Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Hari, Tanggal : Kamis, 10 Desember 2015

Biokimia Umum Waktu : 08.00-11.00 WIB


PJP : Puspa Puspita Julistia, M.Sc
Asisten : Ayu Syafitri
Maftuchin S.

PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH

Kelompok 13
Agus Zulhemi (C14140053)
Alfi Amalia (C14140003)
Desy Rahmatia (C14140066)
Randi Nurmansyah (C14140024)

DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PENDAHULUAN

Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,


hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat
adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang di
konsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses
oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk
menjalankan berbagai fungsi-fungsinya. Molekul karbohidrat terdiri atas atom-
atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Jumlah atom hidrogen dan oksigen
merupakan perbandingan 2:1 seperti pada molekul air. Karbohidrat mempunyai
rumus umum Cn(H2O)n. Jumlah monomernya, karbohidarat digolongkan menjadi
tiga jenis yaitu monosakarida, oligosakaraida, dan polisakarida (Winarno 2008).
Monosakarida adalah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya
hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan
cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat. Contoh dari
monosakarida yang banyak di dalam tubuh adalah glukosa, fruktosa dan
galaktosa. Pada praktikum ini diamati dua jenis monosakarida yaitu glukosa dan
fruktosa. Glukosa adalah suatu dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar
cahaya terpolarisasi ke arah kanan. (Arisman 2011).
Disakarida yang akan dibahas adalah disakarida yang banyak ditemukan
yaitu maltosa, laktosa, sukrosa dan sellobiosa. Maltosa tidak ditemukan bebas di
alam. Maltosa didapat bila pati atau amilum glikogen dihidrolisis secara
enzimatis. Maltosa bersifat pereduksi dan akan positif dengan uji fehling, karena
gugus fungsionalnya masih ada. Laktosa ditemukan bebas terutama pada susu.
Karena itu disebut juga gula susu. Laktosa dihidrolisis oleh laktosa menghasilkan
galaktosa dan glukosa bebas. Sukrosa disintesis oleh jaringan tumbuhan yang
berkloroflas melalui proses fotosintesis, tidak ditemukan pada jaringan hewan.
Sukrosa bersifat pereduksi karena tidak memiliki gugus fungsional sehingga
digolongkan sebagai bukan gula pereduksi. Molekul sukrosa memiliki stabilitas
tinggi karena mengalami jalur transportasi yang amat panjang. Polisakarida yang
akan dibahas adalah pati. Pati atau amilum memiliki monomer yaitu D-a-glukosa
dengan submonomer maltosa. Pati banyak ditemukan di alam. Karena disintesis
oleh ribuan macam tumbuhan (Arisman 2011).
Glukosa adalah salah satu monosakarida sederhana yang mempunyai rumus
molekul C6H12O6. Kata glukosa diambil dari bahasa Yunani yaitu Glukus yang
berarti manis, karena memang nyata bahwa glukosa mempunyai rasa manis.
Nama lain dari glukosa antara lain dekstrosa, D-glukosa, atau gula buah karena
glukosa banyak terdapat pada buah- buahan. Glukosa merupakan suatu
aldoheksosa yang mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah
kanan. Dalam biologi, glukosa memegang pernan yang sangat penting, antara lain
sebagai sumber energi dan intermediet metabolisme. Struktur Glukosa adalah
monosakarida dengan rumus C6H12O6, dengan lima gugus hidroksi tersusun
spesifik pada enam atom karbon. Penyusunan struktur gloksa yang demikian
dinamakan proyeksi Fische (Wihardikusuma 2008). Praktikum kali ini bertujuan
untuk menentukan kadar gula pereduksi (glukosa) dalam darah dengan metode
spektofotometri, dapat melakukan pemisahan atau isolasi suatu makromolekul
polisakarida dalam jaringan hewan, dan dapat mengamati perbedaan hidrolisis
glikogen oleh enzim dan oleh asam mineral.
METODE PRATIKUM

Waktu dan Tempat


Praktikum ke dua belas ini dilakukan pada hari Kamis, 10 Desember 2015
bertempat di laboraturium departemen Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah tabung reaksi, gelas
piala, labu erlenmeyer, pipet Mohr, pipet tetes, bulp, penangas air, kertas saring,
corong kaca, tabung Folin Wu dan spektronik-20. Sedangkan bahan yang
digunakan adalah darah ayam, larutan kupritartrat alkalis, larutan fosfomolibdat,
larutan standar glukosa, larutan H2SO4 0,67 N, larutan Na-wolframat 10% dan
akuades.

Prosedur Kerja
Alat dan bahan yang akan dipraktikumkan disiapkan. Pertama, dimasukkan
1 ml darah ke dalam Erlenmeyer kecil, lalu ditambah 7 ml akuades, 1 ml Na-
wolframat 10%, dan 1 ml H2SO4 0,67 N tetes demi tetes. Semua larutan tersebut
dicampurkan baik-baik, dibiarkan selama 10 menit setelah itu disaring dengan
kertas saring dan disiapkan 3 tabung reaksi. Ketiga tabung diisi dengan campuran
yang berbeda-beda. Tabung pertama merupakan sampel, diisi dengan 1 ml filtrat
dan 1 ml kupritartrat. Ada empat sampel yang dibuat dalam percobaan ini. Tabung
kedua adalah standar glukosa yang nantinya digunakan dalam perhitungan kadar
glukosa darah, diisi dengan 1 ml standar glukosa dan 1 ml kupritartrat. Tabung
ketiga disebut juga blanko yang diisi dengan 1 ml akuades dan 1 ml kupritartrat.
Ketiga macam tabung dipanaskan dalam air mendidih selama 8 menit tepat.
Kemudian didinginkan, lalu diencerkan dengan 7 ml akuades. Larutan ditambah 1
ml fosfomolibdat pada saat akan dibaca intensitas warnanya pada panjang
gelombang 660 nm dengan spektronik-20.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut merupakan hasil pengujian kadar glukosa dalam darah ayam.


Tabel 1. Penentuan Glukosa Darah dengan Metode Folin Wu
Absorbansi
Bahan Absorbansi Terkoreksi [glukosa] mg/ml
Terukur
Blanko 0.025 A 0A -
Standar 0.790 A 0.765 A 0.1
0.038 A 0.013 A 0.052
Sampel
0.033 A 0.008 A 0,045
Metode Folin Wu adalah metode yang digunakan untuk membuat suatu
filtrat darah bebas protein dengan pengendapan protein oleh pembentukkan asam
tungstat. Endapan yang terjadi dapat diakibatkan karena adanya kombinasi anion
asam dengan bentuk kationik dari protein. Metode Folin Wu ini memiliki
kelebihan diantaranya yaitu hanya membutuhkan dua pelarut untuk menfiltrat
darah serta filtrat yang terbetuk lebih netral dan proses filtrat berlangsung dengan
cepat. Prinsip dari penggunaan metode ini adalah ion kupri akan direduksi oleh
gula dalam darah menjadi kupro dan mengendap menjadi Cu2O (Suharso 2008).
Penentuan kadar glukosa dalam darah dapat dilakukan dengan
menambahkan beberapa lauratan yang berfungsi dalam penetuan reaksi yang
berlangsung. Larutan-larutan yang digunakan adalah Na-wolframat, H2SO4, dan
fosfomolibdat. Na-wolframat yang ditambahkan pada darah dalam penentuan
kadar glukosa darah berfungsi untuk mengendapkan albumin yang terlarut dalam
air. Penambahan larutan ini dilakukan karena melihat albumin sebagai protein
yang mudah larut dalam air. Larutan H2SO4 memiliki fungsi yaitu bersifat
katalisator yang dapat mempercepat reaksi pengendapan albumin oleh Na-
wolframat. Selain itu juga larutan ini berfungsi menciptakan suasana asam karena
reaksi dengan fosfomolibdat yang terjadi pada suasana asam. Sedangkan untuk
larutan fosfomolibdat sendiri berfungsi untuk melarutkan Cu2O dan merubah
warna larutan menjadi biru tua dengan adanya oksidasi dari Mo.
Glukosa yang terkandung dalam darah dapat dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaranya adalah berlebihan dalam mengkonsumsi makanan bergula.
Mengkonsumsi makanan bergula yang berlebihan dapat meningkatkan kadar
glukosa dalam darah, sehingga dapat menyebabkan penyakit diabetes. Kurangnya
aktivitas secara fisik misalnya olahraga, dapat juga menumpuk glukosa dalam
darah. Untuk itu olahraga sangat dibutuhkan untuk dapat mengubah kadar glukosa
dalam darah menjadi energi. Selain itu juga glukosa dalam darah dapat dipegruhi
karena stress, karena adanya kinerja adrenalin sebagai gula darah akan tidak
stabil. Sehingga dapat menyebabkan hormone insulin sush dalam menstabilkan
gula darah. Kurang tidur dan usia juga dapat menyebakan atau mempengaruhi
kadar gula dalam darah (Adnan 2013).
Pengukuran penetuan kadar glukosa dalam darah selain diukur
menggunakan metode Folin Wu dapat juga digunakan metode glukosa-oksidasi.
Prinsip dari pengukuran atau pemeriksaan dengan menggunakan metode ini yaitu
glukosa diukur setelah oksidasi enzimatik dengan adanya glukosa oksidase.
Hidrogen peroksida yang bereaksi dengan phenol dan 4-amniophenozone dapat
membentuk suatu zat warna merah violet quinoneimine sebagai indikator (Lestari
2013).
Darah terdiri dari cairan dan sel-sel darah. Fungsi darah antara lain yaitu
sebagai absorbs dan transportasi nutrient dari saluran pencernaan ke jaringan,
transport oksigen kedan dari jaringan, mengangkut sisa metabolisme, transportasi
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan pengaturan kandungan air
pada jaringan tubuh (Wijiastuti et al 2013). Menurut Sturki (1976) dalam
Wijiastuti et al (2013), darah juga berperan penting dalam menjaga temperatur
tubuh (Sturki, 1976). Di dalam darah terdapat serum protein merupakan salah satu
dari tiga jenis protein di dalam tubuh yang terbentuk dari asam amino berupa
larutan koloidal di dalam plasma darah. Fungsi protein plasma dalam serum
adalah sebagaii pengangkut, imunitas dan buffer. Total protein plasma dalam
darah sekitar 7,2 - 8 g/dl atau sekitar 7% dari volume darah keseluruhan dengan
berbagai kegunaan. Beberapa contohnya yaitu sirkulasi molekul lipid, hormon,
vitamin dan zat besi; pengangkutan enzim, komponen komplemen, protease
inhibitor dan kinin precursor; dan regulasi aktivitas baik fungsional non seluler
dalam sistem kekebalan (Anonim, 2003).
Penyakit diabetes mellitus yang dikenal masyarakat sebagai penyakit
kencing manis terjadi pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula
(glukosa) dalam darah akibat kekurangan insulin atau reseptor insulin tidak
berfungsi baik. Insulin adalah hormon yang diproduksi sel beta di pankreas,
sebuah kelenjar yang terletak di belakang lambung, yang berfungsi mengatur
metabolisme glukosa menjadi energi serta mengubah kelebihan glukosa menjadi
glikogen yang disimpan di dalam hati dan otot. Tidak keluarnya insulin dari
kelenjar pankreas penderita DM tipe 1 bisa disebabkan oleh reaksi autoimun
berupa serangan antibodi terhadap sel beta pankreas. Pada penderita DM tipe 2,
insulin yang ada tidak bekerja dengan baik karena reseptor insulin pada sel
berkurang atau berubah struktur sehingga hanya sedikit glukosa yang berhasil
masuk sel. Akibatnya, sel mengalami kekurangan glukosa, di sisi lain glukosa
menumpuk dalam darah. Kondisi ini dalam jangka panjang akan merusak
pembuluh darah dan menimbulkan berbagai komplikasi. Bagi penderita diabetes
melitus yang sudah bertahun-tahun minum obat modern seringkali mengalami
efek yang negatif untuk organ tubuh lain ( Suriani N 2012).
Hubungan peningkatan kadar glukosa darah pada penderita diabetes
mellitus terhadap kadar trigliserida yang menyebabkab hypertriglyceridemia.
Diabetes mellitus merupakan golongan penyakit kronis yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia) dalam darah sebagai akibat adanya
gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu
memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Keadaan hiperglikemia
yang kronik disertai kelainan metabolik, yang diakibatkan oleh gangguan
hormonal dapat mengakibatkan komplikasi pada mata seperti katarak, ginjal, saraf
dan pembuluh darah (Ekawati ER 2012).
Penyakit akibat kekurangan karbohidrat cukup beragam. Penyakit ini
biasanya dimulai dengan kecenderungan tubuh mengambil cadangan lemak dan
protein untuk menggantikan fungsi karbohidrat dalam menghasilkan energi untuk
beraktifitas. Dalam jangka waktu pendek, hal ini mungkin saja tampak normal.
Kondisi rusaknya jaringan di dalam tubuh akan berpengaruh besar pada
mekanisme kerja tubuh. Sebagai akibarnya Anda akan mudah merasa lelah,
kekebalan tubuh menurun dan masih banyak lagi lainnya. Sementara itu penyakit
hypoglisemia atau kekurangan kadar gula di dalam darah juga akan berdampak
pada kinerja organ lain di dalam tubuh kita. Sementara itu, penyakit marasmus
akan mengikis massa otot seseorang sehingga ia akan tampak sangat kurus.
Marasmus banyak menyerang anak-anak. Gejala umumnya adalah adrenalin yang
kurang, badan selalu lemas dan tidak lincah. Mereka yang terjangkiti harus segera
dipulihkan sebab jika tidak akan berpengaruh signifikan pada perkembangan
tubuh serta mental dan kecerdasannya. Marasmus ini kadang disamakan juga
dengan busung lapar (Lestari et al 2013).
Proses metabolisme karbohidrat secara garis besar terdiri dari dua cakupan
yakni reaksi pemecahan atau katabolisme dan reaksi pembentukan atau
anabolisme. Pada proses pembentukan, salah satu unsur yang harus terpenuhi
adalah energi. Energi ini dihasilkan dari proses katabolisme. Sementara itu,
tahapan metabolisme sendiri terdiri atas beberapa bagian yakni glikolisis, oksidasi
piruvat ke asetil-KoA, glikogenesis, glikogenolisis, hexose monophosphate shunt
dan terakhir adalah glukoneogenesis. Glukoneogenesis merupakan lintasan
metabolisme yang oleh tubuh digunakan untuk menjaga keseimbangan glukosa
dalam plasma darah agar terhindar dari simtoma hipoglisemia. Pada proses
glukoneogenesis, glukosa mengalami proses sintesis dengan substrat yang tak lain
adalah hasil dari lintasan aatau proses glikolisis antara lain asam piruvat, asam
laktat, asam oksaloasetat dan suksinat (Lestari et al 2013).
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Kadar glukosa darah dapat ditentukan dengan metode spektofotometri yaitu
dengan menghitung absorbannya. Dari hasil percobaan kadar glukosa pada darah
ayam berkisar antara 0,045 mg/dL sampai 0,1 mg/dL.

Saran
Sebaiknya dilakukan pengujian dengan menggunakan metode lain yaitu
glukosa-oksidasi. Sehingga dapat menambah pengetauan mengenai kadar
hidrogen peroksida dalam tubuh ayam.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Penuntun Pratikum Patologi Klinik. Bogor (ID): IPB Press.
Adnan M, Mulyati T, dan Isworo J T. 2013. Hubungan Indeks Massa Tubuh
dengan Kadar Gula dalam Darah Penderita Diabetes Militus Tipe 2 Rawat
Jalan di Rumah Sakit Tugurejo Semarang. Jurnal Gizi Universitas
Muhammadiyah Semarang. 2 (1): 18-19.
Arisman. 2011. Uji Kulaitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat pada Kecap dari
Tempe. Jurnal Ilmiah (30) 23-28.
Ekawati ER. 2012. Hubungan Kadar Glukosa Darah terhadap
Hypertriglyceriderma pada Penderita Diabetes Melitus [prosiding]. 25
Febuari 2012. Surabaya (ID). Seminar Nasional Kimia UNESA.
Lestari D D, Purwanto D S, dan Kaligis S. 2013. Gambaran Kadar Glukosa Darah
Puasa pada Mahasiswa Angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi dengan Indeks Massa Tubuh 18,5-22,9 kg/m2. Jurnal e-
Biomedik (eBM). 1(2): 991-996.
Ratnayani, K. 2008. Penentuan Kadar Glukosa dan Fruktosa pada Madu Randu dan
Madu Kelengkeng dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.
Diunduh pada 2015 Desember 16. Tersedia pada : http://ejournal.unud.ac.id.
Suharso M. 2008. Enzim dalam Biokimia. Yogyakarta (ID): UGM Press.
Suriani N. 2012. Gangguan Metabolisme Karbohidrat pada Diabetes Melitus.
Diunduh pada 2015 Desember 16. Tersedia pada :
http://aulanni.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/dr.Nidia-Suriani-Gangguan-
metabolisme-KH-pada-DM1.pdf.
Wijiastuti T, Yuwono E, Iriyanti N. 2013. Pengaruh Pemberian Minyak Lemuru
terhadap Total Protein Plasma dan Kadar Hemoglobin pada Ayam
Kampung. Jurnal Ilmiah Peternakan. 1 (1): 228-235.
Winarno F G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta (ID): Gramedia.
Wirahardikusuma.2006. Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan Lipid. Bandung
(ID): ITB press.
LAMPIRAN

Tabung A1 ( 1 ml filtrat + 1 ml kupritartat)

Tabung B (1 ml standar glukosa + 1 ml kupritartat)

Tabung C (1 ml akuades + 1 ml kupritartat)

Tabung A2 ( 1 ml filtrat + 1 ml kupritartat)

Contoh Perhitungan :
1+7+1+2
Faktor Pengenceran (fp) = = = 11
1


Glukosa sampel = x [glukosa] standar x fp
0.038
= 0.790 x 0.1 x 11 = 0.052 mg/ml

Anda mungkin juga menyukai