OLEH :
Cincin benzena dengan awan elektron sangat kaya elektron, sehingga mudah
membentuk ikatan baru dengan elektrofil. Reaksi substituasi elektrofilik terhadap
benzena berlangsung dalam tiga tahap yaitu pembentukan elektrofil, serangan
elektrofil pada inti dan pelepasan proton menghasilkan produk benzena tersubstitusi
(Fessenden & Fessenden, 1989 dalam Suja, 2016).
Tahap 1. Pembentukan E+ (elektrofil) secara spontan atau dengan bantuan asam Lewis
(A)
2
Mekanisme reaksi substitusi untuk tahap kedua dan ketiga umumnya sama,
perbedaanya hanya pada tahap pertama. Reaksi substitusi elektrofilik bisa dilakuakan
dengan beberapa elektrofil. Berikut ini dipaparkan jenis reaksi monosubstitusi
elektrofilik benzena yaitu reaksi Nitrasi.
Benzena mengalami nitrasi jika direaksikan dengan HNO 3 pekat dan katalis
H2SO4 pekat. Mekanisme reaksinya diawali dengan pembentukan elektrofil +NO2
melalui reaksi asam nitrat pekat dengan asam sulfat pekat. Penggunaan asam sulfat
pekat sebagai katalis, disamping menghasilkan ion H+, juga berperan sebagai zat
higroskopis yang mampu menarik molekul-molekul air yang dihasilkan pada proses
tersebut. Tahap berikutnya sama dengan tahap dua dan tiga dari reaksi substtusi
elektrofilik benzena secara umum (Morrison & Boyd, 1989 dalam Suja, 2016).
Persamaan reaksi dan mekanisme reaksi nitrasi sebagai berikut.
Mekanisme reaksinya:
3
bahan adsorben inert (Fessenden, 2003). Prinsip TLC adalah absorbsi dan partisi
dimana adsorbs adalah penyerapan pada permukaan, sedangkan partisi adalah
penyebaran atau kemampuan satu zat yang ada dalam larutan untuk berpisah ke dalam
pelarut yang digunakan (Soebagio, 2002).
4
(HNO3) pekat nya
2 Asam sulfat 5 mL 7 n-heksana 5 mL
(H2SO4) pekat
3 Bromobenzena 2 mL 8 Etil asetat 1 mL
4 Etanol 95% 20 mL
5 Aquades secukupn
ya
5
V. Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan
No. Prosedur Kerja Hasil Pengamatan
1 Campuran 5 mL asam Semula asam nitrat tidak berwarna dan panas. Asam
nitrat pekat dan 5 mL sulfat pekat semula berwarna kekuningan.Setelah kedua
asam sulfat pekat larutan tersebut dicampurkan terbentuk larutan tidak
dibuat dalam labu berwarna dan larutan tersebut panas.
bulat dan didinginkan
dalam penangas air
dicampur es.
6
penambahan
dilakukan sedikit
demi sedikit (1-2 mL)
selama kurun waktu
15 menit sambil
diaduk.
7
dalam gelas kimia larutan kuning keruh.
100 mL yang berisi
50 mL air es.
8
Gambar 7. jumlah padatan kuning yang telah disaring
8 Masukan etanol95% Etanol95% sebanyak 20 mL dipanaskan kemudian
sebanyak 20 mL padatan kuning ditambahkan sedikit demi sedikit.
kedalam labu
Erlenmeyer 100 mL
kemudian
dipanaskan. Masukan
sedikit demi sedikit
padatan kuning pada
larutan tersebut.
9
9 Panaskan campuran Setelah dipanaskan terbentuk larutan berwarna kuning
sampai semua dan padatan kuning larut.
mendidih dan padatan
kuning tersebut larut.
10
Gambar 12. Kristal yang terbentuk setelah filtrate
didiamkan selama satu minggu.
11
13 Kristal diuji dengan Kristal diuji dengan uji TLC
uji TLC untuk
mengetahui produk
yang dihasilkan.
14 Dibuat larutan 1 mL Semula etil asetat tidak berwarna, setelah ditambahkan n-
etil asetat dan 5 mL heksana tidak terjadi perubahan warna.
n-heksana sebagai
fase diam.
Bromobenzena
digunakan sebagai
starting material.
Gambar 16. Plat TLC yang telah diberi tanda awal dan
akhir
17 Diambil dan Diambil dan diteteskan bromobenzena pada titik S dan
diteteskan produk pada titik P menggunakan pipa kapiler.
12
bromobenzena pada
titik S dan produk
pada titik P
menggunakan pipa
kapiler.
13
20 Plat TLC yang sudah Setelah plat TLC dimasukan pada sinar UV, pada titik S
kering dicek dengan tidak dapat teridentifikasi dengan sinar UV sedangkan
sinar UV. Beri tanda pada titik P terdapat titik senyawa yang teridentifikasi
pada titik yang pada sinar UV.
terlihat
14
VI. Pembahasan
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi hasil substitusi
elektrofilik bromobenzene yaitu menghasilkan produk 4-Bromo-nitrobenzena, 2-
Bromo-nitrobenzena, dan 3-Bromo-nitrobenzena. Senyawa ini diperoleh dengan cara
bromobenzena direaksikan dengan gugus elektrofil NO2+ yang dihasilkan dari reaksi
antara HNO3 pekat dan H2SO4 pekat. Konsentrasi H2SO4 pekat yang dipakai 17,84 M
agar mampu mengoksidasi HNO3 14,44 M sehingga terprotonkan dan membentuk
+
NO2. Pencampuran H2SO4 pekat dan HNO3 pekat ini harus didinginkan agar tetap
dalam fase cairan karena sifatnya yang mudah menguap. Adapun mekanisme reaksi
yang terjadi dalam proses pembentukan gugus elektrofil NO2+ (ion nitronium) sebagai
berikut.
HNO3
O2N CH3
H2SO4
O 2N NO2 NO2
NO2
Gugus halogen (Br) merupakan gugus penarik elektron, dimana secara umum
gugus penarik elektron adalah pengarah meta. Namun gugus halogen mengalami
penyimpangan karena gugus halogen memiliki pasangan elektron bebas sehingga
kecenderungan berubah menjadi pengarah orto dan para. Hal ini diperjalas dengan
mekanisme reaksi elektrofilik yang disertai dengan terjadinya resonansi.
15
Br Br O Br O
O Br
O
N N N
N
+ + O O Posisi orto
+ O
+
+
O
Br Br
Br Br
O
+
+ N O
+ O +
+ N
O Posisi meta
O N N
O
O O
Br Br Br Br
O
+
+ +
+ N
+ Posisi para
O
N N N
O O O O O O
Pada mekanisme di atas terlihat resonansi yang terjadi pada posisi orto dan
para, ion nitronium atau elektrofil yang terbentuk dapat terstabilkan ketika ion
nitronium mengikat gugus Br. Sedangkan pada posisi meta, ion nitronium tidak pernah
mengikat gugus Br selama terjadi resonansi sehingga kurang dapat distabilkan.
Berdasarkan hal ini, maka penyimpangan pengarah gugus oleh gugus Br dapat
menjadi pengarah orto dan para. Penambahan bromobenzena dilakukan sedikit demi
sedikit agar tumbukan partikel antara bromobenzena dengan gugus +NO2 lebih efektif,
sehingga lebih cepat bereaksi. Suhu dijaga konstan 300C agar terbentuk padatan
bromonitrobenzena yang berwarna kekuningan. Kemudian dilakukan penyaringan
menggunakan corong Buchner yang dihubungkan dengan generator dan didapatkan
padatan kuning sebanyak 4,3241 gram.
Selanjutnya dilakukan penambahan etanol 95% sebanyak 20 mL yang
dipanaskan, penambahan etanol panas ini bertujuan untuk melarutkan padatan kuning
secara merata. Kemudian padatan kuning ditambahkan sedikit demi sedikit hingga
semua padatan kuning larut dan terbentuk larutan yang berwarna kuning. Larutan
tersebut disaring menggunakan kertas saring, dibilas mengunakan etanol panas
sehingga mulai terbentuk kristal. Filtrat yang beirisi kristal didiamkan selama satu
minggu, agar kristal terbentuk dengan sempurna. Setelah mendapatkan kristal yang
diinginkan, kristal disaring menggunakan corong Buchner dan diangin-anginkan
sebentar hingga kering. Kristal yang sudah kering ditimbang dan didapatkan hasil
sebanyak 1,8786 gram. Berikut merupakan gambar dari kristal Bromo-nitrobenzena.
16
Gambar 21. Kristal Bromo-nitrobenzena
=
3,5
= = 0,79
4,4
17
Gambar 22. Plat TLC yang sudah disinari UV
Perhitungan secara teoritis, produk yang dihasilkan dari reaksi substitusi elektrofilik
dari senyawa bromobenzena sebagai berikut.
10 x x %
[H2SO4] pekat =
Mr H2 SO4
10 x 1,84 x 95
=
98
= 17,84 M
Volume H2SO4 yang dipakai = 5 mL = 0,005 L
mol H2SO4 = [H2SO4] x Vol. H2SO4
= 17,84 M x 0,005 L
= 0,0892 mol
10 x x %
[HNO3] pekat =
Mr HNO3
10 x 1,40 x 65
=
63,01
= 14,44 M
Volume HNO3 yang dipakai = 5 mL = 0,005 L
mol HNO3 = [HNO3] x Vol. HNO3
= 14,44 M x 0,005 L
= 0,0722 mol
18
Br
Br Br
+ HNO3 + H2SO4 +
O 2N NO2
Reaksi 0,0250 mol 0,0250 mol 0,0250 mol 0,0250 mol 0,0250 mol
,
% Rendemen = %
,
= 37,20 %
Rendemen yang didapatkan yaitu 37,20 %, sangat kurang dari 100%
dikarenakan adanya faktor-faktor yang memengaruhi pada saat praktikum dilakukan,
seperti kurang optimalnya pengocokan yang dilakukan sehingga tidak semua
bromobenzena bereaksi membentuk bromo-nitrobenzena, kurang telitinya menjaga
rentang suhu saat penambahan bromobenzena sehingga tumbukan antara elektrofil (ion
nitronium) dengan bromobenzena kurang optimal, dan kemungkinan tidak semua
produk minor (3-Bromo-nitrobenzena dan 2-Bromo-nitrobenzena) dapat berubah
menjadi produk mayor (4-Bromo-nitrobenzena) melalui penambahan etanol panas.
VII. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari substitusi elektrofilik pada senyawa bromobenzena
sebagai berikut.
1) Produk yang dihasilkan dari reaksi elektrofilik pada senyawa bromobenzena yaitu
4-Bromo-nitrobenzena (substitusi para), 2-Bromo-nitrobenzena (substitusi orto),
dan 3-Bromo-nitrobenzena (substitusi meta).
2) Rendemen yang dihasilkan yaitu 1,8786 gram dengan persentase 37,20 %.
19
VIII. Daftar Pustaka
Diemoz, Kayla dan Valerie Burke. 2010. Nitration of Substituted Arommatic Rings
and Rate Analysis. https://www.stmarys-
ca.edu/sites/default/files/attachments/files/Diemozsummerreport.pdf. Diakses
pada 19 November 2017.
Fessenden R.J dan J.S Fessenden. 2003. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta:
Erlangga.
Nurlita, Frieda dan I Wayan Suja. 2004. Buku Ajar Praktikum Kimia Organik.
Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.
Soebagio. 2002. Kimia Analitik. Makassar: Universitas Negeri Makassar Fakultas
MIPA.
Suja, I Wayan. 2016. Buku Ajar Kimia Organik I. Singaraja: Universitas Pendidikan
Ganesha.
20