Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

PRINSIP TEKNIK PANGAN DAN HASIL PERTANIAN

Disusun oleh:
Nama : Baruna Eka Putra S
NIM : 151710101095
Kelas/Kelompok : THP B/8
Acara : Ekstraksi
Tanggal Praktikum : 26 Mei 2016
Tanggal Pengumpulan : 13 Juni 2016
Asisten Dosen : 1. Yusuf Ali F.
2. M. Mardiyanto
3. Fiola Hamanda P.
4. Imroatul H

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
BAB 1. METODOLOGI

1.1 Alat dan Bahan


1.1.1 Alat
1. Corong pemisah
2. Beaker glass
3. Pipet
4. Erlenmeyer
5. Pi pump
1.1.2 Bahan
1. Larutan Asam asetat (5 gr/ 100 ml air)
2. Larutan NaOH 0,5 N
3. Indikator PP
4. Dietil eter
5. Aquades
1.2 Skema Kerja
1.2.1 Penentuan Kd

50 ml Larutan Asam
Asetat

+ 50 ml Dietil eter

Penggojokan

Ekstraksi (5 menit)

Pemisahan Ekstrak

Rafinat

Pencuplikan 10 ml

+ 25 ml Aquades

+ 3 tetes indikator pp

+ NaOH 0,5 N
(titrasi)

Penghitungan Kd

Gambar 1.1 Skema kerja penentuan kd


1.2.2 Ekstraksi

45 ml Larutan Asam
Asetat

+ 90 ml Dietil eter

Penggojokan

Ekstraksi (5 menit)

Pemisahan Ekstrak

Rafinat

Pencuplikan 10 ml

+ 25 ml Aquades

+ 3 tetes indikator pp

+ NaOH 0,5 N
(titrasi)

Perhitungan asam asetat

Pembandingan asam asetat


yang terekstrak secara teoritis
dan praktik

Gambar 1.2 Skema kerja ekstraksi 1 kali tahap


45 ml Larutan Asam
Asetat

+ 45 ml Dietil eter

Penggojokan
2 kali
Ekstraksi (5 menit)

Pemisahan Ekstrak

Rafinat

Pencuplikan 10 ml

+ 25 ml Aquades

+ 3 tetes indikator pp

+ NaOH 0,5 N
(titrasi)

Perhitungan asam asetat

Pembandingan asam asetat


yang terekstrak secara teoritis
dan praktik

Gambar 1.3 Skema kerja ekstraksi 2 kali tahap


45 ml Larutan Asam
Asetat

+ 30 ml Dietil eter

Penggojokan

3 kali
Ekstraksi (5 menit)

Pemisahan Ekstrak

Rafinat

Pencuplikan 10 ml

+ 25 ml Aquades

+ 3 tetes indikator pp

+ NaOH 0,5 N
(titrasi)

Perhitungan asam asetat

Pembandingan asam asetat


yang terekstrak secara teoritis
dan praktik

Gambar 1.4 Skema kerja ekstraksi 3 kali tahap


BAB 2. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

2.1 Hasil Pengamatan


2.1.1 Penentuan Kd
Tabel 2.1 Data pengamatan penentuan Kd
No Bahan Jumlah
1 Konsentrasi asam asetat (gr/ 100 ml air) 5
2 Volume asam asetat (ml) 50
3 Volume dietil eter (ml) 50
4 Cuplikan rafinat (ml) 10
5 Volume NaOH 0.5 N (ml) 3,8
6 Berat jenis asam asetat 1,05
2.1.2 Ekstraksi 1 Kali Tahap
Tabel 2.2 Data pengamatan ekstraksi 1 kali tahap
No Uraian Jumlah
1 Konsentrasi asam asetat (gr/ 100 ml air) 5
2 Volume asam asetat (ml) 45
3 Volume dietil eter (ml) 90
4 Cuplikan rafinat (ml) 10
5 Volume NaOH 0,5 N (ml) 13
6 Berat jenis asam asetat 1,05
2.1.3 Ekstraksi 2 Kali Tahap
Tabel 2.3 Data pengamatan ekstraksi 2 kali tahap
No Uraian Jumlah
1 Konsentrasi asam asetat (gr/ 100 ml air) 5
2 Volume asam asetat (ml) 45
3 Volume dietil eter (ml) 90
4 Cuplikan rafinat (ml) 10
5 Volume NaOH 0,5 N (ml) 3,5
6 Berat jenis asam asetat 1,05
2.1.4 Ekstraksi 3 Kali Tahap
Tabel 2.4 Data pengamatan ekstraksi 3 kali tahap
No Uraian Jumlah
1 Konsentrasi asam asetat (gr/ 100 ml air) 5
2 Volume asam asetat (ml) 45
3 Volume dietil eter (ml) 90
4 Cuplikan rafinat (ml) 10
5 Volume NaOH 0,5 N (ml) 3
6 Berat jenis asam asetat 1,05
2.2 Hasil Perhitungan
2.2.1 Penentuan Kd
Tabel 2.5 Hasil perhitungan penentuang Kd
Keterangan Jumlah
Massa asam asetat dalam larutan asam asetat 2,38 gr
Volume asam asetat dalam larutan asam asetat 2,267 ml
Volume air murni dalam larutan asam asetat 47,733 ml
Normalitas cuplikan 10 ml 0,19 N
Molaritas cuplikan 10 ml 0,19 M
Massa asam asetat dalam cuplikan 0,114 gr
Volume asam asetat dalam cuplikan 0,108 ml
Volume air murni dalam cuplikan 9,892 ml
Massa asam asetat yang tersisa 0,55 gr
Koefisien distribusi 3,125
2.2.2 Ekstraksi 1 Kali
Tabel 2.6 Hasil perhitungan ekstraksi 1 kali tahap
Keterangan Jumlah
Massa asam asetat dalam larutan asam asetat 2,143 gr
Volume asam asetat dalam larutan asam asetat 2,041 ml
Volume air murni dalam larutan asam asetat 42,959 ml
Normalitas cuplikan 10 ml 0,65 N
Molaritas cuplikan 10 ml 0,65 M
Massa asam asetat dalam cuplikan 0,390 gr
Volume asam asetat dalam cuplikan 0,371 ml
Volume air murni dalam cuplikan 9,629 ml
Massa asam asetat yang tersisa 1,73 gr
Massa asam asetat yang terekstrak 0,413 gr
2.2.3 Ekstraksi 2 Kali
Tabel 2.7 Hasil perhitungan ekstraksi 2 kali tahap
Keterangan Jumlah
Massa asam asetat dalam larutan asam asetat 2,143 gr
Volume asam asetat dalam larutan asam asetat 2,041 ml
Volume air murni dalam larutan asam asetat 42,959 ml
Normalitas cuplikan 10 ml 0,175 N
Molaritas cuplikan 10 ml 0,175 M
Massa asam asetat dalam cuplikan 0,105 gr
Volume asam asetat dalam cuplikan 0,1 ml
Volume air murni dalam cuplikan 9,9 ml
Massa asam asetat yang tersisa 0,46 gr
Massa asam asetat yang terekstrak 1,683 gr
2.2.4 Ekstraksi 3 Kali
Tabel 2.8 Hasil perhitungan ekstraksi 3 kali tahap
Keterangan Jumlah
Massa asam asetat dalam larutan asam asetat 2,143 gr
Volume asam asetat dalam larutan asam asetat 2,041 ml
Volume air murni dalam larutan asam asetat 42,959 ml
Normalitas cuplikan 10 ml 0,15 N
Molaritas cuplikan 10 ml 0,15 M
Massa asam asetat dalam cuplikan 0,090 gr
Volume asam asetat dalam cuplikan 0,086 ml
Volume air murni dalam cuplikan 9,914 ml
Massa asam asetat yang tersisa 0,39 gr
Massa asam asetat yang terekstrak 1,753 gr
BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Analisa Data


Pada praktikum ini dilakukan ekstraksi asam asetat dengan konsentrasi
5g/100ml air. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode
ekstraksi cair-cair. Ekstraksi cair-cair merupakan suatu metode pemisahan
senyawa dari campurannya diantara dua fase cairan yang tidak saling campur
(Pawlizyn, 2002).
Pada praktikum ini, hasil ekstraksi dilanjutkan dengan metode titrasi. Titrasi
merupakan suatu metode untuk menetukan konsentrasi zat di dalam larutan.
Titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan larutan yang
sudah diketahui konsentrasinya. Reaksi dilakukan secara bertahap (tetes demi
tetes) hingga tepat mencapai titik stoikiometri atau titik setara (Sunarya dan
Setiabudi, 2007). Titik stoikiometri atau titik setara merupakan titik pada mana
reaksi itu tepat lengkap. Lengkapnya titrasi, lazimnya harus terdeteksi oleh suatu
perubahan, yang tidak dapat disalah-lihat oleh mata, yang dihasilkan oleh larutan
standar itu sendiri, atau lebih lazim lagi oleh penambahan suatu reagensia
pembantu yang dikenal sebagai indikator. Setelah reaksi antara zat dan larutan
standar praktis lengkap, indikator harus memberi perubahan visual yang jelas
dalam cairan yang sedang dititrasi. Titik pada mana ini terjadi, disebut titik akhir
titrasi (Bassett, 1994).
Tahap selanjutnya adalah ekstraksi asam asetat. Ekstraksi asam asetat
dilakukan dengan 4 kali percobaan yaitu ekstraksi tunggal dengan 50 mL larutan
asam asetat dengan 50 ml dietil eter dan ekstraksi 45 mL larutan asam asetat
berulang sebanyak 1 kali , 2 kali , dan 3 kali dengan 90 mL dietil eter. Pertama
dilakukan ekstraksi tunggal dengan 50 mL dietil eter. Ekstraksi tunggal dilakukan
dengan cara 50 mL asam asetat dimasukkan ke dalam corong pisah 100 mL
kemudian ditambahkan 50 mL dietil eter dan dilakukan penggojogan sebanyak 30
kali putaran secara perlahan. Ekstraksi dilakukan dalam 2 fase cairan yang tidak
saling campur, dimana dalam hal ini sifat dietil eter adalah non polar, sedangkan
air bersifat polar. Dengan struktur kimia asam asetat CH3COOH membuat asam
asetat larut dalam pelarut organik (dietil eter) dan pelarut air, namun kelarutan
asam asetat dalam air lebih besar dari kelarutannya dalam pelarut organik.
Sehingga ada sebagian dari asam asetat larut dalam fase organik dan fase air.
Tujuan dilakukannya penggojogan secara perlahan sebanyak 30 kali adalah agar
kedua pelarut dapat kontak sehingga analit terdistribusi dalam kedua fase pelarut
atau agar kedua cairan tersebut mencapai keadaan setimbang (Day and
Underwood, 2001).
Setelah dilakukan penggojogan terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan air dan
lapisan kloroform. Lapisan yang berada di bawah merupakan lapisan air dan
lapisan dietil eter berada di atasnya. Hal tersebut terjadi karena berat jenis air
lebih besar daripada dietil eter yaitu 0,713 gr/mL sedangkan air memiliki berat
jenis 1 gr/mL sehingga fase air berada pada lapisan bawah. Selanjutnya kedua
lapisan tersebut dipisahkan dan diukur volumenya. Untuk mengetahui konsentrasi
asam asetat dalam lapisan air maka lapisan air kemudian dititrasi dengan larutan
NaOH yang telah dibakukan dimana sebelumnya telah ditetesi dengan indikator
PP sebanyak 3 tetes.
Pada ekstraksi tunggal untuk 50 ml larutan asam asetat dengan 50 ml
dietil eter ini diperlukan NaOH sebanyak 3,8 mL untuk mencapai titik akhir titrasi
dan diperoleh KD sebesar 3,125 . Pada ektraksi tunggal 45 ml larutan asam asetat
dengan 90 ml dietil eter ini diperlukan NaOH sebanyak 13 ml untuk mencapai
titik akhir titrasi dan diperoleh total asam asetat dalam total rafinat yaitu sebesar
0,390 g dan 1,34 g dalam 90 ml dietil eter . Pada ektraksi 2 kali tahap ini pelarut
organik terlebih dahulu dibagi menjadi 2 yaitu 45 ml dan 45 ml sehingga totalnya
sama dengan ekstraksi tunggal yaitu 90ml , untuk 45 ml larutan asam asetat dan
90 ml dietil eter ini diperlukan 3,5 ml NaOH agar mencapai titik akhir titrasi dan
diperoleh kadar asam asetat dalam total rafinat yaitu 0,105 g dan 0,355 g dalam 90
ml dietil eter. Pada ektraksi 3 kali tahap ini pelarut organik terlebih dahulu dibagi
menjadi 3 yaitu 30 ml, 30 ml dan 30 ml sehingga totalnya sama dengan ekstraksi
tunggal yaitu 90ml , untuk 45 ml larutan asam asetat dan 90 ml dietil eter ini
diperlukan 3 ml NaOH agar mencapai titik akhir titrasi dan diperoleh kadar asam
asetat dalam total rafinat yaitu 0,090 g dan 0,30 g dalam 90 ml dietil eter.
Hal ini menunjukkan bahwa pada penentuan KD diperoleh nilai KD sebesar
3,125 , ini menunjukkan bahwa partikel partikel asam asetat cenderung berada
dalam pelarut air bukan pada pelarut organik . Hal ini disebabkan partikel
partikel asam asetat inimemiliki sifat polaritas zat terlarut yang tinggi karena air
memiliki sifat polar oleh sebab itu partikel partikel tersebut lebih banyak berada
pada pelarut air karena memiliki polaritas zat terlarut yang tinggi .
Pada ekstraksi 1 kali,2 kali dan 3 kali , pengulangan pada tahap ektraksi ini
sangat efisienkarena jumlah asam asetat dalam pelarut organik ( dietil eter ) pada
3 kali tahap ektraksi memiliki kandungan asam asetat yang paling banyak
dibandingkan dengan perlakuan lainnya . Hal ini disebabkan karena setiap kali
penambahan pelarut organik dalam suatu larutan akan membawa partikel
partikel yang ada dalam larutan tersebut sehingga jika terjadi penambahan pelarut
organik secara berulang - ulang maka setelah dipisahkan kedua pelarut tersebut
didapatkan jumlah total partikel yang ada dalam pelarut organik akan lebih
banyak dibandingkan dengan penambahan pelarut organik 1 kali tahap.
Hal ini sesuai literatur yang didapatkan bahwa ekstraksi akan lebih efisien jika
dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut yang sedikit dibandingkan dengan
ekstraksi tunggal dengan pelarut yang banyak (Gandjar dan Rohman, 2007). Dari
pernyataan tersebut dapat dikatakan konsentrasi asam asetat dalam pelarut organik
atau dietil etir dalam ekstraksi 3 kali tahap lebih besar daripada konsentrasi asam
asetat dalam pelarut organik atau dietil eter dalam ekstraksi 1 kali tahap.
DAFTAR PUSTAKA

Bassett,J. 1994. Buku Ajaran Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta
: Kedokteran EGC.

Day, R.A dan Underwood, A.L.2001. Analisis Kimia Kuantitas. Jakarta :


Erlangga.

Gandjar dan Rohman . 2007. Kimia Farmasi Analisis . Yogyakarta: Pustaka


Pelajar
LAMPIRAN PERHITUNGAN

1. Penentuan Kd
5
Berat asam asetat dalam larutan = 50 = 2,38 gr
105

m 2,38
Volume asam asetat dalam larutan = = = 2,267 ml
1,05

Volume air murni = 50-2,267 = 47,733 ml

Normalitas asam asetat dalam


cuplikan V1 N1 = V2 N2
3,8 0,5 = 10 N2
1,9
= N2
10
N2 = 0,19 N

Molaritas asam asetat dalam N 0,19


cuplikan e
=
1
= 0,19 M

Massa asam asetat dalam cuplikan = M V cuplikan Mr


= 0,19 10 60
= 114 mg
= 0,114 gr
Volume asam asetat dalam m 0,114
= = = 0,108 ml
cuplikan 1,05

Volume air murni dalam cuplikan = 10-0,108 = 9,892 ml

0,114 x
Massa asam asetat yang tersisa = 9,892
= 47,733
X = 0,55 gr
0,55 = x
47,73 50
X = 0,57

Kd = 2.38 gr asetat 0,55 gr asetat = 3,125


50 ml dietil ether
0,55 gr asetat
50 ml air
2. Ekstraksi 1 kali tahap
5
Berat asam asetat dalam larutan = 45 = 2,143 gr
105

m 2,143
Volume asam asetat dalam larutan = = = 2,041ml
1,05

Volume air murni = 45-2,041 = 42,959 ml

Normalitas asam asetat dalam


cuplikan V1 N1 = V2 N2
13 0,5 = 10 N2
6,5
= N2
10
N2 = 0,65 N

Molaritas asam asetat dalam N 0,65


cuplikan e
=
1
= 0,65 M

Massa asam asetat dalam cuplikan = M V cuplikan Mr


= 0,65 10 60
= 390 mg
= 0,390gr

Volume asam asetat dalam m 0,390


= = = 0,371 ml
cuplikan 1,05

Volume air murni dalam cuplikan = 10-0,371 = 9,629 ml

0,390 x
Massa asam asetat yang tersisa = 9,629
= 42,959
x = 1,73 gr

Massa asam asetat yang terekstrak = 2,143 - 1,73 = 0,413 gr

3. Ekstraksi 2 kali tahap


5
Berat asam asetat dalam larutan = 45 = 2,143 gr
105

m 2,143
Volume asam asetat dalam larutan = = = 2,041ml
1,05

Volume air murni = 45-2,041 = 42,959 ml


Normalitas asam asetat dalam
cuplikan V1 N1 = V2 N2
3,5 0,5 = 10 N2
1,75
= N2
10
N2 = 0,175 N

Molaritas asam asetat dalam N 0,175


cuplikan = = 0,175 M
e 1

Massa asam asetat dalam cuplikan = M V cuplikan Mr


= 0,175 10 60
= 105 mg
= 0,105 gr

Volume asam asetat dalam m 0,105


= = = 0,1 ml
cuplikan 1,05

Volume air murni dalam cuplikan = 10-0,1 = 9,9 ml

0,105 x
Massa asam asetat yang tersisa = = 42,959
9,9
x = 0,46 gr

Massa asam asetat yang terekstrak = 2,143 - 0,46 = 1,683 gr

4. Ekstraksi 3 kali tahap


5
Berat asam asetat dalam larutan = 45 = 2,143 gr
105

m 2,143
Volume asam asetat dalam larutan = = = 2,041ml
1,05

Volume air murni = 45-2,041 = 42,959 ml

Normalitas asam asetat dalam


cuplikan V1 N1 = V2 N2
3 0,5 = 10 N2
1,5
= N2
10
N2 = 0,15 N
Molaritas asam asetat dalam N 0,15
cuplikan e
=
1
= 0,15 M

Massa asam asetat dalam cuplikan = M V cuplikan Mr


= 0,15 10 60
= 90 mg
= 0,090gr

Volume asam asetat dalam m 0,090


= = = 0,086 ml
cuplikan 1,05

Volume air murni dalam cuplikan = 10-0,086 = 9,914 ml

0,090 x
Massa asam asetat yang tersisa = 9,914
= 42,959
x = 0,39 gr

Massa asam asetat yang terekstrak = 2,143 - 0,39 = 1,753 gr

Anda mungkin juga menyukai