Anda di halaman 1dari 3

A. Kepemimpinan Nabi Muhammad saw.

Nabi Muhammad saw. merupakan nabi terakhir yang menjadi


penyempurna ajaran Islam ke muka bumi untuk menjamin terwujudnya kehidupan
manusia yang sejahtera lahir dan batin dengan membawa petunjuk kehidupan melalui
Al-quran dan Hadis (Moedjiono, 2002:91). Nabi Muhammad saw diangkat oleh Allah
untuk memimpin umat manusia dan menegakkan keadilan dengan diberi otoritas untuk
menentukan hukum dan undang-undang untuk ditaati (Moedjiono, 2002:91). Ketaatan
kepada Nabi sama dengan ketaatan kepada Allah karena pengangkatan Nabi sebagai
pemimpin semata-mata karena kehendak dari Allah. Dan apabila kita melanggar
perintah Nabi berarti melanggar perintah-Nya (Moedjiono, 2002:91). Sebagaimana
yang terdapat dalam Alquran disebut dalam beberapa surat yaitu; QS Al Anfaal ayat
20 yang artinya, Taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Kemudian QS An-Nisa ayat
64 Dan tidaklah kami utus seorang rasul melainkan agar ditaati dengan izin Allah.
Serta dalam QS Al-Hasyr ayat 7 Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka
terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah (Moedjiono,
2002).
ssss
Murtadha Muthahharu ra. Menjelaskan tentang tugas-tugas Nabi saw.
sebagai mandataris Allah swt dalam bukunya Imamat wa Rahbary (Moedjiono, 2002).
Pertama, Nabi bertugas menyampaikan hukum dan undang-undang Allah
sebagaimana yang tersurat dalam surat al Hasyr ayat 7. Kedua, Nabi bertugas sebagai
pemberi keputusan (qadhi atau hakim). Ketiga, Nabi sebagai pemimpin dan penguasa
masyarakat Muslim (Moedjiono, 2002:92).
Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa pemimpin tertinggi
dalam sistem pemerintahan Ilahi adalah Allah swt dan Nabi merupakan seorang yang
dipercayai oleh Allah untuk menjadi pemimpin umat dan penguasa kedua bagi umat
manusia berdasarkan undang-undang Allah yang memerintahkan umat manusia untuk
mengikuti Nabi dan para pemimpin setelahnya (Moedjiono, 2002:92).
Nabi Muhammad saw merupakan pemimpin yang tiada tandingnya yang
memiliki sifat-sifat pemimpin ideal di dalam dirinya. Berikut sifat-sifat dalam diri
Nabi adalah (Moedjiono, 2002:96) :

1
1. Sifat-sifat utama dari diri pribadi, yaitu:
a. Kehormatan kelahirannya
b. Bentuk dan potongan tubuh yang sempurna
c. Perkataannya yang fasih dan lancar
d. Kecerdasan akal yang sempurna
e. Ketabahan dan keberanian
f. Tidak terpengaruh oleh duniawi
g. Hormat dan respect terhadap dirinya
2. Sifat-sifat utama kemasyarakatannya, yaitu:
a. Murah hati dan dermawan
b. Manis pergaulan
c. Tidak lekas marah atas barang yang tidak disenangi dan suka memaafkan di
waktu dia kuat
d. Arif bijaksana dalam kepemimpinan
e. Contoh utama dalam memegang pimpinan
f. Teguh dalam pendirian.
Keteladanan Rasulullah tercermin melalui sifat-sifat beliau yang menjadi
karakteristik kepemimpinan Rasulullah yaitu (Zainuddin & Mustaqim, 2012):
1. Shiddiq
Yang berarti jujur, tulus. Dalam sebuah kepemimpinan, kejujuran menjadi
kunci untuk membangun sebuah kepercayaan. Pemimpin yang jujur akan
disenangi dan dipercaya oleh anggota yang dipimpinnya. Sifat shiddiq yang
dimiliki Rasulullah selalu berpihak kepada kebenaran, baik yang datang dari Allah
melalui wahyu maupun kebenaran melalui ijtihad dan musyawarah dengan para
sahabatnya. Prinsip kejujuran dan kebenaran menjadi landasan Rasulullah dalam
bertindak menjalankan kepemimpinannya (Zainuddin & Mustaqim, 2012).
2. Amanah
Artinya dapat dipercaya. Rasulullah selalu memberikan teladan akan
pentingnya bersifat amanah dengan melaksanakan kepercayaan tersebut sebaik-
baiknya. Dalam pandangan islam terdapat dua amanah, yaitu bersifat teosentris,
yang terkait dengan tanggung jawab kepada Allah, dan bersifat antroposentris,
yang terkait dengan kontak sosial kemanusiaan (Zainuddin & Mustaqim, 2012).

2
3. Tabligh
Artinya menyampaikan apa yang seharusnya disampaikan. Nabi
Muhammad saw mendapat wahyu atau risalah dari Allah swt yang harus
disampaikan dengan sebaik-baiknya betapa pun beratnya risiko yang harus dipikul
beliau (Zainuddin & Mustaqim, 2012).
4. Fathanah
Artinya cerdas. Kecerdasan merupakan salah satu syarat pemimpin yang
ideal. Kecerdasan dan kebijakan Rasulullah ternyata mampu menarik simpati
masyarakat arab. Dengan sikap fathanahnya, Rasulullah mampu mengatasi
konflik dan masalah yang dihadapi umat pada waktu itu. Kecerdasan beliau
mampu menenangkan konflik antara suku Aus dan Khazraj. Dalam sejarah
memang tercatat Rasulullah merupakan orang yang sangat cerdas, meskipun
dikatakan ummi (tidak baca tulis). Beliau mampu memperkaya konsep-konsep
dan mampu mentransformasikan nilai-nilai terdahulu ke dalam sistem ajaran
islam menurut Ignaz Goldziher seorang orientalis Hongaria (Zainuddin &
Mustaqim, 2012).

Anda mungkin juga menyukai