Anda di halaman 1dari 3

5.

1 Pembahasan
Praktikum kali ini praktikan akan membahas mengenai kalibrasi mesin
penanam benih. Kalbrasi mesin merupakan hal yang harus dilakukan sebelum
melakukan suatu penanaman benih, kalibrasi ini bertujuan untuk mendapatkan
perhitungan mengenai jumah benih yang dibutuhkan untuk suatu lahan, jarak
benih yang baik antar barisan sehingga pelaksanaan penanaman akan diperkirakan
sehingga penanaman lebih maksimal. Biasanya hasil kalibrasi ini dinyatakan
dalam jarak antar barisan dan jarak tanaman dalam barisan. Pengenalan dasar
mesin penanam ini dimaksudkan untuk mengetahui cara kerja dari mesin tersebut
serta cara mengatur dan mengaplikasikan bagian-bagian yang terdapat pada mesin
tersebut. Alat penanam benih berfungsi untuk meletakkan benih yang akan
ditanam pada kedalaman, jumlah tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar
alat penanam dapat menutup benih dengan tanah.
Mesin penanam benih yang digunakan pada saat praktikum merupakan mesin
penanam berjenis tipe drill dengan jenis pengeluaran benih berbentuk horizontal
feed, memiliki jenis tabung penyalur berbentuk spiral serta memiliki jenis alat
pembuat alurnya adalah disk. Mesin ini memiliki jenis alat penutup benihnya
dengan jenis drag chain. Jenis benih yang dapat ditanam menggunakan menis ini
adalah biji-bijian. Bagian terpenting dari mesin ini adalah seed matering device
(SDM), tabung penyalur (seed tube), alat pembuat alur (furrow opener), dan alat
penutup alur (seed coveting device). SDM mmeiliki fungsi sebagai pembagi benih
dalam jumlah tertentu sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh pertumbuhan
tanaman.
Hal pertama yang dilakukan pada pelaksanaan praktikum adalah melakukan
pengukuran terhadap dimensi yang ada pada mesin tersebut. Hasil yang diperoleh
adalah diameter seed box sebesar 22,6 cm, diameter roda penggerak sebesar 37
cm, jarak antar tabung sebesar 686 cm dan jumlah lubang piringan benih
sebanyak 20 lubang. Hal yang harus diamati ketika melakukan kalibrasi adalah
jumlah putaran seedbox untuk setiap 10 putaran roda dan jumlah butir benih
pupuk yang keluar dalam 10 putaran. Hasil dari praktikum kali ini adalah putaran
piring sebesar 1,75 dengan nilai viabilitas benih sebesar 80%, daya tumbuh
sebesar 90% dan daya benih sebesar 98%. Selain itu praktikan juga mendapatkan
hasil untuk 3 kali percobaan, hasil pertama untuk 10gr benih terdapat 132 butir
benih, hasil kedua yaitu 26gr benih terdapat 128 butir benih dan hasil ketiga 28gr
terdapat 136 butir benih. Dari hasil tersebut praktikan dapat melakukan
perhitungan, hasil dari perhitungan dengan presentasi skid sebesar 0% adalah nilai
JAB sebesar 0,010571428 lalu nilai KB sebesar 156,696,5937 selain itu nilai LP
sebesar 22,513 dengan fraksi sebesar 11,55.
Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan praktikum adalah tidak semua
praktikan ikut melakukan kalibrasi, selain itu roda pada mesin yang sedikit berat
sehingga sedikit susah untuk memutar roda dengan tangan karena proses kalibrasi
dilakukan secara manual tidak menggunakan traktor.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil praktikum pengolahan tanah pertama
dan kedua dengan traktor poros ganda adalah :
1. Kecepatan yang berbeda dengan saat dikalibrasi bisa terjadi karena transmisi
mesin penanam benih berhubungan dengan roda penggerak, sehingga
kecepatan traktor akan berpengaruh langsung terhadap jarak antar benih
2. Mesin pemupuk yang telah dikalibrasi tidak akan terjadi perubahan pada
jarak antar benih saat dilakukan dilapangan, namun hal tersebut bergantung
pada kecepatan laju traktor
3. Alat penanam benih berfungsi untuk meletakkan benih yang akan ditanam
pada kedalaman, jumlah tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar alat
penanam dapat menutup benih dengan tanah
4. Bagian terpenting dari mesin ini adalah seed matering device (SDM), tabung
penyalur (seed tube), alat pembuat alur (furrow opener), dan alat penutup alur
(seed coveting device).

Anda mungkin juga menyukai