Anda di halaman 1dari 23

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

MAGISTER FARMASI KLINIK ANGKATAN 2016


DI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR

KELOMPOK V

ANISA DWIRIZKY ABDULLAH


MONADILLAH MUCHRAN
SAKIYAH SYAHRIR

DOKTER PEMBIMBING
Dr. dr. Nadirah Rasyid Ridha, M. Kes, Sp. A (K)

PROGRAM STUDI PASCASARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
A. Zinc Sulfat

Rumus Molekul : ZnSO4

Rumus Bangun :

Farmakokinetika :

Proses penyerapan zinc pada saluran gastrointestinal tidak

sempurna,dan berkurang dengan adanya beberapa unsur

makanan yang mengandung asam fitat misalnya kacang-

kacangan, beras merah, gandum-ganduman, dan kacang-

kacangan. Asam fitat akan mengikat zinc pada saluran

pencernaan sehingga zinc sulit terabsorbsi. Zinc sulit

diabsorbsi pada saluran pencernaan, hanya sekitar 20 sampai

30% yang terabsorbsi.1

Sekitar 60% dari zinc yang terabsorbsi terikat pada albumin dan

30% terikat pada makroglobulin. Zinc didistribusikan ke

seluruh tubuh dengan konsentrasi tertinggi terdapat pada

otot, tulang, kulit, mata, dan cairan prostat. 1

Zinc terutama diekskresikan dalam feses dan dalam jumlah

kecil diekskresikan melalui urin dankeringat.1


Mekanisme Kerja :
Berbagai faktor risiko ditengarai berkonstribusi pada

keadaan defisiensi zinc, di antaranya adalah asupan kandungan

zinc yang rendah, kebutuhan meningkat, maupun ekskresi

berlebihan, misalnya pada diare. Diare akan menyebabkan

peningkatan ekskresi zinc dalam tinja, balans zinc yang

negative,dan menurunkan konsentrasi zinc dalam jaringan. 11


Beberapa perubahan ditemukan pada diare dengan defisiensi zinc

termasuk perubahan morfologi pada usus (atrofi vilus, penurunan

aktivitas brush-border, dan perubahan permeabilitas usus) dan

gangguan pada fungsi imun (seperti atrofi jaringan limfoid,

pengurangan jumlah hitung limfosit dan proporsi sel T helper,

penurunan aktifitas sitotoksik dari limfosit dan aktivitas sel natural

killer). Namun demikian, mekanisme patofisiologi bahwa terdapat

hubungan antara defisiensi zinc dengan diare, atau penjelasan

mengenai efektifitas zinc dalam mengurangi diare, belum

sepenuhnya dimengerti.9
Beberapa penelitian klinis yang membuktikan efektivitas zinc

menyimpulkan bahwa kemungkinan mekanisme dari efek

menguntungan zinc terhadap durasi diare termasuk diantaranya:

(1) mempercepat regenerasi epitel usus (2) memperbaiki absorpsi

air dan elektrolit di usus (3) meningkatkan kadar enzim pada

enterosit brush-border (4) menguatkan respon imun yang

mengarah kepada peningkatan bersihan patogen dari usus. 9


Efek Samping :
Efek samping yang paling sering terjadi akibat dari garam

zinc yang diberikan secara oral adalah efek pada gastrointestinal

dan termasuk dispepsia, iritasi lambung, dan gastritis. Hal ini

biasanya terjadi ketika garam zinc dikonsumsi pada perut kosong,

dan dapat dihindari dengan mengkonsumsi garam Zinc setelah

makan. Pada kebanyakan kasus, muntah terjadi sesaat setelah

pemberian dosis pertama zinc (dalam 10 menit) dan tidak terjadi

keterulangan.1 Zink glukonat lebih sering menyebakan muntah

dibandingkan dengan zink sulfat, 14 akan tetapi sulit untuk

menentukan apakah peningkatan muntah yang terjadi adalah

karena pemberian formulasi zink dosis tinggi. Dari studi tersebut

tidak dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara jenis

garam zink yang digunakan terhadap efikasinya pada diare. 15


Kelebihan dosis zinc sulfat dapat menyebabkan

kekeroposan, akibat pembentukan zinc klorida oleh asam

lambung.Penggunaan suplemen zinc dosis tinggi dalam jangka

waktu yang lama, baik secara oral maupun parenteral,

menyebabkan defisiensi tembaga yang terkait dengan anemia

sideroblastik dan neutropenia; jumlah darah total dan kolesterol

harus dipantau untuk mendeteksi tanda awal dari defisiensi

tembaga. Konsentrasi serum zinc yang tinggi dapat dikurangi

dengan menggunakan agen chelating seperti sodium calcium

edetate.1
Dosis dan Cara Penggunaan
Untuk anak umur antara 2-6 bulan harus diberikan 10 mg

suplemen zinc setiap hari selama 10 hari dari hari pertama

diare.8

Untuk anak diatas 6 bulan dosis yang diberikan yaitu 20 mg

selama 10 hari.8

Batas toleransi maksimum untuk zinc pada anak diatas 10

tahun adalah 40 mg/hari. 8

Interaksi :
Penyerapan zinc dapat berkurang akibat suplemen zat besi,

penisilinamin, dan sediaan yang mengandung fosfor. 1


Zinc dapat mengurangi penyerapan dari obat obat lain

seperti golongan tetrasiklin (misalnya doksisiklin, minosiklin),

bisphosphonates (misalnya alendronate), dan antibiotik golongan

kuinolon (misalnya ciprofloxacin, levofloxacin). 1

B. Probiotik

Definisi
Probiotik adalah mikroorganisme hidup, yang jika diberikan

dalam jumlah yang adekuat akan memberi keuntungan

menyehatkan pada individu.2


Probiotik adalah bakteri non patogen yang menguntungkan

yang hidup berkoloni dalam usus halus dan dapat menyebabkan

perubahan mikroflora usus dan mempengaruhi aktivitas metabolik

dengan hasil yang menguntungkan bagi host. 4


Strain bakteri yang paling banyak digunakan sebagai

probiotik adalah: Bacillus subtilis, Bifidobacterium adolescentis,

Bifidobacterium bifidum, Bifidobacterium cereus, Bifidobacterium

infantis, Bifidobacterium longum, Bifidobacterium thermophilus,

Enterococcus faecium, Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus GG,

Lactobacillus casei, Saccharomyces boulardii, dan Saccharomyces

cereisiae.4
Menurut Food and Agriculture Organization/World Health

Organization (FAO/WHO, 2002) menyebutkan bahwa probiotik

merupakan mikroba hidup yang apabila dikonsumsi dalam jumlah

yang memadai akan bermanfaat terhadap kesehatan pejamunya.

Prebiotik adalah nondigestible food ingredient yang mempunyai

pengaruh baik terhadap host dengan memicu aktivitas,

pertumbuhan yang selektif, atau keduanya terhadap satu jenis atau

bakteri penghuni kolon. Prebiotik pada umumnya adalah

karbohidrat yang tidak dicerna dan tidak diserap, biasanya dalam

bentuk oligosakarida dan serat pangan. Sinbiotik (Eubiotik)

merupakan kombinasi probiotik dan prebiotik. Penambahan

mikroorganisme hidup (probiotik) dan substrat (prebiotik) untuk

pertumbuhan bakter misalnya fructooligosaccharide (FOS) dengan

bifidobacterium atau lactitol dengan lactobacillus.


Manfaat
Bakteri probiotik memberikan efek yang menguntungkan

bagi keseimbangan mikroba usus host dan dapat memperbaiki atau

meningkatkan sistem imun.4


L.Reuteri, satu dari spesies lactobacillus, sudah digunakan

secara luas selama beberapa tahun sebagai suplemen makanan.

Beberapa studi menunjukkan efek positif pada gangguan

pencernaan sperti diare dan konstipasi.4


Lactobacillus dan bifidobacterium secara umum merupakan

bakteri non patogen, karena mereka secara alami ada di dalam

usus. Efikasi dari beberapa probiotik tergantung dari genus, spesies

dan strain. Tidak semua bakteri tahan asam mempunyai efek

probiotik.Probiotik multipel strain lebih efektif daripada single

strain.3
Lactobacillus GG yang diisolasi dari manusia, stabil terhadap

asam lambung dan empedu, dan mempunyai kemampuan

berkolonisasi di usus manusia. Bahan antimicrobial yang diproduksi

oleh Lactobacillus GG dapat mengontrol proliferasi dari bakteri

gram negatif dan gram positif. Bahan antimikrobial ini tidak

menghambat aktivitas lactobacillus lainnya. Strain ini sudah

digunakan dengan sukses dalam terapi terhadap Colitis yang

relaps akibat Clostridium difficile.5


Pemberian makan disertai susu fermentasi yang

mengandung lactobacillus casei atau lactobacillus acidophilus

dapat memproduksi imunostimulasi pada host dengan

mengaktivasi makrofag dan limfosit. Hal ini berhubungan dengan

bahan yang diproduksi oleh organisme-organisme ini selama

proses fermentasi yaitu beberapa bahan metabolit, peptide dan

enzim.5
Pada anak dengan malnutrisi, diare akut menyebabkan

perubahan keseimbangan mikroflora secara drastis, pada kasus ini

pemberian produk yang difermentasi dapat membantu

rekolonisasi.5
Mekanisme Kerja
Penempelan pada sel usus manusia merupakan langkah

awal pada aktivitas probiotik. Kemampuan probiotik untuk dapat

berkolonisasi sangat penting karena probiotik harus dapat

berkolonisasi dan bermultiplikasi di dalam usus. Bakteri harus

bersifat tahan asam sehingga tidak akan mati jika terkena asam

lambung dan asam empedu.10


Aktivitas melawan bakteri patogen dapat terjadi melalui

beberapa mekanisme yang berbeda, secara langsung dengan

memproduksi bakteriosin atau antibiotik sehingga menurunkan

kadar konsentrasi endotoksin bakteri, mekanisme kompetitif pada

proses adhesi, dan kompetisi nutrisi. Mekanisme juga dapat terjadi

secara tidak langsung dengan memodulasi sistem imun lokal.

Probiotik juga berperan dalam menginhibisi translokasi bakteri

melintasi lumen saluran cerna ke dalam aliran darah. Penurunan

translokasi bakteri dapat terjadi sebagai hasil dari kemampuan

probiotik untuk mempererat fungsi pertahanan mukosa usus. 10


Dosis Penggunaan
Menurut Mitsuoka (ahli probiotik dari Jepang), lactobacilli

populasinya adalah 106, sedangkan bifidobacteria adalah 10 8.

Namun memang para produsen melebihkan jumlahnya 2 - 3 log 10


untuk mengantisipasi kerusakan yang dapat terjadi akibat melalui

saluran cerna bagian atas (lambung). 12


Dosis probiotik yang dianjurkan adalah 10 7 hingga 109.

Rekomendasi dari Mitsuoka untuk bakteri Lactobacillus sekitar 106.

Jika dosis yang diberikan kurang dari jumlah tersebut, maka

proses keseimbangan tidak tercapai yang berarti tidak bisa disebut

probiotik. Oleh karena itu, preparat probiotik Lactobacillus

umumnya diberikan pada dosis 107 hingga 109.(12)


Sebuah penelitian di Bangladesh merekomendasikan

penggunaan Lactobacillus paracasei strain ST11, dalam bentuk

Lypholized ST 11 (5 x 109 colony forming units) 2 kali sehari selama

5 hari, disertai dengan pemberian ORS (oral rehydration solution). 12


Hung-Chih dan kawan-kawan, menggunakan

Bifidobacterium bifidum dan Lactobacillus acidophilus yang

ditambahkan ke dalam ASI atau susu formula untuk mencegah

terjadinya NEC(Necrotizing Enterocolitis) pada bayi dengan berat

badan sangat rendah <1500 gram, yaitu dalam bentuk Infloran

(L.acidophilus 109 colony forming units dan B.bifidum 109 colony

forming units) 125mg/kgBB per dosis, 2 kali sehari selama 6

minggu.12

Tabel 1. Evidence-based pediatric indications for probiotics and prebiotics in


gastroenterology.(12)
Efek Samping

Review tentang keamanan probiotik menyimpulkan bahwa

secara keseluruhan probiotik aman untuk dikonsumsi. Namun,

direkomendasikan untuk berhati-hati pada kelompok pasien

tertentu seperti bayi prematurdan pasien usia lanjut atau

immunocompromised neonatus karena terdapat laporan terjadinya

sepsis pada pasien yang sebelumnya dinyatakan sehat.

Penggunaan enterococci dan streptococci sebagai probiotik perlu

dimonitoring karena golongan ini termasuk dalam kelompok bakteri

patogen.Namun kejadian efek samping dari probiotik berbeda-beda


pada setiap individu dan tidak bisa digeneralisasikan ke semua

orang.1

C. Pemberian Zinc dan Probiotik pada Diare Akut

Pemberian Probiotik
Terdapat banyak laporan tentang penggunaan probiotik

dalam tatalaksana diare akut pada anak.Hasil meta analisa Van

Niel dkk menyatakan lactobacillus aman dan efektif dalam

pengobatan diare akut infeksi pada anak, menurunkan lamanya

diare kira-kira 2/3 lamanya diare, dan menurunkan frekuensi diare

pada hari ke dua pemberian sebanyak 1 2 kali. Kemungkinan

mekanisme efek probiotik dalam pengobatan diare adalah

perubahan lingkungan mikro lumen usus, produksi bahan anti

mikroba terhadap beberapa patogen, kompetisi nutrien, mencegah

adhesi patogen pada anterosit, modifikasi toksin atau reseptor

toksin, efektrofik pada mukosa usus dan imunno modulasi. 5


Mengurangi durasi diare juga dapat dilakukan dengan

pemberian probiotik bersamaan dengan makanan. Produk susu

yang difermentasi merupakan "palatable source of nutriens".

Proses fermentasi akan mengurangi konsentrasi laktosa dan

peningkatan konsentrasi asam laktat, galaktosa, asam amino

bebas, asam lemak, dan beberapa vitamin B. sehingga dapat

terjadi ketahanan terhadap serangan infeksi dan perbaikan kembali

keseimbangan lingkungan flora normal dalam usus .5


Probiotik yang mempunyai peran:
memproduksi bakteriosin atau substansi antimikroba

mekanisme kompetitif pada proses adhesi dan kompetisi

nutrisi

memodulasi sistem imun

menginhibisi translokasi bakteri melintasi lumen saluran

cerna ke dalam aliran darah.

penguatan respon imun spesifik dan non spesifik

memproduksi asam organik yang dapat berfungsi sebagai

inhibitor pertumbuhan bakteri

Pemberian Zinc
Dasar pemikiran pengunaan mikronutrien dalam pengobatan

diare akut didasarkan kepada efeknya terhadap fungsi imun atau

terhadap struktur dan fungsi saluran cerna dan terhadap proses

perbaikan epitel seluran cerna selama diare. Zinc telah dikenali

berperan di dalam metallo enzymes, polyribosomes , selaput sel,

dan fungsi sel, juga berperan penting di dalam pertumbuhan sel

dan fungsi kekebalan. Sazawal S dkk melaporkan pada bayi dan

anak lebih kecil dengan diare akut, suplementasi zinc secara klinis

penting dalam menurunkan lama dan beratnya diare.


Zinc yang mempunyai peran:

mempercepat regenerasi epitel usus

memperbaiki absorpsi air dan elektrolit di usus

meningkatkan kadar enzim pada enterosit brush-border


menguatkan respon imun

menginhibisi sekresi Cl- yang diiduksi oleh cAMP dengan

cara menginhibisi kanal kalium basolateral

meningkatkan absorpsi ion dan mencegah sekresi aktif yang

diinduksi oleh enterotoksin V. Cholera

Pada anak yang berusia di bawah 5 tahun, pemberian zinc

selama fase akut diare dapat menurunkan kejadian diare

berikutnya serta mengurangi pemakaian antibiotik. Efek terapeutik

dan preventif dari zinc dalam mengurangi angka kesakitan akibat

diare memberikan dampak ekonomi dalam hal perawatan di rumah

sakit dan penggunaan antibiotik. Penelitian ini menunjukkan hasil

pengurangan total biaya perawatan sebanyak 8% pada kelompok

suplementasi zinc. Biaya penggunaan antibiotika juga berkurang

6%. Meskipun perbedaan biaya kedua kelompok tidak bermakna

secara statistik, namun jika diaplikasikan pada skala nasional dapat

menghemat anggaran negara.6


Penggunaan zinc sebagai terapi tambahan sangat potensial

untuk memperbaiki tata laksana diare dan dapat meningkatkan

angka keselamatan anak yang menderita diare. Diperkirakan

bahwa kesuksesan implementasi rekomendasi dari UNICEF/WHO

tentang suplementasi zinc dalam tata laksana diare telah dapat

menyelamatkan hampir 400.000 kehidupan setiap tahunnya. 7


Kombinasi Zink dan Probiotik pada Terapi Diare Akut
Zink dan probiotik telah terbukti keefektivannya dalam

mengurangi keparahan diare akut. Satu studi memberikan


kombinasi keduanya dalam terapi diare akut dengan memberikan

diet yang mengandung kombinasi probiotik dan zink pada anak

usia 6 sampai 12 bulan, dan secara bermakna menurunkan

keparahan diare akut, akan tetapi studi ini tidak membandingkan

terapi kombinasi tersebut dengan pemberian zink tunggal. Zink dan

probiotik bekerja pada tempat yang berbeda dalam mengurangi

keparahan diare akut, maka merupakan hal yang rasional bila

menggabungkan keduanya sebagai terapi diare akut pada anak. 13

D. Edukasi dan Monitoring Penggunaan Zinc dan Probiotik

1. Penggunaan zinc sebaiknya diberikan setelah makan karena

dapat menyebabkan gangguan pada gastrointestinaltermasuk

dispepsia, mual, muntah,diare,iritasi lambung, dan gastritis.

2. Penggunaan suplemen zinc pada pasien diare akut dilakukan

selama 10 hari walaupun pasien tidak lagi diare untuk

menghindari terjadinya keterulangan penyakit

3. Zinc tidak boleh digunakan secara bersamaan dengan

suplemen zat besi, penisilinamin, sediaan yang mengandung

fosfor, antibiotik tetrasiklin, kuinolon, dan bisphosphonates.

Diperlukan jeda waktu pemakaian pada saat mengkonsumsi

obat-obat tersebut dengan sedian zinc

4. Pada penggunaan Zinc jangka panjang, perlu dilakukan

monitoring jumlah darah total dan kolestrol, karena dapat


menyebabkan anemia akibat defisiensi tembaga (cooper) dan

dapat menurunkan kadar HDL

5. Perlu diberikan jeda waktu pemberian probiotik dengan

antibiotik karena dapat mengurangi efektifitas dari probiotik

E. Hal-hal yang harus diperhatikan dan monitoringdalam

penanganan anak yang mengalami diare

a. Harus dilakukan assessmentsesegera mungkin apakah anak

tersebut mengalami dehidrasi, diare berdarah, diare persisten,

kekurangan gizi daninfeksi non-intestinal yang serius, sehingga

rencana pengobatan yang tepat dapat dikembangkan dan

diimplementasikan sesegera mungkin. Informasi yang harus

dicatat meliputi8 :

adanya darah di kotoran

durasi diare;

jumlah tinja berair per hari;


jumlah episode muntah;

adanya demam, batuk, atau masalah penting lainnya

(misalnya kejang, campak yang terjadi baru-baru ini);

makanan yang dikonsumsi sebelumnya;

jenis dan jumlah cairan (termasuk air susu ibu) dan

makanan yang dikonsumsi selama sakit;

obat-obatan atau obat lain yang diminum;

riwayat imunisasi.

b. Gangguan elektrolit

Mengetahui kadar elektrolit serum jarang mengubah

penanganan anak dengan diare. Memang, nilai ini sering salah

diinterpretasi, menyebabkan perlakuan tidak tepat. Biasanya tidak

membantu mengukur serum Elektrolit. Kelainan yang dijelaskan di


bawah ini semua ditangani dengan baik oleh ORT dengan larutan

ORS.8

1.Hypernatraemia

Beberapa anak yang mengalami diare kadang mengalami

dehidrasi hypernatraemia, terutama saat diberi minuman

yaituhipertonik karena kandungan gula berlebihan (misalnya

minuman ringan, minuman buah komersial, susu formula yang

terlalu pekat) atau garam.Hal ini meyebabkan air tertarik dari

jaringan anak-anak dan darah ke dalam usus, menyebabkan

konsentrasinatrium dalam cairan ekstra seluler meningkat. Jika

zat terlarut dalam minuman tidak sepenuhnya diserap, air tetap

berada di dalamusus, menyebabkan diare osmotik. Anak-anak

dengan dehidrasi hypernatraemia(serum Na> 150 mmol/L)

memiliki rasa haus yang tidak proporsional dengan tanda

dehidrasi lainnya. Masalah yang paling serius adalah kejang,

yang biasanya terjadi saat natrium serum memiliki konsentrasi

melebihi 165 mmol/L, dan terutama bila diberikan terapi IV.

Kejang jauh lebih kecil kemungkinannya bila Hipernatremia

diobati dengan larutan ORS, yang biasanya menyebabkan

konsentrasi natrium serum menjadi normal dalam waktu 24

jam.8

2.Hiponatremia
Anak-anak dengan diare yang minum sebagian besar air

putih, atau minuman berair yang mengandung sedikit garam,

bisa mengalami hiponatremia (serum Na <130 mmol/L).

Hiponatremia terutama terjadi pada anak-anak dengan

shigellosis dan anak-anak dengan kondisi gizi buruk dengan

edema. Hiponatremia berat dapat dikaitkan dengan kelesuan

dan kejang(jarang terjadi). Solusi ORS adalah terapi yang aman

dan efektif untuk hampir semua anak dengan hyponatraemia. 8

3.Hipokalemia

Penggantian kerugian kalium yang tidak memadai selama

diare dapat menyebabkan deplesi kalium dan hipokalemia

(serum K+<3 mmol/L), terutama pada anak-anak dengan

kekurangan gizi. Hal ini dapat menyebabkan kelemahan otot,

ileusparalitik,gangguan fungsi ginjal dan aritmia jantung.

Hipokalemia diperparah bila basa (bikarbonat atau laktat)

diberikan untuk mengobati asidosis tanpa sekaigus memberikan

kalium. Hipokalemia, dankalium defisit dikoreksi, bisa dicegah

dengan menggunakan larutan ORS untuk terapi rehidrasi dan

dengan memberi makanan kaya potassiumselama diare.8

c. Demam
Demam pada anak yang diare mungkin disebabkan oleh

infeksi lain (misalnya pneumonia, bakteremia, infeksi saluran

kemih atau otitis media). Anak kecil mungkin juga demam

berdasarkan dehidrasi. Anak-anak dengan demam (38C atau

lebih) atau riwayat demam dalam lima hari terakhir, dan yang

tinggal didaerah yang terjangkit malaria Plasmodiumfalciparum,

juga harus diberi antimalaria atau diperlakukan sesuai dengan

kebijakan nasional program malaria.8

Anak dengan demam tinggi (39C atau lebih) harus segera

diobati untuk menurunkan suhu. Hal yang terbaikdilakukan

dengan mengobati infeksi dengan antibiotik yang tepat serta

antipiretik (misalnya parasetamol). Mengurangi demam juga

meningkatkan nafsu makan dan mengurangi iritabilitas. 8

d. Kejang-kejang

Kejang demam, biasanya ini terjadi pada bayi, terutama bila

suhu tubuh mereka melebihi 40C atau meningkat sangat cepat.

Mengobati demam dengan parasetamol. Kompres dengan air

hangat dan mengipasi juga bisa digunakan jika suhu melebihi

39C.8

e. Hipoglikemia

Hal ini kadang terjadi pada anak-anak dengan diare, karena

glukoneogenesis yang tidak adekuat. Jika Hipoglikemia dicurigai


pada anak dengan kejang atau koma, berikan 5,0 ml/kg larutan

glukosa 10%intravena selama lima menit. Jika hipoglikemia

adalah penyebabnya, pemulihan kesadaran biasanya cepat.

Pada Kasus-kasus seperti itu, larutan ORS harus diberikan

(atau glukosa 5% harus ditambahkan ke larutan infus) sampai

diberi makan, untuk menghindari kekambuhan gejala

hipoglikemia.8

f. Defisiensi vitamin A

Diare mengurangi penyerapan, dan meningkatkan

kebutuhan akan vitamin A. Di daerah di mana persediaan

vitamin A sedikit, anak-anak dengan diare akut atau persisten

dapat dengan cepat mengalami lesi mata kekurangan vitamin A

(xerophthalmia) dan bahkan menjadi buta. Ini terutama masalah

saat diare terjadi selama atau segera setelah campak, atau

pada anak-anak yang sudah kekurangan gizi. Vitamin A oral

harus diberikan sekaligus dan seterusnya keesokan harinya:

200.000 unit / dosis untuk usia 12 bulan sampai 5 tahun, 100

000 unit untuk usia 6 bulan sampai 12 bulan, dan 50.000 unit

untuk usia kurang dari 6 bulan.8

g. Pemberian Antibiotik
Kecuali yang tercantum dibawah ini, terapi antimikroba tidak

boleh diberikan secara rutin pada anak-anak penderita diare.

Penyakit yang harus diberikan antimikroba 8 :


Kasus diare berdarah (disentri). Ini semua harus diobati

dengan antimikroba yang efektif untuk Shigella


Kasus kolera yang dicurigai mengalami dehidrasi berat harus

diobati dengan antimikroba oral yang efektifmelawan V.

cholerae 01 dan 0139


Jika Nilai Laboratorium terbukti untuk infeksi simtomatik

dengan Giardiaduodenalis. Pengobatan untuk giardiasis

harus diberikan hanya jika pasien diare dan kista yang

persisten atau trophozoit G. duodenalis terlihat pada kotoran

atau cairan usus kecil.

Anak-anak dengan diare akut tidak boleh diobati untuk

giardiasis.Bila diare dikaitkan dengan infeksi akut lainnya (misalnya

pneumonia, infeksi saluran kemih), infeksi itujuga membutuhkan

terapi antimikroba tertentu.8


DAFTAR PUSTAKA

1. Sweetman, S.C., 2009, Martindale The Complete Drug Reference


36th ed, London: Pharmaceutical Press

2. Gregory JL, Shuguang, Mohamed E.M, Cheryl R, Arthur C.O.


Probiotic Effects on Cold and Influenza Like Symptom Incidence and
Duration in Children. Accepted March 12, 2009

3. Cornelius W, Van Niel MD. Probiotics: Not Just For Treatment


Anymore. Accepted Oct 18, 2004

4. Zvi Weizman, Ghaleb A, Akmed A. Effect of A Probiotic, Infant


Formula on Infection in Child Care Centers: Comparison of Two
Probiotic Agents. Pediatrics 2005; 115; 5-9

5. Erika I, Tarja R, Marketta J, Pekka S, Timo K. A Human Lactobacillus


Strain (Lactobacillus Casei sp Strain GG) Promotes Recovery From
Acute Diarrhea in Children. Pediatrics 1991; 88; 90-97

6. Patel AB, Dhande LA, Rawat MS. Economic evaluation of zinc and
copper use in treating acute diarrhea in children: a randomised
controlled trial. Cost Eff Resour Alloc. 2003;29:7.

7. Canani RB, Ruotolo S. The dawning of the "zinc era" in the


treatment of pediatric. acute gastroenteritis worldwide? J Pediatr
Gastroenterol Nutr. 2006;42:253-5

8. World HealthOrganization.TheTreatmentofDiarrhoea. Department


ofChildandAdolescentHealthand Development. 1995

9. Hoque KM, Binder HJ. Zinc in the treatment of acute diarrhea:


current status and assessment. Gastroenterology. 2006;130:2201-5.

10. Reyed RM. Probiotics: a new strategies for prevention and therapy
of diarrhea disease. J Appl Sci Res. 2007;3:291-9.

11. Scrimgeour AG, Lukaski HC. Zinc and diarrheal disease:current


status and future perspectives. Curr Opin ClinNutr Metab Care
2008;11:7117.
12. World Gastroenterology Organisation Global Guidelines. Probiotics
and Prebiotics. 2011

13. Shamir R, Makhoul IR, Etzioni A, Shehadeh N. Original research:


evaluation of a diet containing probiotics and zinc for the treatment
of mild diarrheal illness in children younger than one year of age. J
Am Coll Nutr. 2005;24:370-5.

14. Lukacik M. Thomas RL. Aranda JV. A Meta-analysis of the Effects of


Oral Zink in the Treatment of Acute and Persistent Diarrhea.
Pediatrics. 2008:121:323-336

15. Bahl R. Bagui, Bhan MK, et al. Effect of zink supplementation on


clinical course of acute diarrhea: Report of meeting. J Health Popul
Nutr. 2001:19:338-46

Anda mungkin juga menyukai