Pembimbing:
dr. Roro Rukmi Windi Perdani, M.Kes, Sp.A
Oleh:
Azzren Virgita Pasya, S. Ked
Fauziah Lubis, S.Ked
M Marliando Satria P C, S.Ked
GROWTH OF CHILDREN
Abstrak
dengan obat ati-epilepsi memiliki efek negatif terhadap pertumbuhan dan kadar
Metode: Subjek penelitian ini adalah anak dengan epilepsi yang diberi monoterapi
obat anti-epilepsi (AED) selama satu tahun. AED yang digunakan antara lain asam
valproat (VPA; Deparkin) ada 27 anak (11 anak laki-laki dan 16 anak perempuan)
berusia 4-18 tahun, oxcarbazepine (Trileptal) pada 30 anak (15 anak laki-laki dan
15 anak perempuan) berusia 5-18 tahun, topiramate (Topamax) pada 19 anak (10
anak laki-laki dan 9 anak perempuan) berusia 6-18 tahun, dan Lamotrigine
(Lamicta) pada 8 anak (5 anak laki-laki dan 3 anak perempuan) berusia 5-13 tahun.
kalsium serum.
Kesimpulan: Hasil penelitian ini meningkatkan kewasapadaan pertumbuhan anak
dengan epilepsi yang mendapat terapi AED dan sehingga dibutuhkan pengawasan
terhadap pertumbuhan anak dan dewasa dengan epilepsi yang mendapat terapi obat
lamotrigine
1. Judul Penelitian
a. Penulisan Judul
Judul pada jurnal penelitian ini adalah The Impact Of The Use of
b. Nama Penulis
c. Alamat Penelitian
d. Tanggal Penerbitan
2. Abstrak
Penulisan abstrak pada jurnal penelitian ini terdiri dari background, methods,
results, conclusions dan keyword. Jumlah kata yang terdapat pada abstrak adalah
209 kata.
3. Konten
a. Pendahuluan
Masalah pada penelitian ini adalah kasus epilepsi yang memiliki prevalensi
0,8% pada populasi umum dan 0,28% di Taiwan membutuhkan terapi obat
utama yang dibahas adalah efek terapi jangka panjang obat anti-epilepsi
epilepsi.
Pendahuluan dari jurnal ini terdiri dari empat paragraf. Masalah yang
dan efek terapi jangka panjang obat anti-epilepsi terhadapnya serta tujuan
yang ingin dicapai dari penelitian ini telah tercakup pada bagian
pendahuluan.
b. Metode
i. Waktu penelitian
iv. Populasi
berikut.
Kriteria inklusi:
Gizi baik
Kriteria eksklusi:
atau kalsitonin.
aktifitas sehari-hari
vi. Prosedur
Sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diikuti setiap
anak.
yang diperkaya dengan fetal bovine serum (FBS) 10%, penicillin 100
IU/mL dan streptomycin 100 mg/mL. Kondrosit yang telah ditanam
Data primer yang digunakan adalah panjang badan, berat badan, indeks
massa tubuh, dan kadar kalsium serum total dan kalsium terionisasi
anti-epilepsi.
viii. Keamanan
Usia, jenis kelamin, berat badan, IMT, obat anti-epilepsi, dan level
c. Hasil
kontrol dengan parameter usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan,
ataupun IMT.
Perbedaan pertumbuhan
Tinggi badan yang lebih rendah didapatkan pada pasien dengan terapi VPA
dengan tinggi badan pasien dengan terapi OXA, TPM, maupun LTG.
serum total dan kalsium terionisasi pada pasien dengan terapi VPA, OXA,
TPM, dan LTG dibandingkan dengan kelompok kontrol (p > 0,05; gambar
2). Dapat disimpulkan bahwa level kalsium serum tidak dipengaruhi oleh
obat anti-epilepsi.
Evaluasi proliferasi kondrosit pada lempeng pertumbuhan
sel yang terpapar VPA. Penurunan laju proliferasi sel kondrosit pada
lempeng pertumbuhan ini tidak ditemukan pada paparan dengan OXA, TPM
pada pasien epilepsi dengan terapi VPA selama satu tahun dibandingkan
pertumbuhan yang bermakna pada pasien epilepsi dengan terapi OXA, TPM
radius pada anak tanpa cacat yang diterapi dengan VPA selama 6 atau 18
tulang. Usia kanak dan dewasa muda adalah periode krusial pertambahan
massa tulang, sementara, pada usia ini pula kebanyakan pasien epilepsi
perubahan yang bermakna kalsium serum baik total maupun terionisasi pada
pasien epilepsi dengan terapi VPA, OXA, TPM, maupun LTG. Selain itu,
tulang pada pasien epilepsi dengan terapi AED yang sesuai (usia, dan durasi
penggunaan obat). Studi ini dan beberapa studi lain mendukung teori bahwa
VPA telah digunakan secara luas di masyarakat. Obat ini merupakan suatu
lebih aman dan lebih dapat ditoleransi, efeknya terhadap kesehatan tulang
Anak yang diterapi dengan LTG dana tau VPA lebih dari 2 tahun memiliki
perawakan yang lebih pendek, densitas tulang yang rendah, dan penurunan
mendapat terapi kombinasi, kejang yang dialami oleh pasien dapat lebih
berat sehingga aktifitas fisik pasien tersebut rendah. Aktifitas fisik yang
yang mendapat terapi OXA, TPM maupun LTG, penelitian ini tidak
bertolak belakang dengan penelitian lain. Hal ini dikarenakan, OXA, TPM
belum sepenuhnya dipahami pada penelitian ini. VPA dalam kadar terapi
pendek.
e. Kesimpulan
AED efektif dan perlu untuk anak-anak dengan epilepsi. Namun, terapi
dengan peningkatan gizi dan aktivitas fisik. Selain itu, generasi baru AEDs
seperti OXA, LTG, dan TPM mungkin merupakan pilihan alternatif karena
a. Kekuatan
anti-epilepsi pada anak dan remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan,
b. Kelemahan
digunakan terlalu sedikit. Kedua, durasi dari follow-up terlalu singkat, yaitu
yang lebih signifikan terjadi pada lebih dari 1 tahun. Ketiga, literatur
Critical Appraisal
1. Judul Penelitian
a. Penulisan Judul
Penulisan judul pada jurnal sudah sesuai dengan kaidah penulisan karena
b. Nama Penulis
Sudah sesuai dengan kaidah penulisan karena nama penulis ditulis tanpa
c. Alamat Penelitian
penulisan.
2. Abstrak
Penulisan abstrak pada jurnal penelitian ini terdiri dari background, methods,
results, conclusions dan keyword. Jumlah kata yang terdapat pada abstrak adalah
209 kata, tidak melebihi 250 kata. Penulisan abstrak jurnal telah terstruktur
dengan baik dan sesuai dengan kaidah penulisan jurnal. Keyword pada abstrak
a. Pendahuluan
dan tujuan dari penelitian ini, namun tidak menyatakan tentang hipotesis
a. Metode
i. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan selama kurang lebih dua tahun yaitu dari bulan
pertumbuhan yang bisa saja terjadi pada waktu lebih dari satu tahun.
untuk mengetahui efek atau resiko dari suatu paparan yang khusus.
iv. Populasi
v. Sampel
vi. Prosedur
Data penelitian ini valid karena menggunakan baik data primer yang
diambil langsung dari pasien dan hewan uji coba berupa tikus maupun
data sekunder.
viii. Keamanan
b. Hasil
hasil penelitian sudah baik karena menggunakan tabel dan grafik yang
c. Diskusi
Diskusi pada jurnal ini sudah baik karena materi yang dibahas luas dan
yang dilakukan.
d. Kesimpulan
Kesimpulan dari jurnal ini dijelaskan secara singkat dan merangkum dari
1. Validitas
a. Desain
risiko dari suatu paparan. Desain kohort penelitian ini adalah prospektif, yang
mengikuti sampel dari saat terpapar hingga jangka waktu tertentu. Paparan
pada penelitian ini adalah obat anti-epilepsi yang digunakan secara tunggal
setiap tiga hingga enam bulan selama satu tahun sejak diterapi dengan obat
anti-epilepsi.
desain penelitian untuk mengetahui efek dari suatu paparan yang diamati
dalam jangka waktu tertentu, sehingga metode ini sesuai untuk mencapai
tujuan penelitian. Analisis statistik yang digunakan juga telah sesuai untuk
untuk data pola pertambahan tinggi badan dan tingkat proliferasi kondrosit
data ini berupa numerik. Sementara, untuk data kadar kalsium serum
nominal.
berobat ke Departemen Pediatri baik rawat jalan maupun rawat inap. Sampel
inklusi sampel adalah (1) baru terdiagnosis epilepsi dengan jenis kejang
absens, mioklonik, klonik, atoni, dan fokal, (2) sampel mendapat terapi
mg/kgBB) selama minimal satu tahun, (3) sampel dapat beraktivitas secara
karena telah mencakup kriteria inklusi dan eksklusi yang dapat menurunkan
penelitian yang lebih baik. Durasi waktu pengamatan sampel juga terlalu
sebentar yaitu hanya satu tahun. Hambatan pertumbuhan dapat saja terjadi
c. Pengumpulan Sampel
Jumlah total sampel yang didapatkan sesuai dengan kriteria inklusi dan
ekslusi penelitian adalah 114 dengan rincian 27 sampel yang mendapat terapi
asam valproat (11 laki-laki dan 16 perempuan; usia 4-18 tahun), 30 sampel
dengan terapi oxcarbazepine (15 laki-laki dan 15 perempuan; usia 5-18 tahun),
19 sampel dengan terapi topiramate (10 laki-laki dan 9 perempuan; usia 6-18
sampel. Hasil penelitian dapat menjadi bias karena perbedaan dalam jumlah
2. Importance
terhadap pertumbuhan tulang pada anak dengan epilepsi. Hasil utama adalah
dengan epilepsi. Hasil sekunder penelitian ini untuk mengetahui mekanisme obat
terjadi serta memacu para ahli untuk membuat konsensus atau guideline untuk
3. Applicability
Moeloek Lampung?
pilihan terapi pasien anak dengan epilepsi di RSAM hanyalah asam valproat
dengan asam valproat yang menurut hasil penelitian pada jurnal memberikan
B. Analisis PICO
1. Problem
berulang atau serangan kejang, yang terjadi tanpa adanya penyakit metabolik
bahwa pasien dengan epilepsi cenderung mengalami masalah tulang dan patah
tulang. Namun, salah satu meta analisis menyimpulkan bahwa defisit kepadatan
mineral tulang terlalu kecil untuk menjelaskan peningkatan risiko patah tulang
pada pasien epilepsi. Kelainan tulang seperti perawakan pendek, gigi yang tidak
2. Intervention
tulang yang dinilai dari pengukuran tinggi badan dan kadar kalsium total dan
terionisasi dalam serum pada pasien anak dengan epilepsi yang mendapat
3. Comparison
serum anak yang menderita epilepsi dengan kelompok kontrol yaitu anak yang
menderita kejang demam simpleks. Beberapa obat tersebut adalah asam valproat
(Lamicta).
4. Outcomes
pediatrik dengan epilepsi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini tidak
tubuh anak belum diketahui, diperkirakan mekanisme yang berperan adalah efek