Modul 12 Bagelan
Modul 12 Bagelan
KEGIATAN BELAJAR 12
POLTEKKES KEMENKES RI
DIV KEBIDANAN
MEDAN
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayahNya kami dapat menyelesaikan Modul Humaniora ini. Modul ini disusun
dengan harapan dapat dijadikan sebagai bahan ajar untuk Mata Kuliah
Humaniora bagi mahasiswa yang mengikuti pendidikan DIV Kebidanan.
Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan modul ini. Kami
menyadari keterbatasan kami selaku penulis, oleh karena itu demi pengembangan
kreatifitas dan penyempurnaan modul ini, kami mengharapkan saran dan
masukan dari pembaca maupun para ahli, baik dari segi isi, istilah serta
pemaparannya. Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah
memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan modul ini.
Akhir kata, semoga modul ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Amin.
Medan
Penulis
1
Pendahuluan
Ilmu adalah pengetahuan yang rasional dan didukung dengan bukti yang
empiris dan memiliki dua bentuk yang menjadi ciri khasnya yaitu paradigma dan
metode. Dalam hal paradigma dan metode ini ilmu selalu berorientasi pada logika
dan berkaitan dengan cara berpikir ilmiah. Berpikir ilmiah selalu berhubungan
Tidak dapat disangkal lagi bahwa ilmu pengetahuan selalu berkembang secara
progresif dan cepat. Perkembangan suatu disiplin ilmu ternyata melibatkan disiplin
ilmu yang lain. Hal ini menandakan bahwa antardisiplin ilmu adanya saling kait dan
saling memerlukan. Hal ini dapat kita lihat dari contoh kecil yang ada di sekitar
kita; suatu hasil penemuan bidang teknologi seperti penemuan computer semakin
lama semakin berkembang dan dalam hal pemasaran hasil teknologi ini perlu disiplin
ilmu yang lain seperti ilmu ekonomi, dan juga pada saat pemasaran juga kita perlu
bahwa suatu disiplin ilmu tidak dapat berdiri sendiri. Selaras dengan itu, Koento
Wibisono (1984) mengatakan adalah bahwa ilmu yang satu sangat erat
hubungannya dengan cabang ilmu yang lain serta semakin kaburnya garis batas
antara ilmu dasar-murni atau teoritis dengan ilmu terapan atau praktis.
Dan perlu kita ketahui bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu
2
kadangkala hasil sebuah pengembangan teori atau produk dari aplikasi teori ilmu
Dari kedua paragraf di atas, kita dapat menarik tiga bagian berbeda yang
bermuara pada kata pemikir, yang kedua adalah produsen dari hasil penemuan
para inovator; dan yang ketiga adalah penikmat hasil temuan, pengguna, atau
ilmu pengetahuan.
Oleh karena ada tiga bagian yang berbeda, ditambah dengan latar belakang para
pengembang ilmu pengetahuan, produsen, dan pengguna hasil temuan yang berbeda,
belum tentu dapat diterima oleh semua kalangan. Padahal menurut Wahyu, dalam
sebagai alat peramal, yaitu ilmu dapat digunakan sebagai alat untuk meramal
sebagai alat control, yaitu ilmu dapat digunakan sebagai pencegah terjadinya
memikirkan strategi yang tepat agar hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tersebut dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pihak. Inilah
permasalahan yang akan dibahas oleh penulis. Bagaimana strategi yang tepat untuk
3
KEGIATAN
Strategi Pengembangan Ilmu dan
BELAJAR 12 Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
4
URAIAN
MATERI
Strategi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ada empat pengertian, namun
pengertian yang keempat yang penulis rasa sesuai dengan konteks pembahasan
dalam makalah ini yaitu rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus.
dan tetutup, dalam arti pengaruh konteks dibatasi atau bahkan disingkirkan.
Kedua, pendapat yang menyatakan bahwa ilmu lebur dalam konteks, tidak hanya
Ketiga, pendapat yang menyatakan bahwa ilmu dan konteks saling meresapi dan
5
Dari ketiga strategi di atas , semua tepat apabila disesuaikan dengan kondisi
garis politik pemba-ngunan suatu daerah. Hal tersebut dapat dijabar bahwa
serta visi dan praksis (praktik dalam bidang kehidupan dan kegiatan praktis
manusia).
Namun, dari ketiga pendapat ini pendapat yang ketiga yang mampu
mengembangkan ilmu yang tidak sekedar teori-teori belaka, tapi juga realisasi
teori dalam praktik dan hasil-hasil yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Artinya di sini bahwa ada nilai-nilai yang menjadi muatan suatu ilmu bisa
Selain itu, Wahyu dalam makalahnya mengatakan bahwa ilmu harus berada di
atas pusat kekuasaan pemerintah karena ilmu harus mengabdi pada kebaikan,
Dengan demikian boleh dikatakan, selain ketiga strategi dan bagaimana strtegi
6
mempertimbangkan bahkan harus mempunyai tanggung jawab sosial sehingga
mempertimbangkan idiologi, hukum, adat istiadat, nilai kearifan lokal, dan lain-
lain yang ada di suatu daerah di mana ilmu pengetahuan itu berkembang.
Seperti pepatah mengatakan dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung jua.
7
RANGKUMAN
Dari uraian tersebut di atas tampak jelas bahwa perkembangan ilmu pengetahuan yang
tidak diatur dengan nilai justru dapat membawa hal yang merugikan bagi pengguna ilmu
pengetahuan tersebut. Oleh karena itulah dalam perkembangannya ilmu pengetahuan perlu
memperhatikan empat strategi yaitu ilmu berkembang dalam otonomi dan tetutup, ilmu
lebur dalam konteks, ilmu dan konteks saling meresapi dan saling memberi pengaruh untuk
menjaga agar dirinya beserta temuan-temuannya tidak terjebak dalam kemiskinan relevansi
dan aktualitasnya, dan perkembangan ilmu pengetahuan juga harus mempertimbangkan
bahkan harus di atas kekuasaan pemerintah, tidak bebas nilai, berdasarkan filsafat, dan
mempunyai tanggung jawab sosial.
8
TES FORMATIF
9
KUNCI JAWABAN
1. B
2. A
3. B
4. C
10
DAFTAR PUSTAKA
Bertens, K., 1987., Panorama Filsafat Modern,Gramedia: Jakarta, p.14, 16, 20-21, 26.
Koento Wibisono S. dkk., 1997., Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Koento Wibisono S., 1984., Filsafat Ilmu Pengetahuan dan Aktualitasnya Dalam Upaya
Jujun S. Sumiasumantri (ed), 1985. Ilmu dalam Prespektif, Jakarta: Gramedia, cet. 6
11