Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Kepemimpinan
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2.Rumusan Masalah
1
1.3.Tujuan Penulisan
1.4.Manfaat Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Definisi Kepemimpinan
3
2.2.Teori Kepemimpinan
1. Teori sifat (traits theory), teori ini melihat dari sudut pandang bahwa
kepemimpinan itu untuk berhasilnya seorang pemimpin itu harus memiliki
sifat-sifat tertentu, cirri-ciri atau perangai tertentu. Seorang pemimpin akan
berhasil apabila ia memiliki sifat-sifat, ciri-ciri, perangai tersebut.
Berdasarkan asumsi ini maka lalu dicarikan sifat-sifat yang umum yang harus
dimiliki seorang pemimpin agar berhasil efektif. Sifat tersebuta dijadikan
pedoman untuk mengembangkan kepemimpinan.
2. Teori lingkungan (environmental theory), teori ini berpendapat bahwa
munculnya pemimpin itu karena keadaan, tempat dan waktu atau pemimpin-
pemimpin lahir karena situasi dan kondisi yang memungkinkan atau kodusif
untuk itu. Teori ini memperhitungkan faktor situasi dan kondisi disebut juga
teori serba situasi. Kebangkitan dan kejatuhan seorang pemimpin itu
dikarenakan oleh situasi dan kondisi, apabila ia menguasai situasi dan kondisi
maka ia akan dapat menjadi pemimpin.
3. Teori pribadi dan situasi (personal-situational theory), teori ini berusaha
menjelaskan kepemimpinan sebagai akibat dari seperangkat kekuatan yang
tunggal. Teori ini pada dasarnya mengakui bahwa kepemimpinan merupakan
produk dari terkaitnya tiga faktor: a). perangai (sifat-sifat) pribadi dari
pemimpin; b). sifat dari kelompok dan anggota-anggotanya; dan c). kejadian-
kejadian atau masalah-masalah yang dihadapi oleh kelompok. Kepemimpinan
harus dipandang sebagai hubungan diantara orang-orang dan bukannya ciri-
4
ciri atau sifat-sifat dari seseorang individu yang terisolir. Jelas di sini bahwa
sifat-sifat atau ciri-ciri seseorang saja belum memungkinkan ia berkembang
menjadi pemimpin. Sifat-sifat atau ciri-ciri itu masih harus dikaitkan dengan
situasi dan kondisi. Seorang pemimpin akan berhasil jika pada waktu lahir
memiliki bakat-bakat atau sifat-sifat kepemimpinan yang kemudian
dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman.
4. Teori interaksi dan harapan (interaction-expectation theory), teori ini
mendasarkan diri pada variabel-variabel: aksi, reaksi, interaksi dan perasaan.
Seorang pemimpin menggerakkan pengikut dengan harapan-harapan bahwa ia
akan berhasil, ia akan mencapai tujuan organisasi, ia akan mendapat
keuntungan, penghargaan dan sebagainya. Demikian pula pengikut-pengikut
mereka mengikuti pemimpin dengan harapan-harapan seperti harpan si
pemimpin tadi oleh karena itu aksi-aksi si pemimpin harus berisi sesuai
dengan harapan untuk kemudian ditanggapi dengan reaksi, sehingga dengan
demikian terjadilah interaksi yang disertai dengan perasaan-perasaan tertentu.
Interaksi tersebut diusahakan dapat memenuhi harapan-harapan bersama.
5
pandangan, gagasan atau ide tersebut memang konstruktif untuk
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh si pemimpin.
2. Kestabilan (Stability). Seorang pemimpin yang sukses
digambarkan memiliki keuletan dan kestabilan emosi. Pemimpin
mempunyai kepercayaan diri dan dapat mengendalikan diri dan
selalu ingin mengetahui terhadap banyak hal yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugasnya.
3. Keterbukaan (Openness). Seorang pemimpin bersifat terbuka
dalam arti dapat diajak diskusi dan jujur atau fair play dalam
segala urusan, bijaksana dalam pengambilan keputusan dan
terbuka terhadap kritik dan saran.
4. Teguh Pendirian (Firmness). Seorang pemimpin yang berhasil
menunjukkan kemahiran dalam menilai situasi dan kondisi
secara keseluruhan, tajam dalam memilih dan membedakan fakta
dan cermat dan realistik dalam pengambilan kesimpulan dan
tidak mudah berubah dalam pendirian.
5. Kesungguhan (Serious Mindsetness). Seorang pemimpin
mempunyai kesungguhan dalam arti keseriusan dalam
pelaksanaan tugas untuk kemajuan organisasi yang dipimpinnya
dimasa datang. Dia berpegang pada tugasnya, belajar serta
menarik pengalaman dengan sebaik-baiknya terhadap kondisi
saat ini untuk memperbaikinya dimasa depan serta
mempersiapkan dengan sebaik-baiknya bawahan dalam
pelaksanaan tugas.
6
2.4.Gaya Kepemimpinan
7
3. Unsur Tujuan: Kepemimpinan itu akan terarah kalau ada tujuan yang hendak
dicapai. Tujuan ini merupakan sasaran akhir dari sebuah kepemimpinan. Ke
arah mana kelompok atau organisasi itu hendak di bawa atau digerakan unsur
tujuan inilah yang menentukannya. Karena itu jika organisasi ingin berjalan
dengan baik maka factor pertama yang harus ditanyakan oleh sang pemimpin
ialah apa yang penting bagi organisasi saat ini. Dari pertanyaan ini kelompok
akan digerakan untuk mencapai target yang hendak dicapai.
8
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
9
3.2.Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
11