Print 3
Print 3
A. Pengertian
Tuberkulosis adalah penyakit radang pareknim paru karena infeksi kuman
oleh kuman Mycobacterium tuberculosa. Sebagian besar kuman ini menyerang paru,
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Kuman ini berbentuk batang yang
mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, oleh karena itu
disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman ini cepat mati dengan sinar
matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan
lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama beberapa
tahun.
B. Etiologi
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikrobakterium
tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang yang berbentuk batang dengan ukuran
panjang 1-4/mm dan tebal 0,3 - 0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak
(lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam (asam alkohol)
sehingga disebut bakteri tahan asam (BTA) dan ia juga lebih tahan terhadap gangguan
kimia dan fisis. Kuman dapat bertahan hidup pada udara kering maupun dingin (dapat
tahan bertaun-tahun dalam lemari es) hal ini terjadi karena kuman bersifat dormant.
Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit lagi dan menjadikan tuberculosis menjadi
aktif lagi. Sifat lain kuman ini adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih
menyenangi jaringan yang tinggi oksigennya. Dalam hal ini tekanan bagian apikal paru-
paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat
(droplet infection) sampai alveoli, maka terjadilah infeksi primer (ghon) selanjutnya
menyebar kekelenjar getah bening setempat dan terbentuklah primer kompleks (ranke).
f. Imigran dari negara dengan TB yang tinggi (Asia Tenggara, Amerika latin, Karibia)
i. Petugas kesehatan
b. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000
percikan dahak.
c. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam
waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar
matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama
d. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan
dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin
C. Patofisiologi
Basil tuberkel yang mengcapai permukaan alveoli biasanya diinhalasi sebagai suatu
unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil karena gumpalan yang lebih besar cenderung
tertahan di rongga hidung dan tidak menyebabkan penyakit, setelah berada dalam ruang
alveolus (biasanya di bagian bawah lobus atas atau di bagian atas lobus bawah) basil
pada tempat tersebut dan mefagosit bakteri tetapi tidak membunuh organisme tersebut.
Sesudah hari hari pertama maka lekosit diganti oleh magrofat (Wijaya, 2013, Hal.
138).
pneumonia akut. Basil juga menyebar melalui kelenjar limfe regional. Makrofag yang
mengalami infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk
sel tuberkel spiteloid yang dikelilingi oleh limfosit. Reaksi ini biasanya berlangsung
selama 10-20 hari. Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif
padat seperti keju, lesi nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa. Daerah yang mengalami
nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan
Lesi primer paru paru disebut focus ghon dan gabungan terserangnya kelenjar limfe
regional dan lesi primer dinamakan kompleks ghon. Kompleks ghon yang mengalami
perkapuran ini dapat dilihat pada orang sehat yang kebetulan menjalani pemeriksaan
radiogram rutin. Respon lain yang terjadi pada daerah nekrosis adalah percairan dimana
bahan cair lepas ke dalam bronkus dan menimbulkan kavitas. Materi tubercular yang
dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk ke percabangan trakeobronkial. Proses ini
dapat terulang kembali pada bagian lain dari paru atau basil dapat terbawa ke laring,
telinga tengah atau usus. Kavitas kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan
Bila peradangan mereda lumen bronkus dapat menyempit dan tertutup oleh jaringan
parut yang terdapat dekat dengan perbatasan bronkus. Bahan perkejuan dapat
mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran yang ada dan lesi mirip
dengan lesi berkapsul yang tidak terlepas. Keadaan ini dapat tidak menimbulkan gejala
dalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi tempat
peradangan aktif. Penyakit dapat menyebar melalui saluran limfe atau pembuluh darah
(limfohematogen). Organisme yang lolos dari kelenjar limfe akan memcapai aliran
darah dalam jumlah yang lebih kecil yang kadang-kadang dapat menimbulkan lesi pada
fenomena akut yang biasanya menyebabkan tuberculosis milier. Ini terjadi apabila
focus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak organisme masuk ke dalam
sistem vascular dan tersebar ke dalam sistem vaskuler ke organ organ tubuh (Wijaya,
lesi pada jaringan paru. Limfadenitis Tuberkulosis dirongga dada (hilus dan
atau mediastinum) atau efusi pleura tanpa terdapat gambaran radiologis yang
paru. Pasien yang menderita Tuberkulosis paru dan sekaligus juga menderita
2. Tuberkulosis ekstra paru adalah Tuberkulosis yang terjadi pada organ selain
paru, misalnya: pleura, kelenjar limfe, abdomen, saluran kencing, kulit, sendi,
(1) Pasien baru Tuberkulosis: adalah pasien yang belum pernah mendapatkan
(2) Pasien yang pernah diobati Tuberkulosis: adalah pasien yang sebelumnya
pernah menelan OAT selama 1 bulan atau lebih (dari 28 dosis). Pasien ini
terakhir, yaitu:
(3) Pasien kambuh: adalah pasien Tuberkulosis yang pernah dinyatakan sembuh
atau pengobatan lengkap dan saat ini didiagnosis Tuberkulosis berdasarkan hasil
karena reinfeksi).
(4) Pasien yang diobati kembali setelah gagal: adalah pasien Tuberkulosis yang
(5) Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-up): adalah
pasien yang pernah diobati dan dinyatakan lost to follow up (klasifikasi ini
(6) Lain-lain: adalah pasien Tuberkulosis yang pernah diobati namun hasil akhir
yaitu :
(b) 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto thorak dada
menunjukkan tuberkulosis.
(c) 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman
Tuberkulosis positif.
(d) 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS
yang pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada
Kasus yang tidak memenuhi definisi pada Tuberkulosis paru BTA positif.
berupa gejala umum dan gejala respiratorik. Gejala umum berupa demam dan malaise.
Demam ini mirip dengan demam yang disebabkan influenza namun kadang-kadang
dapat mencapai 40-41C. Gejala demam ini bersifat hilang timbul. Malaise yang terjadi
dalam jangka waktu panjang berupa pegal-pegal, rasa lelah, anoreksia, nafsu makan
gejala yang paling sering terjadi dan merupakan indikator yang sensitif untuk penyakit
Tuberkulosis paru aktif. Nyeri dada biasanya bersifat nyeri pleuritik karena terlibatnya
F. Komplikasi
1. Hemoptosis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat mengakibatkan
5. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, ginjal dan sebagainya.
1. Pemeriksaan Radiologis
Pada saat ini pemeriksaan radiologis dada merupakan cara yang praktis untuk
paru (segmen apikal lobus atas atau segmen apikal lobus bawah), tetapi dapat juga
mengenai lobus bawah (bagian inferior) atau di daerah hilus menyerupai tumor
paru.
2. Pemeriksaan Laboratorium
a) Darah
kadang meragukan, hasilnya tidak sensitif dan juga tidak spesifik. Pada saat
tuberkulosis baru mulai sedikit meninggi dengan hitung jenis pergeseran ke kiri.
Jumlah limfosit masih di bawah normal. Laju endap darah mulai meningkat.
Bila penyakit mulai sembuh, jumlah leukosit kembali normal dan jumlah
limfosit masih tinggi. Laju endap darah mulai turun ke arah normal lagi.
b) Sputum
sudah diberikan.
c) Tes Tuberkulin
a. OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah
cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan gunakan OAT
(PMO).
i. Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi
ii. Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien
iii. Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam
2 bulan.
2) Tahap Lanjutan
i. Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam
ii. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah
terjadinya kekambuhan
d. Paduan OAT yang digunakan di Indonesia
Tuberkulosis di Indonesia:
o Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
o Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.
Paduan OAT kategori-1 dan kategori-2 disediakan dalam bentuk paket berupa obat
Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam satu tablet.
Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam satu
Paket Kombipak: Terdiri dari obat lepas yang dikemas dalam satu paket, yaitu
program untuk mengatasi pasien yang mengalami efek samping OAT KDT.
Paduan OAT ini disediakan dalam bentuk paket, dengan tujuan untuk memudahkan
selesai. Satu (1) paket untuk satu (1) pasien dalam satu (1) masa pengobatan.
1. Dosis obat dapat disesuaikan dengan berat badan sehingga menjamin efektifitas