1
BAB I
PENDAHULUAN
2
mengerti apa itu prinsip-prinsip, landasan, dan asas bimbingan dan konseling,
agar dalam melakukan suatu bimbingan dan konseling kita sudah paham betul
mengenai prinsip, landasan, dan asas yang tecakup di dalamnya.
Dari latar belakang di atas maka penulis mengambil sebuah judul yaitu
Landasan dan Asas-Asas Bimbingan dan Konseling.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Lain halnya dengan yang disampaikan oleh Bernard and Fullmer dalam
Erman (2013, 94) yang menyatakan bimbingan adalah segala kegiatan yang
bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu. Realisasi memiliki arti
pembuktian. Jadi maksudnya adalah bimbingan merupakan wadah untuk
membuktikan ataupun memperlihatkan pribadi dari setiap individu.
Berdasarkan ketiga kutipan para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
bimbingan adalah sebuah layanan yang diberikan dengan tujuan memperbaiki diri
individu. Baik itu dalam rangka mempersiapkan diri, menggali potensi diri
ataupun menonjolkan kemampuan diri individu.
Sedangkan pengertian konseling menurut Prayitno dan Erman (2013, 105)
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalu wawancara konseling
oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami
sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi oleh klien.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bimbingan konseling merupakan bantuan atau
pelayanan yang diberikan oleh seseorang untuk membantu menyelesaikan
permasalahan individu lain. Permasalahannya dapat berupa permasalahan internal
maupun eksternal. Permasalahan internal ialah permasalahan yang berhubungan
dengan diri individu itu sendiri, sedangkan permasalahan eksternal ialah
permasalahan yang berasal dari lingkungan sekitar individu.
5
a. Asas Kerahasiaan
Secara khusus layanan bimbingan adalah melayani individu-individu
yang bermasalah. Masih banyak orang yang beranggapan bahwa
mengalami masalah merupakan suatu aib yang harus ditutup-tutupi
sehingga tidak seorangpun (selain diri sendiri) boleh tahu akan adanya
masalah itu. Keadaan seperti ini sangat menghambat pemanfaatan layanan
bimbingan oleh masyarakat (khususnya siswa di sekolah). Jika bimbingan
di sekolah hendak dimanfaatkan secara penuh, masyarakat sekolah perlu
mengetahui bahwa layanan bimbingan harus menerapkan asas-asas
kerahasiaan secara penuh. Dalam hal ini, masalah yang dihadapi seorang
siswa tidak akan diberitahukan kepada orang lain yang tidak
berkepentingan. Segala sesuatu yang disampaikan oleh siswa kepada
penyuluh, misalnya, akan dijaga kerahasiaannya. Demikian juga hal-hal
tyertentu yang dialami oleh siswa (khususnya hal-hal yang bersifat
negative) tidak akan mejadi bahan gunjingan. Asas kerahasiaan
merupakan asas kunci dalam upaya bimbingan dan penyuluhan. Jika asas
ini benar-benar dijalankan maka para penyelenggara BP di sekolah akan
mendapat kepercayaan dari para siswa dan layanan BP akan dimanfaatkan
secara baik oleh siswa. Namun, jika yang terjadi justru sebaliknya, para
penyelanggara BP tidak memperhatikan asas tersebut, maka layanan BP
(khususnya yang benar-benar menyangkut kehidupan siswa) tidak
mempunyai arti lagi bahkan mungkin dijauhi oleh parasiswa.
b. Asas Kesukarelaan
Jika asas kerahasiaan memang benar-benar telah tertanam pada diri
(calon) terbimbing/tersuluh/ atau klien, sangat dapat diharapkan bahwa
mereka yang mengalami masalah akan dengan suka rela membawa
masalahnya itu kepada pembimbing untuk meminta bimbingan.
6
Bagaimana hal nya dengan klien kiriman? Apakah dalam hal ini asas
kesukarelaan dilanggar? Dalam hal ini pembimbing berkewajiban
mengembangkan sikap sukarela pada diri klien itu sehingga klien itu
mampu menghilangkan rasa keterpaksaannya datang kepada pembimbing.
Kesukarelaan tidak hanya dituntut pada diri calon terbimbing, tersuluh
atau klien saja, tetapi juga hendaknya berkembang pada diri pembimbing
atau penyuluh. Penyelenggaraan BP hendaknya mampu menghilangkan
rasa bahwa ke-BP-annya itu merupakan sesuatu yang memaksa diri
mereka. Lebih disukai lagi apabila para petugas itu merasa terpanggil
untuk melaksanakan layanan bimbingan.
c. Asas Keterbukaan
Bimbingan dan penyuluhan yang fisien hanya berlangsung dalam
suuasana keterbukaan, baik yang dibimbing atau yang disuluhi maupun
sipembimbing/ sipenyuluh bersikap terbuka. Keterbukaan ini bukan hanya
sekedar berarti bersedia menerima saran-saran dari luar tetapi, dalam hal
ini penting masing-masing yang bersangkutan bersedia membukakan diri
untuk penyuluhan misalnya, klien diharapkan dapat berbicara sejuur
mugkin dan terbuka tentang dirinya sendiri. Dengan keterbukaan ini
penelaahan masalah serta pengkajian berbagai kekuatan dan kelemahan
klien menjadi mungkin. Perlu diperhatikan bhawa keterbukaan hanya akan
terjadi bila klien tidak lagi mempersoalkan asas kerahasiaan yang
mestinya diterapkan oleh penyuluh. Untuk keterbukaan klien, penyuluh
harus terus menerus membina suasana hubungan penyuluhan sedemikian
rupa sehingga klien yakin bahwa penyuluh juga bersikap terbuka dan
yakin bahwa asas kerahasiaan memang terselenggarakan. Kesukarelaan
klien tentu saja menjadi dasar bagi keterbukaannya.
d. Asas Kekinian
Masalah klien yang langsung ditanggulangi melalui upaya BP ialah
masalah-masalah yang sedang dirahasiakan kini (sekarang), bukan
7
masalah yang sudah lampau, dan juga bukan masalah yang mungkin akan
dialami di masa mendatang. Bila ada hal-hal tertentu yang menyangkut
masa lampau dan/ atau masa dating yang perlu dibahas dalam upaya BP
yang sedang diselenggarakan, pembahasan hal itu hanyalah merupakan
latar belakang/ atau latar depan dari masalah yang diahadapi sekarang.
Yang paling penting adalah : apa yang perlu ditanggulangi sekarang,
sehingga masalah yang dihadapi itu teratasi.
e. Asas Kemandirian
Kemandirian merupakan tujuan dari usaha layanan BP. Dalam
membimbing, pembimbing harus dapat menumbuhkan sifat mandiri dalam
diri orang yang dibimbing agar orang tersebut tidak bergantung pada
orang lain ataupun pembimbing.
f. Asas Kegiatan
Usaha layanan BK tidak berarti apa-apa bila yang dibimbing tidak
melakukan kegiatan yang mencapai tujuan bimbingan. Hasil-hasil tersebut
tidak bias tercapai dengan sendirinya, tetapiharus diraih oleh individu
yang bersangkutan. Para pembimbing seharusnya menimbulkan suasana
sehingga yang dibimbing mampu menyelenggarakan kegiatan yang dituju.
g. Asas Kedinamisan
Usaha BK menghendaki adanya perubahan pada diri orang yang
dibimbing menjadi lebih baik. Perubahan-perubahan itu bukanlah
perubahan yang monoton, melainkan perubahan yang menuju kepada
suatu pembaharuan yang lebih maju.
8
h. Asas Keterpaduan
Layanan BK berusaha memadukan berbagai aspek dari individu yang
dibimbing. Pada dasarnya dalam diri individu memiliki berbagai segi, dan
hal tersebut jika tidak serasi ataupun terpadu akan menimbulkan masalah.
i. Asas Kenormativan
Asas BK hendaknya menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan
BK didasarka pada aturan dan tidak boleh bertentangan dengan nilai yang
ada, yaitu nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
j. Asas Keahlian
Usaha BK perlu dilakukan secara teratur, sistematik, dan dengan
mempergunakan teknik alat yang memadai. Asas keahlian ini akan
menjamin keberhasilan usaha BK, dan selanjutnya keberhasilan usaha BK
akan menaikka kepercayaan masyarakat pada BK.
k. Asas Alih Tangan
Asas ini mengisyaratkan bahwa bila seorang petugas BK sudah
mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu klien, namun
klien masih belum dapat terbantu sebagai mana yang diharapkan, maka
petugas itu mengalih tangankan klien tersebut kepada petugas atau badan
lain yang lebih ahli. Disamping itu asas ini juga menasehatkan agar
petugas BK hanya menangani masalah-masalah klien sesuai dengan
kewenangan petugas yang bersangkutan. Setiap masalah hendaknya
ditangani oleh ahli yang berwenang untuk itu.
l. Asas Tutwuri Handayani
Asas ini menunjuk pada suasana umum yang hendaknya tercipta
dalam rangka hubungan keseluruhan antara pembimbing dan yang
dibimbing. Lebih-lebih di lingkungan sekolah, asas ini makin dirasakan
manfaatnya, dan bahkan perlu dilengkapi dengan ing ngarso sung tulodo,
ing madya mbangun karsa. Asas ini menuntut agar layanan BK tidak
hanya dirasakan adanya pada waktu siswa mengalami masalah dan
9
menghadap pembimbing saja, namun diluar hubungan kerja ke-BP-an pun
hendaknya dirasakan adanya dan manfaatnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa asas-asas bimbingan konseling terdiri dari:
1. Asas Kerahasiaan
2. Asas Kesukarelaan
3. Asas Keterbukaan
4. Asas Kekinian
5. Asas Kemandirian
6. Asas Kegiatan
7. Asas Kedinamisan
8. Asas Keterpaduan
9. Asas Kenormativan
10. Asas Keahlian
11. Asas Alih Tangan
12. Asas Tutwuri Handayani
10
layanan bimbingan dan konseling itu sendiri dan yang menjadi taruhannya adalah
siswa-siswi.
Menurut Nelly landasan bimbingan konseling terdiri dari:
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan
arahan dan pemahaman khususnya bagi guru pembimbing dalam
melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih
bisa dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis.
2. Landasan Psikologis
Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan
pemahaman bagi guru tentang perilaku siswa-siswi. Untuk
kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi yang
perlu dikuasai oleh konselor adalah tentang : (a) motif dan motivasi;
(b) pembawaan dan lingkungan, (c) perkembangan individu; (d)
belajar; dan (e) kepribadian.
3. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional
yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori
maupun prakteknya. Pengetahuan tentang bimbingan dan konseling
disusun secara logis dan sistematis dengan menggunakan berbagai
metode, seperti: pengamatan, wawancara, analisis dokumen, prosedur
tes, inventory atau analisis laboratoris yang dituangkan dalam bentuk
laporan penelitian, buku teks dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.
Sedangkan menurut Prayitno dan Erman (2013, 137-180) landasan bimbingan
konseling adalah sebagai berikut:
1. Landasan Filosofis
Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi serangkaian kegiatan
atau tindakan yang semuanya diharapkan merupakan tindakan yang
bijaksana. Untuk itu perlu pemikiran filosofis tentang berbagai hal
11
yang yang bersangkut paut dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
Pemahaman dan pemikiran filosofis menjadi alat yang bermanfaat
bagi pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya dan bagi
konselor membantu dalam memahami situasi konseling dan dalam
membantu membuat keputusan yang tepat.
2. Landasan Religius
Landasan religius bagi layanan bimbingan konseling perlu
ditekankan tiga hal pokok, yaitu:
a) Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta
adalah makhluk Tuhan
b) Sikap yang mendorong perkembangan dan
perikehidupan manusia berjalan ke arah dan sesuai
dengan kaidah-kaidah agama
c) Upaya yang memungkinkan berkembang dan
dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat
budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi)
serta kemasyarakatan yang sesuai dan meneguhkan
kehidupan beragama untuk membantu perkembangan
dan pemecahan masalah individu
3. Landasan Psikologis
Landasan psikologis dalam bimbingan dan konseling berarti
memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi
sasaran layanan (klien). Hal ini sangat penting karena bidang garapan
bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien,yaitu tingkah laku
klien yang perlu diubah atau dikembangkan apabila ia hendak
mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya atau ingin mencapai
tujuan-tujuan yang dikehendakinya.
12
4. Landasan Sosial Budaya
Karakteristik sosial budaya masyarakat yang majemuk tidak dapat
diabaikan dalam perencanaan dan penyelenggaraan bimbingan dan
konseling. Pelayanan bimbingan dan konseling yang bertujuan
mengembangkan kemampuan dan meningkatkan mutu kehidupan serta
martabat manusia Indonesia harus berakar pada budaya bangsa
Indonesia sendiri.
5. Landasan Ilmiah dan Teknologis
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan
professional yang mrmiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang
menyangkut teori-teorinya, pelaksanaan kegiatannya, maupun
pengembangan-pengembangan pelayanan itu secara berkelanjutan.
6. Landasan Pedagogis
Pendidikan ditinjau sebagai landasan bimbingan konseling dari
tiga sisi, yaitu pendidikan sebagai upaya pengembangan manusia dan
bimbingan merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan,
pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling, dan
pendidikan lebih lanjut sebagai tinjauan pelayanan bimbingan dan
konseling.
Berdasarkan dua kutipan tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
landasan bimbingan konseling terdiri dari:
1. Landasan Filosofis
2. Landasan Psikologis
3. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
4. Landasan Religius
5. Landasan Pedagogis
6. Landasan Sosial Budaya
13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Penulis telah menjelaskan secara rinci poin-poin yang terdapat pada makalah
ini. Penulis menyertakan kutipan para ahli untuk meyakinkan pembaca tentang
pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam makalah ini. Kutipan-kutipan penulis
ambil baik dari buku ataupun jurnal online. Mulai dari pengertian, asas-asas, dan
landasan Bimbingan Konseling. Berdasarkan dari penjelasan tersebut, maka
penulis menyimpulkan sebagai berikut.
1. Bimbingan konseling merupakan bantuan atau pelayanan yang diberikan
oleh seseorang untuk membantu menyelesaikan permasalahan individu
lain.
2. Asas-asas bimbingan konseling terdiri dari:
a. Asas Kerahasiaan
b. Asas Kesukarelaan
c. Asas Keterbukaan
d. Asas Kekinian
e. Asas Kemandirian
f. Asas Kegiatan
g. Asas Kedinamisan
h. Asas Keterpaduan
i. Asas Kenormativan
j. Asas Keahlian
k. Asas Alih Tangan
l. Asas Tutwuri Handayani
3. Landasan bimbingan konseling terdiri dari:
a. Landasan Filosofis
b. Landasan Psikologis
14
c. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
d. Landasan Religius
e. Landasan Pedagogis
f. Landasan Sosial Budaya
3.2 Saran
Berdasarkan pada pembahasan sebelumnya pada makalah ini, penulis
merekomendasikan beberapa hal untuk para pembaca ataupun penulis berikutnya.
Hal ini dimaksudkan untuk menjadikan makalah ini dapat terus berlanjut dan
dapat terus dikembangkan. Dan yang paling penting adalah supaya makalah ini
dapat berguna untuk para pembaca yang memerlukannya. Berikut adalah saran
tentang masalah yang penulis rasa cocok untuk dibahas oleh penulis berikutnya.
1. Hubungan antara landasan BK dengan Pancasila
2. Pentingnya mengetahui asas dan landasan BK
3. Dampak dari tidak diterapkannya asas dan landasan BK terhadap
perkembangan bangsa
15
DAFTAR PUSTAKA
16