handayani
3. Landasan bimbingan konseling terdiri dari:
a. Landasan Filosofis
b. Landasan Psikologis

14
c. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
d. Landasan Religius
e. Landasan Pedagogis
f. Landasan Sosial Budaya

3.2 Saran
Berdasarkan pada pembahasan sebelumnya pada makalah ini, penulis
merekomendasikan beberapa hal untuk para pembaca ataupun penulis berikutnya.
Hal ini dimaksudkan untuk menjadikan makalah ini dapat terus berlanjut dan
dapat terus dikembangkan. Dan yang paling penting adalah supaya makalah ini
dapat berguna untuk para pembaca yang memerlukannya. Berikut adalah saran
tentang masalah yang penulis rasa cocok untuk dibahas oleh penulis berikutnya.
1. Hubungan antara landasan BK dengan Pancasila
2. Pentingnya mengetahui asas dan landasan BK
3. Dampak dari tidak diterapkannya asas dan landasan BK terhadap
perkembangan bangsa

15
DAFTAR PUSTAKA

Ketut, Dewa. 1993. PROSES BIMBINGAN DAN PENYULUHAN. Jakarta: Rineka


Cipta
Nurmelly, Nelly. LANDASAN LAYANAN BIMBINGAN DAN
KONSELING DI SEKOLAH. Widyaiswara Madya Balai Diklat
Keagamaan Palembang.
Prayitno, dkk. 2013. DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING. Jakarta:
Pusat Perbukuan DEPDIKNAS

16

Anda mungkin juga menyukai