BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1 Anatomi Tulang Sumber R. Putz., R .Pabst. 2006. Sobotta Atlas of Human
Anatomy. Volume I
Tulang adalah jaringan ikat. Karena merupakan jaringan ikat maka tulang
terdiri dari sel osteosit, osteoblas, dan osteoklasserta matriks organik ekstrasel
yang dihasilkan oleh sel.
1. Matriks tulang
50% dari berat matriks tulang adalah bahanan organik, yang teristimewa
dan banyak dijumpai adalah kalsium dan fosfor, namun bikarbonat, sitrat,
magnesium, kalium, dan natrium juga ditemukan .Bahan organik dalam matriks
4
tulang adalah kolagen tipe I dan substansi dasar, yang mengandung agregat
proteoglikan dan beberapa glikoprotein struktural spesifik.Glikoprotein tulang
bertanggung jawab atas kelancaran kalsifikasi matriks tulang. Jaringan lain yang
mengandung kolagen tipe I biasanya tidak mengapur dan tidak mengandung
glikoprotein tersebut. Karena kandungan kolagen tinggi, matriks tulang yang
terdekalsifikasi terikat kuat dengan pewarna serat kolagen.
Gabungan mineral dan serat kolagen memberikan sifat keras dan
ketahanan pada jaringan tulang. Setelah tulang terdekalsifikasi, bentuknya tetap
terjaga, namun menjadi fleksibel mirip tendon.Walaupun bahan organik dari
matriks tulang sudah menghilang, bentuk tulang masih tetap terjaga, namun
menjadi rapuh, mudah patah dan hancur bila dipegang.4
2. Osteoblas
Osteoblas bertanggung jawab atas sintesis komponen organic matriks
tulang (kolagentipe I, proteoglikan, dan glikoprotein). Deposisi komponen
anorganik dari tulang juga bergantung pada adanya osteoblas aktif. Osteoblas
hanya terdapat pada permukaan tulang, dan letaknya bersebelahan, mirip epitel
selapis. Bila osteoblas aktif menyintesis matriks, osteoblas memiliki bentuk
kuboid sampai silindris dengan sitoplasma basofilik. Bila aktivitas sintesisnya
menurun sel tersebut dapat menjadi gepeng dan sifat basofilik pada sitoplasmanya
akan berkurang.5
3. Osteosit
Osteosit berasal dari osteoblas, terletak di dalam lakuna yang terletak di
antara lamela-lamela matriks. Hanya ada satu osteosit di dalam satu lakuna. Bila
dibandingkan dengan osteoblas, osteosit yang gepeng dan berbentuk kenari
tersebut memiliki sedikit retikulum endoplasma kasar dan kompleks Golgi serta
kromatin inti yang lebih padat. Sel-sel ini secara aktif terlibat untuk
mempertahankan matriks tulang, dan kematiannya diikuti oleh resorpsi matriks
tersebut.5
5
4. Osteoklas
Sel motil bercabang yang sangat besar. Bagian badan sel mengandung
sampai 50 inti atau bahkan lebih. Pada daerah terjadinya resorpsi tulang, osteoklas
terdapat di dalam lekukan yang terbentuk akibat kerja enzim pada matriks, yang
dikenal dengan lakuna Howsip. Osteoklas berasal dari penggabungan sel-sel
sumsum tulang belakang. Osteoklas mengeluarkan kolagenase dan enzim
proteolitik lain yang menyebabkan matriks tulang melepaskan substansi dasar
yang mengapur.5
Gambar 2.2. Gambar Skematik Komponen Tulang Sumber Junqueira,L., 2007. Histologi Dasar:
Teks & Atlas, Ed. 10. Jakarta: EGC
Tulang bagian dalam dan luar di lapisi oleh pembentuk tulang dan jaringan
ikat yang disebut periosteum dan endosteum.
Periosteum
Terdiri atas lapisan luar serat-serat kolagen dan fibroblas. Berkas serat
kolagen periosteum memasuki matriks tulang dan mengikat periosteum pada
tulang. Lapisan periosteum yang lebih banyak mengandung sel berpotensi
membelah melalui mitosis dan berkembang menjadi osteoblas. Sel ini disebut sel
osteoprogenitor dan sel ini berperan penting pada pertumbuhan dan perbaikan
tulang.5
6
Endosteum
Melapisi semua rongga dalam di dalam tulang dan terdiri atas selapis sel
osteoprogenitorgepeng dan sejumlah kecil jaringan ikat. Karenanya, endosteum
lebih tipis daripada periosteum.
Fungsi utama periosteum dan endosteum adalah memberi nutrisi kepada
jaringan tulang dan menyediakan osteoklas beru secara kontinu untuk perbaikan
atau pertumbuhan tulang.5
Gambar 2.3.Gambar Skematik Periosteum dan Endosteum Sumber Junqueira,L., 2007. Histologi
Dasar: Teks & Atlas, Ed. 10. Jakarta: EGC
Tulang berasal dari kata osteo sehingga sel tulang disebut osteosit. Matriks
tulang yang tersusun atas garam kalsium dan kolagen, yang membuatnya kuat,
keras dan tidak fleksibel. Pada bedan tulang panjang misalnya femur, osteosit
matriks dan pembuluh darah terangkai amat rapi yang disebut sistem havers.
Tulang memiliki suplai darah yang bagus sehingga berperan sebagai tempat
penimbunan kalsium, dan ketika terjadi faktur ringan, tulang dapat memperbaiki
dirinya sendiri relatif cepat. Beberapa tulang , misalnya sternum dan tulang pelvis,
mengandung sumsum tulang merah, yang berperan sebagai jaringan hemopoietik
yang menghasilkan darah.5
7
2.5 Klasifikasi
Adapun osteomielitis dibagi menjadi :
2.6 Patogenesis
Perkembangan awal dan cepat dari hematogenous osteomyelitis
dikarakteristikkan dengan sebuah fokus awal inflamasi yang disebabkan oleh
bakteri dengan hyperemia dan edema pada tulang berongga dan sumsum dari
daerah metafisis pada tulang panjang. Tidak seperti jaringan lunak yang mampu
mengembang karena pembengkakan, tulang merepresentasikan suatu rongga
tertutup yang kuat , oleh karena itu, pembengkakan awal dari suatu proses
inflamasi menghasilkan suatu peningkatan yang tajam pada tekanan intraosseous,
yang menjelaskan gejala nyeri lokal yang parah dan konstan. Pembentukan pus
menyebabkan peningkatan tekanan lokal lebih jauh lagi sehingga menyebabkan
thrombosis pembuluh darah dan nekrosis tulang.
Infeksi yang tidak ditangani dengan segera dapat menyebar dari beberapa
rute untuk menghancurkan tulang dengan cara osteolisis. Melalui pembuluh
darah yang luka pada lesi local, banyak bakteri akan menginvasi aliran pembuluh
darah, secara klinis bakteremia yang tidak terdeteksi akan menjadi septicemia
yang dimana mempunyai gejala malaise, anorexia, dan demam. Penyebaran lokal
10
2.7 Penatalaksanaan
a. Acute Hematogenous Osteomyelitis
2.8 Komplikasi7
a. Acute Hematogenous Osteomyelitis
1. Komplikasi dini meliputi :
- kematian (dihubungkan dengan septikemia)
- pembentukan abses
- artritis septik, terutama pada sendi panggul
DAFTAR PUSTAKA