Anda di halaman 1dari 22

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir
dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh
jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon
dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa
kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke
seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah membawa oksigen ke
seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah
kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan
vena cava inferior. (Khairul, 2007 )
Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital
keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut
zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh,
dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti
trombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama
dari serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Namun darah juga
merupakan salah satu vektor dalam penularan penyakit. Salah satu contoh
penyakit yang dapat ditularkan melalui darah adalah AIDS. Darah yang
mengandung virus HIV dari makhluk hidup yang HIV positif dapat menular pada
makhluk hidup lain melalui sentuhan antara darah dengan darah, sperma, atau
cairan tubuh makhluk hidup tersebut. Oleh karena penularan penyakit dapat
terjadi melalui darah, objek yang mengandung darah dianggap sebagai biohazard
atau ancaman biologis. ( Khairul, 2007)
Saat kita melihat darah dengan mata kasar maka kita akan melihat darah
sebagai cairan seperti air yang berwarna merah. sebenarnya didalam darah
terdapat beberapa komponen dan darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula
yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai
hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40

1
sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk
medium cairan darah yang disebut plasma darah. (Khairul, 2007 )

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dilakukannya praktikum adalah untuk :
Mempelajari perbedaan antara sel darah merah, sel darah putih, dan keping
darah.
Mempelajari cara untuk mengetahui tekanan darah dengan cara tensi
darah.

1.3 Kegunaan Praktikum


Beberapa keguaan yang didapatkan dari praktikum ini adalah:
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana bentuk dan perbedaan antara sel
darah merah, sel darah putih, dan keping darah.
Mahasiswa dapat mengetahui cara tensi darah.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Darah


Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga berfungsi sebagai pertahanan tubuh manusia terhadap virus
atau bakteri. (Anderson, 2008 )
Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah.(Anderson, 2008 )

2.2 Fungsi Darah


Menurut (Aaronson Philip, 2010) funfsi darah untuk tubuh kita antara lain
yaitu:
1. Sebagai Zat Pengangkut.
2. Mengangkut Oksigen.
3. Menjaga Sistem Kekebalan Tubuh .
4. Mengangkat karbondioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-
paru.
5. Menyebarkan panas ke seluruh tubuh.

3
2.3 Sel Darah
Sel-sel darah pada manusia, terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah
putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Dalam sel-sel darah, kandungan sel
darah putih dan keping darah sebanyak 1%. Sedangkan sel darah merah merah
sebanyak 99%.(Wheler, 2000)

2.3.1 Sel Darah Merah (eritrosit)


Sel darah merah atau eritrosit adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi
membawa oksigen ke jaringan - jaringan tubuh lewat darah. Sel darah merah tidak
memiliki inti sel dan mengandung hemoglobin. Fungsi hemoglobin adalah untuk
mengikat oksigen dan karbon dioksida dalam darah.

Jumlah sel darah merah yang normal kurang lebih adalah 5 juta sel/mm3 darah.
Sel darah merah dibentuk pada tulang pipih di sumsum tulang dan dapat hidup
hingga 120 hari. Jika sel darah merah rusak atau sudah tua maka sel ini akan
dirombak dalam limfa. Hemoglobin dari sel darah merah yang dirombak akan
terlepas dan dibawa ke dalam hati untuk dijadikan zat warna empedu. Sel darah
merah baru akan dibentuk kembali dengan bahan zat besi yang berasal dari
hemoglobin yang terlepas tadi.(Watson, 2002).

2.3.2 Sel darah putih (leukosit)


Sel darah putih atau leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah
putih berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian
dari sistem kekebalan tubuh. Tidak seperti sel darah merah yang selalu berada di dalam
pembuluh darah, sel darah putih dapat keluar dari pembuluh darah. Kemampuan untuk
bergerak bebas diperlukan sel darah putih agar dapat menjalankan fungsinya untuk
menjaga tubuh. Secara normal jumlah sel darah putih pada tubuh kita adalah kurang lebih
8.000 pada tiap 1 mm3 darah. Sel darah putih hanya hidup sekitar 12 13 hari. Fungsi sel
darah putih sebagai pertahanan tubuh dari serangan penyakit.(Tjitrosoepomo, 1980).

2.3.3 Keping darah (trombosit)


Trombosit (juga disebut Platelet atau keping darah) adalah sel-sel berbentuk
oval kecil yang dibuat di sumsum tulang. Keping darah berfungsi pada proses
pembekuan darah saat terjadi luka, darah keluar melalui luka tersebut. Keping

4
darah menyentuh permukaan luka, lalu pecah dan mengeluarkan trombokinase.
Trombokinase dibantu dengan ion kalsium akan mengubah protrombin menjadi
trombin. Trombin diperlukan untuk mengubah fibrinogen menjadi benang-benang
fibrin. Luka akan ditutup oleh benang fibrin yang berupa benang-benang halus,
sehingga darah berhenti keluar. (Watson, 2002).

2.4 Sistem Peredaran Darah Manusia


Peredaran darah pada manusia disebut peredaran darah ganda atau peredaran
darah rangkap, karena setiap satu kali beredar ke seluruh tubuh darah melewati
jantung sebanyak dua kali. Peredaran darah rangkap atau peredaran darah ganda
terdiri atas peredaran darah besar dan peredaran darah kecil.(soedjono, 1988).

2.4.1 Peredaran Darah Besar (Peredaran Darah Sistemik)


Peredaran darah besar adalah peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh,
kecuali paru-paru. Peredaran darah besar dimulai dari bilik kiri jantung menuju
ke tubuh bagian atas dan bagian bawah dengan membawa oksigen ke seluruh sel-
sel tubuh. Selanjutnya, darah masuk kembali ke jantung melalui serambi kanan
dengan membawa karbon dioksida. Pada sistem peredaran darah besar, ada suatu
sistem peredaran darah yang disebut sistem porta hepatica. Dalam sistem porta
ini, sebelum darah kembali ke jantung darah terlebih dahulu masuk ke dalam hati
untuk dibersihkan dari racun-racun yang diserap oleh usus halus. Selanjutnya,
darah kembali ke jantung melalui pembuluh balik (vena).(soedjono,1988)

2.4.2. Peredaran Darah Kecil (Peredaran Darah Pulmonalis)


Peredaran darah kecil adalah peredaran darah dari jantung ke paru-paru dan
kembali ke jantung. Peredaran darah kecil dimulai dari bilik kanan jantung,
mengangkut karbon dioksida menuju ke paru-paru kanan dan paru-paru kiri.
Itulah sebabnya darah yang berasal dari paru-paru kanan dan kiri kaya akan
oksigen. Selanjutnya darah kembali ke jantung melalui serambi kiri. Semoga
materi macam-macam peredaran darah manusia diatas dapat dipahami dengan
baik, selamat belajar.(soedjono,1988.)

5
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.I Waktu Dan Tempat Praktikum


Praktikum pengamatan sel darah dan tensi darah , dilakukan pada hari
kamis tanggal 12 November 2017 mulai pukul 14:00 WITA-selesai, yang
bertempat dilaboratorium Reproduksi, Fakultas Peternakan dan Perikanan
Universitas Tadulako.
3.2 Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai berikut :
Table 1: daftar alat yang digunakan.
No Alat Fungsi
1. Mikroskop Digunakan untuk mengamati sel
darah.
2. Lancing device Digunakan untuk mengeluarkn
darah dari ujung jari.
Brfungsi untuk sterilisasi.
Berfungsi untuk mengukur tekanan
3. tensi meter
darah.

3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu, berupa :
1. Sampel darah.
2. Alkohol

3.3 Cara Kerja


Beberapa prosedur kerja yang dilakukan di laboratorium, yaitu :
1. Menyiapkan mikroskop, dan diletakkan diatas meja dengan hati-hati.
2. Mikroskop digunakan sesuai dengan arahan dari asisten praktikum .
3. Siapkan Preparat dan kaca preparat.
4. Atur pembesaran mikroskop, dimulai dari pembesaran yang lemah.

6
5. Siapkan alat tensi darah yaitu tensi meter dan stetoskop.
3.3.1 Pengamatan Sel Darah
1. Siapkan sampel darah yang diambil dari salah satu praktikan .
2. Letakkan sampel darah di kaca preparat dan letakkan dibawah mikroskop.
3. Amati sel darah tersebut dengan menggunakan pembesaran 10-40.
4. Setelah dapat teramati lalu foto sel darah dan hitung jumlah dari masing-
masing sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah.
3.3.2 Tensi darah
1. Ikatkan manset tensimeter pada lengan atas praktikan yang akan diukur
tekanan darahnya.
2. Lalu cari denyut nadi yang berada pada lipatan siku, dan letakkan
stetoskop.
3. Sambil mendengarkan denyut nadi, tekanan pada tensimeter dinaikkan
dengan cara meremas pompa karet berulang-ulang sampai sekitar 140
mmHg, hingga denyut nadi tidak terdengar lagi.
4. Kemudian tekanan didalam tensi meter pelan-pelan diturunkan , pada saat
denyut nadi terdengar lagi baca tekanan sistol pada tensi meter tersebut.
5. Suara denyut nadi akan terdengar jelas sampai suatu saat suara denyut nadi
akan terdengar melemah dan akhirnya meng hilang , saat denyut
melemah lihatlah kembali tekanan diastol dalam tensimeter.
6. Jika telah didapatkan hasilnya maka dapat ditulis tekan sistol/diastolnya
(contoh 110/82).

7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Pengamatan Sel Darah


Dari hasil pengamatan sel darah maka dapat kami tuliskan jumlah dari
masing-masing sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah sebagai
berikut:

Table 2. hasil pengamatan sel darah.

No Sel darah jumlah


1. Sel darah merah 25
2. Sel darah putih 15
3. Keping darah 15

4.1.2 Tensi Darah


Dari hasi tensi yang dilakukan dapat kami tuliskan tekanan darah yang
didapatkan adalah sebagai berikut:

120/80 mmHg. Dan tekanan darah termasuk normal.

4.2 Pembahasan
Dari hasi pengamatan sel darah, jumlah sel darah merah yaitu 25, sel darah
putih 15, dan keeping darah 10. Hal tersebut dikarenakan dalam sel-sel darah,
kandungan sel darah putih dan keping darah hanya sebanyak 5%, sedangkan sel
darah merah sebanyak 95%.

Dari hasi tensi yang dilakukan tekanan darah diatas bisa dituliskan 120/80
mmHg, artinya sistolnya 120 mmHg dan diastolnya 80 mmHg dan tekanan darah
temasuk normal.

8
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Dari hasil praktikum kesimpulan yang dapat kami tarik bahwa Darah
merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi
sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk
menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami
gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Dari hasi pengamatan sel darah, jumlah sel darah merah yaitu 30, sel darah
putih 10, dan keeping darah 10. Hal tersebut dikarenakan dalam sel-sel darah,
kandungan sel darah putih dan keping darah hanya sebanyak 1%, sedangkan sel
darah merah sebanyak 99%.
Dari hasi tensi yang dilakukan tekanan darah diatas bisa dituliskan 110/82
mmHg, artinya sistolnya 110 mmHg dan diastolnya 82 mmHg dan tekanan darah
temasuk normal.

5.2 Saran
Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih bisa mengefisienkan waktu sehingga
pengamatan tidak terburu-buru dan juga asisten dapat meningkatkan bimbingannya
sehingga praktikan bisa melakukan pengamatan dengan baik dan benar. Pada saat
pratikum untuk berjaga jaga mati lampu asisten meyediakan penerangan yang
lebih baik agar pengamatan tidak terkendala.

9
DAFTAR PUSTAKA
Soedjono , basuki M,pd. 1988.Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta:
Depdikbud.
Khairul osman. 2007. Gangguan pendarahan. Jakarta: essential hematologi.
Anderson, paul D. 2008. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta : EGC.
Aaronson, Philip I. And Jeremy P.T ward. 2010. At a glance sistem
kardiovaskuler edisi ketiga. Jakarta : erlangga.
Tjitrosoepomo, gembong, dkk, 1980. Biologi II JAKARTA: dedikbud.
Watson , roger, 2002, anatomi dan fisiologi untuk perawat. Jakarta :EGC.
Wheeler Liz. 2000. Tubuh manusia, Jakarta : PT Balai pustaka.

10
I.PENDAHULUAN

1.1LatarBelakang
Kelinci (LepusNigricoliis) termasuk kedalam kingdom animalia dan kelas
mamalian yang mempunyai berat tubuh 1,35-7 kg dengan panjang 40-70 cm.
Kelinci merupakan kelompok hewan paling sempurna baik morfologi ataupuan
atominya karena mempunyai susunan organ yang kompleks dan susunan
metabolisme dalam tubuhnya yang juga kompleks. Hewan ini banyak ditemukan
dimana-mana. Kelompo khewan ini mempunyai kelenjar mammae (kelenjarsusu)
dan pada umumnya kulit tubuh di tumbuhi oleh rambut. Pada pertemuaan.
(Manshur, 2009).

Praktikum kali ini, kami mengamati dan membahas dari kelas mamalia yaitu
pada spesies kelinci bertujuan mengetahui morfologi, sistem pencernaan, sistem
reproduksi pada kelinci.Mamalia adalah dari bangsa reptile. Mamalia memiliki
karakter struktural yang membedakan dari kehidupan vertebrata lain. Ciri utama
dari mamalia adanya kelenjar susu, kelenjar minyak, dan kelenjar keringat.
Rambut tumbuh selama periode tertentu dalam hidupnya, meskipun berkurang
atau tidak adasama skali pada stadium tua. (Manshur, 2009).

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuannya untuk memahami sistem pencernaan pada kelinci, dan sistem
pernafasan serta serta mampu untuk menjelaskannya.

1.3 Kegunaan praktikum


Kegunaan praktikum visiologi ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai sistem pencernaan kelinci dan pernafasannya.

11
II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Kelinci


Famili : Leporidae
Kelas : Mammalia
Kerajaan : Animalia
Filum : Vertebrata
Seperfilum : Chordata

2.2 Morfologi Kelinci


Pada pengamatan yang telah dilakukan yaitu dengan mengamati
morfologikelinci yaitu pada tubuh kelinci bagian dorsal terdapat kepala, leher,
badan sertaekor, dan pada bagian kepala (Caput) telah diketahui mata dan
Mempunyai dauntelinga yang panjang dan menghadap ke depan , Mata yang
besar terletak di bagian samping dari kepala. Kelopak mata ada dua macam yaitu:
Palpebrsuperior dan palpebra inferior. (Manshur, 2009).

Morfologi Kelinci dapat dibedakan atas :


A. Mulut
Digunakan untuk memasukan makanan .
B. Hidung
Digunakan untuk mendeteksi makanan saat di dam tanah.
C. Kaki belakang
Digunakan untuk melompat lebih jauh.
D. Kaki depan
Berfungsi untuk menggali lobang saat membuat sarang.
E. Telinga
Digunakan untuk mendengarkan suara.
F. Rambut
Berfungsi untuk melindungi tubuh kelinci dari suhu yang terlalu dingin
maupun panas.

12
2.3 Sistem Pencernaan Kelinci
A. Mulut
Bagian pertama dari sistem pencernaan kelinci adalah mulut.Kelinci
menggunakan bibir untuk mengambil makanan dan menyebarkannya
kembali ke gigi untuk memotong dan menggiling bahan tanaman.Karena
bahan tanaman ini kasar, gigi kelinci tumbuh terus menerus.Kelinci
memiliki 16 daun (bayi) gigi dan 28 gigi permanen.Gigi dewasa yang
terdiri dari empat bagian atas dan dua gigi seri bawah (gigi depan) serta
22 Total premolar dan molar (gigi belakang).Anda mungkin melihat
hanya dua gigi seri atas ketika melihat gigi kelinci Anda dan ini adalah
karena dua gigi seri atas yang lebih kecil dan di belakang pasangan
lainnya.Gigi seri ini disebut gigi pasak.Gigi seri berfungsi untuk
merobek dan ambil makanan.Premolar dan molar adalah gigi belakang,
kadang-kadang disebut gigi pipi.Kelinci memiliki tiga premolar atas dan
dua bawah, bersama dengan tiga atas dan tiga gigi geraham
bawah.Fungsi utama mereka adalah untuk menggiling makanan untuk
ukuran partikel yang lebih kecil untuk memungkinkan makanan untuk
ditelan.

B. Kerongkongan
Setelah makanan ditelan, melewati kerongkongan.Kerongkongan pada
dasarnya adalah sebuah tabung yang mentransfer makanan dari mulut ke
perut.

C. Perut
Kelinci memiliki perut yang relatif besar untuk memungkinkan untuk
memegang makanan besar karena mereka kusam, berarti mereka makan
terutama saat fajar dan senja.Setelah makanan di perut, ia mulai dipecah
melalui hidrolisis enzimatik dan pencernaan, yang berarti asam dan
enzim yang digunakan untuk memecah senyawa ke ukuran yang lebih
kecil.Sekresi utama perut termasuk lendir, asam klorida, dan

13
pepsin.Lendir ini penting untuk melindungi lapisan perut dari asam dan
enzim dan membantu melembabkan makanan.

D. Usus besar dan sekum


Bagian akhir dari sistem pencernaan adalah usus besar dan
sekum.Sekum adalah kantung buta, atau kantong, yang datang dari
persimpangan usus kecil dan besar bagian yang dapat lebih lanjut
dipecah dan digunakan dan yang tidak bisa. (Anonim. 2000).

2.4 Sistem pernafasan kelinci


Kelinci merupakan hewan mamalia jenis menyusui. Beberap diantarnya
adalah sapi, kambing, kelinci dan ikan paus (mamalia air) hewan-hewan ini
bernafas dngn paru-paru. Alat pernafasannya terdiri dari lubang hidung,
tenggorok, dan paru-paru. (Anonim 2000).

14
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu danTempat Praktikum


Praktikum Pengamatan hewan mamalia (kelinci), dilakukan pada hari
sabtu tanggal 16 November 2017 mulai pukul 09:00 WITA-selesai, yang
bertempat dilaboratorium Reproduksi, Fakultas Peternakan dan Perikanan
Universitas Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat
Tabel 3.Alat pada pengamatan hewan (kelinci)

Adapun alat yang di gunakan padasaat praktikum, yaitu :

No Alat Fungsi
1. papan bedah/kantong plastik digunakan untuk meletakkan bahan
praktikum
2. kater digunakan untuk membedah
3. thermometer digunakan untuk mengukur suhu
tubuh kelinci.

3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum pengamatan hewan (Kelinci) adalah
kelinci.

3.3 Cara Kerja


Yang pertama yaitu mengukur nafas kelinci dengan cara meletakan tangan
dibagian depan hidung dan mulut kelinci lalu hitung permenit setiap hembusan
nafasnya hal ini dilakukan sebelum dan sesudah kelinci tersebut mendapatkan
perlakuan.
Hal yang kedua yaitu mengukur suhu rectum dengan menggunakan
thermometer dengan cara memasukan ujung thermometer kedalam anus kelinci

15
selama 10-11 detik, hal ini dilakukan sebelum dan sesudah kelinci tersebut
mendapatkn perlakuan.
Yang ketiga mengambil kelinci dan menyembelinya ,lalu letakkan kelinci di
atas papan bedah/kantong pelastik lalu menguliti kelinci tersebut, setelah
menguliti kemudian mengeluarkan usus dan mengamati sistem pencernan kelinci
tersebut.

16
IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Pernafasan Pada Kelinci


Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan maka didapatkan hasil
hembusan nafas kelinci per menitnya :
Tabel 4. Hasil pengamatan pernafasan pada kelinci
No Perlakuan Hembusan Nafas
1. Sebelum perlakuan 29 / 1 menit
2. Sesudah perlakuan 55 / 1 menit

4.1.2 Suhu rektum


Berdasarkan hasil pengamatan suhu rektum pada kelinci maka didapatkan
hasil suhu rektum kelinci per detiknya :
Tabel 5. Hasil pengamatan suhu rektum pada kelinci
No Perlakuan Suhu rektum
1. Sebelum perlakuan 35 / 11 detik
2. Sesudah perlakuan 36 / 11 detik

17
4.1.3 Sistem pencernaan kelinci
Dari hasi pengamatan sistem pencernaan pada kelinci tadi maka hasil yang
kami dapatkan adalah sebagai berikut :

Keterangan :

a. Mulut
b. Oesophagus
(kerongkongan)
c. Ventriculum
(lambung)
d. Usus halus
e. Cecum (sekum)
f. Intestinum crassum
(usus besar)
g. Rectum
h. Anus

Gambar 1 : Organ sistem pencernaan kelinci

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pernafasan pada kelinci


Pada praktikum kali ini kita mengamati kelas mamalia yakni pada Kelinci. Setelah
kita mengamati hembusan nafas pada kelinci dapat kita simpulkan bahwa setiap satu
menit hembusan nafas kelinci yaitu sebanyak 29 kali sebelum dilakukannya perlakuan.
Setelah dilakukan perlakuan hembusan nafasnya meningkat menjadi 55 kali setiap satu
menitnya. Jumlah hembusan kelinci pada saat sebelum perlakuan menandahkan bahwa
respirasi tersebut tidak normal dan sedangkan jumlah hembusan sesudah perlakuan
menandahkan bahwa respirasi tersebut dalam keadaan strees karena di tandai dengan

18
banyaknya hembusan yang berarti hewan tersebut banyak gerak. Dalam percobaan ini
kita bisa mengetahui kelinci dalam keadaan strees atau dalam keadaan normal.

4.2.2 Suhu rectum


Kelinci secara morfologi seluruh tubuhnya ditutupi oleh rambut, rambut ini
merupakan salah satu ciri karakteristik dari kelas mamalia. Salah satu fungsi bulu
tersebut untuk menjaga suhu tubuh Kelinci itu sendiri. Pada pengamatan kedua ini
untuk mengetahui suhu tubuh kelinci maka kita akan mengukurnya dengan
menggunakan thermometer dari hasil yang didapat suhu tubuh kelinci sebelum
dilakukan perlakuan yaitu 35 C/11 detiknya, namun setelah dilakukan perlakuan
suhu yang didapatkan tidak jauh berbeda yaitu 36 C/10 detiknya.

4.2.3 Sistem Pencernaan Kelinci


Pada pengamatan yang telah dilakukan pada kelinci terdapat mulut,
oesophagus (kerongkongan), ventriculus (lambung), usus halus, cecum,
intestinum crassum (usus besar), rectum, anus.

19
V.KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini kita mengamati kelas mamalia yakni pada Kelinci.
Setelah kita mengamati hembusan nafas pada kelinci dapat kita simpulkan bahwa
setiap satu menit hembusan nafas kelinci yaitu sebanyak 29 kali sebelum
dilakukannya perlakuan. Setelah dilakukan perlakuan hembusan nafasnya
meningkat menjadi 55 kali setiap satu menitnya. Kelinci secara morfologi seluruh
tubuhnya ditutupi oleh rambut, rambut ini merupakan salah satu ciri karakteristik
dari kelas mamalia. Salah satu fungsi bulu tersebut untuk menjaga suhu tubuh
Kelinci itu sendiri. Pada pengamatan kedua ini untuk mengetahui suhu tubuh
kelinci maka kita akan mengukurnya dengan menggunakan thermometer dari
hasil yang didapat suhu tubuh kelinci sebelum dilakukan perlakuan yaitu 35C per
11 detiknya, namun setelah dilakukan perlakuan suhu yang didapatkan tidak jauh
berbeda yaitu 36C per 10 detiknya. Pada pengamatan yang telah dilakukan pada
kelinci terdapat mulut, oesophagus (kerongkongan), ventriculus (lambung), usus
halus, cecum, intestinum crassum (usus besar), rectum, anus.

5.1 Saran
Untuk praktikum selanjutnya diharapkan pada mahasiswa agar memperhatikan
cara mengidentifikasikan organ pencernaan pada kelinci..

20
DAFTAR PUSTAKA

Manshur, F. 2009. Kelinci, Pemeliharaan Secara Alaimiah, Tepat dan Terpadu.

Penerbit :Nuansa. Bandung

Anonim.2000. Sistem Pencernaan Kelinci. Penerbit Erlangga

Rahman fatur.2010.Anatomi kelinci.penerbit erlangga.

21
RIWAYAT HIDUP PENULIS

DEDI KURNIAWAN bertempat lahir palu ,02 Juni

1998. kec.mamboro. Anak pertama dari Dua

bersaudara, dari pasangan suami-istri yang bernama

Bapak Arwadi dan Ibu Pasranti. Penulis pertama

kali masuk sekolah dasar di SDN 5 Inti mamboro.

Pada tahun 2003-2009. Setelah tamat pendidikan

SD,

Penulis melanjutkan studi di Smp negeri 17 palu pada tahun 2009-2012,

kemudian penyusun melanjutkan studinya di SMA Negeri 5 palu. jurusan IPA

pada tahun 2012-2015. Setelah menyelesaikan studi di Sma 5 palu penulis

melanjutkan kembali studinya di salah satu Universitas yang ada di kota Palu,

Sulawesi Tengah yakni Universitas Tadulako melalui jalur SBMPTN, dengan

program studi Peternakan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas

Tadulako pada tahun 2015 sampai sekarang.

22

Anda mungkin juga menyukai