T1R - Muhamad Nur Ichsan
T1R - Muhamad Nur Ichsan
ichsannmuhammadd@gmail.com
Pada bacaan The Methods for Contemporary Thoughts ini Bochenski menjelaskan mengenai proses
berfikir yang paling mendasar. Bochenski kemudian menjabarkan proses tersebut kedalam 4 terminologi
1. Ontological Terminologi, setiap obyek yang kita lihat atau rasakan oleh indra kita sesuatu yang
terbuat dari substansi. Setiap sesuatu ini memiliki eksistensi dan esensi, It is possible to
distinguish two aspect in every being : what it is its nature, its whatness, its essence. Dari
penggalan kalimat dari tulisan ini Bochenski menjelaskan akan apa dan ke-apaan, menurut saya apa
disini adalah eksistensi dari sesuatu tersebut, sedangkan esensi atau inti adalah ke-apaan dari
sesuatu tersebut.
2. Psychological Terminology, setelah kita melihat atau merasakan suatu obyek proses selanjutnya
adalah kita akan mencernanya melalui pengetahuan yang kita miliki. Karena pengetahuan setiap
manusia satu dengan lainnya sangat berbeda, maka interpretasi yang timbul juga akan berbeda. Oleh
karena itu pada tahap ini sangat sangat subjektif. Menurut saya pegetahuan dapat bersifat obyektif
bila sudah sesuai dengan fakta yang ada dilapangan atau sebenarnya.
3. Semiotic Terminology, dari pengetahuan yang telah terbentuk kemudian proses selanjutnya adalah
menyampaikan pengetahuan yang kita miliki tersebut menggunakan bahasa (symbol, tanda, tulisan,
maupun lisan)
4. Terminology of the Theory of Knowledge, setelah kita membahasakan atau menyampaikan
pengetahuan yang kita miliki, maka itu yang akan menjadi teori pengetahuan yang nantinya akan
- Formal logic
Universitas Indonesia
- Methodology
- Phylosophy of logic
b. Methodology
Merupakan suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan suatu hasil dari suatu disiplin
ilmu
c. Science
Suatu sudut pandang yang menimbulkan pengertian yang berbeda, yaitu subyektif yaitu
pandangan pribadi seseorang sesuai dengan bidang keilmuwannya dan obyektif yaitu
pandangan yang sesuai keadaan dan sudah dapat diyakini keabsahannya karena sudah
Pada bacaan selanjutnya architecture and human science, oleh Broadbent menjelaskan dalam dunia
arsitektur muncul pemikiran rasionalis dan empiris. Pemikiran yang di hasilkan oleh para arsitek ini dapat
berupa gaya rasionalis, yaitu gaya yang terfokus pada geomatri dan mengesampingkan rasa. Contohnya
dapat dalam karya Miles Van Der Rohe yang berjudul Crown Hall di Illinois Institut Of Technology (1955).
Selain gaya rasionalis ada juga gaya yang bersifat empiris dimana para arsitek lebih mengutamakan pada
fungsi bangunannya, seperti Sullivan dengan, Form Follow Function, Wright dengan, Internal Space Is
The Reality Of The Building, atau Le Corbusier dengan, The Plan Is The Generator.
Jika merujuk seperti pada pemikiran bochenski mengenai Contemporary Thoughts arsitektur dapat
dijabarkan sebagai suatu obyek yang terdapat what (eksistensi) and whatnessnya (esensinya) disini dapat
berupa fisik (yang terlihat, bisa berupa bentuk dari arsitektur itu sendiri) maupun metafisik(arsitektur sebagai
suatu bidang keilmuwan). Arsitektur dari asal katanya sendiri jika merujuk dari origin adalah :
Universitas Indonesia
designatiuus,ML ivus,and LL designatoryield E designation(cf MF-F dsignation), designative(cf
EF-F dsignatif), designator.(origin,1961)
Eksistensi (what) dalam perancangan arsitektur dapat dilihat dari sisi empiric dan juga metafisiknya,
jika dilat dari sisi empirik suatu perancangan arsitektur kita melihat hasil dari perancangan arsitektur itu
sendiri yang berupa gambar gambar kerja, programming, diagram analisa yang dilakukan selama proses
studio berlangsung. Sedangkan jika melihat eksistensi perancangan arsitektur dari sisi metafisiknya dapat
diartikan sebagai suatu ilmu terapan bidang keilmuwan arsitektur yang didalamnya terdapat knowledge /
pengetahuan. Sealin eksistensi dalam perancangan arsitektur juga terdapat esensi (whatness) dari
perancangan arsitektur yang juga dapat dilihat dari sisi empirik dan metafisik, sisi empirik meliputi dari
berbagai alat yang digunakan selama proses perancangan arsitektur itu sendiri seperti pensil, pulpen, kertas,
computer dan sebagainya. Kemudian jika dilihat dari sisi metafisiknya merupakan metode disain yang
digunakan dalam proses perancangan arsitektur itu hal ini dapat berupa metode analisis sintesis, metode
metafora dan sebagainya dari metode ini kemudian muncul konsep dari perancangan arsitektur tersebut
Sources
Bochenski, J.M., The Methods for Contemporary Thoughts, New York : Harper
Torchbooks, 1968.
Broadbent, G., Bagian Buku Design In Architecture Chapter 4 : Architecture and the Human Science
Patridge, Eric., Origins A short Etymological Dictionary of Modern English, New York : Routledge, 1961.
Universitas Indonesia