PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata lain
satu program pengembangan yang menjadi program kerja puskesmas yakni upaya
penduduk berusia 60 tahun keatas sebesar 5,3 juta (4,5%) dari jumlah penduduk.
Pada tahun 1980, jumlah ini meningkat menjadi 8 juta (5,5%) dari jumlah
penduduk. Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia di perkirakan mencapai 500
juta dan di perkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Di Indonesia
sendiri pada tahun 2000, jumlah lansia meningkat mencapai 9,99% dari seluruh
penduduk Indonesia (22.277.700 jiwa) dengan umur harapan hidup usia 65-70
tahun dan pada tahun 2020 di perkirakan akan mencapai 30 juta orang dengan
kesehatan telah membawa dampak positif bagi peningkatan usia harapan hidup.
Penemuan obat-obatan baru dan peralatan yang lebih mutakhir telah memberi
bukti mampu mengurangi angka kematian pada kelompok lanjut usia (lansia).
Namun pada tahap lebih lanjut dapat memberikan ancaman masalah kesehatan
baru. Dengan semakin meningkatnya jumlah lansia, maka semakin banyak pula
sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit mulai mengendur, timbul
berkurang, mudah lelah, gerakkan menjadi lambat dan kurang lincah, serta terjadi
penimbunan lemak terutama di perut dan pinggul. Lansia juga banyak mengalami
bertambah tua. Data sensus tahun 1989, mengungkapkan bahwa pada usia 65
tahun, 70% pria dan 77% wanita yang telah disurvei memiliki satu atau lebih
penyakit kronis. Pada usia 80 tahun, jumlah ini meningkat sampai 81% pada laki-
dan penyakit paru. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkepanjangan dan
jarang sembuh sempurna. Walau tidak semua penyakit kronis mengancam jiwa,
tetapi apabila penyakit kronis ini tidak diberikan perawatan dan perhatian maka
akan menjadi beban ekonomi bagi individu, keluarga, dan komunitas secara
psikologis yang akan membatasi aktifitas dari lansia sehingga akan menyebabkan
lansia sebulan sekali. Kegiatan posyandu lansia ini merupakan kegiatan yang
kegiatan yang dilakukan sebulan sekali ini tidak cukup untuk meningkatkan
derajat kesehatan lansia dan untuk mengontrol kesehatan lansia. Selain pelayanan
kesehatan seperti puskesmas, keluarga juga merupakan support system utama bagi
sangatlah penting dalam menjaga atau merawat usia lanjut, mempertahankan dan
Para lanjut usia di Indonesia banyak yang memilih tinggal bersama sanak
kronis. Keluarga berperan penting dalam kehidupan lansia, 80% keluarga akan
mendukung lansia dan biasanya anak yang sudah dewasa menjadi support bagi
mencapai rasa tentram, nyaman, kehangatan, dan perlakuan yang layak dari
agar mereka tidak terlalu tergantung kepada orang lain, mampu membantu diri
dengan sosial budaya bangsa sedangkan dalam kehidupan nasional, usia lanjut
lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan di bidang kesehatan usia lanjut
(Darmono, 2009).
Hasil wawancara dengan keluarga yang memiliki lansia dengan penyakit
bagaimana cara merawat lansia dengan penyakit kronis. Keluarga juga tidak
dan meningkatkan kesehatannya. Salah satu keluhan yang umum dialami oleh
lansia dengan penyakit kronis yakni kelemahan dan imobilitas. Masalah kesehatan
ini dapat diatasi dengan menerapkan latihan rentang pergerakan (ROM) kepada
lansia.
cara merawat lansia dengan penyakit kronik. Oleh karena itu, saya tertarik untuk
memberikan intervensi kepada lansia dan juga kepada keluarga agar dapat
merawat lansia dengan penyakit kronik ini sebagai bentuk pelayanan asuhan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat PBLK
kronik
3. Bagi Mahasiswa
gerontik dan ilmu keperawatan pada umumnya. Hasil laporan ini juga