MARET 2017 16
Abstrak: Indonesia selaku negara berkembang, memberikan konstribusi baik berkaitan dengan mutu, biaya
serta waktu dari konstruksi yang dilaksanakan. Telah memiliki cetak biru bagi sektor konstruksi sebagai grand
design dan grand strategy yang disebut dengan Konstruksi Indonesia 2030. Di tahun 2007 dalam Konferensi
PBB yang diselenggarakan di Bali. Indonesia menyepakati akan menurunkan kadar CO2 di udara sebesar 26%
sampai dengan 41% di akhir tahun 2020 dan disepakati tentang peta jalur hijau dengan pola pembangunan
abad ke-21 yang berkadar rendah karbon (Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2011).
Pernyataan tersebut memunculkan wacana green costruction (konstruksi ramah lingkungan). Wacana tersebut
menuntut pada pelaksanaan konstruksi untuk sangat memperhatkan dari metoda pelaksanaan yang akan
dilaksanakan. Disamping itu, melaksanakan kontruksi ramah lingkungan ini akan mempengaruhi biaya serta
waktu pelaksanaan dari proyek. Dalam pelaksanaan proyek pembangunan jembatan Labuan Sait Suluban
dilaksanakan dengan memperhatikan lingkungan sekitar. Pekerjaan yang diamati meliputi pekerjaan pengadaan
beton dengan metoda precast dan cast in situ. Dengan hasil metoda precast lebih ramah lingkungan.
Penggunaan beton precast memerlukan biaya sebesar Rp.1.556.750.000, sedangkan beton cast in situ
memerlukan biaya Rp.743.828.563, lebih murah 47,78% dari beton precast. Dilihat dari segi waktu
penggunaan beton precast lebih cepat 28 hari dibanding penggunaan beton cast in situ lebih cepat 71,79%.
2.METODOLOGI
2.1 Langkah Kerja
2.3 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan Pengumpulan data dilaksanakan dengan
Data beberapa cara, meliputi :
2.4 Data Primer dicari dengan cara
melakukan pengukuran secara
langsung ke lapangan.
2.5 Data sekunder didapatkan dari data
- RAB Data Literatur
data yang digunakan oleh kontraktor
- Gambar Shop - Buku serta konsultan dalam merencanakan
Drawing - Jurnal konstruksi jembatan seperti data
- AHS - Wawancara spesifikasi, HSP, RAB, RAP, serta
gambar kerja (Shop Drawing).
- Peraturan dan - Skripsi Disamping itu, data sekunder dapat
Spesifikasi berupa data yang bersumber dari
- Produktivitas buku, jurnal, skripsi, ataupun tugas
Analisis Ramah akhir.
Lingkungan
Analisis Biaya Analisis Waktu 2.4 Metode Analisis Data
Data-data yang sudah diperoleh kemudian
dianalisis dengan metode analisis deskriptif.
Metode analisis deskriptif dilakukan dengan
cara mendeskripsikan fakta-fakta yang
Kesimpulan dan Saran kemudian disusul dengan analisis, tidak
semata-mata menguraikan, melainkan juga
memberikan pemahaman dan penjelasan
secukupnya.
SELESAI
3 PEMBAHASAN
Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
3.1 Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Gelagar
Dari gambar 2.1 dapat diuraikan sebagai berikut : Konstruksi jembatan pracetak dapat
dilakukan dengan berbagai macam metoda,
1. Pengumpulan data sekunder dan data diantaranya dengan metoda balance cantilever,
primer Incremental Launching Method (ILM), dan metoda
2. Didapatkan data data berupa gambar, span by span. Ketiga Metoda tersebut tentunya
RAB, AHS, spesifikasi dan peraturan berbeda satu dengan lainnya, dimulai dari peralatan
peraturan serta data data yang yang digunakan, urutan pekerjaan dan respons
didapatkan dari literatur. Setelah data struktur yang terjadi selama pelaksanaan dan
data diperoleh dilakukan analisis green kondisi akhir. Dalam penelitian ini tidak dibahas
construction terhadap penggunaan beton berkaitan dengan metoda balance cantilever dan
cast in situ dan beton precast. Dari (ILM), namun hanya dibahas berkaitan dengan
analisis yang dilaksanakan berlanjut metoda span by span. Metode span by span girder
kepada biaya dan waktu yang dibutuhkan pracetak segmen, di mana satu bentang jembatan
untuk mencapai green construction. dikerjakan sampai selesai, kemudian span by span
3. Dilakukan analisis biaya dan waktu dari adalah metode pelaksanaan konstruksi jembatan
masing masing metoda. berlanjut ke bentang berikutnya. Proses tersebut
4. Simpulan dari analisis yang dilaksanakan. berulang sampai seluruh jembatan tersambung.
Segmen dari beton prategang biasanya
2.2 Data Yang Dicari berhubungan langsung dengan berat dan
Adapun data data yang dicari dalam kemudahan pengangkutan serta kapasitas untuk
untuk menunjang analisis yang dilaksanakan, pengangkutan.
sebagai berikut :
Data primer meliputi harga harga satuan 3.1.1 Pembangunan Konstruksi Jembatan
bahan dan produktivitas Span by Span Cast-In-Situ
Data sekunder meliputi gambar kerja Dalam proses pelakasanaan pembuatan
(shop drawing), analisa harga satuan, peraturan gelagar ditempat biasanya bentang gelagar
peraturan, litelatur dari skipsi, tugas akhir, jurnal menggunakan perancah dan scaffolding
dan buku. membutuhkan prosedur yang panjang yang mana
JURNAL LOGIC. VOL. 17. NO. 1. MARET 2017 19
Gambar 2. Upper falsework Berat dari perancah baja kira kira 3 ton/meter.
Ketika bentang gelagar sudah tersusun dan Berat sangat dipengaruhi oleh peralatan yang
dilakukan stressing, perancah baja diluncur kan digunakan serta ukuran dari perancah serta
kedepan kemampuan menahan beban.
Konstruksi jembatan dengan gelagar yang d. Tempat untuk batching plant dan peralatan
menggunakan segmen prategang dengan banyak untuk penangan ( mobil cranem dan gantry
tipe dalam proses pengangkatan dalam crane)
menghubungkan antara bentang melintang balok
dengan flens dan diafragma sebagai penahan beban Perancah balok terdiri dari beberapa
melintang. Biasanya bentang yang dibuat sepanjang cetakan yang sudah jadi serta cetakan pinggir.
2 sampai dengan 4 meter tergantung berat dan Cetakan yang sudah jadi biasanya terbuat dari
tingginya. Seperti pada konstruksi kantilever, metal dan sudah disesuaikan sehingga nantinya
sambungan antara segmen girder dibuat dengan dapat menahan beban yang diakibatkan dari
sambungan match-cast-joint. stressing. Jika jumlah balok yang dibuat kurang
Teknik ini biasanya digunakan untuk dari 40, dapat digunakan perancah dari kayu dan
bentang antara 30 sampai 60 m, namun teknik ini beton dapat digetarkan dengan vibrator internal.
sangat sesuai di gunakan untuk jembatan bentang Sangat penting untuk menyiapkan vibrator yang
40 dan 50 m. Banyak cara dapat digunakan untuk cukup dalam jumlah banyak untuk memulai
launching dari gelagar segmen diantaranya dengan pengecoran balok mulai dari pangkal.
: upperfalse, lowerfalse, dan dengan menggunakan
kabel. Untuk mendapatkan girder pracetak, dapat Tingkat pabrikasi balok dari keperluan
dilakukan pemesanan pada supplyer dengan unit per balok per bulan, jika tidak dilakukan
spesifikasi tertentu. perlakuan terhadap suhu dari beton. Penggunaan
cetakan yang sudah jadi dua kali lipat dan
3.1.3 Pembangunan Konstruksi Jembatan Span penyiapan tulangan di tempat pebuatan tulangan
by Span dengan Balok dapat mempercepat tingkat pabrikasi balok dengan
Gelagar menggunakan beton prategang rata rata satu balok diproduksi dalam dua hari.
dengan berbagai peralatan untuk pengangkat Satu balok dapat diproduksi per cetakan dalam
menghubungkan secara melintang serta pendukung waktu sehari dengan perlakukan yang berbeda
diafragma untuk penahan beban melintang. terhadap suhu beton.
Ada 2 tipe jembatan yang menggunakan
proses ini dalam pengerjaan : 3.1.4 Metode Launching Girder
1. Jembatan jalan raya dengan bentang yang Dalam perkembangan saat ini, berbagai
lumayan pendek sekitar 25 meter biasanya jenis beton untuk geelagar sudah tersedia sehinggga
menggunakan balok prategang dengan pre- menuntut pula untuk perkembangan metoda dalam
tension. launching dari gelagar tersebut berkembang agar
2. Jembatan bentang menengah dengan bentang 50 dapar menyesuaikan dengan keadaan serta
meter, menggunakan balok prestress dengan kebutuhan. Secara umum metode pelaksanaan
post-tension. Jembatan beton dibedakan menjadi Cast insitu dan
Precast segmental. Cast insitu merupakan metode
Penerapan jembatan balok prestress pelaksanaan jembatan dimana dilakukan
berkisar antara 25 sampai 50 meter dan sangat pengecoran dilokasi pembangunan sedangkan
cocok dengan bentang 30 dan 40 meter dengan precast segmental merupakan metode pelaksanaan
pondasi jembatan mudah untuk dibangun serta dimana beton disuplai dari luar berupa Precast
dengan pilar dengan kemampuan menahan bean yang siap untuk dilakukan instalasi.
relatif kecil.Dalam kebutuhan bentang jembatan Metode Cast insitu terdiri dari :
melebihi 50 meter, maka terjadi peningkatan pada 1 MSS (Movable Scaffolding System)
berat balok serta memerlukan penanganan serta 2 ILM (Increamental Launching Method)
penempatannya, hal ini sangat tidak dibenarkan 3 Balanced Cantilever dengan FormTraveller
kecuali terdapat angka keamanan yang besar pada 4 Cable Stayed dengan FormTraveller
bagian pilar. Balok baja perancah untuk launching
cukup mahal dan karena itu secara ekonomi dapat Metode Precast Segmental terdiri dari :
digunakan apabila jumlah balok sekitar 12 ataupun
1 Balanced Cantilever Erection With Launching
lebih.
Gantry
Metode Pelaksanaan
2 Balanced Cantilever Erection With Lifting
Balok biasanya dibuat didekat jembatan Frames
dengan area yang tertata dan tempat penyimpanan 3 Span by Span Erection With Launching Gantry
yang cukup. Dengan area yang terdiri dari : 4 Balanced Cantilever Erection With Cranes
a. Tempat pabriksi balok 5 Precast Beam
b. Tempat penulangan dan stresing serta
Metoda pelakasanaan cas in situ sebagai
perakitan
berikut :
c. Tempat penyimpanan balok
1. MSS (Movable Scaffolding System)
JURNAL LOGIC. VOL. 17. NO. 1. MARET 2017 21
merupakan sumber alam sehingga dalam hal ini digunakan. Debu semen cukup membahayakan
konsep ramah lingkungan untuk mengurangi karena mengandung debu silika yang dapat
penggunaan bahan sumber alam tidak terpenuhi. mengganggu kesehatan, debu silika bebas (SiO2)
Dari pembuatan begisting dengan inidapat terhirup masuk ke dalam paruparu dan
menggunakan precast, dalam pelaksanaan tidak kemudian mengendap yang sering disebut sebagai
dihasilkan limbah berupa kayu. Hal ini penyakit silikosis.
dikarenakan, pembuatan precast dilakukan pada Beton precast pelaksanaan pekerjaan
pabriknya sehingga begisting yang digunakan dengan menggunakan gelagar beton pracetak tidak
merupakan begisting dengan desain khusus melakukan pencampuran dengan semen di tempat,
sehingga dapat digunakan kembali. Pracetak dalam sehingga lingkungan proyek tidak akan tercemar
pelaksanaannya tidak menghasilkan limbah/sampah limbah dari semen dalam bentuk limbah cair
pada tempat konstruksi. Disamping itu, apabila ada maupun limbah gas/patikel.
limbah lingkungan tidak akan terpengaruh karena
tempat pembuatan merupakan tempat khusus dan 3.2.3 Metoda Pemasangan Girder
sudah terisolasi dari lingkungan sekitar. Dengan ini Berbagai metoda pemasangan girder
juga lingkungan proyek tidak akan terkena limbah. sudah tersedia seiring berkembangnya teknologi.
Beberapa metoda yang digunakan meliputi
B. Tahap Pembesian kombinasi sistem perancah (falsework), sistem
1. Hasil Limbah kantilever, sistem incremental launching.
Beton cast in-site menghasikan sisa sisa Dalam pemasangan girder pada proyek
potongan besi serta kawat kawat dalam proses jembatan Labuan Sait Suluban adapun metoda
pemasangan. Bahan bahan sisa tersebut akan yang digunakan sesuai dengan yang di paparkan
menjadi limbah pada lingkungan proyek sehingga diatas.
menjadi ganguan bagi lingkungan. Ketiga metoda tersebut dapat digunakan
Beton precast tidak menghasilkan limbah dalam pemasangan gelagar pracetak, namun dalam
pada lingkungan proyek karena produksi dilakukan kaitannya dengan lingkungan perlu dilakukan
di pabrik. analisis lebih lanjut sehingga metoda dapat
dikatakan ramah lingkungan ataupun tidak.
C. Tahap Pengecoran Analisis dilakukan dengan mengacu pada beberapa
1. Penggunaan Bahan tolok ukur meliputi :
Proses pengecoran in-site bahan bahan 1. Penggunaan bahan/material
dalam pembuatan beton meliputi air, pasir, semen, 2. Limbah dari metoda yang digunakan
dan koral dan zat adiftif tertentu yang diperlukan. 3. Penggunaan lahan
Dari bahan bahan tersebut dapat penggunaannya 4. Penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, dan
dapat mempengaruhi dari lingkungan di daerah Recycle) pada metoda
konstruksi.
a. Air, beton cetak in-situ dalam Pelaksanaan konstruksi yang bersifat
prosesnya air yang digunakan tidak dapat green construction akan ditentukan dari tolok ukur
digunakan sesuai dengan kebutuhan. Dalam diatas, dengan semakin kecilnya dampak yang
pelaksanaannya air untuk proyek sering tercecer diakibatkan dari metoda yang digunakan, maka
sehingga penggunaan tidak efisien. Penggunaan air akan semakin dapat dikatakan bahwa metoda
dalam penggunaan beton pracetak akan menjadi tersebut ramah lingkungan. Berikut merupakan
sangat minim dan sesuai kebutuhan dari desain analisis dari beberapa metoda dengan mengacu
yang ada. Karena beton dicetak dipabrikan dengan pada tolok ukur diatas.
menggunakan spesifikasi yang tepat serta peralatan
yang memadai sehingga volume untuk masing a. Penggunaan Bahan
masing bahan menggunakan pentakaran yang Beton cast in-site menggunakan metoda
akurat sehingga akan mengurangi pembuangan perancah dalam pelaksanaannya. Bahan bahan
bahan. Air bersumber dari alam, sehingga yang digunakan saat metoda perancah adalah
penggunaan air yang harus efektif dan efisien. dengan menggunakan scaffolding sebagai
b. Semen,beton cast in-site perancah. Perancah harus diposisikan pada pondasi
menghasilkan beberapa jenis limbah yang dapat yang kuat. Pada pondasi dilakukan pengecoran
mengakibatkan gangguan pada linkungan sehingga akan padat serta datar. Dalam hal ini
diantaranya limbah cair dan limbah gas/partikel. bahan bahan yang digunakan untuk pengecoran
Limbah cair itu berasal dari campuran antara semen langsung akan mempengaruhi lingkungan. Semen
dengan air yang mengalami hidrasi. Campuran yang digunakan akan menyebar sehingga dapat
tersebut tidak sepenuhnya dapat tangani agar tidak memberikan dampak lingkungan berupa udara
tercecer sehingga itu akan mempengaruhi yang tidak baik karena bercampur dengan silika
kandungan air di sekitaran proyek. Limbah yang terkandung pada semen.
gas/partikel berasal dari debu semen yang
JURNAL LOGIC. VOL. 17. NO. 1. MARET 2017 23
Beton precast dalam proses pemasangan cast in-site dan metode precast. Kedua metoda
mengunakan metoda truss cremona. untuk tersebut akan memiliki biaya yang berbeda.
pemindahan digunakan kayu untuk mengatur
elevasi dari cremona sehingga digunakan bahan 3.3.1 Beton Cast In-Situ
bahan balok kayu. Balok kayu digunakan berulang Volume beton 1 buah girder 40,6 meter
ulang sehingga penggunaannya efisien. = 170,26 m3
Jumlah girder
b. Limbah = 5 buah
Limbah dari sistem perancah dari beton Dalam proses untuk pengecoran adapun
cast in situ menimbulkan banyak limbah kayu serta beberapa pekerjaan yang dilakukan yaitu
bahan lain untuk begisting. Dalam konsep green pemasangan begisting dan stagger serta
construction ditekankan pada pengurangan hasil pengecoran. Perhitungan biaya dilakukan terhadap
limbah akibat dari pekerjaan. 3 pekerjaan tersebut :
Dalam pengadaan dengan beton precast
tidak dihasilkan limbah untuk perancah karena Pekerjaan Begisting
sudah menggunakan cremona yang terbuat dari
baja berat dan penggunaanya dapat berulang Tabel 2. Analisa Harga Satuan
ulang. 1 m Pekerjaan Bekisting H J
Balok arga / Upah umlah (Rp)
c. Penggunaan Lahan Pemasangan Bekisting (Rp)
Balok
Beton cast in-site menggunakan lahan di
1 K 1 b 4 4
bawah jembatan seluas bentang jembatan, sehingga aso 5/7 ,000 tg 0.000.00 0.000,00
digunakan perataan serta pemadatan karena akan 2 P 0 k 1 4
digunakan sebagai tempat untuk scaffolding. aku, baut- ,400 g 0.000.00 .000,00
Sungai di bawah jembatan akan terhambat, baut, dan
kawat
disamping itu lahan dibawaha jembatan harus 3 M 0 l 2 5
diratakan sehingga habitat di bawah jematan akan inyak ,200 tr 8.000.00 .600,00
dirusak.. Bekisting
Beton precast, penggunaan lahan hanya 4 B 1 b 7 7
alok 6/12 ,000 tg 0.000.00 0.000,00
menggunakan wilayah jalan secara memanjang
5 P 0 L 1 6
karena cremona akan diposisikan sejajar dengan lywood ,350 br 80.000.00 3.000,00
jembatan. Sungai serta habitat dibawah jembatan tebal 9 mm
tidak perlu dirusak. 6 S 8 u 1 3
caffolding ,000 nit 9.500,00 12.000
standart
Tabel 1. Perbandingan green construction
7 M 0 O 8 2
antara beton cast in situ dan precast andor ,033 h 0.000,00 .640,00
N Ur Beton Beton 8 K 0 O 7 2
O. aian Cast In-Site Precast epala ,033 h 0.000,00 .310,00
Tukang
- P
- B 9 T 0 O 6 2
Pe embuatan ukang ,330 h 5.000,00 1.450,00
egisting tidak
nggunaan
1 begisting 1 P 0 O 4 3
menggunakan
Bahan menggunakan 0 ekerja ,660 h 7.000,00 1.020,00
bahan kayu 1 M 0 O 8 1
bahan kayu
andor ,0133 h 0.000,00 .064,00
- D 2 K 0 O 7 2
ihasilkan limbah epala ,0399 h 0.000,00 .793.00
gas dari semen Tukang
yang digunakan - T 3 T 0 O 6 1
ukang ,1997 h 5.000,00 2.980,50
- L idak dihasilkan
4 P 0 O 4 1
Ha imbah air semen limbah dari ekerja ,3993 h 7.000,00 8.767,10
2
sil Limbah akibat semen, air Pembongkaran Bekisting H J
pengecoran di semen, dan Balok arga/Upah umlah (Rp)
tepat kayu (Rp)
1 M 0 O 8 1
- L andor .0133 h 0.000,00 .064,00
imbah kayu 2 K 0 O 7 2
bekas begising epala .0399 h 0.000,00 .793,00
Tukang
3 T 0 O 6 1
ukang .1997 h 5.000,00 2.980,50
3.3 Analisis Biaya 4 P 0 O 4 1
Biaya dalam pelaksanaan proyek ekerja .3993 h 7.000,00 8.767,10
tergantung dari metoda pengadaan girder yang Total 5
digunakan. Pembuatan beton girder dengan metoda
JURNAL LOGIC. VOL. 17. NO. 1. MARET 2017 24
3.3.2 Beton Precast Sumber : RAB proyek dan kontrak kerja dengan
Rencana Anggaran Biaya (RAB) dalam PT.
proyek pembangunan jembatan Labuan Sait
Suluban dengan menggunakan beton precast biaya 3.4 Analisis Waktu
untuk pengadaaan girder bentang 40,6 meter adalah Beberapa pekerjaan yang dilaksanakan
sebagai berikut : dalam proses pembuatan girder meliputi pekerjaan
stagger, begisting dan pengecoran.
Tabel 3. Analisa harga satuan balok
precast 3.4.1 Beton Cast In Situ
P 1. Pekerjaan Begisting
ERKI Volume begisting = 710,5 m2
H J
RAA Waktu yang dibutuhkan untuk
N S ARGA UML
KO N pelaksanaan
O AT S AH
MPONEN K Produktivitas 1 pekerja per hari = 1 /
. UA ATUA H
UAN
N N ARGA 0,3993 = 1,07 m2 / hari
TITA
S
Pekerja yang akan bekerja sebanyak
( ( 18 orang
Rp.) Rp.) Sehingga volume pekerjaan yang
A TEN diselesaikan dalam 1 hari
. AGA = 18 x 1,07 = 19,27 m2
0 Waktu untuk menyelesaikan semua
JUMLAH HARGA TENAGA ,00 begisting
B BA = 710,5 / 19,27 = 36,86 hari 37 hari
. HAN 2. Pekerjaan Pengecoran
Prac 3 3 Berdasarkan hasil wawancara didapatkan
etak Gelagar b 07.350
1 07.350 waktu untuk dilaksanakan pengecoran untuk 1 kali
1 ,0000 .000,0 .000,0
Tipe I bentang uah kedatangan beton ready mix adalah 30 menit = 0,5
. 0 0
40,6 jam (rata rata 6 kubik beton).
meter Pengecoran keseluruhan membutuhkan
3
waktu
07.350
.000,0 Volume beton =170,26 m3
JUMLAH HARGA BAHAN 0
C PER
. ALATAN
JURNAL LOGIC. VOL. 17. NO. 1. MARET 2017 25
4.1 Simpulan
Dari analisis yang dilakukandapat
disimpulkan bahwa :
1. penggunaan/pembuatan beton precast lebih
ramah lingkungan dibandingkan dengan beton
cast in situ dari segi analisa bahan, penggunaan
lahan, serta limbah hasil konstruksi
2. biaya penggunaan/pembuatan untuk beton
precast sebesar Rp.1.556.750.000,00
sedangkan untuk biaya pelaksanaan beton cast
in situ sebesar Rp.743.828.563. Beton cast in
site memberikan efisiensi sebesar 47,78% dari
beton precast.
3. Pelaksanaan dengan menggunakan beton
precast memberikan efisiensi sebesar 71,79%
lebih efektif dibandingkan dengan beron cast
in situ, dimana waktu pelaksanaan beton
precast yaitu 11 hari sedangkan untuk
pelaksanaan beton cast in situ selama 39 hari
untuk jenis pekerjaan yang sama.