Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan energi listrik (tenaga listrik) di sektor rumah tangga, gedung
perkantoran,maupun industri meningkat tajam seiring dengan tingkat pendapatan
masyarakat dan pertumbuhan industri. Peningkatan energi listrik dari sisi
pemakaian akan menjadi kendala pada sisi pembangkitan, karena pembangkit
tenaga listrik di Indonesia relative terbatas dan energi listrik yang dibangkitkan
belum sebanding dengan kebutuhan listrik masyarakat dan industri yang terus
berkembang secara pesat sehingga suplai kebutuhan listrik menjadi kebutuhan
utama.
Tersedianya energi listrik merupakan salah satu komponen yang penting
dalam mendorong pertumbuhan perekonomian di dalam suatu negara, Sehingga
perusahaan penyediaan energi listrik dituntut menjadi penyedia energi listrik yang
handal, stabil, dan bermutu serta efisien yang sangat layak untuk dijadikan
tumpuan dalam menjamin kesuksesan pelayanan kebutuhan secara cepat dan
tepat. Dalam usaha penyediaan energi listrik yang handal dan efisien. Unit PT.
PJB UBJO&M PLTU Indramayu merupakan salah satu perusahaan yang
mengoperasikan unit pembangkit listrik yang menggunakan mesin dengan tenaga
uap. Unit PT. PJB UBJO&M PLTU Indramayu terdiri dari 3 unit yang masing -
masing memiliki kapasitas sebesar 330 MW.
Salah satu unsur penting dalam reaksi pembakaran pada ruang bakar
adalah udara. Fungsi dari sistem udara pembakaran adalah menyediakan udara
yang cukup untuk kebutuhan proses kebutuhan proses pembakaran bahan bakar di
dalam ruang bakar ketel. Karena proses pembakaran terus berlangsung selama
ketel beroperasi, maka pasokan udara pembakaran perlu dilakukan secara terus
menerus. Pemasok udara diperoleh dari 2 sumber utama, yaitu Primary Air Fan
(udara transportasi yang membawa batu bara) dan Force Draft Fan penghasil
udara sekunder (udara pembakaran). Kedua komponen ini merupakan komponen
yang penting pada pembangkit listrik berbahan batubara.

1
Pada pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terdapat beberapa fan yang
digunakan, seperti Primary Air Fan, Force Draft Fan, Seal Air Fan dan Induced
Draft Fan, pada kali ini penulis akan membahas tentang Primary Air Fan (PAF).
Pada setiap unit pembangkit menggunakan 2 buah Primary Air Fan sebagai
pemasok udara transport untuk batubara ke dalam mill (pulverizer) dan
merupakan pemasok udara primer.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, identifikasi masalah
dalam penyusunan laporan kerja praktik ini adalah:
a. Bagaimana sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di PT. PJB
UBJO&M Indramayu
b. Bagaimana prinsip kerja Primary Air Fan (PAF) pada PLTU di PT. PJB
UBJO&M Indramayu
c. Mencari efisiensi dari Primary Air Fan (PAF) pada PLTU di PT. PJB
UBJO&M Indramayu

1.3. Batasan Masalah


Mengingat luasnya bidang kerja yang ada pada PT. PJB UBJO&M PLTU
Indramayu dan terbatasnya alokasi waktu yang tersedia dalam pelaksanaan kerja
praktik. Maka pembahasan mengenai Primary Air Fan (PAF) hanya mencakup
prinsip kerja dan efisiensi dari fan pada Primary Air Fan (PAF) Unit 3A.

1.4. Tujuan
Pelaksanaan serta penyusunan laporan kerja praktik ini memiliki beberapa
tujuan, yaitu:
a) Memahami manajemen proses sistem pembangkit listrik Tenaga Uap
(PLTU) di PT. PJB UBJO&M Indramayu.
b) Memahami prinsip kerja dari Primary Air Fan (PAF) pada PLTU di PT.
PJB UBJO&M Indramayu.

2
c) Mengetahui efisiensi dari Primary Air Fan pada PLTU di PT. PJB
UBJO&M Indramayu
d) Membuka wawasan dan membangun pengalaman nyata memasuki dunia
Industri.

1.5. Metode Pengumpulan Data


Metode yang dilakukan dalam penulisan kerja praktik ini adalah dengan cara:
a) Metode observasi
Pengumpulan data-data dengan pengamatan secara langsung pada Primary
Air Fan unit 3A di PT. PJB UBJO&M PLTU Indramayu.
b) Metode wawancara
Pengumpulan data dengan bertanya langsung tentang hal-hal yang
berkaitan dengan Primary Air Fan (PAF) kepada pembimbing lapangan
divisi Rendal Operasi Shift E dan A di PT. PJB UBJO&M PLTU
Indramayu.
c) Studi literatur
Pengumpulan data dengan mencari buku referensi dan modul pelatihan
pendukung seputar pembahasan yang dijadikan sebagai judul laporan kerja
praktik.

1.6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik


Waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktik ini adalah:
Waktu : 16 Januari - 16 Februari 2017.
Tempat : PT. PJB UBJO&M PLTU Indramayu
Jl. Sumur Adem, Kecamatan Sukra,
Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1. Sejarah PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB)
Perusahan listrik dan gas dibentuk tahun 1945, setelah Indonesia merdeka.
Tahun 1965 Perusahaan listrik dan gas dipisah menjadi Perusahaan Listrik Negara
dan Perusahaan Gas Negara. Pada tahun 1972, PLN menjadi BUMN dengan
status perusahaan umum. PLN di Jawa Timur diberi nama PLN WILAYAH XII
yang berdomisili di Surabaya. Pada tahun 1982 restrukturisasi dimulai di Jawa
Bali dengan pemisahan unit sesuai fungsinya, fungsi pembangkitan dan
penyaluran Jawa Timur dan Bali, Serta PLN Distribusi Jawa Timur.
Pada tahun 1994 status PLN diubah menjadi persero. Pada tanggal 30
September 1995 dilakukan restrukturisasi di dalam PLN (persero), PLN
Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian Timur dan Bali dibubarkan.
Kemudian PT. PLN (persero) membentuk dua anak perusahaan dibidang
pembangkitan Jawa Bali. Restrukturisasi tersebut memisahkan misi sosial yaitu
penyaluran dan misi komersial yaitu fungsi pembangkitan.
Pada tanggal 3 Oktober 1995, dibentuk PT. Pembangkitan Tenaga Listrik
Jawa-Bali II atau yang lebih dikenal dengan nama PT. PLN PJB II. Perusahaan ini
merupakan salah satu anak perusahaan PT. PLN (persero) yang berdomisili di
Surabaya. Tujuan utama dibentuknya anak perusahaan ini adalah untuk
menyelenggarakan usaha ketenagalistrikan yang bermutu tinggi serta andal
berdasarkan prinsip industri dan niaga yang sehat dan efisien.
Pada tahun 2000, PT. PLN PJB II kembali melakukan penyempurnaan
organisasi dan mengubah nama menjadi PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB). PT.
PJB memiliki kantor pusat di Jl. Kelintang Baru 11 Surabaya, memiliki
pembangkit-pembangkit listrik yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Barat, DKI
Jakarta dan Sumatera Selatan. Sampai saat ini PT. PJB memiliki total kapasitas
pembangkitan 6526 MW dan set sekitar Rp 46 Triliun. Seiring dengan dinamika
dunia usaha, berkembangnya tuntutan pasar, serta kemajuan teknologi, PT. PJB
sejak tahun 2002 telah menerapkan kaidah kaidah internasional dalam

4
mengelola perusahaan, dengan mengadopsi best practice perusahaan pembangkit
kelas dunia.
PJB mengimplementasikan berbagai sistem manajemen best practice
yaitu: Manajemen Asset Pas 5S, Manajemen SDM berbasis Kompetensi,
Manajemen Resiko, Manajemen Mutu ISO 9000, Manajemen Lingkungan ISO
14000 dan Manajemen K3 OHSAS 18000, Manajemen GCG, Manajemen
Teknologi Informasi, Knowledge Management, Managemen Baldrige, Manajemen
House Keeping 5S, Manajemen Pengamanan, dan Sistem Manajemen Terpadu
(PJB Integrated Management System).

5
2.2. Sejarah PT. UBJO&M PLTU Indramayu
PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Bisnis Jasa Operational and Maintenance
Pembangkit Listrik Tenaga Uap Indramayu (PT. UBJO&M PLTU Indramayu)
didirikan pada laha seluas 83 Ha. PT. UBJO&M PLTU Indramayu berlokasi di
daerah Pantura Jawa Barat, Jl. Sumur Adem, Kecamatan Sukra, Kabupaten
Indramayu, Jawa Barat. Berjarak sekitar 180 Km dari Jakarta.
PJB bermula hanya menjalankan bisnis membangkitkan energi listrik dari
enam unit pembangkit (UP) yaitu: UP Gresik (2.219 MW), UP Paiton (800 MW),
UP Muara Tawar (920 MW), UP Cirata (1.008 MW), dan UP Brantas (281 MW).
Kini, PJB berkembang dan menjalankan berbagai usaha yang terkait
dengan bidang pembangkitan yang antara lain: Jasa Operation and Maintenance
(O & M), Pembangkit Engineering, Procurement and Constructioni (EPC),
konsultan bidang pembangkitan, pendidikan dan pelatihan tata kelola
pembangkitan, pendidikan dan pengolahan anergi terbarukan, serta usaha lain
yang berkaitan untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki perusahaan secara
maksimal.
PT. UBJO&M PLTU Indramayu terdiri dari 3 Unit Pembangkit yang
masing-masing memiliki kapasitas sebesar 330 MW. PT. UBJO&M PLTU
Indramayu didirikan pada tahun 2007 dan telah diresmikan oleh Menko
Perekonomian Hatta Rajasa, Direktur Utama PLN Dahlan Iskan, dan juga
Direktur BNI Gatot Suwondo pada 12 Oktober 2011.

6
Gambar 2.1. PLTU Indramayu
(Sumber: PLTU Indramayu, Jawa Barat)

Listrik yang dihasilkan PT. UBJO&M PLTU Indramayu akan disalurkan


melalui jaringan 150 Kv ke Gardu Induk Sukamandi dan Kosambi, selebihnya
akan didistribusikan melalui jaringan interkoneksi Saluran Udara Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) 500 Kv.

7
Gambar 2.2. Layout PT. PJB UBJO&M PLTU Indramayu
(Sumber: PLTU Indramayu, Jawa Barat)

2.3. Visi dan Misi PT. UBJO&M PLTU Indramayu


Dengan memperhatikan kondisi lingkungan yang berubah cepat, pada
tahun 2009 PT. PJB menyesuaikan visi dan misinya.
a) Visi:
Menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia yang terkemuka
dengan standar kelas dunia.
b) Misi:
1) Memproduksi tenaga listrik yang andal dan berdaya saing.
2) Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi tata kelola
pembangkitan dan sinergi business partner dengan metode best practice
dan ramah lingkungan.
3) Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM yang mempunyai
kompetensi teknik dan manajerial yang unggul, serta berwawasan bisnis.

2.4. Tujuan Perusahaan

8
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, PJB didirikan untuk
menyelenggarakan usaha ketenagalistrikan dngan prinsip industri dan niaga
yang sehat, meliputi:
a) Usaha penyediaan tenga listrik berupa kegiatan pembangkitan tenaga listrik
yang ekonomis, bermutu tinggi dan keandalan yang baik.
b) Usaha penunjang tenaga listrik yang meliputi kegiatan :
1) Pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan
2) Pemeliharaan dan pengoperasian peralatan ketenagalistrikan
c) Usaha lainnya yang berkaitan dengan usaha perusahaan dalam rangka
memanfaatkan secara maksimal potensi yang dimiliki perusahaan.

2.5. Struktur Organisasi Perusahaan

9
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Perusahaan
(Sumber: PLTU Indramayu, Jawa Barat)

10

Anda mungkin juga menyukai