Anda di halaman 1dari 2

Poin-Poin Penyederhanaan Izin Minerba dalam

Permen ESDM Nomor 34 Tahun 2017


https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/inilah-poin-poin-penyederhanaan-izin-
minerba-dalam-permen-esdm-nomor-34-tahun-2017

JAKARTA - Penyederhaan perizinan di sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) terus
dilakukan guna mendukung iklim investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Setelah
Peraturan Menteri (Permen) ESDM No 29 Tahun 2017 tentang Perizinan Pada Kegiatan Usaha
Migas berhasil memangkas perijinan migas hingga menjadi 6 izin saja, pada tanggal 9 Mei 2017
Menteri ESDM Ignasius Jonan kembali menandatangani aturan penyederhanaan perizinan
pengelolaan sektor pertambangan melalui Permen ESDM Nomor 34 Tahun 2017 tentang
Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Semangat yang dibawa oleh Permen ESDM 34/2017 adalah dalam rangka perbaikan pelayanan
perizinan pengelolaan pertambangan agar lebih mudah, lebih cepat dan lebih murah.
Penyederhanaan dilakukan tidak hanya melalui penggabungan izin, pengurangan persyaratan
dan penghapusan izin, namun juga pengurangan waktu dan efisiensi proses birokrasi. Berikut
beberapa poin penyederhanaan yang dimuat dalam Permen ESDM 34/2017.
Pertama, sebelumnya kegiatan pengangkutan dan penjualan yang dilakukan secara terpisah dari
kegiatan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) wajib memiliki IUP OP khusus
Pengangkutan dan Penjualan. Namun, dengan terbitnya Permen ini hanya dibutuhkan Tanda
Registrasi dan penerbitannya diumumkan melalui website Direktorat Jenderal Mineral dan
Batubara (Ditjen Minerba) dalam 8 hari kerja sejak permohonan diajukan.
Kedua, saat ini permohonan IUP OP khusus Pengolahan dan Pemurnian tidak lagi memerlukan
Izin Prinsip dan sebagian persyaratan administratif, teknis dan finansial dihapuskan. Aturan yang
lama mewajibkan persyaratan Izin Prinsip yang berlaku selama 3 tahun sebelum diterbitkan IUP
OP khusus Pengolahan dan Pemurnian.
Ketiga, Surat Keterangan Terdaftar (SKT) yang sebelumnya wajib dimiliki pelaku usaha jasa
pertambangan non inti, sekarang tidak diperlukan lagi dan digantikan dengan Tanda Registrasi
yang proses pengajuannya akan selesai dalam 8 hari kerja.
Keempat, integrasi 7 izin dan rekomendasi dalam Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran
Biaya (RKAB) sebagai rekomendasi dalam pengurusan perizinan di instansi lainnya. Adapun
keenam izin/rekomendasi yang diintegrasikan adalah (1) Rekomendasi rencana penggunaan
tenaga kerja asing; (2) Perizinan persetujuan perubahan investasi dan sumber pembiayaan
termasuk di dalamnya perubahan modal disetor dan ditempatkan; (3) Perizinan persetujuan
pembangunan fasilitas pengangkutan, penyimpanan atau penimbunan, dan pembelian atau
penggunaan bahan peledak; (4) Perizinan persetujuan mengajukan rencana pembangunan
tempat penimbunan bahan bakar cair; (5) Perizinan persetujuan melaksanakan peledakan tidur;
(6) Perizinan persetujuan sertifikat kelayakan penggunaan peralatan dan/atau sertifikat
kelayakan penggunaan instalasi dari Kepala Inspektur Tambang; dan (7) Perizinan persetujuan
pengoperasian kapal keruk/isap.
Kelima, penyederhanaan tahapan kegiatan Kontrak Karya (KK) dan Perjanjian Karya
Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) menjadi 2 tahap saja (Eksplorasi dan Operasi
Produksi) yang penyesuaiannya dilaksanakan dalam jangka 6 bulan sejak Permen diundangkan.
Dalam hal ini KK dan PKP2B yang masih memiliki tahapan yang berbeda disatukan tahapan
kegiatannya menjadi tahap Operasi Produksi. Adapun integrasi perizinan IUP berlaku juga bagi
KK dan PKP2B.
Keenam, dengan diundangkannya Permen ESDM Nomor 34/2017 ini, maka Permen ESDM
Nomor 27/2013 tentang Tata Cara Dan Penetapan Harga Divestasi Saham, Serta Perubahan
Penanaman Modal Di Bidang Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, Permen ESDM
Nomor 32/2013 tentang Tata Cara Pemberian Izin Khusus di Bidang Pertambangan Mineral dan
Batubara, juga Permen ESDM Nomor 18/2009 Tata Cara Perubahan Penanaman Modal Dalam
Rangka Pelaksanaan Kontrak Karya Dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan
Batubara dicabut. Sementara itu Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor
555.K/26/M.PE/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum
(sepanjang yang terkait perizinan) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. (KO)

Anda mungkin juga menyukai