Keuangan Daerah
Riselly1), Arniati2)
1) Jurusan Akuntansi Manajerial, Politeknik Negeri Batam, Batam 29861, email: r i s ell y@ p ol i ba ta m .ac. i d
2) Program Studi Akuntansi, Politeknik Negeri Batam, Batam 29861, email: arni.arina@yahoo.com
Abstrak - Belanja modal pada umumnya dialokasikan untuk perolehan aset tetap yang dapat digunakan sebagai
sarana pembangunan kota. Berkembang pesatnya pembangunan diharapkan terjadi peningkatan kemandirian
kota dalam membiayai kegiatannya sendiri terutama dalam hal keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh alokasi belanja modal terhadap kemandirian keuangan pemerintah kota. Metode penelitian
yang digunakan adalah analisis regresi dengan membandingkan dua variabel penelitian yakni belanja modal
(independent variable) dengan kemandirian kota/PAD (dependent variable). Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa belanja modal berpengaruh signifikan positif terhadap kemandirian keuangan pemerintah
kota, hal ini menunjukkan bahwa belanja modal mampu menjadi variabel predictor untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Kata Kunci: Belanja modal, Pendapatan Asli Daerah (PAD), Kemandirian keuangan.
Abstract - Capital expenditures are generally allocated to the acquisition of fixed assets which can be used as a
means of urban development. The rapid growth of the construction is expected to increase self-sufficiency in the
city finance its own activities, especially in financial matters.This study aimed to determine the effect of capital
expenditure on independence of city finances. The method used is regression analysis to compare the two
variables ie capital expenditure (independent variable) with the independence of city finances/PAD (dependent
variable). The results of this study indicate that significant capital expenditure positive to independence of city
finances, this suggests that the capital expenditure for the predictor variables were able to increase local revenue
(PAD).
4.1 Analisis Data Tabel 4.3 Hasil Uji Regresi Pengaruh Belanja Modal
Pada penelitian ini penulis melakukan uji asumsi Terhadap PAD Uji Signifikansi Parameter Individual
klasik yang bertujuan untuk memberikan kepastian (uji Statistik t)
bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki Coefficientsa
ketepatan dalam estimasi, tidak bias, dan konsisten. Model Unstandardized Standardize t Sig.
Uji asumsi klasik yang digunakan antara lain, uji Coefficients d
normalitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Coefficients
Dari pengujian tersebut ditemukan hasil bahwa model B Std. Error Beta
penelitian terbebas dari asumsi klasik. 1 (Constant) -51.073 17.020 -3.001 .004
Uji regresi dilakukan penulis sebanyak satu kali MODAL 1.091 .133 .724 8.197 .000
sesuai dengan jumlah variabel yang masing-masing a. Dependent Variable: PAD
hanya berjumlah satu untuk variabel dependen dan
independen. Pengujian ini dilakukan untuk melihat Hasil pengujian pada tabel 4.3 diatas
pengaruh antara belanja modal dalam APBD dalam menunjukkan tanda koefisien dari belanja modal
kemandirian keuangan pemerintah kota. Hasil uji adalah positif dengan t hitung sebesar 8,197 dengan
regresi antara belanja modal dan PAD pemerintah kota signifikansi sebesar 0,000. Dari hasil tersebut nilai
dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, dan 4.3 berikut ini: signifikansi adalah signifikan pada 5%, sehingga
Tabel 4.1 Hasil Uji Regresi Pengaruh Belanja Modal hipotesis nul (H0) diterima. Hal ini menunjukkan
Terhadap PAD Koefisien Determinasi bahwa PAD/Kemandirian keuangan kota dipengaruhi
Model Summary oleh belanja modal kota itu sendiri.
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
4.2 Pembahasan Hasil
Square the Estimate Hasil pengujian diatas menunjukkan bahwa belanja
1 .724a .524 .516 66.15024 modal mampu menjadi variabel predictor untuk
a. Predictors: (Constant), MODAL meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Harapannya dengan adanya peningkatan belanja
Dari tampilan output SPSS model summary
modal akan meningkatkan kemandirian keuangan
besarnya adjusted R adalah 0,516, hal ini berarti
pemerintah daerah, yang terlihat dari meningkatnya
51,6% variasi PAD dapat dijelaskan oleh variasi
PAD kota tersebut. Belanja modal bertujuan untuk
belanja modal. Sedangkan sisanya (100%-51,6% =
penyediaan fasilitas umum yang diharapkan mampu
48,4%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.
meningkatkan pelayanan masyarakat. Belanja modal
Standar Eror Estimate (SEE) sebesar 66,15024 juta
tersebut diperoleh dari, tanah, peralatan dan mesin,
rupiah. Semakin kecil SEE akan membuat model
gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan,
regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel
asset tetap lainnya dan konstruksi dalam pengerjaan.
dependen.
Meningkatnya kemandirian keuangan pemerintah kota
Tabel 4.2 Hasil Uji Regresi Pengaruh Belanja Modal menjadikan kota tersebut mampu mengatasi
Terhadap PAD Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik pembiayaan kota-nya sendiri tanpa bantuan dari
F) pemerintah pusat atau pihak-pihak lainnya.
ANOVAb Kondisi ini sesuai dengan yang peneliti
Model Sum of df Mean F Sig. harapkan, karena sudah seharusnya belanja modal
Squares Square pemerintah daerah mampu meningkatkan
1 Regression 294026.337 1 294026.337 67.193 .000a pembangunan, melakukan pengembangan atas potensi
Residual 266927.080 61 4375.854 daerah yang dimiliki, meningkatkan integritas, dan
Total 560953.416 62 meningkatkan pelayanan publik guna menghasilkan
a. Predictors: (Constant), MODAL peningkatan atas Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
b. Dependent Variable: PAD pada akhirnya membuat daerah tersebut mampu secara
Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F mandiri menjalankan roda pemerintahan baik dari sisi
hitung sebesar 67,193 dengan probabilitas 0,000. finansial maupun non finansial. Dari penelitian ini
Probabilitas yang jauh lebih kecil dari 0,05, jelas pula terlihat bahwa belanja modal atau
menunjukkan model regresi dapat digunakan untuk pembangunan fisik yang dilakukan masing-masing
memprediksi PAD atau dapat dikatakan bahwa belanja daerah tersebut telah tepat sasaran, ini terlihat dengan
tingginya PAD yang mereka peroleh disetiap Departemen Akuntasi Fakultas Ekonomi
tahunnya. Universitas Sumatera utara, Medan.
[9] Nordiawan , Deddi. 2007. Akuntansi Pemerintahan.
5. KESIMPULAN Salemba Empat, Jakarta.
[10] Nugroho, Fajar. 2012. Pengaruh Belanja Modal
Variabel belanja modal menghasilkan koefisien positif Terhadap Pertumbuhan Kinerja Keuangan
dan signifikan terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah Dengan Pendapatan Asli Daerah Sebagai
Daerah) dengan tingkat signifikansi 5% setelah Variabel Interving. Skripsi. Program Sarjana
dilakukan uji regresi. Hasil pengujian di atas Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro,
menunjukkan bahwa belanja modal mampu menjadi Semarang.
variabel predictor untuk meningkatkan Pendapatan [11] Radianto, Elia. 2007. Studi tentang Otonomi
Asli Daerah (PAD). Harapannya dengan adanya Keuangan Daerah Tingkat II di Maluku. LPEM-
peningkatan belanja modal akan meningkatkan FEUI, Vol 26: 39-50.
kemandirian keuangan pemerintah daerah yang [12] Rinaldi, Udin. 2012. Studi atas Kemandirian
terlihat dari meningkatnya PAD daerah tersebut. Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah, Jurnal
Belanja modal bertujuan untuk penyediaan ISSN, Vol 8, No. 2: 105-113
fasilitas umum yang diharapkan mampu meningkatkan [13] Setijaningsih. 2011. Analisis Kemampuan
pelayanan masyarakat. Belanja modal tersebut Keuangan Daerah Kabupaten Madiun 2003-
diperoleh dari, tanah, peralatan dan mesin, gedung dan 2010. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas
bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, asset tetap Sebelas Maret. Surakarta.
lainnya dan konstruksi dalam pengerjaan. [14] Sularso, Havid dan Restianto, Yanuar. E. 2011.
Meningkatnya kemandirian keuangan pemerintah Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Alokasi
daerah menjadikan daerah tersebut mampu mengatasi Belanja Modal dan Pertumbuhan Ekonomi
pembiayaan daerahnya sendiri tanpa bantuan dari Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah. Jurnal ISSN,
pemerintah pusat atau pihak-pihak lainnya. Vol. 1, No. 2.
[15] Stafinus, Nestian, Tri. 2011. Pengaruh Belanja
DAFTAR REFERENSI Modal Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada
Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah Tahun
[1] Abdullah, Syukriy dan Abdul, Halim. 2006. Studi Periode 2007-2009. Skripsi. Program Sarjana
atas Belanja Modal pada Anggaran Pemerintah Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta.
Daerah dalam Hubungannya dengan Belanja [16] Thesaurianto, Kuncoro. 2007. Analisis
Pemeliharaan dan Sumber Pendapatan. Jurnal Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap
Akuntansi Pemerintah, Vol 2, No.2 : 17-32. Kemandirian Daerah. Tesis. Program Pasca
[2] Ariani Kurnia Rina. 2010. Pengaruh Belanja Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.
Modal dan Dana Alokasi Umum Terhadap [17] Republik Indonesia. 1999. undang-Undang
Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah dan Tax Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah
Effort. Skripsi, Program Sarjana Ekonomi Daerah.
Universitas Sebelas Maret, Surakarta. [18] Republik Indonesia. 2003, Undang-Undang
[3] Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik:: Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan
Suatu Pengantar. Erlangga, Jakarta. Negara.
[4] Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Keuangan [19] Republik Indonesia, 2004, Undang-Undang
Daerah. Edisi Revisi. Salemba Empat, Jakarta. Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
[5] Insukindro, Mardiasmo, Wahyu Widayat, Daerah.
Wihana Kirana Jaya, Purwanto, Abdul [20] Republik Indonesia. 2008, Peraturan Dirjen
Halim, John Suprihanto, Budi Purnomo. (1994). Perbendaharaan No PER-33/PB/2008 Tentang
Peranan Pengelolaan Keuangan Daerah Pedoman Penggunaan Akun Pendapatan, Belanja
dalam usaha peningkatan PAD. Laporan hasil Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal.
penelitian FE UGM, Yogyakarta. [21] Republik Indonesia. 2007, Peraturan Menteri
[6] Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Keuangan No 91/PMK.06/2007 Tentang
Publik. UUP STIM YKPN, Yogyakarta Pedoman Penggunaan Akun Pendapatan, Belanja
[7] Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik. Andi, Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal.
Yogyakarta. [22] Republik Indonesia. 2006, Peraturan Menteri
[8] Marizka, Addina. 2009. Analisis Kinerja Dalam Negeri No 13 Tahun 2006 Tentang
Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Daerah Pemerintah Kota Medan. Skripsi.