PENDAHULUAN
bermotor, trauma olahraga, jatuh dan kekerasaan atau perkelahian. Fraktur mandibula
merupakan salah satu fraktur tulang wajah dengan fraktur yang lain. Fraktur
compound, greenstick, comminuted, patologis, multiple dan kompleks, tetapi ada juga
dan alveolaris.
yang menonjol. Mandibula sering menjadi sasaran pukulan dan benturan. Daerah
antara ramus dan corpus) dan daerah mentalis. Fraktur kondilus mandibula meliputi
26-40% dari seluruh fraktur mandibula. Letak kondilus mandibula yang untik pada
temporomandibular joint membuat fraktur pada daerah tersebut susah dikenali dan
terkadang penanganannya tidak tepat. Komplikasi yang sering terjadi akibat fraktur
(konservatif) dan metode terbuka (bedah). Saat ini pilihan perawatan fraktur kondilus
TINJAUAN PUSTAKA
(penggabungan). Dua bagian tersebut adalah corpus dan ramus. Daerah yang
menyangga gigi dikenal sebagai korpus dan bagian ujungnya yang mengarah ke
atas disebut ramus. Pertautan keduanya disebut sudut mandibula atau angulus
koronoid dan posterior disebut kondilus. Prosesus alveolaris atau bagian yang
menentukan bentuk wajah bawah, dasar rongga mulut dan menyangga gigi-gigi
bawah dan lidah (Harty, F.J 1995). Prosesus kondilus lebih tebal daripada koronoid,
dan terdiri dari dua bagian, kondilus, dan bagian terpenting yang mendukung bagian
dari depan ke belakang dan dari sisi ke sisi, serta memanjang lebih jauh ke posterior
daripada permukaan anterior. Pada ujung lateral dari kondilus tuberkulum kecil
Mandibula adalah tulang rahang bawah pada manusia dan berfungsi sebagai
tempat melekatnya gigi geligi . Mandibula berhubungan dengan basis kranii dengan
adanya temporo-mandibular joint dan disangga oleh otot otot mengunyah. Mandibula
terdiri dari korpus berbentuk tapal kuda dan sepasang ramus. Korpus mandibula
bertemu dengan ramus masing masing sisi pada angulus mandibula (Gambar 1). Pada
permukaan luar digaris tengah korpus mandibula terdapat sebuah rigio yang
menunjukkan garis fusi dari kedua belahan selama perkembangan, yaitu simfisis
mandibula. Foramen mental dapat dilihat di bawah gigi premolar kedua, dari lubang
ini keluar N. alveolaris inferior. Mandibula dipersarafi oleh saraf mandibular, alveolar
inferior, pleksus dental inferior dan nervus mentalis (Gambar 2). Sistem vaskularisasi
pada mandibula dilakukan oleh arteri maksilari interna, arteri alveolar inferior, dan
berorigo atau berinsersio pada mandibula ini. Otot tersebut adalah otot elevator, otot
2.2 DEFINISI
A. Fraktur
Fraktur adalah putusnya kontinuitas tulang, tulang epifisis atau tulang rawan
dimana tulang retak, pecah, atau patah, baik tulang maupun tulang rawan. Bentuk dari
patah tulang bisa hanya retakan saja, sampai hancur berkeping-keping. Penyebab
fraktur adalah trauma, misalnya kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian,
menurut Trott et al., (1995) penyebab utama dari fraktur adalah kecelakaan kendaraan
B. Fraktur Kondilus
Fraktur condilus dapat terjadi secara intracapsul, tetapi lebih sering terjadi
secara ekstracapsul, dengan atau tanpa dislokasi kepala kondilus. Fraktur pada daerah
Jenis dan arah kekuatan trauma sangat membantu diagnosis. Obyek yang
menyebabkan fraktur juga mempengaruhi jenis dan banyaknya fraktur, apabila obyeknya
besar maka dapat menyebabkan fraktur lebih dari satu lokasi dan sebaliknya bila kecil akan
meyebabkan satu jenis fraktur karena kekuatan impaknya hanya terkonsentrasi pada satu
lokasi.
pergerakan abnormal pada rahang dan rasa yang sakit jika menggerakkan
rahang.
pada penderita.
3. Krepitasi berupa suara pada saat pemeriksaan akibat pergeseran dari ujung
4. Laserasi yang terjadi pada daerah gusi, mukosa mulut dan daerah sekitar
fraktur.
Gangguan jalan nafas pada fraktur mandibula juga dapat terjadi akibat
edema pada jaringan lunak. Jika terjadi obtruksi hebat saluran nafas harus segera
dilakukan tracheostomy.Selain itu juga dapat terjadi parasthesi pada satu sisi bibir
bawah, pada gusi atau pada gigi dimana terjadi kerusakan pada nervus alveolaris
inferior.2
2.6 DIAGNOSIS
2.6.1 Anamnesa4
trauma. Posisi waktu kejadian merupakan informasi yang penting sehingga dapat
menggambarkan tipe fraktur yang terjadi. Bila trauma tidak ada maka kemungkian
fraktur patologis tetap perlu dipikirkan. Riwayat penderita harus dilengkapi apakah
mengetahui harus jelas dan terarah, sehingga diperoleh informasi menganai; keadaan
kardiovaskuler maupun sistem respirasi, apakah penderita merupakan penderita
diabetes, atau penderita dengan terapi steroid yang lama maupun meminum obat-obat
lain, alergi terhadap obat, makan atau minum terakhir dengan penggunaan obat-obat
anestesi.
Apakah pasien memiliki masalah visual seperti penglihatan ganda atau kabur ?
menurun?
fraktur.
laserasi jaringan lunak dan bisa terlihat jelas deformasi dari tulang mandibula.
Jika terjadi perpindahan tempat dari fragmen-fragmen itu pasien tidak bisa
menutup gigi geligi anterior, dan mulut menggantung kendur dan terbuka.
Pasien sering kelihatan menyangga rahang bawah dengan tangan. Dapat pula
fraktur, demikian pula terjadinya perubahan kontur dan krepitasi tulang. Jika
fraktur mengenai saraf mandibula maka bibir bawah akan mengalami parastesi.
Setiap serpihan gigi yang patah harus dikeluarkan dari dalam mulut. Sulkus
bukal diperiksa adanya ekimosis dan kemudian sulkus lingual. Dengan hati-hati
dilakukan palpasi pada daerah yang dicurigai fraktur, ibu jari serta telunjuk
ditempatkan di kedua sisi dan ditekan untuk menunjukkan mobilitas yang tidak wajar
pembengkaan, nyeri tekan, dan maloklusi. Patahnya gigi, adanya gap, tidak ratanya
gigi, tidak simetrisnya arcus dentalis, adanya laserasi intra oral, gigi yang longgar dan
untuk mengetahui pola fraktur yang terjadi. Setiap pemeriksaan radiologis diharapkan
menghasilkan kualitas gambar yang meliputi area yang dicermati yaitu daerah
mungkin mengalami distorsi, hal ini bisa dicapai dengan proyeksi yang dekat (film
dan sumber x-ray sedekat mungkin dengan obyek) dan densitas serta kontras gambar
foto optimal (diatur dari mA dan kVp serta waktu penyinaran dan proses
pencuciannya). Evaluasi radiografis pada mandibula mencakup foto polos, scan dan
pemeriksaan panoramik. Tapi pemeriksaan yang baik, yang dapat menunjukkan lokasi
serta luas fraktur adalah dengan CT Scan Pemeriksaan panoramik juga dapat
dilakukan, hanya saja diperlukan kerja sama antara pasien dan fasilitas pemeriksaan
yang memadai.
Gambar 9: CT Scan koronal menunjukkan fraktur mandibular
melihat secara detail area TMJ, simfisis dan gigi / daerah proses alveolar.
memvisualisasikan.
Radiografi panoramik dan CT scan membantu memastikan lokasi fraktur, tingkat dan
derajat dan arah dari pergeseran tempat dan keberadaannya dihubungkan dengan injuri.
Semua informasi adalah untuk melengkapi perkembangan rencana perawatan yang tepat
untuk pasien. CT scan menghasilkan gambar axial dan coronal yang cukup jelas secara
anatomi. CT scan juga dapat memberi informasi tentang fraktur intercapsuler.