Anda di halaman 1dari 9

KONSEPSI MATRIKS

Definisi secara umum:


Matrik adalah suatu himpunan bilangan yang berbentuk persegi panjang, atau matrik
adalah himpunan saklar (bilangan riil atau bilangan kompleks) yang disusun secara empat
persegi panjang menurut baris dan kolom atau suatu matriks adalah himpunan unsur-unsur
yang disusun menurut baris dan kolom, sehingga berbentuk persegi panjang, dimana panjang
dan lebarnya ditunjukkan oleh banyaknya kolom dan baris.
Notasi matriks biasanya menggunakan huruf besar A, B, C,

Definisi secara khusus:


Misalkan A adalah suatu matriks yang terdiri dari m buah baris dan n buah kolom maka
matriks A mempunyai ordo/dimensi/ukuran (mxn) dan aij merupakan elemen-elemen/unsur-
unsur pada baris ke-I dan kolom ke-j dari matriks A maka secara lengkap sebuah matriks
dapat ditulis dengan A=[ aij]
dimana a= elemen matriks
i= nomor baris= 1, 2, 3, , m
j= nomor kolom= 1, 2, 3, , n
Suatu matriks biasanya ditulis dengan A=[ ] atau A=( ) atau A= || || , sehingga elemen-
elemen suatu matriks secara rinci dapat ditulis :

a11 a12 a1n


a21 a22 a2n

am1 am2 amn

Elemen a11, a22,, ann disebut sebagai elemn-elemen yang terletak pada diagonal utama
dari matriks A (yaitu elemn-elemen matriks dimana nomor baris dan kolomnya sama).
Contoh :

1 0 -1 4
3 2 5 7
9 8 -2 6

Adalah suatu matriks A yang berordo (3x4) karena barisnya (m=3) adalah jumlah
kolomnya (n=4)
Sedangkan elemen-elemen dari matriks tersebut adalah a11=1, a12=0, a13= -1, a14=4, a21=3,
a22= 2, a23=5, a24=7, a31= 9, a32=8, a33= -2, a34= 6.
Dua matriks (matriks A=[ aij] dan matriks B=[ bij] dikatakan sama (A=B) jika kedua
matriks tersebut mempunyai ordo yang sama (mxn) dan elemen-elemen yang bersangkutan
(satu letak) didalam kedua matriks tersebut sama (a ij= bij) untuk setiap i= 1,2,, m dan j=1,
2, 3,, n

OPERASI ALJABAR MATRIKS


a. Penjumlahan dan pengurangan matriks
Syaratnya adalah matriks yang akan dijumlahkan/dikurangkan harus mempunyai ordo
yang sama.
Misalkan A=[ aij], B=[ bij], C=[cij]
Maka A B = C
[ aij] [ bij] = [cij]
(Matriks C merupakan hasil penjumlahan/pengurangan dari matriks A dan B yang satu
posisi/satu letak).
b. Perkalian skalar dengan matriks
Kalau adalah skalar dan A= [ aij], maka A= [ aij] = [ aij] dengan kata lain bahwa
semua elemen matriks A dikalikan dengan skalar .

c. Perkalian matriks dengan matriks


Syaratnya adalah jumlah kolom pada matriks pertama (misal matriks A) sama dengan
jumlah baris pada matriks yang kedua (misal matriks B).
Definisi :
Jika A= [ aij] berordo (pxq) dan B=[ bij] berordo (qxr), maka perkalian matriks A dan
matriks B menghasilkan matriks C=[cij] yang berukuran (pxr) dimana :
A x B = C
(pxq) (qxr) (pxr)
Elemen-elemen dari hasil perkalian yaitu elemen-elemen matriks C (elemen c ij) dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut :
cij = ai1 b1j + + aiq bqj
cij = aik bkj
untuk i = 1, 2, , p j =1, 2, , r dan k= 1, 2, , q
Beberapa hukum yang berlaku pada perkalian matriks :
1. A(B+C) = AB+ AC, (B+C)A= BA + CA
2. A(BC) = (AB)C
3. Perkalian matriks tidak komutatif, artinya belum tentu AB = BA
4. Jika AB = 0 (matriks nol) kemungkinannya adalah :
A = 0 dan B = 0
A = 0 atau B = 0
A 0 dan B 0
5. Bila AB = AC belum tentu B = C

TRANSPOSE DARI SUATU MATRIKS


Definisi :
Jika suatu matriks A berordo m x n maka transpose dari matriks adalah A T dimana
matriks AT berordo n x m. Atau transpose matriks A adalah mengubah baris matriks A
menjadi kolom serta mengubah kolom matriks A menjadi baris.
Beberapa sifat matriks transpose :
(A+B)T = AT + BT
(AT)T = A
(AT) = (AT)
(AB)T = BT. AT
b. Perkalian skalar dengan matriks
Kalau adalah skalar dan A= [ aij], maka A= [ aij] = [ aij] dengan kata lain bahwa
semua elemen matriks A dikalikan dengan skalar .
Contoh :
=2
A=
maka A = 2A = 2 = =

c. Perkalian matriks dengan matriks


Syaratnya adalah jumlah kolom pada matriks pertama (misal matriks A) sama dengan
jumlah baris pada matriks yang kedua (misal matriks B).
Definisi :
Jika A= [ aij] berordo (pxq) dan B=[ bij] berordo (qxr), maka perkalian matriks A dan
matriks B menghasilkan matriks C=[cij] yang berukuran (pxr) dimana :
A x B = C
(pxq) (qxr) (pxr)
Elemen-elemen dari hasil perkalian yaitu elemen-elemen matriks C (elemen c ij) dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut :
cij = ai1 b1j + + aiq bqj
cij = aik bkj
untuk i = 1, 2, , p j =1, 2, , r dan k= 1, 2, , q
(syarat : jumlah kolom matriks A adalah 2 dan jumlah baris matriks B adalah 2,
sedangkan ordo matriks hasil perkalian adalah jumlah baris matriks A kali jumlah kolom
matriks B yaitu ordonya 2x1).
Maka : A x B = x = =
Beberapa hukum yang berlaku pada perkalian matriks :
1. A(B+C) = AB+ AC, (B+C)A= BA + CA
2. A(BC) = (AB)C
3. Perkalian matriks tidak komutatif, artinya belum tentu AB = BA
4. Jika AB = 0 (matriks nol) kemungkinannya adalah :
A = 0 dan B = 0
A = 0 atau B = 0
A 0 dan B 0
5. Bila AB = AC belum tentu B = C

TRANSPOSE DARI SUATU MATRIKS


Definisi :
Jika suatu matriks A berordo m x n maka transpose dari matriks adalah A T dimana
matriks AT berordo n x m. Atau transpose matriks A adalah mengubah baris matriks A
menjadi kolom serta mengubah kolom matriks A menjadi baris.
Beberapa sifat matriks transpose :
(A+B)T = AT + BT
(AT)T = A
(AT) = (AT)
(AB)T = BT. AT
RANK MATRIKS
Rank dari suatu matriks menyatakan jumlah maksimum vektor-vektor baris/kolom yang
bebas linear (tidak berkelipatan). Notasi rank matriks A adalah r(A).
Petunjuk mencari rank suatu matriks :
1. Pilih salah satu baris yang bukan vektor nol, kemudian beri tanda (*). Pilih salah satu
elemen pada baris tadi yang bukan nol, elemen itu dinamakan elemen pivot (untuk
mempermudah perhitungan sedapat mungkin dipilih baris yang terdapat angka 1 atau -1
untuk digunakan sebagai pivot).
2. Jadikan nol semua elemen yang sekolom dengan pivot dengan menggunakan transformasi
elementer secara baris.
3. Sekarang baris yang tadi tidak usah diperhatikan lagi. Perhatikan baris-baris yang tersisa,
kemudian kerjakan langkah 1, 2, 3.
4. Proses ini akan berakhir bila langkah 1 tidak dapat dikerjakan lagi, yaitu apabila semua
baris telah bertanda (*) dan atau menjadi baris nol. Rank dari matriks tersebut adalah
banyaknya baris yang bertanda (*) atau banyaknya baris dikurangi banyaknya baris yang
menjadi baris nol.

Catatan :
Kalau hanya terdiri dari dua baris, maka jika berkelipatan maka rank= 1 tetapi jika tidak
berkelipatan rank = 2

Contoh :
Matriks rank dari matriks A = maka :
H21(-2) H31(-3) H32(-1)
Karena sudah terdapat baris nol maka proses berhenti dan r(A) = 3 1 = 2

SISTEM PERSAMAAN LINEAR

Persamaan linear adalah sebuah persamaan aljabar, yang tiap sukunya mengandung
konstanta, atau perkalian konstanta dengan variabel tunggal. Persamaan ini dikatakan linear
sebab hubungan matematis ini dapat digambarkan sebagai garis lurus dalam Sistem koordinat
Kartesius.
Contoh grafik dari suatu persamaan linear dengan nilai m=0,5 dan b=2 (garis merah)

Bentuk umum untuk persamaan linear adalah

Dalam hal ini, konstanta m akan menggambarkan gradien garis, dan konstanta b merupakan
titik potong garis dengan sumbu-y. Persamaan lain, seperti x3, y1/2, dan bukanlah
persamaan linear.

Contoh sistem persamaan linear dua variabel:

,
,

Bentuk Umum

dimana konstanta A dan B bila dijumlahkan, hasilnya bukan angka nol. Konstanta
dituliskan sebagai A 0, seperti yang telah disepakati ahli matematika bahwa
konstanta tidak boleh sama dengan nol. Grafik persamaan ini bila digambarkan, akan
menghasilkan sebuah garis lurus dan setiap garis dituliskan dalam sebuah persamaan
seperti yang tertera diatas. Bila A 0, dan x sebagai titik potong, maka titik koordinat-
xadalah ketika garis bersilangan dengan sumbu-x (y = 0) yang digambarkan dengan
rumus -c/a. Bila B 0, dan y sebagai titik potong, maka titik koordinat- y adalah
ketika garis bersilangan dengan sumbu-y (x = 0), yang digambarkan dengan rumus
-c/b.

Bentuk standar

di mana, a dan b jika dijumlahkan, tidak menghasilkan angka nol dan a bukanlah angka
negatif. Bentuk standar ini dapat diubah ke bentuk umum, tapi tidak bisa diubah ke semua
bentuk, apabila a dan b adalah nol.
Bentuk titik potong gradien

Sumbu-y

dimana m merupakan gradien dari garis persamaan, dan titik koordinat y adalah persilangan
dari sumbu-y. Ini dapat digambarkan dengan x = 0, yang memberikan nilai y = b. Persamaan
ini digunakan untuk mencari sumbu-y, dimana telah diketahui nilai dari x. Y dalam rumus
tersebut merupakan koordinat y yang anda taruh di grafik. Sedangkan X merupakan
koordinat x yang anda taruh di grafik.

Sumbu-x

dimana m merupakan gradien dari garis persamaan, dan c adalah titik potong-x, dan titik
koordinat x adalah persilangan dari sumbu-x. Ini dapat digambarkan dengan y = 0, yang
memberikan nilai x = c. Bentuk y/m dalam persamaan sendiri berarti bahwa membalikkan
gradien dan mengalikannya dengan y. Persamaan ini tidak mencari titik koordinat x, dimana
nilai y sudah diberikan.

DETERMINAN

satu operasi tambahan pada matriks persegi, yang disebut determinan. Untuk matriks
1 1 determinannya adalah elemennya itu sendiri. Untuk matriks 2 2,

determinan dari A, ditulis sebagai det(A) atau dinotasikan dengan garis-garis vertikal |A|,
dapat dihitung sebagai selisih dari perkalian diagonal-diagonalnya, dimulai dengan elemen-
elemen pada diagonal kiri-atas:
Determinan Matriks 2 2
Diberikan sebarang matriks 2 2,

det(A) = |A| = a11a22 a21a12.

Contoh 1: Menghitung Determinan

Hitunglah determinan dari masing-masing matriks yang diberikan.

Pembahasan Matriks B adalah matriks persegi dengan ordo 2 2, sehingga

Sedangkan matriks C bukan matriks persegi, padahal determinan suatu matriks didefinisikan
hanya untuk matriks persegi, sehingga C tidak memiliki determinan. Selanjutnya, determinan
dari matriks persegi D adalah sebagai berikut.

Perhatikan bahwa determinan dari matriks D adalah nol dan matriks ini sama dengan matriks
yang telah kita selidiki sebelumnya bahwa matriks tersebut tidak memiliki invers. Hal ini
dapat kita gunakan untuk matriks yang lebih besar dan memberikan hubungan antara suatu
matriks, inversnya, dan persamaan matriks.

Matriks Singular
Jika A adalah matriks persegi dan det(A) = 0, maka invers dari matriks tersebut tidak ada dan
A dikatakan sebagai singular atau non-invertibel.

Secara singkat, invers hanya ada untuk matriks persegi, tetapi tidak semua matriks persegi
memiliki invers. Jika determinan dari suatu matriks persegi sama dengan nol, maka invers
dari matriks tersebut tidak ada dan metode persamaan matriks tidak dapat digunakan untuk
menyelesaikan sistem persamaan linear.

INVERS MATRIKS

JIka A dan B matriks bujur sangkar sedemikian rupa sehingga A B = B A = I , maka B disebut balikan
atau invers dari A dan dapat dituliskan B = A 1 ( B sama dengan invers A ). Matriks B juga mempunyai
invers yaitu A maka dapat dituliskan A = B 1. Jika tidak ditemukan matriks B, maka A dikatakan
matriks tunggal (singular). Jika matriks B dan C adalah invers dari A maka B = C.

Matriks A = dapat di-invers apabila ad - bc 0


Dengan Rumus =
Apabila A dan B adalah matriks seordo dan memiliki balikan maka AB dapat di-invers dan (AB) 1 = B
1 1
A

Contoh 1:
Matriks

A= dan B =

AB = = = I (matriks identitas)

BA = = = I (matriks identitas)
Maka dapat dituliskan bahwa B = A 1 (B Merupakan invers dari A)

Anda mungkin juga menyukai