Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada saat ini semakin banyak usaha dagang baru bermunculan yang
menjual produk yang sama dan memiliki kualitas sama, hanya sedikit berbeda
bentuk produk. Hal tersebut terjadi untuk menarik pelanggan baru. Terkait dengan
hal tersebut maka perusahaan dagang membutuhkan modal kerja untuk
membiayai kegiatan operasionalnya, dengan harapan dana yang telah dikeluarkan
dapat kembali masuk kedalam perusahaan dalam jangka waktu yang relatif
pendek. Namun, masalah yang sering dihadapi oleh suatu perusahaan adalah
bagaimana pengendalian persediaan barang pada perusahaan tersebut, dimana
sejumlah barang diharapkan dapat diperoleh pada tempat dan waktu yang tepat,
dengan ongkos yang murah. Persediaan barang diperlukan karena dalam
pengadaan barang dibutuhkan sejumlah waktu untuk proses pemesanan barang
tersebut. Sehingga dengan adanya permintaan dalam suatu perusahaan, maka
permintaan suatu barang yang datang diharapkan dapat dipenuhi dengan segera
pada saat adanya permintaan barang yang dilakukan konsumen.

Selain itu, masalah yang selalu dihadapi manajemen suatu perusahaan


adalah bagaimana mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang terbatas secara
berhasil guna dan berdaya guna sehingga tercapai laba yang optimal, dimana
merupakan salah satu tujuan terpenting dari suatu perusahaan yang berorientasi
pada laba. Untuk mencapai laba yang optimal ini diperlukan koordinasi dan
kerjasama yang serasi antara masing-masing departemen. Salah satu departemen
yang berperan besar dalam pencapaian laba yang optimal ini adalah departemen
pemasaran yang terdiri dari divisi penjualan dan divisi promosi.
Dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan dagang, terdapat
divisi penjualan yang merupakan sumber penghasilan utama bagi perusahaan yang
memungkinkan perusahaan untuk hidup, mencapai laba yang optimal dan
berkembang. Dan untuk memperoleh laba yang optimal tersebut, tentunya tidak
lepas dari peran manajemen pemasaran (divisi promosi) yang bertugas
mempromosikan barang-barang agar konsumen tertarik untuk membelinya. Tanpa

1
adanya kegiatan manajemen pemasaran perusahaan akan sulit untuk mendapatkan
pelanggan karena untuk dapat memperoleh pelanggan tentunya perusahaaan
dagang harus mampu melakukan kegiatan yang pada dasarnya bertujuan untuk
menarik minat konsumen agar membeli barang yang ditawarkan oleh perusahaan.
Oleh karena itu sistem pengendalian manajemen yang baik untuk
mencapai laba yang optimal perlu disusun suatu sistem perencanaan, pelaksanaan
dan pengendalian persediaan, modal kerja, pemasaran yang baik. Untuk dapat
melakukan semua itu maka diperlukan Sistem Pengendalian Manajemen. Sistem
Pengendalian Manajemen ini digunakan untuk mengarahkan pegawai agar
melaksanakan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang
dibentuk adalah sebagai berikut : Bagaimana penerapan Sistem Pengendalian
Manajemen pada perusahaan dagang ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah Untuk mengkaji penerapan Sistem Pengendalian Manajemen pada
perusahaan dagang.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Organisasi Dagang


a. Pengertian
Organisasi dagang adalah jenis perusahaan yang kegiatan utamanya
adalah membeli, menyimpan dan menjual kembali persediaan barang
dagang tanpa memberikan nilai tambah terhadapnya. Nilai tambah
dapat berupa mengolah atau merubah bentuk atau sifat asli barang
sedemikian rupa sehingga barang tersebut mempunyai nilai jual yang
tinggi.
b. Jenis Usaha
1) Pengecer : suatu bentuk usaha yang menjual barang secara langsung
kepada konsumen akhir untuk dikonsumsi, dimana barang tersebut
didapatkan dari produsen yang menghasilkannya.
2) Agen : perantara perdagangan yang atas nama suatu perusahaan
tertentu menjualkan barang hasil produksi perusahaan tersebut di
daerah tertentu.
3) Grosir atau distributor : organisasi ataupun seseorang yang membeli
barang dari produsen yang memproduksi barang tersebut secara
langsung dengan tujuan menjualnya kembali kepada toko-toko atau
ritail.
c. Karakteristik khusus
1) Organisasi semacam ini tidak dapat dikelompokkan sebagai
organisasi jasa, tapi juga tidak merupakan perusahaan manufaktur.
Tidak seperti pada organisasi jasa, persediaan merupakan faktor
penting pada perusahaan dagang. Sebenarnya kepala departemen
pada organisasi seperti ini disebut pembeli, tidak hanya sekedar
manajer, yang menunjukkan pentingnya fungsi pengadaan. Alat
pengawasan yang prinsip adalah dimugkinkannya untuk membeli
yakni jumlah maksimum yang boleh dibeli oleh pembeli kapan saja.

3
2) Pengawasan modal kerja merupakan faktor penting dalam
perusahaan dagang. Banyak perusahaan mengurangi persediaan
dengan sistem yang secara otomatis menempatkan pesanan
perusahaannya pada pemasok dan hanya mengambilnya jika sudah
tercapai titik pemesanan kembali (reorder point). Piutang telah jauh
berkurang pada saat ini karena penjualan kredit ditangani oleh
perusahaan pemberi kredit.
3) Industri dagang biasanya mempunyai sistem pengendalian
manajemen yang telah dikembangkan dengan baik. Walaupun
kecenderungan yang ada mengembangkan teknik pada perusahaan
manufaktur, teknik yang sama juga telah digunakan di perusahaan
dagang.
4) Organisasi dagang telah mengembangkan sistem informasi yang
memungkinkan satu perusahaan membandingkan pendapatan,
biaya, laba dan elemen lainnya dengan perusahaan lain.
2.2 Sistem Pengendalian Manajemen pada Perusahaan Dagang
2.2.1 Manajemen Persediaan
a. Sistem Pengendalian Persediaan
Sistem pengendalian barang dagang harus dilaksanakan seefektif
mungkin dalam suatu perusahaan untuk mencegah dan menghindari
terjadinya kelebihan maupun kekurangan persediaan.
Menurut Harjanto, Sistem pengendalian persediaan dapat didefinisikan
sebagai serangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat
persediaan yang harus dijaga, kapan pemesanan untuk menambah
persediaan harus dilakukan dan berapa pesanan yang harus diadakan.
b. Klasifikasi Persediaan
Menurut Kieso, persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang
akan digunakan atau dikonsumsi. Investasi dalam persediaan
merupakan aktiva lancar paling besar dari perusahaan barang dagang.

4
c. Persediaan pada Perusahaan Dagang
Persediaan dagang memiliki jenis barang yang terdiri dari : persediaan
perlengkapan dan persediaan barang dagangan.
d. Fungsi Persediaan
Persediaan yang dimiliki perusahaan bertujuan untuk menjaga
kelancaran usaha. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang
memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan pembeli.
e. Biaya yang berhubungan dengan Persediaan
Biaya persediaan dapat diukur dengan total ekuivalen kas yang
digunakan untuk mendapatkan barang dan mempersiapkannya untuk
dijual. Biaya-biaya ini termasuk biaya pembelian dan biaya yang terjadi
sampai barang tersebut siap untuk dipakai atau dijual ke pelanggan.
Menurut Kieso, biaya yang dimasukkan dalam persediaan adalah biaya
produk, biaya periode dan perlakuan atas diskon pembelian.
f. Menentukan Pesanan Persediaan
Menentukan pesanan persediaan ialah dengan menentukan berapa
banyak jumlah persediaan yang dibutuhkan perusahaan dalam
menjalankan kegiatannya. Untuk itu diperlukan metode EOQ
(Economic Order Quantity) agar dapat menentukan kuantitas
persediaan yang ekonomis. Kuantitas Pemesanan Ekonomis (Economic
Order Quantity atau EOQ) adalah jumlah persediaan yang dipesan pada
suatu waktu yang meminimalkan biaya persediaan tahunan.
Perhitungan EOQ yaitu :

2
EOQ atau Q* =

Keterangan :
Q = Jumlah unit per pesanan
Q* = Jumlah optimum unit per pesanan
D = Permintaan tahunan dalam unit
S = Biaya pemesanan untuk setiap pesanan
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun

5
g. Persediaan Pengaman (Safety Stock)
Untuk memesan suatu barang sampai barang itu datang, diperlukan
jangka waktu yang bervariasi dari beberapa jam sampai beberapa bulan.
Perbedaan waktu antara saat memesan sampai saat barang dating
dikenal dengan istilah waktu tenggang (lead time). Waktu tenggang
sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dari barang itu sendiri dan jarak
lokasi antara pembeli dan pemasok berada. Maka dari itu safety stock
sangat diperlukan.
Besarnya persediaan pengaman dapat dihitung sebagai berikut :

Z= atau SS = Z

Keterangan :
X = Tingkat persediaan
= Rata-rata permintaan
= Standar deviasi permintaan selama waktu tenggang
SS = Persediaan Pengaman
Z = Safety Factor
h. Titik Pemesanan Kembali
Tingkat pemesanan kembali (Reorder Point atau ROP) adalah suatu
titik atau batas dari jumlah persediaan yang ada pada suatu saat dimana
pemesanan harus diadakan kembali. Cara menghitung titik pemesanan
kembali (reorder point) :
ROP = (LT x AU) + SS
Keterangan :
ROP = Titik pemesanan kembali
LT = Waktu Tenggang
AU = Pemakaian rata-rata dalam satuan waktu tertentu
SS = Persediaan pengaman
2.2.2 Manajemen Modal Kerja
a. Perencanaan Modal Kerja
Perencanaan merupakan suatu proses yang kontinu untuk menetapkan
kejadian dan kegiatan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan alternatif-alternatif

6
yang tersedia. Perencanaan sebagai penetapan apa yang dilakukan,
kapan akan dilakukan, bagaimana melakukannya dan siapa yang akan
melaksanakannya.
Adapun sasaran yang ingin dicapai menajemen modal kerja adalah :
1. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar
sehingga tingkat investasi adalah sama atau lebih besar dari biaya
yang digunakan untuk membiayai aktiva tersebut.
2. Meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai
aktiva tetap
3. Perencanaan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan
ketersediaan dana dari sumber hutang, sehingga perusahaan selalu
dapat memenuhi kewajiban keuangan pada saat jatuh tempo.
b. Pengawasan Modal Kerja
Melalui perencanaan ini akan timbul suatu pengawasan. Pengawasan
adalah proses untuk menjamin organisasi dan manajemen agar tercapai
anggaran yang lebih efektif. Kasus-kasus yang terjadi dalam
perusahaan adalah tidak terselesaikannya suatu penugasan, tidak
ditepatinya waktu penyelesaian, suatu anggaran yang berlebihan dan
kegiatan-kegiatan yang lain yang menyimpang dari rencana. Untuk
mengatasi masalah tersebut maka perusahaan merasa perlu untuk
melakukan pengawasan.
Pengawasan modal kerja mengarah kepada pendayagunaan modal
kerja agar efisien dan efektif serta dapat memenuhi kebutuhan
operasional perusahaan guna tercapainya tingkat laba bagi perusahaan.
c. Pengendalian Modal Kerja
Adapun rasio yang digunakan untuk mengendalikan modal kerja yaitu
dengan cara menganalisa modal kerja menggunakan rasio likuiditas,
rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas/profitabilitas.

7
2.2.3 Manajemen Penjualan
a. Arti dan Maksud Penjualan
Jika pembelian merupakan awal dari kegiatan usaha, maka penjualan
merupakan akhir dari kegiatan itu dalam rangka untuk mencapai tujuan
perusahaan. Dari penjualan akan diperoleh pendapatan yang akan
dipakai untuk mengembalikan investasi, memberikan imbalan prestasi
kepada semua pihak yang terlibat baik dalam bentuk tenaga maupun
modal untuk pengembangan perusahaan lebih lanjut. Keberhasilan
aktivitas ini akan menentukan kelangsungan hidup perusahaan, tentu
saja harus ditunjang oleh bagian-bagian lainnya. Keberhasilan dalam
pelaksanaan aktivitas penjualan tergantung pada faktor :
- Manusia yang melaksanakan aktivitas tersebut baik dari segi
kemampuan maupun itikad baiknya.
- Faktor manusia ini juga harus didukung oleh suatu struktur
organisasi yang memadai dimana menggambarkan secara jelas dan
tegas tugas, tanggungjawab dan wewenang.
- Sistem pengendalian intern yang baik meliputi pengendalian
akuntansi maupun pengendalian administratif.
- Sistem informasi akuntansi yang akan menyajikan secara akurat
segala informasi keuangan untuk perencanaan maupun pengendalian.
Faktor-faktor diatas mempunyai pengaruh yang penting untuk
mengendalikan aktivitas penjualan maupun mengambil keputusan yang
lain sehubungan dengan penyepurnaan aktivitas penjualan.
b. Bagian-bagian yang telibat dalam transaksi penjualan

1) Bagian pesanan (order departemen)


Dalam perusahaan kecil pengerjaan pesanan dapat dilakukan oleh
petugas-petugas bagian penjualan, tetapi dalam perusahaan yang
besar umumnya kedua fungsi tersebut (pengerjaan pesanan dan
penjualan) dipisahkan. Fungsi pengerjaan pesanan tidak mencakup
fungsi pengendalian produksi, akan tetapi dalam perusahaan kecil
biasanya kedua fungsi tersebut dijalankan oleh satu bagian, misalnya
bagian pesanan. Bila bagian pesanan melakukan pengendalian

8
produksi, maka bagian ini juga menyelenggarakanbuku tambahan
bahan baku, buku tambahan barang jadi dan juga jadwal produksi),
sehingga bagian ini memungkinkan menentukan tanggal penyerahan
barang. Apabila fungsi pengerjaan pesanan dan fungsi pengendalian
produksi diselenggarakan terpisah, maka bagian pesanan harus
menghubungi bagian pengendalian produksi untuk menentukan
tanggal penyerahan barang.
Tugas-tugas bagian pesanan (order departemen) :
- Memeriksa dan melengkapi informasi surat pesanan dari
langganan/salesman (editing)
- Penentuan tanggal penyerahan dimana bagian pesanan harus
menghubungi bagian pengendalian produksi terlebih dahulu
- Menulis satu set shipping order
- Menyelenggarakan catatan unfilled orders agar supaya dapat
mengetahui pesanan-pesanan yang belum dilaksanakan
pengirimannya
- Mengawasi bagian gudang dan ekspedisi untuk mendapat
kepastian bahwa pesanan-pesanan dikirimkan tepat pada
waktunya
2) Bagian kredit
Untuk penjualan yang dilakukan secara kredit, bagian pesanan harus
meminta persetujuan bagian kredit untuk menentukan apakah
pesanan tersebut dapat diterima atau tidak. Karena bagian kredit ini
paling mengetahui keadaan setiap pelanggan, misalnya mengenai
batas maksimumnya, ketepatan waktu pembayarannya. Untuk
mengetahui keadaan setiap pelanggan, bagian kredit menggunakan
catatan yang dibuat oleh bagian piutang.
3) Bagian pengiriman
Bagian pengiriman ini mempunyai tugas untuk mengirimkan barang
sesuai dengan pesanan yang diterima dari pembeli kepada pembeli.
Surat perintah pengiriman dari bagian pesanan adalah dasar untuk
pengiriman. Bila barang yang dikirim tidak sesuai dengan yang

9
dipesan, maka pembeli mengirimkan kembali berdasrkan debit
memo untuk retur penjualannya.
4) Bagian Pembuatan Faktur
Tugas bagian pembuatan faktur ialah :
- Membuat faktur penjualan dengan beberapa tembusan
- Menghitung biaya pengiriman, perhitungan pajak (masukan) yang
menjadi beban pembeli.
- Memeriksa kebenaran penulisan dan perhitungan-perhitungan
dalam faktur
c. Pengendalian Internal dari Transaksi Penjualan
Pengendalian intern dari transaksi-transaksi penjualan harus meliputi
masalah-masalah sebagai berikut :
- Hanya barang-barang yang telah dipesan yang boleh dikirimkan
- Para pelanggan harus dibebani setepat-tepatnya dengan jumah harga
jual dari barang-barang telah dikirimkan kepadanya.
- Penerimaan-penerimaan piutang dari para pelanggan untuk barang-
barang yang telah dijual dengan kredit harus dikredit secepatnya
dengan perkiraan pelanggan yang bersangkutan
- Retur dan potongan penjualan harus diperiksa secara teliti.
2.2.4 Manajemen Pemasaran
a. Alasan Diperlukannya Manajemen Pemasaran
Dalam setiap perusahaan yang bertujuan untuk memeroleh laba
tentunya tidak lepas dari peran manajer pemasaran. Dalam hal ini
manajemen pemasaran memiliki peran penting dalam usaha
memasarkan barang yang diperdagangkan. Tanpa adanya manajer
pemasaran dapat dikatakan kegiatan yang dilakukan tidak dapat
berjalan secara maksimal karena mengingat perusahaan dagang
merupakan perusahaan yang bertujuan untuk memeroleh laba yang
sebesar-besarnya. Selain itu semakin banyak perusahaan dagang lain
yang telah berdiri menjadi tantangan tersendiri termasuk tantangan
untuk dapat menarik para konsumen agar cenderung tidak membeli
barang dari perusahaan lain.

10
Manajemen pemasaran dapat digunakan sebagai alat untuk
mengidentifikasi apa sesungguhnya barang yang saat ini dibutuhkan
dan diminati oleh konsumen melalui riset pemasaran diantaranya
berupa survei tentang keinginan konsumen, sehingga perusahaan
mendapatkan informasi mengenai apa yang sesungguhnya dibutuhkan
oleh konsumen. Oleh karena tujuan pemasaran adalah mengenal dan
memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk yang di jual
akan cocok sesuai dengan keinginan pelanggan, sehingga produk
tersebut dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran
menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang harus di fikirkan
selanjutnya adalah bagaimana membuat produk tersebut tersedia.
Dengan adanya manajemen pemasaran diharapkan perusahaan mampu
untuk tetap bersaing dalam arus globalisasi ekonomi yang semakin
kompleks saat ini dengan berbagai strategi-strategi pemasaran .
b. Cara Penerapan Manajemen Kinerja
Strategi-Srategi yang sebaiknya diterapkan oleh manajemen pemasaran
adalah sebagai berikut :
- Promosi yaitu salah satu alat strategi memasarkan suatu produk
dengan cara memberikan informasi yang benar dan tepat agar
konsumen dapat mengenalnya dan akhirnya diharapkan dapat menjadi
konsumen dari produk yang dijual.
- Iklan yaitu salah satu bentuk alat promosi dengan tujuan memberikan
informasi kepada masyarakat konsumen tentang suatu produk melalui
dan merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang
bersifat nonpersonal (bukan terhadap perseorangan) dan
diselenggarakan media massa seperti koran, majalah, radio,
televise, outdoor display (seperti poster, billboards, dan balon udara).
Dengan adanya iklan ini diharapkan perusahaan dagang mampu
memengaruhi pikiran dan perasaan konsumen yang dituju, selain itu
dapat mendorong konsumen untuk membeli produk yang diiklankan.

11
- Personal selling yaitu komunikasi pemasaran secara berhubungan
(interaksi langsung), saling tatap muka antara calon pembeli dengan
penjual.
- Executife selling yaitu bentuk lain dari personal selling yang
dilakukan oleh para manajer perusahaan kepada calon pembeli yang
akan membeli dalam jumlah besar.
- Publisitas yaitu bentuk publikasi perusahaan yang mana perusahaan
membuat informasi dalam bentuk berita komersial melalui media
massa. Berbeda dengan pasang iklan, cara komunikasi yang
disampaikan dengan publisitas berita. Beberapa koran di Indonesia
menamakannya sebagai advertorial, yakni advertensi berupa berita.
- Promosi penjualan yaitu kegiatan promosi dalam bentuk lain diluar
periklanan,personal selling, maupun publisitas. Misalnya, melalui
pameran atau kampanye.
c. Proses Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Pemasaran
Proses manajemen pemasaran dalam perusahaan dagang adalah proses
merencanakan kegiatan pemasaran, mengarahkan pelaksanaan rencana,
dan mengendalikan rencana itu. Perencanaaan, pelaksanaan, dan
pengendalian adalah tugas utama semua manajer pemasaran. Pada
dasarnya manajemen pemasaran adalah berkelanjutan oleh karena itu
semua pekerjaan saling dikaitkan. Dalam pekerjaan perencanaan, para
manajer menetapkan pedoman untuk melaksanakan pekerjaan dan
merinci hasil yang diharapkan. Para manajer menggunakan hasil yang
diharapkan ini dalam pekerjaan pengendalian yaitu menentukan apakah
segala sesuatunya berjalan seperti yang telah direncanakan. Kaitan
antara pengendalian dan perencanaan adalah sangat penting.
d. Dalam menjalankan proses pemasaran manajemen pemasaran
memiliki tahap-tahap sebagai berikut :
1) Perencanaan pemasaran, yang meliputi :
- Penetapan tujuan, dalam suatu perusahaan dagang penetapan
tujuan adalah kegiatan yang sangat penting karena dalam
kegiatan tersebut mencakup kepentingan dan keinginan dari

12
perusahaan dan dijadikan tolak ukur apakah kegiatan yang telah
dilakukan oleh manjemen pemasaran sesuai atau melenceng dari
tujuan yang ditetapakan sebelumnya.
- Menilai peluang, dalam kegiatan ini perusahaan dagang harus
mampu memahami pasar karena apabila manajer pemasaran
benar-benar memahami pasar target perusahaan maka manajer
akan melihat peluang terobosan yang akan membuat perusahaan
mendapatkan laba yang besar karena telah mengetahui peluang
ada dibandingkan perusahaan dagang lainnya.
- Merencanakan strategi pemasaran, yaitu suatu usaha yang
merincikan pasar target dan bauran pemasaran (marketing mix)
yang berkaitan. Strategi pemasaran adalah gambar besar yang
diperlihatkan hal-hal yang akan dilakukan perusahaan dagang
dalam pasar.
- Menyusun rencana pemasaran, dalam penyusunan rencana
pemasaran perusahaan dagang hendaknya menyesuaikan dengan
tujuan yang ingin dicapai, peluang yang ada, dan strategi yang
digunakan dalam perusahaan dagang tersebut. Apabila rencana
pemasaran yang dilakukan tidak sesuai dengan hal diatas maka
hasil yang akan dicapai tidak sesuai dengan yang diinginkan
perusahaan.
- Menyusun program pemasaran, perusaahaan dalam memasarkan
barangnya harus mempunyai program kerja yang mampu
mengatur segala kegiatan-kegiatan pemasaran agar terstruktur
dengan baik.
2) Melaksanakan perencanaan dan program pemasaran.
3) Mengendalikan rencana dan program pemasaran dengan cara
mengukur hasil dari kegiatan pemasaran sesuai dengan rencana
awal atau dapat menimbulkan rencana baru dan menilai apakah
hasil dari kegiatan yang dilakukan dapat membawa perusahaan
dagang menuju kemajuan perusahaan. Jika perlu kegiatan ini
disesuaikan dengan rencana yang telah ditetapakan sebelumnya.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penerapan sistem pengendalian manajemen pada perusahaan dagang yang
baik adalah ketika perusahaan mampu mengendalikan seluruh modal kerjanya
untuk kegiatan operasionalnya. Modal kerja ini digunakan untuk mengadakan
persediaan barang dalam rangka memenuhi permintaan pembeli. Tentunya setiap
perusahaan dagang menginginkan laba yang optimal dari hasil penjualan. Hal ini
tidak lepas dari peran divisi promosi dalam meningkatkan penjualannya untuk
mengoptimalkan labanya tersebut. Maka dari itu sistem pengendalian manajemen
sangat diperlukan untuk mengarahkan pegawai agar menjalankan kegiatan
operasionalnya secara efektif dan efisien.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat Ahmad. 1987. Sistem Pengendalian Manajemen pada Bidang Penjualan.


Skripsi. Surabaya:Universitas Airlangga

Siska. Analisis Sistem Pengendalian Persediaan Barang Dagang pada PT. Sungai
Budi di Palembang. STIE MDP

https://www.academia.edu/11471967/Pengendalian_Organisasi_Jasa

http://bankmakalah-id.blogspot.co.id/2014/08/makalah-perusahaan-dagang-
terlengkap.html

http://tugasakhiramik.blogspot.co.id/2013/03/perencanaan-dan-pengawasan-
modal-kerja.html

15

Anda mungkin juga menyukai